(Baru) JURNAL PAK AKMAL IIN MASRUROH
(Baru) JURNAL PAK AKMAL IIN MASRUROH
DOSEN PEMBIMBING:
DR. H. AKMAL MUNDIRI, M.Pd
DISUSUN OLEH:
TIN MASRUROH (2252600086)
HIBRIA OLIVIA (2252600053)
ELA TRISNA PRATIWI (2252600012)
DOL:
Received: April 2020 Accepted: June 2020 | Published: September 2020
Abstract:
This study aims to determine an image process created by MIN 1 Probolinggo in
building public opinion. The method used in this research is qualitative with a case
study type. Data collection techniques by observation and interviews with school
principals, Deputy Public Relations Deputy, and an educator at MIN 1 Probolinggo.
Then, data analysis techniques were carried out in a circular manner, starting with data
presentation, data reduction and research conclusions. The results of this study indicate
that the imaging efforts carried out by MIN 1 Probolinggo are to build public opinion
by understanding several strategic steps namely market identification, market
segmentation and positioning, product differentiation, and d) marketing
communications. Information marketing activities for institutions are also carried out
by MIN 1 Probolinggo by direct dissemination of information such as distributing
brochures, pamphlets, and holding exhibitions at madrasas,
Keywords : Image, Public Opinion, Madrasah, Education Marketing
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebuah proses pencitraan yang
diciptakan MIN 1 Probolinggo dalam membangun opini publik. Metode yang
digunakan penelitian ini yakni kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik
pengumpulan data dengan observasi dan wawancara kepada kepala sekolah,
Waka Humas, serta seorang tenaga pendidik di MIN 1 Probolinggo. Lalu,
teknik analisis data dilakukan secara sirkuler, yang dimulai dari, penyajian
data, reduksi data dan penarikan kesimpulan penelitian. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa upaya pencitraan yang dilakukan MIN 1 Probolinggo
untuk membangun opini publik yakni dengan memahami beberapa langkah
strategis yakni Identifikasi pasar, Segmentasi pasar dan positioning, Diferensiasi
produk, dan Komunikasi pemasaran.
Kata Kunci: Budaya Mutu, Madrasah, Lembaga Pendidikan Unggul
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus.
Penelitian ini ingin mengungkap tentang fenomena yang terjadi di madrasah,
terkait dengan upaya madrasah dalam membangun budaya mutu menuju
madrasah unggul di MIN 1 Probolinggo. Dalam hal ini peneliti melakukan
penelitian secara intensif, terinci serta mendalam tentang suatu tatanan
organisasi, lembaga ataupun gejala-gejala tertentu. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan (kepala madrasah,
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 3
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
Waka Humas, dan seorang tenaga pendidik), ditunjang dengan observasi
terhadap beberapa aktivitas dan program sekolah, dan dilanjutkan dengan
mendokumentasikan beberapa dokumen yang relevan sesuai dengan temuan di
lapangan. Sedangkan analisis datanya dilakukan secara sirkuler, yang dimulai
dari, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan penelitian.
Konsep Pencitraan
Kata pencitraan awal mulanya digunakan dibidang perindustrian
terutama yang berkaitan dengan suatu temuan/produk. Namun yang terjadi
sekarang pencitraan merambah pada dunia pendidikan (Mundiri et al., 2021).
Dari keberadaan globalisasi inilah yang menjadi pemicu terjadinya penyerapan
istilah pada masing-masing bidang, yang menjadi perbedaan diantara keduanya
adalah istilah kata citra pada dunia industri menghasilkan produk benda,
sedangkan pada pendidikan berupa lulusan siswa. Ini berdampak pada persepsi
masyarakat bagaimana pelayanan lembaga pendiidikan Islam harus sesuai
fakta. Sehingga mampu melahirkan lulusan yang mampu bersaing dan menjadi
power student yang berbudi luhur sehingga mampu menyalurkan asas asas
pendidikan kepada masyarakat (Baharun et al., 2021).
