Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

KERJA PRAKTEK

RENCANA DETAIL TATA RUANG DISTRIK ABEPURA

OLEH:

JENILSON YAROLLO 19 141 025

MAXIMUS OHOILULIN 19 141 003

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kota Jayapura adalah kota madya dan juga ibu kota dari provinsi Papua, Indonesia. Kota ini
merupakan ibu kota yang terletak paling timur di Indonesia, yang berbatasan langsung dengan
negara tetangga Papua Nugini, yang terletak di teluk Jayapura. Kota Jayapura didirikan oleh
Kapten Infantefi F.J.P Sanche dari kerajaan Belanda pada 7 Maret 1910. Dari tahun 1910 ke
1962, kota ini dikenal dengan Holandia dan Port Numbay merupakan ibu kota distrik dengan
nama yang sama di timur laut pulau Papua dengan Barat.

Kota ini sempat dijuluki Kota Baru Sukarnopura (Sukarnopura, 1964) sebelum menyandang
nama yang sekarang pada tahun 1968. Arti literal dari Jayapura, sebagaimana kota Jaipur di
Rajasthan, adalah ‘Kota Kemenangan’ (bahasa Sanskerta: Jaya yang berarti “Kemenangan”; pura
“Kota”). Pada pertengahan tahun 2021 jumlah penduduk kota Jayapura sebanyak 362.998 jiwa.

Kota Jayapura terletak diantara 137°27' - 141°41' BT dan 1°27' - 3°49' LS. Wilayah Kota
Jayapura oleh Samudera Pasifik di sebelah utara, Papua Nugini di sebelah timur, Kabupaten
Keerom disebelah selatan dan Kabupaten Jayapura di sebelah barat. Kota Jayapura memiliki luas
940 km2 dan merupakan wilayah terkecil dibndingkan dengan kabupaten/kota lain di Privinsi
Papua. Kota Jayapura terbagi menjadi 5 distrik yaitu Muara Tami, Heram, Abepura, Jayapura
Selatan, dan Jayapura Utara.

Jumlah penduduk Kota Jayapura pada tahun 2019 Sebanyak 300 192 jiwa yang terdiri dari
13.732.100 jiwa penduduk laki-laki dan 11.832.500 jiwa perempuan. Jumlah penduduk tahun
2019 mengalami kenaikan sebesar 1,87% dari tahun sebelumnya. Kepadatan penduduk Kota
Jayapura yaitu 307 jiwa/km2 dengan distrik terpadat yaitu Distrik Jayapura Selatan sebesar
11.214.00 jiwa/km2 dan Disrik Jayapura Utara sebesar 65.467.00 jiwa/km2, Heram sebesar
40.867.00, Muara Tami sebesar 11.214.00, dan Distrik Abepura 73.621.00. Berdasarkan
kelompok umur, penduduk Kota Jayapura didominasi oleh kelompok usia produktif (15-64
Tahun) sebanyak 69% dari total penduduk. Hal ini menunjukan adanya potensi bonus demografi
di Kota Jayapura.
Berdasarkan sistem perkotaan nasional, Kota Jayapura ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) dan PKNS. Dalam RPJMN 2015-2019, Kota Jayapura merupakan kota sedang
yang berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, pusat pelayanan primer, dan hub untuk
Pulau Papua dan Pulau Maluku dalam bentuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) serta sebagai
pengembangan kawasan perbatasan negara. Pengembangan Kota Jayapura sebagai PKN
difokuskan dalam pengembangan perdagangan dan jasa (outlet perikanan, dan pertambangan)
serta dikembangkan sebagai transshipment point dikawasan Timur Indonesia (KTI) dan pusat
pelayan adminitrasi pelintas batas negara (Perbatasan Indonesia-PNG-Palau)

Pengembangan kawasan strategis bidang ekonomi di Kota Jayapura dilakukan dengan


memasukan Kota Jayapura kedalam Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) Mamta bersama
Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Sarmi.
Fakus pengembangan KPE Mamta, yaitu:

 Meningkatkan produktivitas di hulu, meliputi kelapa sawit dan coklat


 Percepatan industralisasi/ hilirisasi meliputi industry kelapa sawit, industry coklat
dan industri pariwisata Danau Sentani

Peningkatan konektivitas antara pusat-pusat perkembangan ekonomi di KPE Mamta didukung


oleh rencana pembangunan beberapa ruas jalan diantaranya ruas jalan Jayapura-Wamena-Mulia,
jalan ring road Kota Jayapura, ruas jalan Warumbiam-Taja-Lereh-Tengon, ruas jalan Depapre-
Bongkrang.

