Anda di halaman 1dari 9

3 Wasiat Agung Rasulullah

. . .
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kita nikmat Islam dan iman. Nikmat yang besar di dunia dan menjadi penentu kebahagian seseorang di kehidupan yang abadi kelak, apakah seseorang merasakan kenikmatan dan kebahagiaan badi di surga atau sengsar tiada akhir di neraka. Seseorang yang terlahir dalam keadaan Islam, sungguh telah mendapatkan kenikmatan yang agung, bagaimana tidak? Karena seseorang yang kufur kepada Allah Subhanahu wa Taala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam terancam dengan neraka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

1|Disalin dari www.khotbahjumat.com

Page 1


Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya; tak seorang pun dari umat manusia, baik Yahudi maupun Nasrani yang pernah mendengar tentangku kemudian ia mati tanpa beriman dengan risalahku, kecuali pastilah ia masuk Neraka. (HR. Muslim) Oleh karena itu, jamaah sekalian nikmat Islam dan iman benar-benar nikmat yang agung yang patut kita syukuri. Kemudian shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Taala, karena takwa adalah wasiat Allah Subhanahu wa Taala seperti dalam firman-Nya


Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah (QS. An Nisa: 131) Jadi jamaah sekalian takwa adalah wasiat Allah kepada seluruh manusia, baik orang-orang terdahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang. Demikian juga takwa adalah wasiat orangorang shalih dari kalangan umat ini. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, mewasiatkan kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Muadz bin Jabal untuk bertakwa kepada Allah


Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringilah perbuatan dosa dengan amal kebajikan, niscaya kebajikan tersebut akan menutupinya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik. (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: hadits ini hasan shahih) Hadis ini menjelaskan tentang tiga permasalahan penting, yang mencakup bagaimana manusia beradab terhada Tuhan mereka dan berbuat baik antar sesama.Takwa dalam arti yang sebenarnya melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi larangan-larangannya. Atau ada juga yang mengartikan takwa dengan
2|Disalin dari www.khotbahjumat.com Page 2


Seseorang membuat pembatas antara dirinya dengan adzab Allah. Jadi seseorang membuat batasan yang menjaga dirinya dari adzab Allah Subhanahu wa Taala. Pembatas tersebut adalah melakukan amalan-amalan ketaatan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh keduanya. Ada juga para ulama yang mendefinisikan takwa dengan


Engkau menaati Allah berdasarkan cahaya petunjuk dari Allah (Alquran dan hadis) disertai dengan perasaan berharap pahala dari Allah. Kemudian engkau menjauhi larangan-larangan Allah berdasarkan petunjuk dari Allah disertai rasa takut akan adzab Allah. Inilah pengertian takwa yang paling baik. Seseorang yang bertakwa ia harus mengetahui mana yang Allah perintahkan agar dia amalkan dan juga mengetahui apa yang Allah larang agar ia bisa menjauhinya. Imam Ibnu Katsir meriwayatkan sebuah kisah mengenai perihal Amirul Mukminin Umar bin Khaththab yang bertanya kepada Ubay bin Kaab. Umar bertanya tentang pengertian takwa. Umar: Wahai Ubay, apa yang dimaksud dengan takwa? Ubay: Pernahkah Anda melalui suatu jalan yang terdapat duri di jalanan tersebut? Umar: Pernah Ubay: Lalu apa yang Anda lakukan? Umar: Aku singkapkan sarungku atau pakaianku, kemudian aku berhati-hati melewati jalan tersebut (agar tidak terinjak duri). Ubay: Itulah takwa. Ubay bin Kaab mengungkapkan pengertian takwa dengan memisalkannya dengan analogi yang sangat mudah dipahami. Seseorang yang melewati jalan yang berduri tentu saja ia akan berhatihati melewati jalan tersebut. Umar meresponnya dengan mengatakan ia angkat pakaiannya karena pakaian orang Arab adalah gamis, bagian bawahnya seperti sarung berbeda dengan celana panjang-. Ia angkat pakaiannya agar ia mengetahui dimana saja posisi duri-duri yang bisa
3|Disalin dari www.khotbahjumat.com Page 3

mencelakakannya. Kalau kita realisasikan permisalan ini dengan kehidupan kita sehari-hari. Takwa adalah mengetahui hal-hal yang bisa mencelakakan kita atau membahayakan kehidupan kita di akhirat kelak, setelah kita tahu lalu kita jauhi hal-hal tersebut. Inilah takwa.


Jauhilah dosa-dosa, yang kecil maupun yang besar. Berbuatlah seperti orang yang melangkah di jalanan yang dipenuhi duri, ia mengawasi langkahnya dan berhati-hati. Jangan remehkan sesuatu yang kecil, karena gunung pun dari kerikil.

Inilah hakikat ketakwaan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Taala. Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah Takwa adalah sesuatu yang sangat esensi dalam akidah Islam. Allah Subhanahu wa Taala memandang kemuliaan seseorang bergantung dengan ketakwaan yang tertancap di dadanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun masih meminta kepada Allah agar Dia menambahkan ketakwaan untuk dirinya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam sering mengucapkan doa


Ya Allah, aku memhon ketakwaan dan petunjuk kepada-Mu. Apabila Nabi shallallahu alaihi wa sallam saja senantiasa meminta kepada Allah agar menambahkan ketakwaan kepada dirinya, maka kita sebagai umatnya lebih layak lagi untuk memohon kepada Allah agar menambahkan ketakwaan kepada diri kita. Kemudian di wasiat yang kedua beliau bersabda,


Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebajikan, niscaya kebajikan tersebut akan menutupinya.
4|Disalin dari www.khotbahjumat.com Page 4

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban yang Dia perintahkan kepada kita. Oleh karena itu, kita sangat butuh agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah Subhanahu wa Taala, dihapuskan dari catatan amal-amal kita, agar kita menemui Allah di akhirat kelak dengan memenuhi catatan amal kabajikan kita. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk menghapus catatan dosa kita adalah dengan memperbanyak berbuat kebajikan seperti yang telah Rasulullah jelaskan dalam sabdanya di atas. Kita disini duduk di masjid di rumah Allah untuk menunaikan kewajiban kita shalat Jumat berjamaah, sebelum itu kita menyimak khatib menyampaikan khutbah, menyampaikan nasihat, menyampaikan ayat-ayat Allah dan hadis-hadis Nabi-Nya, dan diantara kita menambahi ritual kewajiban ini dengan amalan-amalan lainnya; shalat sunah, membaca Alquran, bershalawat, dll. tentu saja ini adalah kebaikan yang banyak dan agung. Kita ikhlaskan niat kita semata-mata mengharap ridha Allah, maka amalan kita saat ini insya Allah termasuk catatan kebaikan kita dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kita.


Khutbah Kedua

:
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah Dalam khutbah pertama khotib menyampaikan bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kita menjalin hubungan dengan Allah Subhanahu wa Taala dengan bertakwa dan beribadah kepada-Nya, beliau melanjutkan bagaimana hendaknya kita menjalin hubungan sosial sesama manusia dan sesama hamba Allah. Beliau bersabda,

5|Disalin dari www.khotbahjumat.com

Page 5


Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik. Beliau mewasiatkan agar kita bersosialisasi dengan baik, dengan akhlak yang mulia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Sesungguhnya yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga adalah bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik / mulia. (HR. Bukhari) Berakhlak baik kepada Allah dan kepada sesama manusia walaupun orang-orang tersebut orang yang ingkar kepada Allah orang kafir atau non-muslim-. Demikianlah 3 wasiat singkat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tiga wasiat singkat namun mencakup segala hal, mencakup permasalahan bagaimana hendaknya seseorang mengarungi kehidupan mereka di dunia untuk menjemput kehidupan yang bahagia di akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Taala menambahkan ketakwaan kepada kita sehingga kita dengan ringan menjalankan kewajiban-kewajiban kita dan enteng untuk meninggalkan segala yang Dia larang. Dan semoga Allah membimbing kita agar menjadi pribadi-pribadi yang beraklak mulia. Amin ya Rabbal alamin.


6|Disalin dari www.khotbahjumat.com Page 6

. . . . .
Ditulis oleh Nurfitri Hadi, M.A.

7|Disalin dari www.khotbahjumat.com

Page 7

Aplikasi Yufid:

Kumpulan Tanya Jawab Pendidikan Islam dan Keluarga

Telah tersedia aplikasi Tanya Ustadz untuk iPhone!

Developed by:

Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Aplikasi Yufid:

Imam an-Nawawi one of the greatest scholars. Amongst his works is his collection of 42 hadith's of the Prophet Sallallaahu 'alayhi wa sallam which a comprehensive explanation of Islam. This work is commonly referred as "An-Nawawi's Forty Hadith" This app offering you his work with user friendly and beautiful interface, make it easier for us to memorize. Features: - Arabic text with optional English and Indonesian translation. - Audio Recitation. - Back - Forward button Navigation. - Adjustable font size.

iPhone and iPad Ready

Developed by:

Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Anda mungkin juga menyukai