Anda di halaman 1dari 1

Diskusi 2 Hukum Bisnis

Saudara mahasiswa, coba Anda diskusikan:

Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum antara dua pihak atau lebih yang saling mengikatkan
dirinya untuk menimbukan hak dan kewajiban.

Apa saja syarat sah perjanijian dan jelaskan masing-masing syarat tersebut!

Jawab

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi empat syarat
yaitu :

1. Sepakat Mereka yang Mengikatkan Dirinya


Sepakat merupakan pertemuan antara dua kehendak di mana kehendak pihak yang satu saling mengisi
dengan apa yang dikehendaki pihak yang lain. Sepakat atau persetujuan kehendak di antara para pihak
tersebut adalah mengenai hal-hal pokok dalam suatu perjanjian. Dengan demikian mereka menghendaki
sesuatu yang berlainan satu sama lain secara timbal balik artinya pihak yang lain mempertemukan
kehendak yang berbeda untuk mencapai suatu tujuan. Kata sepakat dari pihak dalam perjanjian harus
berupa kesepatakan yang bebas dimana artinya benar-benar atas kemauan sukarela dari para pihak yang
mengadakan perjanjian sehingga sepakat yang diberikannya bukan karena kekhilafan, paksaan atau
penipuan. Apabila sepakat yang diberikan itu karena kekhilafan, paksaan atau penipuan, suatu perjanjian
bisa dikatakan mengandung cacat kehendak.

2. Kecakapan untuk Membuat Suatu Perjanjian


Orang yang dianggap cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah orang yang telah dewasa yaitu orang
yang telah mampu untuk melakukan suatu perbuatan hukum atau cakap menurut hukum. Pasal 1329 KUH
Perdata menyebutkan pada saatnya setiap orang adalah cakap untuk membuat suatu perjanjian, kecuali
oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap membuat perjanjian. Mereka oleh Undang-Undang yang
dinyatakan tidak cakap membuat perjanjian yang diatur oleh Pasal 1330 KUH Perdata adalah :
a. orang yang belum dewasa;
b. mereka yang ditaruh dibawah pengampuan;
c. orang perempuan dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang.

3. Suatu Hal Tertentu


Adapun maksud suatu hal tertentu dalam suatu perjanjian adalah objek daripada perjanjian, suatu pokok di
mana perjanjian diadakan. Di dalam suatu perjanjian objek, perjanjian harus tertentu dan setidaknya dapat
ditentukan. Suatu perjanjian harus memiliki objek yang jelas. Objek tersebut tidak hanya berupa barang
dalam bentuk fisik. Pokok perjanjian ini tidak harus ditentukan secara individual tetapi cukup dapat
ditentukan menurut jenisnya.

4. Suatu Sebab yang Halal


Pembentuk Undang-undang tidak memberikan definisi tentang suatu sebab dalam pasal-pasal KUH
Perdata. Menurut Yurisprudensi yang dimaksud dengan "sebab" adalah sesuatu yang akan dicapai oleh
para pihak dalam perjanjian atau sesuatu yang menjadi tujuan perjanjian. Dalam Pasal 1336 KUH
Perdata , disebutkan adanya perjanjian dengan macam sebab atau kausa yaitu
a. perjanjian dengan sebab yang halal;
b. perjanjian dengan sebab yang palsu atau terlarang;
c. perjanjian tanpa sebab.

Perjanjian dengan sebab yang halal di sini maksudnya bahwa isi perjanjian itu tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang , kesusilaan, dan ketertiban umum sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1337
Perdata.

Sumber : EKMA4316/MODUL 2

Anda mungkin juga menyukai