Berdasarkan RPJMN 2015-2019 Kota Jayapura termasuk kedalam prioritas yang


difokuskan dalam pengembangan Perdanganan dan Jasa (outlet pemasaran produksi tanaman
pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan), industri (pengolahan pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan pertambangan), serta dikembangkan sebagai transshipment point di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan pusat pelayanan adminitrasi pelintas batas negara
(perbatasan-PNG-Palau).
Pemerintah Kota Jayapura telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Jayapura dan menetapkannya sebagai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008. Dokumen ini
belum sepenuhnya dapat diaplikasikan mengingat substansi-substansi yang dikandung di
dalamnya merupakan kebijakan bepura arahan pemanfaatan ruang secara umum. Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura membutuhkan penjabaran lebih lanjut berupa
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Abepura dulu bernama Hollandia-Binnen, dan sempat menjadi pusat pemerintahan


Belanda di pulau Papua. Kata “Abepura” Berasal dari singkatan Hollandia-Binnen.

Distrik Abepura (Heram masih bergabung dalam Distrik Abepura hingga dimekarkan
tahun 2006) telah lama memegang perenan penting dalam sejarah pemerintahan di Papua. Fungsi
awal yang diemban adalah pusat pemerinthan Belanda, yaitu sekitar tahun 1900-1910 dan 1946-
1958, militer (bengkel induk angkatan peran, rumah sakit meliter) pada Pereng Pasifik, dan
industry (pabrik ijs dan satu malaria kontrol unit untuk memberantas jentik-jentik nyamuk).
Setelah Perang Pasifik, fungsi yang terutama diemban adalah pendidikan dengan dibangunnya
beberapa sekolah, seperti Joka Instutit dan Universitas Cendrawasi pada tahun 1962

Saat ini Distrik Abepura telah menjadi pusat kegiatan di Kota Jayapura. Fungsi yang
berkembang adalah pendidikan, perumahan, dan militer. Fungsi ini telah mendorong pergerakan
penduduk, sumberdaya, dan fasilitas yang mendukung fungsi tersebut ke arah Distrik Abepura.
Kawasan ini menjadi segitiga emas pusat aktivitas pergerakan dari dan ke Kabupaten Jayapura
yang berada di sebelah barat Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom di sebelah timur Kota
Jayapura. Selain itu, jarak yang relatif dekat ke pusat pemerintahan Kota Jayapura menjadikan
wilayah ini berkembang relatif cepat mengikuti peningkatan aktivitas perkotaan. Keberadaan
institusi pendidikan dalam skala regional (Universitas Cendrawasi dan Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura) dan sekolah tinggi lainnya telah berdampak ganda pada kehadiran pusat-
pusat pendagangan dan jasa baru untuk tumbuh dan berkembang. Kawasan perumahan baru di
sepanjang jalan raya Abepura-Sentani yang berdekatan dengan fasilitas pendidikan dan
perdagangan ini ikut menjamur dan menjadi primadona investor dalam bidang properti.
Namun demikian, wilayah Distrik Abepura yang tumbuh dengan cepat ini memiliki
keterbatasan dari luas peruntukan lahan yang seharusnya sesuai untuk pengembangan budidaya.
Luas kesesuaian peruntukan lahan sebagai budidaya Disrik Abepura adalah 155,7 km2.
Meskipun keberadaan kawasan lindung relatif tinggi, namun perkembangan ini dikhawatirkan
akan terus berdampak terhadap pengurang kawasan lindung.

Pada kawasan Distrik Abepura yang telah tumbuh sebagai kawasan perkotaan juga
memerlukan penataan atau peremajaan seperti, pentaan sirkulasi, utilitas, serta pengembangan
pada kawasan hinterland yang memperhatikan aspek potensi ekonomi local, keamanan,
keberjanjutan lingkungan, dan kearifan biudaya local. Kebijakan pemerintah Kota Jayapura
untuk mengarahkan pembangunan ke willayah timur Kota Jayapura menjadi peluang bagi
pemerataan pembangunan dan mencegah terjadinya kota sakit (sick city). Untuk itu, melalui
konsep mixed use dan development control diharapkan perkembangan di Distrik Abepura dapat
dikendalikan dan dioptimalkan pemanfaatannya.