Bapak Muhammad Sugiyanto selaku Kepala MIN 1 Probolinggo
menjelaskan bahwa pencitraan merupakan anggapan yang muncul dalam diri
konsumen ketika mengingat suatu produk tertentu. Anggapan tersebut dapat
muncul dalam bentuk pemikiran atau kesan tertentu yang dikaitkan dengan
suatu label atau merek. Anggapan tersebut dapat dikonsepkan berdasarkan
pengklasifikasian, dukungan, keunikan dan ingatanjenis anggapan tersebut
meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang
berhubungan dengan produk dan jasa layanan yang diberikan. Misal : biaya,
fasilitas, serta citra lulusan. Sedang manfaat yakni bisa dilihat dari fungsional,
simbolis maupun dari dasar pengalamannya.
Berangkat dari pernyataan tersebut dapat memberikan penjelasan bahwa
sebenarnya pencintraan tersebut merupakan bentuk kesan yang ditangkap oleh
semua konsumen yang dalam dunia pendidikan diperankan oleh para
masyarakat, wali murid (orangg tua) maupun pihak atau simpatisan yang
mengeunakan jasa pendidikan. Mundiri (2017) menerangkan atribut jasa yang
digunakan dalam pendidikan adalah berupa layanan yang diberikan oleh pihak
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 4
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
madrasah terhadap proses pembelajaran, sedangkan atribut produk adalah hasil
dari layanan pembelajaran yang diberikan berupa lulusan siswa. Adapun
manfaat fungsional dalam lembaga pendidikan memberikan makna bahwa
pendidikan dapat memberikan manfaat praktis bagi individu maupun
membentuk masyarkat terpelajar, sedang manfaat simbolis dapat diartikan
sebagai individu terpelajar atau intelektual yang ada dimasyarakat luas.
Dari uraian di atas, Waka Humas yakni bapak Nashrullah menerangkan
bahwa citra sebagai seperangkat keyakinan, sikap, ide, atau kesan mendalam
yang dimiliki oleh lembaga. Dimana sikap dan tindakan lembaga sangat
dipengaruhi oleh faktor tertentu baik dari internal maupun eksternal lingkungan
sekitar lembaga. Hal ini memberikan arti bahwa keyakinan /kepercayaan
seseorang, attitude, ide dan kesan sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan
perilaku maupun respon yang mungkin akan dilakukan. Misal digambarkan
dengan seseorang yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap lembaga
pendidikan, secara otomatis ia akan mendaftarkan dan mempercayakan
lembaga pendidikan tersebut menjadi tempat mendidik putra-putri mereka.
Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk mempengaruhi orang lain untuk
ikut serta menyekolahkannya pada lembaga pendidikan yang sama. Sehingga
kepercayaan yang telah dibangun sejak awal melahirkan citra positif bagi
masyarakat dan ikut mengembangkannya menjadi lembaga yang luar biasa, dan
berkembang pesat.
Menumbuhkan dan mempertahankan loyalitas lembaga untuk
menjadikan perilaku mampu membentuk iklan “dari mulut ke mulut” atau kita
kenal sebagai info “ketuk tular” yang mana iklan ini merupakan salah satu iklan
yang pesat dan cepat terjaring di kalangan masyarakat. Sehingga kesan yang
dirasakan terhadap keyakinan dan citra lembaga benar-benar dirasakan oleh
masyarakat, dan konsep ini terjadi hanya bagi lembaga yang mempertahankan
nilai citra produk yang bagus, sehingga konsumenpun enggan menoleh pada
yang lain.
Rozigin & Rozaq (2018) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa
manfaat apabila suatu lembaga pendidikan menampilkan citra positif,
diantaranya: pertama, sikap kepercayaan yang tinggi dari konsumen, kedua,
mampu menarik sanak saudara jika citra lembaga pendidikan telah positif.
