Anda di halaman 1dari 2

“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian

pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang
sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, ‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya
diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua)’, lalu Nabi bersabda: ‘Padahal itu merupakan
dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tidak membersihkankan bekas
kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba)” (HR. Bukhari 6055,
Muslim 703)

“Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia berkata: Suatu ketika ada dua orang tua dari kalangan
Yahudi di Madinah datang kepadaku. Mereka berdua berkata kepadaku bahwa orang yang sudah
mati diadzab di dalam kubur mereka. Aku pun mengingkarinya dan tidak mempercayainya.
Kemudian mereka berdua keluar. Lalu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam datang menemuiku.
Maka aku pun menceritakan apa yang dikatakan dua orang Yahudi tadi kepada beliau. Beliau
lalu bersabda: ‘Mereka berdua benar, orang yang sudah mati akan diadzab dan semua binatang
ternak dapat mendengar suara adzab tersebut’. Dan aku pun melihat beliau senantiasa berlindung
dari adzab kubur setiap selesai shalat” (HR. Bukhari 6005)

 Hadits Asma’ Ummu Khalid binti Khalid ibn Said ibn al-Ash ‫ رضي هللا عنها‬.
Dia mendengar bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung dari adzab kubur [HR. Bukhari :
1376, 6374]. 
Dalam lafadz lain Nabi bersabda:

‫استجروا با هللا من عذاب القبر فان عذاب القبر حق‬

"Mintalah pertolongan kepada Allah dari adzab kubur, karena sesungguhnya adzab kubur itu benar-benar
terjadi". [HR al-Thabrani. Lihat Fath al-Bari 3/242].

Hadits Usman ibn Affan Radhiyallahu 'anhu.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kubur itu adalah persinggahan pertama dari
persinggahan-persinggahan akhirat, jika seorang hamba selamat daripadanya, maka apa yang ada setelah
itu adalah lebih dasyat”. [HR Tirmidzi, Ibn Majjah dan Hakim, disahihkan oleh Hakim].

Hadits Zaid bin Tsabit


Dia berkata: "Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi w sallam berada di suatu kubur milik Bani Najjar di
atas sebuah keledai -dan kami bersama beliau- tiba-tiba keledai itu berputar-putar hingga hampir
menjatuhkan Nabi Shallallahu ''alaihi wa sall, ternyata di sana ada kuburan yang berjumlah enam, lima
atau empat, maka beliau bertanya: ‘Siapa yang mengetahui perihal kuburan ini?’ Maka seseorang berkata:
‘Saya’, beliau bertanya: ‘Kapan mereka mati?.’ Dia menjelaskan: ‘Mereka itu mati dalam keadaan syirik’,
maka beliau bersabda: ‘Sesungguhnya mereka ini diuji di dalam kuburnya. Seandainya kalau tidak saling
dikubur tentu aku mohon kepada Allah agar memperdengarkan kepadamu suara siksa kubur yang aku
dengar’. Kemudian beliau menghadap kami dan bersabda: ‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari
adzab kubur’. Mereka berkata: ‘Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur’. Beliau bersabda:
‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab neraka’. Mereka berkata: ‘Kami berlindung kepada
Allah dari adzab neraka’. Beliau bersabda: ‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah yang
nampak dan yang tersembunyi’. Mereka berkata: ‘Kami berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang
nampak dan yang tersembunyi’. Beliau bersabda: ‘Mohonlah perlindungan kepada Allah dari fitnah
dajjal’. Mereka berkata: ‘Kami berlindung kepada Allah dari fitnah dajjal". [HR Muslim 2867].

 Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di
dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh pengantarnya- dan dia mendengar suara sandal mereka - ia
didatangi oleh dua malaikat dan didudukkan, lalu keduanya menanyai: “Apa yang kamu ketahui tentang
perihal orang ini, maksudnya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka orang mukmin akan
menjawab: Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Lalu dikatakan: “Lihatlah
kepada tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantikannya untukmu tempat duduk surga, lalu ia
melihat kepada keduanya sekaligus”.

Qatadah berkata: “Disebutkan kepada kami bahwa kuburnya diluaskan untuknya”. Kemudian kembali
kepada hadits Anas. “Adapun orang munafik dan orang kafir maka mereka menjawab: Saya tidak tahu,
saya dulu menirukan ucapan orang-orang. Maka dikatakan : Kamu tidak tahu, kamu tidak baca (al-
Qur’an) (atau tidak mengikuti orang yang tahu -pent)”, kemudian dia dipukul sekali dengan palu godam
yang terbuat dari besi, maka ia menjerit dengan jeritan yang bisa didengar oleh seluruh mahluk yang ada
di sekitarnya selain manusia dan jin”. [HR Bukhari no. 1347].

Dalam hadits Bara’ disebutkan: Seandainya dipukulkan pada gunung tentu akan hancur menjadi debu.
Dalam hadits Asma’: “Seekor binatang yang dikirim ke dalam kuburnya ia membawa cambuk dan
ujungnya adalah bara api sebesar kepala unta, ia memukulinya sesuai dengan kehendak Allah, tanpa ada
suara ia tidak mendengar suaranya sehingga tidak merasa kasihan kepadanya”. Dalam hadits Abu Said,
Abu Hurairah dan Aisyah ada tambahan: “Kemudian dibukalah pintu surga untuknya lalu dikatakan
kepadanya: ‘Ini adalah tempat tinggalmu seandainya kamu beriman kepada Rabbmu, karena kamu telah
kufur maka Allah mengganti ini (dengan neraka), lalu dibukalah satu pintu ke neraka’”. Dalam hadits
Abu Hurairah ada tambahan: “Maka ia semakin menyesal dan tersiksa, dan kuburnya menghimpitnya
hingga tulang rusuknya porak-poranda”. Dalam hadits al-Bara’ dinyatakan “Maka ada yang memanggil
dari langit: “Hamparkan untuknya tikar dari neraka, pakaikan baju dari neraka dan bukakanlah untuknya
satu pintu menuju neraka, maka sampailah kepadanya panasnya neraka”. [Fath al-Bari 3/237-240]

Anda mungkin juga menyukai