Mengingat pentingnya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Distrik Abepura
untuk menjadi arahan bagi pembangunan wilayah ini dimasa depan, maka dilakukan proses
perencanaan yang komprehensif sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku, bertitik tolak dari data, informasi kondisi rill di
wilayah Distrik Abepura, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, serta prospek
yang dimemiliki untuk dikembangkan dimasa yang akan datang.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran Kerja Praktek

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Mata kuliah kerja praktek (KMK-34072) dengan beban sks 2 ini diselenggarakan dengan
maksud untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa memperoleh pengalaman praktek di
lapangan dengan memperolahnya kuliah. Dalam kerja praktek ini, mahasiswa diharapkan
berpatisipasi dalam kegiatan praktis di bidang-bidang penataan ruang wilayah dan kota atau yang
berkaitan dengannya, serta mengenali dan menangani masalah-masalah pembangunan secara
nyata.

Kerja praktek merupakan salah satu syarat mahasiswa dalam menyelesaikan jenjang
Strata Satu (S-1) untuk program studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, kerja praktek juga
memiliki maksud sebagai berikut:
a. Dapat mengembangkan wawasan dalam mengevaluasi sejauh mana relevan antara yang
didapat di kampus dengan aplikasi di tempat kerja praktek yakni pada perusahan tempat
praktek.
b. Kerja Praktek juga dapat meningkatkan kemampuan seorang mahasiswa tanteng
bagaimana membuat sesuatu perencanaan yang baik serta apa saja yang dapat dihadapi
atau dilihat dalam suatu proses perencanaan.
c. Agar memberikan kesempatan pada mahasiswa guna menerapkan ilmu yang telah
diperoleh serta membandingkannya dengan praktek dilapangan.

1.2.2.Tujuan

1.2.2.1 Tujuan Umum Kerja Praktek

Selain dari maksud kerja praktek di atas, adapun tujuan kerja praktek yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut:

a. Menerapkan ilmu penataan ruang yang telah diperoleh selama kuliah dalam kehidupan
nyata di luar kegiatan perkuliahan/ studio.
b. Melatih dan memperluas wawasan dalam perkembangan kreativitas dan permasalahan
pembangunan di dalam bidang penataan ruang wilayah dan kota.

1.2.2.2. Tujuan Khusus Kerja Praktek

a. Memberi pengakuan dan pernghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses belajar.
b. Mengembangkan hubungan baik antara perusahan dan mahasiswa di lapangan kerja.
c. Mendekatkan kepentingan antara dunia kerja dan mahaisswa.
d. Mendapatkan ilmu yang lebih dalam lagi tenteng Penusunan RDRT.

1.2.2.3 Sasaran Kerja Praktek

Sasaran penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bagi Pemerintah Kota Jayapura
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
Kawasan Perkotaan, selanjutnya akan dijadikan pedoman untuk:

a. Pengaturan tata guna tanah (land regulation).


b. Penerbitan surat keterangan pemanfaatan ruang.
c. Penerbitan advise planning.
d. Penerbitan izin prinsip pembangunan.
e. Penerbitan izin lokasi.
f. Pengaturan teknis pembangunan.
g. Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkotaan (RTRK).
h. Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek

13.1 Lingkup Subtansi

Ruang lingkup substansi dalam pelaksanaan kerja prktek adalah Penyusunan Rencana
Datail Tata Ruang (RDTR) Distrik Abepura ini dilaksanakan atas kedua pihak. Pihak
pertama yaitu Dinas PUPR Kota Jayapura dan pihak kedua yakni CV. Auryn Perdana
Konsultan.

1.3.2 Lingkup Wilayah Kerja Praktek

Wilayah Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) berada di Distrik Abepura
yang terbagi menjadi 8 Kelurahan dan 3 Kampung. 8 Kelurahan yaitu kelurahan Asano,
kelurahan Awiyo, kelurahan Kota Baru, kelurahan Yobe, kelurahan Vim, kelurahan Wahno,
kelurahan Abe Pantai. Kemudian 3 Kampung yaitu kampung Enggros, kampung Nafri,
kampung Koya Koso.

1.4 Tempat dan Waktu Kerja Praktek

1.4.1 Tempat Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan di CV. Auryn Perdana Konsultan di Jl. Hamadi Pantai No. 18
Kota Jayapura, di bidang Jasa Konsultasi Perencanaan.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

Adapun waktu yang ditentukan untuk mengikuti Kerja Praktek ini yakni selama 3 bulan
terhitung mulai dari 08 September- 08 Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai