Anda di halaman 1dari 12

Nama : Muh Imam Firdaus

NIM : J0313201055
Kelas : A2

Tugas kuliah sesi UTS Pertanian Organik

(Take home test)

Soal :

1. Aplikasi pupuk kandang merupakan salah satu bagian tidak terpisahkan dari pertanian
organik.
A. Jelaskan efek dari aplikasi pupuk kandang bagi sistem pertanian (minimal 4 hal)!
B. Jelaskan kelemahan pupuk kandang dibandingkan pupuk konvensional (minimal 4
hal)!
C. Apakah efek waktu aplikasi terhadap efektivitas dari pupuk kandang untuk
menyuburkan tanah pada sistem pertanian organik?
D. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan aplikasi pupuk kandang tidak disarankan
pada pertanian. Jelaskan hal tersebut dan bagaiman cara mengatasinya!

Jawaban :

A.Secara umum pengaplikasian pupuk kandang terhadap pertanian yaitu 


1. meningkatkan    pertumbuhan    vegetatif    dan generatif  tanaman.
2. Pupuk kandang dapat meningkatkan pH, kadar C-organik serta meningkatkan
ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium dan unsur mikro bagi tanaman. 
3. mampu  meningkatkan  jumlah produktivitas buah yang dihasilkan.
4. Pupuk kandang memiliki unsur hara lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
kompos sehingga rerata jumlah daun dengan pengaplikasian  pupuk kandang lebih
tinggi. 

B. kelemahan pupuk kandang dibandingkan pupuk konvensional 


1. Pupuk kandang masih sering mengandung biji-bijian tanaman pengganggu. Biji
bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh
mengganggu tanaman. 
2. Pupuk kandang sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena
mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang. Seperti
kotoran ayam yang dinilai rentan membawa bibit penyakit terutama bakteri jenis
salmonella.
3. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sulit diprediksi seperti Pupuk
kandang yang diolah dari kotoran sapi memiliki kandungan serat atau selulosa
yang tinggi Oleh karena itu, kotoran sapi tidak dianjurkan untuk digunakan dalam
bentuk segar
4. Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat, pupuk kandang tidak bisa
memberikan hasil yang instan. Pupuk yang belum matang akan menghambat
pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman seperti pupuk kandang
kambing harus melalui proses kompos terlebih dahulu karena teksturnya yang
berupa butiran bulat sulit dipecah secara fisik
C. Pupuk kandang digunakan untuk menyuburkan tanah pada sistem pertanian organik.
Hal ini disebabkan oleh kandungan hara dalam pupuk kandang banyak terkandung  unsur
fosfor dalam kotoran padat dan sebagian besar unsur kalium dan nitrogen terdapat dalam
kotoran cair. Penggunaan bahan organik kedalam tanah lebih kuat pengaruhnya kearah
perbaikan sifat-sifat tanah dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara di
dalam tanah. penggunaan bahan organik kedalam tanah harus memperhatikan
perbandingan kadar unsur karbon terhadap unsur hara (N, P, K, dsb). Dengan demikian
penggunaan pupuk kandang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dalam
tanah. Efek waktu aplikasi terhadap efektivitas pupuk kandang tergantung jumlah
penggunaan pupuk kandang yang diaplikasikan pada tanah serta tambahan komposisi
pupuk lainnya,  apabila penggunaan pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan tanah
maka tanah akan berfungsi dengan optimal dan dapat memenuhi kebutuhan tumbuhan
yang hidup diatasnya serta mendukung kehidupan mikroorganisme yang ada dalam tanah
agar semakin berkembang. Sebagaimana kita ketahui, bahwasannya mikroorganisme
berperan penting untuk mengubah sisa tanaman menjadi humus atau senyawa tertentu.
Sehingga efek waktu aplikasi terhadap efektivitas pupuk kandang sesuai dengan jumlah
pupuk yang digunakan, dengan memperhatikan kadar unsur hara dalam pupuk yang
berasal dari kotoran hewan itu masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan unsur
hara dalam pupuk kimia dan kandungan unsur hara dalam pupuk kandang lebih tinggi
dibandingkan dengan unsur hara pada pupuk kompos. Penggunaan pupuk kandang perlu
digabungkan dengan penggunaan pupuk organik lainnya, hal ini untuk mengoptimalkan
kerja dari pupuk kandang terhadap kesuburan tanah.