Kesimpulan pencitraan lembaga pendidikan Islam dapat didefinisikan dengan
sederhana yaitu; penilaian, anggapan, dan kesan yang ditangkap oleh
masayarakat pengguna pendidikan terhadap suatu lembaga pendidikan Islam,
sehingga muncul sikap serta persepsi yang positif terhadap lembaga pendidikan
Islam selama ini.
Upaya Lembaga Pendidikan Islam dalam “Pencitraan” ke Publik
Pencitraan adalah semua aktivitas yang diwujudkan untuk menciptakan
kerja sama yang harmonis antara madrasah dan masyarakat melalui usaha
mempublikasikan madrasah dan seluruh kegiatannya kepada masyarakat
(Fachri et al., 2022). Adapun upaya MIN 1 Probolinggo untuk memperoleh citra
yang positif atas produk pendidikan yang dihasilkan, yaitu memperkenalkan
madrasah dan membentuk opini publik tentang keberadaan madrasah. Opini
Publik merupakan sejumlah akumulasi pendapat individual tentang suatu isu
dalam pembicaraan secara terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok
orang. Dengan demikian opini publik terbentuk sebagai berikut :
Pemasaran Pendidikan
Dewasa ini, persaingan dalam dunia pendidikan tidak bisa dielakkan lagi.
maka mau tidak mau opini ini tidak dapat dihindari lagi, bahwasannya banyak
lembaga pendidikan yang ditinggalkan pelanggannya sehingga dalam beberapa
tahun belakangan ini sering kita dengar dengan istilah gulung tikar, atau dengan
bahasa kerennya disebut “merger’. Ternyata pemasaran pendidikan yan
berkembang membutuhkan administrator handal. Sebab kemampuan
administrator dalam memahami pemasaran pendidikan menjadi prasayarat
dalam mempertahankan pertumbuhan lembaga (Dwiyama et al., 2020).
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan merupakan produk jasa yang
dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit sehingga hasil dari
proses pendidikan bersifat kasat mata. Untuk menegaskan lebih dalam lagi
pengertian pemasaran pendidikan, maka hatus menganal lebuh dahulu
karakteristik pendidikan, misalnya posisi yang tepat hatus sesuia dengan nilai
dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Oleh Karena itu, pendidikan yang dapat
laku dipasarkan ialah pendidikan berupa; 1) Produk sebagai hasil komoditas, 2)
Produk harus memiliki standar mutu, target, kemasan dan spesifikasi, 3)
memiliki sasaran yang jelas, 4) memiliki tenaga pemasaran,dan 5) memilik
jaringan, media dan relasi (Pramungkas, 2020).
Pemasaran atau marketing tidak diasumsikan dalam arti yang sempit yaitu
penjualan, akan tetapi marketing memiliki arti luas. Intimya marketing dalam
pemahaman MIN 1 Probolinggo tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba
lembaga, melainkan bagaimana menciptakan kepuasan bagi costumer sebagai
bengtuk tanggung jawab stake holders atas mutu pendidikannay. Penerapan
marketing harus terlebuh dahulu memperbaiki pondasi, diangtaranya perhatian
pada kualitas yang ditawarkan, serta jeli melihat sigmentasi dan fokus sasaran.
Konsep marketing tidak terfokus pada asal barang habis dan laku terjual tanpa
memperhatikan orientasi janhgka panjang yang lebih menekankan pada
kepuasan konsumen. Marketing itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana
memuaskan, memenuhi needs and wants dari pelanggan.
Dalam membangun lembaga pendidikan kotler (dalam Fajri et al., 2019) juga
mengatakan ada dua landasan filosofi yaitu; landasan epistimologi dan politik.
Landasan epistimologi yaitu lembaga pendidikan harus berusaha untuk
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 10
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
mengerti dunia sekitar dan memahami masalah yang ada di masyarakat. Tujuan
pendidikan tidak dapat di tumpang tindihkan oleh berbagai pertumbangan
kebijakan, melainkan harus berpegang teguh pada kode etik dan kebanaran
yang riil. Sedangkan landsan politik adalah memikirkan kehidupan praktis
untuk tujuan masa depan bangsa.
