Anda di halaman 1dari 3

Ittaqillah haitsu ma kunta

dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda ( ‫اس ِب ُخلُ ٍق‬ َ ‫ َوَأ ْت ِب ِع ال َّس ِّيَئ َة‬،‫ت‬
َ ‫ َو َخال ِِق ال َّن‬،‫الح َس َن َة َت ْم ُح َها‬ َ ‫هللا َحي ُْث َما ُك ْن‬
َ ‫ا َّت ِق‬
‫)ح َس ٍن‬
َ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan
buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan
keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
ini adalah sebuah nasehat dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, ini
merupakan salah satu nasehat yang agung. nabi shallallahu alaihi wa sallam
telah mewasiatkan tentang 3 perkara, yeng pertama adalah untuk bertakwa
Kepada Allah, ini adalah wasiat yang sangat agung, yang mencakup semua
haq-haq Allah dan haq-haq makhluk.. dan Taqwa merupakan sebuah wasiat
dari Allah, Allah berfirman
ِ ُ َّ‫ص ي نَ ا الَّ ِذ ين ُأوتُ وا الْ ِك تَ اب ِم ن َق ب لِ ُك م و ِإ ي‬
َ‫اك ْم َأن َّات ُق وا اللَّ ه‬ َ ْ ْ ْ َ َ ْ َّ ‫َو لَ َق ْد َو‬

dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah (An nisa ayat 131)

kita sekarang dalam kehidupan ini sedang dalam perjalanan (safar) dan kemenangan
atau tujuan utama kita adalah Al Akhirah yaitu jannah Allah dan ketika datang sebuah
wasiat tertulis kepada kita (yang tertulis kata wasiat dalam Lafzh Alquran, Red) maka
berilah perhatian yang besar terhadap wasiat itu, bacalah dan lakukanlah wasiat itu dan
berikanlah kepedulian kalian terhadap wasiat itu, karena Wallahi, Allahlah yang
memberikan wasiat itu kepada kita seperti yang Allah firmankan dalam surah An nisa
ayat 131 tadi, dan kemudian kita meminta kepada Allah agar memberikan kita
ketakwaan dan hadits2 yang menyebutkan tentang Takwa, itu sangat banyak dan kita
berdoa kepada Allah agar kita senantiasa saling menasehati dalam perkara ini (takwa),
sehingga kita bisa mengambil keutamaan dari takwa tersebut, mengambil faidah-faidah
di dalamnya.

In shaa Allah hari ini kita akan membahas tentang bertakwa kepada Allah di setiap
tempat dimanapun kita berada dan bagaimana kita melakukan ketakwaan ini atau
dalam artian bagaimana kita menempatkan perkara takwa ini dan kita lihat apakah
wasiat ini bisa memberikan kita manfaat ketika Allah dan rosulNya berwasiat kepada
kita, Rosulullah pun berwasiat kepada kita tentang perkara ini, karena perkara ini
merupakan perkara yang agung, maka apa yang akan kita lakukan terhadap wasiat ini?
Allah berfirman

َ ‫َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي ِإلَ ْي ِه ُتحْ َشر‬


‫ُون‬

Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (Al
mujadilah : 11)

Takwa adalah suatu perkara yang Agung, sayang sekali sebagian dari kita tidak
mengetahui makna dari takwa tersebut dan banyak yang tidak tahu bahwa Takwa ini
adalah asas diterimanya Amalan kita, Allah menerima Amalan orang orang yang
bertakwa, seperti berpuasa Ramadhan, dia tidak disyariatkan kecuali untuk menjadikan
orang-orang bertakwa

َ ُ‫ِين مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬


‫ون‬ َ ‫ِب َعلَى الَّذ‬
َ ‫ص َيا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ُكت‬

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

amalan yang banyak membutuhkan ketakwaan kepada Allah, dan kita memohon Allah
merezkikan ketakwaan kepada kita.

Allah berfirman

‫ين‬ ْ ‫ار الَّتِي ُأعِ د‬


َ ‫َّت ل ِْل َكاف ِِر‬ َ ‫َوا َّتقُوا ال َّن‬

Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.
(surat-ali-imran-ayat-131)

Apa hakikat takwa itu? hakikat takwa itu adalah menjadikan antara seorang hamba dan
PenciptaNya menjadi pelindung bagi dia, mengikuti segala apa yang diperintahkanNya
kemudian menjauhi segala apa yang dilarangNya. Dalam takwa itu kita wajib secara
sempurna melakukan hal2 yang diperintahkan oleh Alah, dan meninggalkan segala
yang syubhat maupun yang haram dan meninggalkan segala perkara yang makruh
maka ini adalah derajat yang paling tinggi dari takwa. Berkata Ibnul Habib Rahimahullah
bahwaTakwa Adalah melakukan ketaatan kepada Allah, mengharapkan pahala dari
Allah dan meninggalkan maksiat dan takut akan siksaan2 Allah. Berkata Umar bin
abdul aziz, bukanlah Takwa kepada Allah berpuasa pada siang hari, bangun untuk
Qiyamullail ataupun menggabungkan keduanya tapi Takwa adalah meninggalkan apa
yang diharamkan dan melaksanakan apa yang diwajibkan Allah. Maka, apa-apa yang
dikaruniakan Allah sesudah itu adalah kebaikan ditambah kebaikan. Jadi takwa itu
bukanlah engkau berpuasa pada siang hari atau bangun untuk qiyam lail ataupun
menggabungkan keduanya, akan tetapi takwa itu adalah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatNya dan ketika engkau tidak melihatNya maka
sesungguhnya Dia melihatmu, ini adalah derajat yang sudah sampai ke derajat Ihsan.
Rosulullah ketika mengutus seorang amir maka beliau mewasiatkan kepada amir
tersebut untuk bertakwa kepada Allah dan wasiat yang paling banyak yang beliau
sampaiakan kepada ummatnya adalah tentang Takwa ini, para Salafush shalih juga
saling berwasiat tentang perkara takwa ini, bahkan umat setela89iiiiiihnya dari kaum
sholihin pun berwasiat tentang takwa ini,

Abu bakar pernah berkhutbah dalam khutbahnya beliau berkata : “amma ba’ad dan
saya mewasiatkan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah

Anda mungkin juga menyukai