D. Penyebab pupuk kandang tidak disarankan pada pertanian karena kandungan hara 
disetiap lahan pertanian  tidak selalu sama. Tidak semua unsur hara yang ada di dalam
pupuk dibutuhkan tanaman yang dibudidayakan. Kandungan unsur hara yang terdapat
dalam pupuk kandang relatif singkat. Oleh karena itu, setiap petani harus terlebih dahulu
mengenali kandungan hara disetiap lahan mereka sebelum memanfaatkan pupuk
kandang. Selain itu, pupuk kandang yang belum matang juga tidak disarankan dalam
lahan pertanian karena masih mengandung gas metane yang sangat besar, sehingga jika
di gunakan langsung dilahan maka tanaman sayur akan mudah layu, terlebih lagi jika
menggunakan mulsa maka gas metane akan keluar melalui lubang mulsa sehingga akan
menyebabkan batang pada tanaman akan mudah busuk atau kering. Selain itu pupuk
kandang yang masih panas juga akan membunuh cacing tanah yang baik untuk
kesuburan tanah. Untuk mengatasi hal tersebut, petani harus menunggu pupuk kandang
sampai benar-benar matang sehingga akan aman digunakan. Selain itu,  dapat dilakukan
dengan fermentasi pupuk kandang, untuk mengolah pupuk kandang yang matang dan
baik ketika digunakan hanya butuh sekitar 1 bulan dan biaya yang realtif murah.
Soal :

2. Kompos merupakan salah satu pupuk yang paling umum digunakan pada sistem
pertanian organik.
A. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari aplikasi kompos pada sistem pertanian!
B. Proses komposting dapat dibagi menjadi beberapa berdasarkan pada waktu proses.
Jelaskan proses dan material yang dapat digunakan pada proses komposting : 14
hari, 90 hari, 1-2 tahun, dan komposting langsung di lahan pertanian.

Jawaban :

A. Kelebihan, Pupuk kompos ramah lingkungan, maka lahan yang dipupuk dengan
kompos akan memiliki tingkat kesuburan yang tetap terjaga.Adapun kelebihan lainnya
dari penggunaan pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk kimia sebagai berikut.
Pupuk kompos memiliki kandungan asam-asam organik yang tidak dimiliki oleh pupuk
anorganik. Kandungan asam-asam organik ini sangat berguna bagi tanaman,
mikroorganisme, ataupun untuk lingkungan di sekitarnya. Asam-asam organik ini terdiri
atas asam humic, asam fulfic, hormone, dan enzim. Pupuk kompos mengandung makro
dan mikroorganisme yang sangat berguna untuk tanah. Kedua jenis organisme tanah
tersebut akan membantu memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah. Selain itu, pupuk
kompos juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan menjaga struktur tanah.

Kekurangan, Unsur hara yang dimiliki pupuk kompos hanya sedikit. Dengan begitu,
dalam memenuhi kebutuhan hara pada tanaman, dibutuhkan jumlah pupuk yang relatif
banyak dibandingkan penggunaan pupuk kimia.Berkaitan dengan penggunaan pupuk
dalam jumlah banyak, maka biaya operasional untuk pengangkutan semakin banyak
pula. Maka, anggaran biaya operasional lebih banyak dibanding menggunakan pupuk
organik.Pada lahan yang sebelumnya sering menggunakan pupuk kimia, maka
dibutuhkan pupuk kompos yang lebih banyak dibandingkan dengan takaran rata-rata.
Sebab, tanah yang yang sudah berkurang kesuburannya akan membutuhkan pupuk
kompos lebih banyak agar tanaman tumbuh dengan baik. Hal ini tentu akan menambah
biaya bagi petani.

B. Komposting 14 hari, Biasanya menggunakan proses anaerob yaitu pembuatan pupuk


dilakukan di tempat tertutup dan memerlukan activator berupa mikroorganisme untuk
mempercepat proses pengomposannya. Bahan yang digunakan adalah sisa sayuran, sisa
kotoran hewan.

Proses pembuatan:

1. Menghaluskan bahan kompos hingga halus, diketahui apabila bahan semakin halus
maka akan semakin baik karena memudahkan pendegradator untuk mendegradasi bahan
kompos tersebut
2. Menyampurkan seluruh bahan kompos sampai merata
3. Melarutkan air tebu (sebagai activator bakteri) kemudian tambahkan EM4 (sebagai
bakteri yang akan mendegradasi)
4. Menyiramkan larutan yang telah dibuat ke dalam bahan kompos yang telah dicampur
5. Meratakan campuran bahan dan cairan yang telah ditambahkan
6. Kemudian bahan yang tekah tercampur cairan tersebut diletakkan pada eadah yang
tertutup dan tunggu hingga 14 hari untuk matangnya kompos.

Komposting 90 hari, Menggunakan proses aerob yaitu pembuatan kompos dilakukan di


tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Bahan yang digunakan memiliki
kriteria; perbandingan unsur C dan N kecil (<30:1), kadar air 40-50% dan derajat
keasaman sekitar 6-8.

Proses pembuatan:
1. Menyiapkan bak pengomposan dengan lebar 1 meter dan Panjang 1,5 meter yang
disertai dengan peneduh agar air hujan tidak tertampung pada bak tersebut
2. Memotong kecil kecil bahan organik untuk memudahkan proses dekomposisi
3. Menyusun bahan dalam bak berlapis lapis (kotoran hewan -kapur
bubuk-Jerami/sekam/hijauan-sekam arang) pada setiap lapisannya disiram air hingga
mencapai kelembapan 40%. Perlu diketahui juga bahwa lapisan akan berulang hingga
tinggi minimalnya 1 meter
4. Memasukkan pipa ke dalam bahan kompos dan dilapisi dengan karung goni
5. Menunggu hingga ± 90 hari untuk matangnya kompos

Komposting 1-2 tahun

Metode komposting langsung di lahan pertanian

Metode Heap, Metode ini cocok di daerah dengan curah hujan tinggi, kompos dapat
dibuat di tumpukan di atas permukaan tanah dan dilindungi oleh peneduh. Tiang pancang
dibuat dengan dimensi 2m x 2m x 1,5m (PxLxT). Tumpukan biasanya diawali dengan
lapisan setebal 20 cm dari material berkarbon seperti daun, jerami, jerami, serbuk
gergaji, serpihan kayu dan batang jagung cincang. Kemudian ditutup dengan material
bernitrogen setebal 10 cm seperti rumput segar, gulma atau sisa tanaman kebun, kotoran
atau lumpur kotoran yang dicerna (segar atau kering). Pola dari bahan berkarbon 20 cm
dan 10 cm bahan bernitrogen diikuti sampai tumpukan setinggi 1,5 m dan material
biasanya dibasahi sehingga terasa lembap tetapi tidak becek. Tumpukan terkadang
tertutup tanah atau jerami untuk menahan panas dan dibalikkan dengan interval enam
dan dua belas minggu. Jika material terbatas, lapisan pengganti dapat ditambahkan saat
material tersedia. Material yang sudah dihancurkan dapat mempercepat pembusukan
secara signifikan. Jika material bernitrogen tidak tersedia, pupuk hijau atau tanaman
polongan ditanam dekat tumpukan dengan menabur benih setelah pembalikan pertama.
Materi tersebut kemudian dibalikkan pada saat pencampuran kedua. Proses ini memakan
waktu sekitar empat bulan.
Soal :

3. Selain pupuk kandang dan kompos, pupuk hijau juga dapat diaplikasikan pada sistem
pertanian organik.
A. Bagaimana pupuk hijau dapat meningkatkan kesuburan tanah?
B. Jelaskan fungsi dari pupuk hijau dan karakteristik dari tanaman yang ideal sebagai
pupuk hijau (minimal 4 hal).

Jawaban :

A. Pupuk hijau dapat menyuburkan tanaman karena jenis tanaman/tumbuhan yang


dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legum, karena tanaman ini
mempunyai kandungan hara (utamanya nitrogen) yang relatif tinggi dibanding jenis
tanaman lainnya. Maka daripada itu pupuk hijau berguna untuk memperbaiki kandungan
unsur hara pada tanaman.

B. Fungsi pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik
dan unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan
tanah terhadap erosi. Karakteristik dari tanaman yang ideal sebagai pupuk hijau
 tanaman yang memiliki kandungan humus total tinggi, 
 tanaman yang memiliki kandungan nitrogen tinggi 
 tanaman dengan rasio C/N (nisbah karbon terhadap nitrogen) rendah dan 
 tanaman dengan pertumbuhan cepat, terutama tanaman berdaun lebar dan berakar
banyak
Soal :

4. Salah satu permasalahan utama pada sistem pertanian di Indonesia adalah tanah
dengan tingkat keasaman tinggi.
A. Efek apakah yang dapat terjadi pada tanaman dan efisiensi budidaya bila pertanian
dilakukan pada daerah dengan tingkat keasaman tinggi?
B. Bagaimana cara menurunkan tingkat keasaman tanah melalui metoda
konvensional dan pendekatan ekologi (organik)?

Jawaban :

A. Dampak dari pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah adalah rendahnya kualitas air
drainase (hara) pada tanah. Dampak ini dapat terjadi karena aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manusia yang pada akhirnya merusak properti tanah itu sendiri. Pada
kondisi asam biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak
dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman
pada tanah masam adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur
tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P
dan Ca ke bagian tanaman. Tanah yang masam umumnya akan menurunkan tingkat
produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan
kedelai. 

B. Menurunkan tingkat kemasaman 


 Pemberian bahan organik secara intensif
 Pemberian pupuk Phospat secara intensif
 Melakukan pengaturan sistem tanam
 Pemberian mikroorganisme pengurai
 Pengapuran dengan tujuan untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan AI
Soal :

5. Sistem pertanian hortikultura modern tidak terlepas dari penggunaan mulsa.


A. Apakah fungsi utama dari penggunaan mulsa?
B. Apakah efek positif dan negatif dari penggunaan mulsa?
C. Untuk daerah Indonesia dengan karakteristik iklim panas dan kelembaban tinggi,
apakah mulsa diperlukan? Bila iya bagaimana karakteristik mulsa yang tepat
untuk sistem pertanian di Indonesia?

Jawaban :

A. Fungsi utama dari mulsa yaitu untuk mempercepat pertumbuhan tanaman


meningkatkan kualitas produksi sebagai upaya peningkatan nilai ekonomis
tanaman.Penggunaan mulsa sudah menjadi standar umum dalam produksi tanaman
hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi, baik di negara-negara maju maupun di negara
berkembang, termasuk Indonesia.Khususnya pada pertanian tanaman sayuran juga dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas hasil, memungkinkan penanaman di luar musim
(off season) serta perbaikan teknik budidaya.

B.   Dampak positif pemberian mulsa antara lain:


1. Memperbaiki kondisi fisik tanah di permukaan
2. Absorbsi air oleh benih juga diperbaiki, karena penguapan di atas permukaan
dikurangi
3. Aliran permukaan (run off) dikurangi
4. Kemungkinan benih hanyut oleh air juga diperbaiki
5. Suhu tanah lebih serasi
6. Mengurangi fluktuasi suhu 

Dampak Negatif pemberian mulsa antara lain :


1. Membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa (plastik) dan
pemasangannya di lapangan
2. Menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikroorganisme musuh
tanaman, misalnya patogen penyebab damping-off dan busuk akar.
3. Pada musim kemarau, mulsa kering sangat riskan terhadap bahaya kebakaran

C. Mulsa umumnya diterapkan di awal musim kemarau ketika suhu tanah sedang
meningkat namun kelembaban tanah masih relatif tinggi, sehingga optimal dalam
menjaga kelembaban tanah. untuk itu, di Indonesia sangat diperlukan mulsa untuk
mengurangi penguapan atau evaporasi pada tanah. Karakteristik mulsa yang tepat untuk
sistem pertanian di Indonesia adalah mulsa jerami, karena jerami merupakan salah satu
sisa hasil panen sehingga dapat menghemat biaya. Namun, pada beberapa daerah di
Indonesia yang tidak menanam padi, tentunya sulit untuk mendapatkan jerami sebagai
mulsa. Selain itu, mulsa organik seperti jerami harus diganti setiap satu kali masa
penanaman dan tidak selalu ada setiap saat. Untuk itu, alternatif lain yang dapat
digunakan adalah mulsa plastik karena dapat digunakan berulang kali. Sebenarnya,
penggunaan mulsa plastik juga harus melalui pertimbangan yang matang, mengingat
efek dari penggunaan mulsa plastik yang dapat mencemari lingkungan dalam jangka
panjang.

Soal :

6. Walaupun pembajakan bukan aktivitas yang dianjurkan pada sistem pertanian


organik, pada beberapa kondisi aktivitas ini diperlukan.
A. Kondisi apakah yang mensyaratkan perlunya proses pembajakan dilakukan?
B. Apakah proses ini memiliki efek positif dan negatif? Jelaskan!

Jawaban :

A. Proses pembajakan pada sistem pertanian diperlukan apabila tidak terdapat ruang
untuk pemberian benih, tanah yang terdapat banyak gulma, dan lapisan atas tanah kering
atau tidak terdapat unsur hara yang cukup sehingga diperlukan pembajakan untuk
memulihkan tanah agar bagian bawah tertarik ke atas dan teraduk sehingga udara dan
cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan kesuburan.

B. Positif: proses pembajakan dapat meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan
pori-pori yang memungkinkan tanah menerima aerasi udara, membantu
mencapuradukkan residu tanaman, bahan organik tanah, dan nutrisi menjadi lebih merata
serta membunuh gulma secara mekanis dan mengeringkan tanah sebelum penanaman
benih.
Negatif: Proses pembajakan dapat mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal
ini menyebabkan tanah  akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan
kemampuannya dalam menyimpan udara, mengurangi laju perembesan udara sehingga
meningkatkan abrasi tanah, pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah
sehingga mempercepat erosi, dengan laju perembesan udara berkurang , maka ada risiko
terjadi ajaran air permukaan yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan
pada periode sebelumnya, mengurangi kadar organik, mengurangi jumlah organisme
tanah bermanfaat menyerupai mikroba ,cacing tanah, semut, menghancurkan agregat
tanah serta beresiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak. 
Soal :

7. Gulma merupakan salah satu permasalahan utama pada sistem pertanian.


A. Apakah yang dimaksud dengan gulma?
B. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengendalian gulma?
C. Jelaskan cara pengendalian konvensional dan organik bagi gulma!

Jawaban :

A. Gulma adalah tanaman yang tumbuh di sekitar lahan pertanian yang kehadirannya
tidak diharapkan karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman pertanian juga
menjadi sarang hama dan penyakit sehingga dapat menurunkan produktivitas pertanian.

B. Biologi Gulma, Daur Hidup, Perkembangbiakan Cara Penyebaran dan  Cara Tumbuh.

C. Secara konvensional, gulma pada lahan pertanian dapat dikendalikan melalui


pengolahan tanah dan penyiangan. Pengolahan tanah secara konvensional dilakukan
dengan cara membajak, menyisir dan meratakan tanah baik menggunakan tenaga ternak
dan mesin maupun secara manual. Dalam sistem pertanian konvensional biasanya masih
kental juga dengan penggunaan pestisida sintetik. Pengelolaan gulma secara organik
bersifat menekan, bukan memberantas gulma dengan cara meningkatkan kompetisi dan
mendayagunakan sifat fitotoksik dari tanaman. Pertanian organik mengintegrasikan
strategi budaya, biologi, mekanis, fisik, dan kimiawi untuk mengelola gulma tanpa
menggunakan herbisida sintetik. Pengendalian gulma yang dapat dilakukan dengan cara
pengolahan tanah- membalik tanah diantara tanaman untuk menempatkan residu
tanaman dan gulma ke dalam tanah, pemotongan, pemberian panas ke tanah serta
pemberian mulsa untuk menghalangi pertumbuhan gulma
Soal :

8. Selain gulma, sistem pertanian juga memiliki permasalahan lain berkaitan dengan
serangan hama dan penyakit tanaman.
A. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatian berkaitan dengan pengendalian
serangan hama dan penyakit tanaman.
B. Jelaskan cara pengendalian organik bagi hama dan penyakit tanaman serta
kelebihan dan kelemahan dari metoda tersebut!

Jawaban :

A.Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit adalah lingkungan, yaitu


suhu, kelembapan udara, curah hujan, dan sinar matahari. Suhu optimum untuk
perkembangan penyakit adalah 21–25°C, suhu di atas 15°C sekitar tanaman dapat
menghambat perkembangan penyakit. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
penyakit adalah kelembapan udara yang tinggi seperti pada saat musim hujan,
persemaian terlalu gelap, peneduh terlalu rimbun, dan penyinaran matahari yang terlalu
kuat pada buah. Berikut adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan pengendalian
serangan hama atau penyakit
a. Pengendalian secara kultur teknis meliputi: penyiangan, pemupukan, pemangkasan,
dan pengelolaan naungan.
b. Kelembapan dikurangi dengan mengurangi penyiraman, menjarangkan atap penaung
sehingga sinar matahari dapat langsung masuk.
c. Pengendalian secara fisik dengan melakukan sanitasi daun yang sakit kemudian
dibakar atau dibenamkam di dalam tanah.
d. Pengendalian secara mekanis dengan membuat drainase kebun yang baik sehingga
tidak terjadi penularan penyakit.
e. Pengendalian penyakit pada buah dapat dikurangi dengan mengatur peneduh

B. Pestisida nabati merupakan salah satu cara pengendalian organik bagi hama dan
penyakit tanaman. Pestisida nabati adalah suatu petisida yang bahan dasarnya berasal
dari tumbuhan, seperti daun, batang, akar dan buahnya. Pestisida ini relatif mudah dibuat
dan bahan-bahannya pun mudah didapatkan, karena semua bahan-bahan tersebut ada
dilingkungan kita, dan murah yang pasti aman dan tidak beracun. Karena itu bahan
alami/nabati ini merupakan jenis pestisida yang bersifat mudah terurai (biodegradable) di
alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak
peliharaan karena residunya mudah hilang. Keunggulan pestisida nabati adalah murah
dan mudah dibuat sendiri oleh petani, relatif aman terhadap lingkungan, tidak
menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama,
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain, menghasilkan produk
pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia  Kelemahannya pestisida nabati
adalah daya kerjanya relatif lambat, tidak membunuh jasad sasaran secara langsung,
tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis, tidak tahan disimpan, kadang-kadang
harus disemprotkan berulang-ulang

Soal :

9. Jelaskan perbedaan pertanian monokultur, konvensional, dan organik (uraikan dengan


jelas dan berikan contohnya).

Jawaban :

Perbedaan terletak pada fungsinya

Monokultur, Pola tanam monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis
berfungsi untuk meningkatkan hasil pertanian karena tidak ada persaingan. contohnya
Tanaman pangan: sawah ditanami padi saja, jagung saja.

Konvensional, menggunakan pupuk kimia, pestisida sintesis, dan zat pengatur tumbuh.
Fungsinya untuk meminimumkan biaya agar mendapatkan keuntungan tertentu namun tidak
berkelanjutan. Contohnya penanaman padi yang menggunakan bahan kimia seperti pestisida
dan kebutuhan petaninya dipenuhi dan ditentukan pemerintah.

Pertanian organik, pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan


bahan kimia sintetis. Fungsinya untuk penekanan perlindungan lingkungan dan pelestarian
tanah. Contohnya seperti kangkung, cabai dll.
Soal :

10. Apa yang membedakan pertanian terpadu dan pertanian organik

Jawaban :

Pertanian organik didefinisikan sebagai sistem pertanian yang mendorong kesehatan


tanah dan tanaman melalui berbagai praktek seperti pendaur ulangan unsur hara dan
bahan-bahan organik, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat serta menghindarkan
penggunaan pupuk dan pestisida sintetik.  Pertanian terpadu merupakan sistem yang
menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain
yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah
satu solusi alternatif bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan &
konservasi lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu.

Soal :

11. Sebutkan prinsip-prinsip pertanian organik

Jawaban :

Prinsip-Prinsip pertanian organik :


 Prinsip kesehatan
 Prinsip ekologi
 Prinsip keadilan
 Prinsip perlindungan

12. Sebutkan 3 pilar pertanian berkelanjutan

Jawaban :

Ekonomi, sosial, dan ekologi.

Anda mungkin juga menyukai