Dalam pemasaran pendidikan, MIN 1 Probolinggo memahami elemen-
elemen pokok pemasaran agar produk jasa pendidikan dapat diterima dibenak
publik. Elemen pokok tersebut antara lain; a) Product, suatu hal yang paling
mendasar yang menjadi pertimbangan prereferensi bagi costumer. Produk ini
adalah langkah bagi costumer untuk menawarkan kepada konsumen. b) Price,
merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk. Apabila mutu
produk bagus, maka calon siswa berani membayar lebih tinggi bahkan dua kali
lipat dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan. Orang tua siswa berani
membayar dengan harga mahal, apabila mutu pendidikan pada lembaga
memiliki daya saing yang kuat. c) Place, mengenal tempat atau lokasi sekolah,
hal itu mempunyai peran signifikan karena lingkungan akan melihat dengan
nyata keberadaan sekolah. Di samping itu tempat juga menjadi kebutuhan
primer siswa dalam menjalankan program pembelajaran maupun kegiatan
lainnya. Tempat juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
d) Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu
aktivitas yang berguna untuk menyebarkan informasi, membujuk pelanggan
untuk dapat membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan. e) People, ini
menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika yang ada di lembaga
pendidikan. Dalam hal ini Waka Humas sebagai salah satu pelaksana yang akan
meningkatkan citra lembaga, dalam artian semakin berkulaitas people di
dalamnya dalam pelayanan maka akan meningkatkan jumlah pelanggan. f)
Physical evidence, sarana prasarana adalah salah satu faktor pendukung dalam
memporomsikan dan memasarkan produk yang ditawarkan constumer kepada
pelanggan pendidikan, juga sebagai proses penyampaian jasa pendidikan
sehingga tercapainya suatu janji visi misi lembaga kepada pelanggan. g) Process,
proses adalah penyampaian jasa pendidikan yang merupakan inti dari seluruh
pendidikan. Kualitas dari seluruh elemen yang menunjang akan menjadi hal
yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, sekaligus sebagai bahan
evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan. Kemudian citra yang
terbentuk akan menjadi circle dalam merekrut pelanggan pendidikan menjadi
lebih percaya dan bertahan.
Agar produk jasa madrasah dapat diterima di masyarakat luas, maka MIN 1
Probolinggo memahami beberapa langkah strategis dalam gambar berikut ini.
Identifikasi
pasar Segmentasi
pasar dan | Diferensiasi
positioning | produk
Komunikasi
pemasaran
KESIMPULAN
Sesuai uraian hasil dan pembahasan di atas, upaya pencitraan yang
dilakukan MIN 1 Probolinggo untuk membangun opini publik yakni dengan
memahami beberapa langkah-langkah strategis yakni Identifikasi pasar,
Segmentasi pasar dan positioning, Diferensiasi produk, dan d) Komunikasi
pemasaran. Dalam mengelola lingkup publik yang dijadikan objek serta selain
terfokus pada perbaikan lembaga, MIN 1 Probolinggo memahami aspek aspek
kehidupan masyarakat secara menyeluruh, yaitu : tradisi. ciri-ciri penduduk,
saluran komunikasi, kelompok organisasi masyarakat, keresahan masyarakat,
dan riwayat usaha masyarakat. Kegiatan pemasaran informasi lembaga juga
dilakukan MIN 1 Probolinggo dengan penyebaran informasi secara langsung
seperti menyebarkan brosur, pamflet, serta mengadakan pameran di madrasah.
Serta kegiatan tidak langsung kepada masyarakat berupa rapat dengan pihak
eksternal madrasah, membuka konsultasi publik, mengadakan bazar, dan
menyuguhkan syiar pentingnya pendidikan terhadap masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Akmalia, N., Amra, A., & Fazis, M. (2019). Strategi Humas dalam Upaya
Peningkatan Citra Sekolah. Jurnal MANAPI, 3(2), 1-7.
Baharun, H., Maarif, M. A., Wibowo, A,, & Silviani. (2021). Knowledge Sharing
Management : Strategy for Improving The Quality of Human Resources. Al-
Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 05(01), 129-139.
Buchari, A., & Saleh, E. M. (2016). Merancang Pengembangan Madrasah Ungeul.
Journal of Islamic Education Policy, 1(2), 95-112.
Dwiyama, F., Adriani, Ismia, & Oktafiana, R. (2020). Manajemen Humas:
Membangun Peran Masyarakat pada Lembaga Pendidikan. ADAARA, 10(1),
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 12
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
63-71.
Fachri, M., Rozi, F., & Tamimullah. (2022). Branding Image Melalui Penerapan
Pendidikan Inklusif dalam Meningkatkan Daya Saing Madrasah. PALAPA :
Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 10(November 2022), 316-334.
Fajri, Z., Baharun, H., Laila, M., Mustapha, M., Rozi, F., & Ramdlani, M. (2019).
Management Information Systems in Education: The Significance of E-
Public Relation for Enhancing Competitiveness of Higher Education. Journal
of Physics: Conference Series, 403), 1-5. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1175/1/012151
Haris, M. (2019). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0. MUDIR (Jurnal Manajemen Pendidikan), 1(1), 32-41.
Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian
Problematika Pendidikan di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 01(02), 144-
155.
Kholil, M., Rozi, F., & Fadholi, A. (2022). Peningkatan Daya Saing Madrasah di
Era Society 5.0 dengan Strategi Manajemen Branding Image di Madrasah.
Tafagquh : Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman, 10(2), 317-335.
Ma’sum, T. (2020). Eksistensi Manajemen Pemasaran dalam Membangun Citra
Lembaga Pendidikan. Inteletual : Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 10(2),
133-153.
Mashudi, M. (2020). Strategi Humas untuk Memperbaiki Citra Lembaga
Pendidikan. AL-FIKR: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 13-29.
Mundiri, A. (2016). Strategi Lembaga Pendidikan Islam dalam Membangun
Branding Image. Jurnal Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 3(2), 58-72.
Mundiri, A. (2017). Organizational Culture Base on Total Quality Management
in Islamic Educational Institution. ADRI International Journal Of Islamic
Studies and Social Sciences, 1(1), 1-11.
Mundiri, A., Baharun, H., Wahid, A. H., Zamroni, Ramadhani, K., Imamah, L., &
Zakiyah, U. (2021). Digital Branding in Increasing Civic Engagement; A
Public Relation Strategy in the Battle of Perceptions. Proceedings of the First
International Conference on Science, Technology, Engineering and Industrial
Revolution (ICSTEIR 2020), 536(Icsteir 2020), 61-64.
https:/ / doi.org/10.2991/ assehr.k.210312.010
Munir, M., & Ma’sum, T. (2022). Strategi Membangun Brand Image Lembaga
Pendidikan. INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 21-41.
Pramungkas, P. R. (2020). Peran Humas Pembentuk Opini Publik dalam Upaya
Pencitraan Lembaga Pendidikan. Kelola: Journal of Islamic Education
Management, 5(1), 1-14.
Priyatna, M. (2016). Manajemen Pengembangan SDM pada Lembaga Pendidikan
Islam. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 05(1), 1231-1250.
Rahman, D., & Akbar, A. R. (2021). Problematika Yang Dihadapi Lembaga
Pendidikan Islam Sebagai Tantangan dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Nazzama: Journal of Management Education, 1(1), 76.
https:/ / doi.org/10.24252/jme.v1il.25242
Rozi, B. (2019). Problematika Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0.
Jurnal Pendidikan Islam, 09(1), 33-47.
Roziqin, Z., & Rozaq, H. (2018). Menggagas Competitive Advantage Melalui Branding Image
di Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 18(2),
225-244.