Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN PSAK NO.

46 ATAS PAJAK
PENGHASILAN TANGGUHAN
Setiadi Nuryono ; Yazena Putri Radliya
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia
Email : setiadinuryono@yahoo.com ; yazenaputri@gmail.com

Abstrak
Standar AkuntansiaKeuangan (SAK) mempunyai perbandingan dengan
peraturanaperpajakan pada membagi besarnya pemasukan kena pajak( PKP).
Perbandingan itu dibagi atas perbandingan temporer serta perbandingan
permanen. Perbandingan itu dijembatani oleh PSAK 46 mengenai
akuntansiapajak pemasukan( PPh.) tubuh yang menata pengakuan,
pengukuran, penyajian serta pengungkapan PPh. industri. PSAK 46
mewajibkan industri mempertanggungajawabkan akibat pajak tidak cuma
dalam rentang waktu berjalan, namun pula dalam rentang waktu kelak
dengan membenarkan peninggalan( kepekaan) pajak tangguhan. Riset ini
bermaksud buat menilai apakahaPPh. PT. Bank Sulut( Persero) Tbk. sudah
diaplikasikan cocok PSAK 46. Cara riset yang dipakai merupakan
deskriptifakomparatif. Hasil riset kalau pajak Indonesia sudah
mempraktikkan PSAK 46 atas PPh. Tubuh dengan membenarkan akibat pajak
rentang waktu berjalan serta peninggalan pajak tangguhan selaku akibat
pajak rentang waktu kelak dampak perbandingan temporer serta permanen.
Pajak pengahsilan tungguhan mempraktikkan pengakuan, pengukuran,
penyajian, serta pengungkapan atas PPh tubuh cocok PSAK 46. Namun
pencatatan atas akibat pajak dicoba sehabis informasi audit diterbitkan bukan
dalam akhir rentang waktu akuntansi. belahan akuntansi industri hendaknya
menulis akibat pajak pas durasi dalam akhir rentang waktu akuntansi, tanpa
menunggu informasi finansial yang telah diaudit.

Kata Kunci: PSAK No.46, Pajak

Abstract
Financial AccountingaStandards (SAK) have comparisons with tax regulations on
dividing the amount of taxable income (PKP). The comparison is divided into
temporary comparisons and permanent comparisons. This comparison is bridged by
PSAK 46 concerning accounting foraincome tax (PPh.) The body that regulates the
recognition, measurement, presentation and disclosure of PPh. industry. PSAK 46
requires the industry to be responsible for tax consequencesanot only in the current
period, but also in the future by justifying the inheritance (sensitivity) of deferred tax.
This research intends to assess whether PPh. PT. Bank Sulut ( Persero) Tbk. has
beenaapplied according to PSAK 46. The research method usedais descriptive
comparative. Research results show that Indonesian taxes have practiced PSAK 46 on
PPh. The body justifies the current tax effect and the legacy of deferred tax as a future
tax effect the temporaryaand permanent comparison effect. Deferred income tax
practices the recognition, measuremena,presentation, and disclosure of corporate
income tax in accordance with PSAK 46. However, the recording of tax effects is
attempted after the audit information is published, not at the end of the accounting
period. Industry accounting departments should write tax results on a timely basis at
the end of the accounting timeframe, without waitingafor audited financial
information.

Keywords: PSAK No. 46, Tax

Pendahuluan
Standar AkuntansiaKeuangan (SAK) mempunyai perbandingan
dengan peraturanaperpajakan pada membagi besarnya pemasukan kena
pajak1. Standar Akuntansi Finansial memakai cara pencatatan bawah akrual
buat menulis pemasukan serta cara pencatatan bawah kas buat menulis bobot
atau bayaran, tidak hanya bobot atau bayaran yang lain yang berkarakter non
kas yang bisa diberatkan cocok dengan determinasi perpajakan yang legal. 2
Perbandingan antara SAK dengan peraturan perpajakan didasarkan dalam
perbandingan kebutuhan antara akuntansi menguntungkan yang
melandaskan keuntungan dalam rancangan bawah akuntansi ialah

1
Marista Winanti Sutadipraja, Sri SetiaaNingsih. Mardiana.(2019). Pajak Kini,
Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, Liabilitas Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia,
Vol.3 No.2. Hal. 149-162
2
Ester Manik, Suparna Wijaya, GalihaMargenta Setyawan, Hanif
Arifanto.(2023). Penerapan PSAK 46 PT XYZ Tbk. Sebelum Dan Saat
Pandemi. Jurnal Akutansiku, Vol.2 No.1. Hal. 1-10
perlombaan antara pemasukan dengan biaya- biaya terpaut, sebaliknya dari
bidang fikal misi kuncinya merupakan pendapatan Negeri.3
Perbandingan antara Standar Akuntansi Finansial serta peraturan
perpajakan dikelompokkan jadi 2, ialah perbandingan durasi ataupun
sedangkan ataupun temporer( timing atau temporary differences) serta
perbandingan konsisten ataupun permanen. Perbandingan durasi atau
sedangkan atau temporer( timing atau temporary differences) merupakan
perbandingan yang berkarakter sedangkan sebab terdapatnya
ketidaksamaan durasi pengakuan pemasukan serta bobot antara peraturan
perpajakan serta SAK.4
Standar Akuntansi Keuangan hendak membuahkan informasi
keuntungan( cedera) bagi akuntansi. Hendak namun, buat kebutuhan
penguasa, spesialnya buat bawah pengenaan pajak, sehingga informasi
keuntungan( cedera) akuntansi butuh dicocokkan balik bagi peraturan
perpajakan yang legal ataupun diucap emendasi fikal, alhasil didapat
keuntungan( cedera) bagi perpajakan ataupun keuntungan( cedera) pajak.5
Emendasi pajak dicoba oleh pihak fiskus serta cuma bermaksud buat
berburu keuntungan pajak. Sebaliknya pada akuntansi, perbandingan pajak
yang dihitung dari keuntungan akuntansi serta dari keuntungan pajak wajib
dicatata selaku wujud pertanggungjawaban atas pencatatan akibat pajak
yang sudah diakui saat sebelum dicoba emendasi pajak. Buat menjembatani
peraturan perpajakanadengan determinasi akuntansi, sehingga Akuntansi
Indonesia( IAI) menerbitkanaPSAK 46 mengenai akuntansi pajak pemasukan
yang menata pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapanapajak

3
Asipah Samjaya, Chaidir Djohar.(2023). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan,
Kepemilikan Manajerial DanaUkuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba Dengan Beban Pajak Tangguhan Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal
Akutansi, Vol.4 No.1. Hal. 1-13
4
Grace Magdalena Zai.(2023). PengaruhaPerencanaan Pajak, Ukuran
Perusahaan, Beban Pajak Tangguhan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Dan Konsumsi
Periode 2018-2020. Jurnal Mutiara Ilmu Akuntansi (JUMIA), Vol.1 No.1. Hal.
28-51
5
Rivaldo Raja Fahri, Setiadi. (2022). Pengaruh Perencamaan Dan Beban Pajak
Tangguhan Terhadap ManajemenaLaba Pada Perusahaan Non Manufaktor
Sub Sektor Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2-
18. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.2 No.3. Hal.151-163
pemasukan industri. Dengan PSAK 46, industri mempertanggungjawabkan
akibat pajak tidak cuma dalam rentang waktu berjalan, namun pula dalam
rentang waktu kelak, ialah dengan membenarkan terdapatnya peninggalan
atau peranan pajak tangguhan.

Metode Penelitian
Riset iniaberkarakter deskriptif analisa ialah riset buat
mendeskripsikan dengan lebih cermataidentitas upaya buat memastikan
gelombang terbentuknya suatu ataupunaikatan suatu yang lain. Tidak
hanya ituaperiset pula memakai riset daftar pustaka( library research)
ialah riset yangadilaksanakan dengan memakai daftar pustaka(
literature), bagus berbentuk buku, postingan, serta jurnal.
Data- data yang terkumpul setelah itu diolah, pengerjaan informasi
merupakan menimbang, menyortir, menata serta mengklarifikasikan.
Menimbang serta menyortir informasi merupakan betul- betul memilah
dengan cara hati- hati informasi yang relevan, pas serta berhubungan
dengan permasalahan yang tengah diawasi. Menata dan 6

mengklasifikasikan, ialah menggolongkan, menata bagi ketentuan


khusus.
Metodologi riset ialah cerita dari semua susunan aktivitas yang
dilaksanakan sepanjang cara riset, ialah dari dini aktivitas hingga dengan
akhir riset. Metodologi riset dipakai buat memusatkan dan memudahkan cara
jalan keluar permasalahan serta menganalisa hasil pengerjaan melewati
manajemen riset yang bagus alhasil riset yang dicoba bisa jadi lebih bermutu.

Pembahasan

6
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d.
Bandung: Alfabeta
1. Keuangan Akutansi Dengan Laporan Fiskal

Kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengatakan


kalau misi informasi finansial merupakan buat sediakan data yang
menyangkut posisi finansial, kemampuan, dan pergantian posisi finansial
sesuatu industri yang berguna untuk beberapa besar pengguna pada
pengumpulan ketetapan ekonomi.7 Informasi finansial yang disusun buat
misi ini penuhi keinginan bersama sebagian besar konsumen. Tetapi begitu,
informasi finansial tidak sediakan seluruh data yang bisa jadi diperlukan
konsumen pada pengumpulan ketetapan ekonomi sebab dengan cara biasa
mendeskripsikan akibat finansial dari peristiwa di era kemudian serta tidak
diharuskan buat sediakan data nonkeuangan. Peraturan perundang-
undangan perpajakan yang menata mengenai Pajak Pemasukan yang legal
semenjak 1 Januari 1984 merupakan Hukum No 7 Tahun 1983. Saat sebelum
tahun 1983, pengenaan pajak yang berkaitan dengan pemasukan diistilahkan
dengan julukan: Pajak Perseroan.

Terus menjadi pesatnya kemajuan social ekonomi selaku hasil


pembangunan nasional serta kesejagatan dan pembaruan di bermacam
aspek, sehingga butuh dicoba pergantian hukum itu guba menaikkan
gunanya serta peranannya pada bagan mensupport kebijaksanaan
pembangunan nasional spesialnya di aspek ekonomi. Hukum No 7 Tahun
1983 mengenai Pajak Pemasukan sudah sebagian kali diganti serta
disempurnakan, ialah dengan Hukum No 7 Tahun 1991, Hukum No 10 Tahun

7
Silviyana Fitri, Nera Marinda Machdar.(2023). Pengaruh Aset Pajak
Tangguhan dan Beban Pajak TangguhanaTerhadap Manajemen Laba Akrual
dengan Financial Distress sebagai variabel moderasi pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-
2021. Journal of Creative Student Research (JCSR), Vol.1, No.2. Hal. 113-136
1994, Hukum No 17 Tahun 2000 serta yang terakhir merupakan Hukum No
36 Tahun 2008.

Perbandingan antara informasi finansial menguntungkan dengan


informasi finansial pajak bisa dikelompokkan jadi 2, ialah perbandingan
durasi serta perbandingan konsisten atau permanen. Perbandingan durasi(
timing differences) merupakan perbandingan yang berkarakter sedangkan
sebab terdapatnya ketidaksamaan durasi pengakuan pemasukan serta bobot
antara peraturan perpajakan dengan SAK. Perbandingan durasi bisa dipecah
jadi perbandingan durasi positif serta perbandingan durasi minus.
Perbandingan durasi positif terjalin bila pengakuan bobot buat akuntansi
lebih lelet dari pengakuan bobot buat pajak ataupun pengakuan pemasukan
buat misi akuntansi. Perbandingan durasi negative terjalin bila determinasi
perpajakan membenarkan bobot lebih lelet dari pengakuan bobot akuntansi
menguntungkan ataupun akuntansi membenarkan pemasukan lebih lelet
dari pengakuan pemasukan bagi determinasi pajak. 8Perbandingan konsisten
atau permanen( permanent differences) merupakan perbandingan yang
terjalin sebab peraturan perpajakan membagi keuntungan pajak berlainan
dengan kalkulasi keuntungan bagi SAK tanpa terdapat emendasi di setelah
itu hari. Perbandingan permanen bisa positif bila terdapat keuntungan
akuntansi yang tidak diakui oleh determinasi perpajakan serta pembebasan
pajak, sebaliknya perbandingan permanen negative diakibatkan terdapatnya
pengeluaran selaku bobot keuntungan akuntansi yang tidak diakui oleh
determinasi pajak.

8
Abraham Sergius Manahan Polorensius Hutapea, Ristanti Khusnul
Khosafiah, Teta DirgantaraaJusikusuma, Suparna Wijaya. (2022). Penerapan
PSAK 46 Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Sebelum Dan
Semasa Pandemi Covid-19. Jurnal Akutansiku, Vol.1 No.3. Hal. 169- 179
Perbandingan temporer serta perbandingan permanen yang mencuat
mewajibkan industri membenarkan terdapatnya peninggalan pajak
tangguhan bila perbandingan temporer serta permanen yang terdapat
menimbulkan keuntungan akuntansi lebih kecil dari keuntungan pajak
ataupun menimbulkan bobot pajak bagi akuntansi lebih kecil dari bobot pajak
atau pajak terutang bagi perpajakan serta wajib membenarkan terdapatnya
kepekaan pajak tangguhan bila perbandingan temporer serta permanen
diatas menimbulkan keuntungan akuntansi lebih besar dari keuntungan
pajak ataupun menimbulkan bobot pajak bagi akuntansi lebih besar dari
bobot pajak atau pajak terutang bagi perpajakan.9 Perdamaian pajak yang
dicoba pihak fiskus membuahkan penumpukan perbandingan temporer serta
permanen industri membuahkan angka positif yang menimbulkan
keuntungan akuntansi lebih kecil dari keuntungan pajak ataupun
menimbulkan bobot pajak bagi akuntansi lebih kecil dari bobot pajak atau
pajak terutang bagi perpajakan alhasil mewajibkan industri buat
membenarkan terdapatnya peninggalan pajak tangguhan.

2. PSAK 46: Pajak Penghasilan

Prinsip awal menata kehadiran kepekaan atau peninggalan pajak


tangguhan. Bila besar mungkin kalau penyembuhan peninggalan ataupun
pelunasan kepekaan itu hendak menyebabkan pembayaran pajak dalam
rentang waktu kelak, yang lebih besar ataupun lebih kecil dibanding
pembayaran pajak selaku dampak penyembuhan peninggalan ataupun
pelunasan kepekaan yang tidak mempunyai akibat pajak, sehingga kepekaan

9
Fadhila Septianingrum, Damayanti Damayanti, Maryani Maryani. (2022).
Pengaruh Beban Pajak Kini, Beban PajakaTangguhan dan Aset Pajak
Tangguhan terhadap Manajemen Laba (The Effect of Current Tax Expense,
Deffered Tax Expense and Deffered Tax Asset on Earnings Management).
Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen (Sakman), Vol.2 No.1. Hal. 1-13
pajak tangguhan ataupun peninggalan pajak tangguhan harus diakui, dengan
sebagian dispensasi.

Prinsip kedua menata perlakuan akuntansi buat akibat liabilitis atau


peninggalan pajak tangguhan( the other leg). Prinsip ini mewajibkan industri
buat menganggap akibat pajak dari sesuatu bisnis serta peristiwa lain serupa
dengan metode industri menganggap bisnis serta peristiwa itu.10 Oleh sebab
itu, akibat pajaknya hendak diakui pada informasi keuntungan cedera
menyeluruh, bila bisnis atau peristiwa itu diakui pada informasi keuntungan
cedera menyeluruh, diakui dengan cara langsung di luar keuntungan cedera(
misalnya pada pemasukan menyeluruh lain ataupun langsung ke ekuitas),
bila bisnis atau peristiwa itu diakui diluar keuntungan cedera serta diakui
selaku adaptasi kepada goodwill ataupun goodwill minus, bila bisnis atau
peristiwa itu mencuat dampak campuran bidang usaha.

Analogi pencatatan yang dicoba industri atas pajak tangguhan dengan


PSAK 46 dengan metode menganalisa akun- akun neraca yang membuktikan
perbandingan pengakuan pemasukan serta atau ataupun bobot bagi
peraturan perpajakan dengan industri setelah itu menyamakan pencatatan
yang dicoba industri dengan yang diatur pada PSAK 46.

Simpulan
Kesimpulan dari riset ini merupakan kalau pajak pengahsil tangguhan
telah mempraktikkan PSAK Nomor. 46 atas pajak pemasukan tahun novel
2011 sebab mempertanggungjawabkan akibat pajak era saat ini serta era kelak
dengan membenarkan terdapatnya peninggalan atau kepekaan pajak

Asipah Samjaya, Chaidir Djohar. (2023). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan,


10

Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba


Dengan Beban Pajak Tangguhan Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal
Akutansi, Vol.4 No.1. Hal. 1-13
tangguhan yang mencuat dari perbandingan temporer serta permanen antara
aplikasi cara akuntansi industri serta determinasi perpajakan yang diatur
pada undangundang perpajakan dan sudah mempraktikkan pengakuan,
pengukuran, penyajian, serta pengungkapan cocok dengan yang diatur pada
PSAK 46.
Hendak jauh lebih bagus bila industri konsisten menjaga pengakuan,
pengukuran, penyajian, serta pengungkapan yang diaplikasikan bersumber
pada PSAK 46 serta melaksanakan perubahanperubahan yang dicocokkan
bila PSAK 46 hadapi perbaikan dikemudian hari. Tidak hanya itu, periset
menganjurkan supaya industri melaksanakan pencatatan atas akibat pajak
era saat ini serta akibat pajak era kelak dalam akhir rentang waktu akuntansi
tanpa menunggu selesainya informasi dari pengaudit.

PSAK 46 mengadopsi rancangan perbandingan temporer serta meminta


pemakaian cara‘ pendekatan informasi posisi finansial( balance sheet
approach) pada mempraktikkan prinsip awal. Begitu juga didefinisikan pada
PSAK 46, perbandingan temporer merupakan perbandingan antara jumlah
terdaftar peninggalan ataupun liabilitis pada informasi posisi finansial
dengan bawah pengenaan pajak( DPP)- nya.11 Arti dasar pengenaan pajak
pada PSAK 46 merupakan angka peninggalan ataupun kepekaan yang diakui
pada enumerasi keuntungan fiscal..12

11
Bernadetta Erika Tambunan, Tutty Nuryati, Uswatun Khasanah. (2022).
Pengaruh PerencanaanaPajak, Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini
Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2019-
2021). Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.2 No.1. Hal. 50-60
12
Hani Prisela Oktaviani, Nurul Asfiya, Moermahadi Soerja Djanegara.(2022).
Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban PajakaTangguhan, Dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Barang Konsumen
Primer Yang Terdaftar Di BEI Periode 2018-2020. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan Vol. 10 No. 3. Hal. 1-12

3. Artikel Literatur
No. Judul Tahun Simpulan

Pajak Kini, Pajak Penelitian menunjukkan pajak kini, pakjak


Tangguhan, Aset tangguhan, dan aset pajak tangguhan
Pajak Tangguhan, berpengaruh secara siginifikan terhadap
1 2019
Liabilitas Pajak manajemen laba. Variabel liabilitas pajak
Tangguhan Terhadap tangguhan tidak memiliki pengaruh
Manajemen Laba terhadap manajemen laba.

Aset pajak tangguhan PT XYZ terus


mengalami penurunan baik sebelum
Penerapan PSAK 46 pandemic dan ketika pandemic dan untuk
2 PT XYZ Tbk, Sebelum 2023 liabilitas pajak tangguhan pada periode
dan Saat PAndemi sebelum pandemic bergerak kearah positif
sedangkan pada periodik ketika pandemi
bergerak kearah negatif,

Penelitian menunjukkan bahwa, aktiva


pajak tangguhan memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba. Kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba. Ukuran
Pengaruh Aktiva
perusahaan tidak memiliki pengaruh
Pajak Tangguhan,
terhadap manajemen laba. Aktiva pajak
Kepemilikan
tangguhan, kepemilikan manajerial dan
Manajerial dan
ukuran perusahaan secara simultan
Ukuran Perusahaan
4 2023 berpengaruh terhadap manajemen laba.
Terhadap Manajamen
Beban pajak tangguhan mampu
Laba dengan Beban
memoderisasi pengaruh aktiva pajak
Pajak Tangguhan
tangguhan terhadp manajemen laba.
sebagai Variabel
Beban pajak tangguhan tidak mampu
Pemoderisasi
memoderasi pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap manajemen laba.
Beban pajak tangguhan tidak mampu
memoderasi pengaruh ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba.
No. Judul Tahun Simpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis parsial


dapat disimpulkan bahwa (Ha1 ditolak
dan H01
diterima) yang artinya secara parsial
Perencanaan Pajak (X1) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y)
dengan nilai signifikan 0,640 > 0,05

Berdasarkan hasil uji hipotesis parsial


Pengaruh
dapat disimpulkan bahwa (Ha2 diterima
Perencanaan Pajak
dan H02
dan Beban Pajak
ditolak) yang artinya secara parsial Beban
Tangguhan Terhadap
Pajak Tangguhan (X2) berpengaruh
Laba Pada Perusahaan
5 2022 signifikan
Non Manufaktur Sub
terhadap Nilai Perusahaan (Y) dengan
Sektor Property Yang
nilai signifikan 0,027 < 0,05.
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Berdasarkan hasil uji hipotesis simultan
Periode 2017-2020
dapat disimpulkan bahwa (Ha3 ditolak
dan H03
diterima) yang artinya secara bersama-
sama Perencanaan Pajak (X1) dan Beban
Pajak
Tangguhan (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen Laba (Y)
dengan
nilai signifikan 0,893 < 0,05.
No. Judul Tahun Simpulan
Penelitian bertujuan untuk untuk
mengetahui dan menguji pengaruh aset
pajak tangguhan dan beban pajak
tangguhan terhadap manajemen laba
akrual dengan financial distress sebagai
Pengaruh Aset Pajak
variabel moderasi pada perusahaan
Tangguhan dan Beban
properti dan real estate yang terdaftar di
Pajak Tangguhan
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-
Terhadap Manajemen
2021. Penelitian menghasilan bahwa
Laba Akrual dengan
1. Aset pajak tangguhan tidak
Financial Distress
berpengaruh positif terhadap
6 sebagai variabel 2023
manajemen laba akrual,
moderasi pada
2. Beban pajak tangguhan
Perusahaan Properti
berpengaruh positif dan signifikan
dan Real Estate yang
terhadap manajemen laba akrual.
terdaftar di Bursa Efek
3. Financial distress memperlemah
Indonesia Tahun 2016-
pengaruh aset pajak tangguhan
2021
terhadap manajemen laba akrual.
4. Financial distress memperkuat
pengaruh aset pajak tangguhan
terhadap manajemen laba akrual.

Berdasarkan pencatatan dalam laporan


keuangan perusahaan, Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk (ICBP) telah menyajikan laporan
keuangan sesuai PSAK 46. dengan melakukan
pengakuan terhadap ífuture tax effect dari
transaksi dalam laporan keuangan. Aset pajak
tangguhan perusahaan bersumber dari
Penerapan PSAK 46
liabilitas imbalan kerja karyawan, cadangan
Pada PT Indofood CBP
bonus, aset tak berwujud, rugi fiskal, aset
7 Sukses Makmur Tbk. 2022
tetap, dan sumber lainnya. Berdasarkan
Sebelum dan Semasa
pencatatan tersebut, pada masa mendatang,
Pandemi Covid 19
perusahaan akan memulihkan nilai tercatat
dan akan membayar pajak dengan jumlah
yang lebih kecil. Selain itu, perusahaan juga
telah mengakui liabilitas pajak tangguhan
yang bersumber dari liabilitas imbalan kerja
karyawan, cadangan bonus, aset tak berwujud,
aset tetap, dan sumber lainnya.
No. Judul Tahun Simpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan PSAK 46 perusahaan adalah
beda tetap perusahaan (meliputi beban
kesejahteraan karyawan, representasi, dan
sumbangan) dan beda temporer
Penerapan PSAK 46
perusahaan (meliputi beban penyusutan
Pada PT Indofood
dan penyisihan liabilitas imbalan kerja
CBP Sukses Makmur
7 2022 karyawan). Dalam kaitannya dengan
Tbk. Sebelum dan
perpajakan, salah satu aspek yang
Semasa Pandemi
mempengaruhi beda tetap dan beda waktu
Covid 19 (Lanjutan)
adalah pembebanan biaya perusahaan.
Secara fiskal, pembebanan biaya
perusahaan diatur dalam Pasal 6 dan 9
Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Beban pajak kini memiliki pengaruh


negatif terhadap manajemen laba artinya
semakin besar nilai beban pajak kini maka
semakin kecil manajemen laba yang
Pengaruh Beban Pajak dilakukan, beban pajak tangguhan
Kini, Beban Pajak memiliki pengaruh positif terhadap
Tangguhan dan manajemen laba artinya semakin besar
Aset Pajak Tangguhan nilai beban pajak tangguhan yang terdapat
terhadap Manajemen di laporan keuangan maka dapat
8 Laba (The 2022 menggambarkan bahwa perusahaan
Effect of Current Tax tersebut melakukan manajemen laba, aset
Expense, Deffered Tax pajak tangguhan tidak memiliki pengaruh
Expense and terhadap manajemen laba dan beban pajak
Deffered Tax Asset on kini, beban pajak tangguhan dan aset pajak
Earnings Management) tangguhan secara bersama-sama memiliki
pengaruh positif terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.
No. Judul Tahun Simpulan

Pengaruh
Perencanaan Pajak,
Beban Pajak
Tangguhan dan Beban
Pajak Kini Terhadap Bahwa perencanaan pajak berpengaruh
Manajemen Laba terhadap manajeman laba. Begitu pun
(Studi Empiris dengan beban pajak tangguhan
10 2022
Perusahaan berpengaruh terhadap manajeman laba.
Manufaktur Sub Dan beban pajak kini berpengaruh
Sektor Industri yang terhadap manajeman laba.
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Pada Tahun 2019—
2021)

Hasil pengujian secara parsial (Uji t)


menunjukkan bahwa variabel
Pengaruh
Perencanaan Pajak tidak berpengaruh
Perencanaan Pajak,
terhadap Manajemen Laba, Beban Pajak
Beban Pajak
Tangguhan variabel Manajemen Laba
Tangguhan, Dan
berpengaruh terhadap Manajemen Laba,
Kepemilikan
dan variabel Kepemilikan Manajerial
11 Manajerial Terhadap 2022
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Manajemen Laba Pada
Hasil pengujian secara simultan (Uji F)
Perusahaan Barang
menunjukkan bahwa seluruh variabel
Konsumen Primer
independen yaitu Perencanaan Pajak,
Yang Terdaftar Di BEI
Beban Pajak Tangguhan, dan Kepemilikan
Periode 2018-2020
Manajerial secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

DAFTAR PUSTAKA
Abraham Sergius Manahan Polorensius Hutapea, Ristanti Khusnul
Khosafiah, Teta Dirgantara Jusikusuma, Suparna Wijaya. (2022).
Penerapan PSAK 46 Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) Sebelum Dan Semasa Pandemi Covid-1. Jurnal Akutasniku, Vol.1
No.1, Hal. 169- 179.

Asipah Samjaya, Chaidir Djohar. (2023). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan,


Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Dengan Beban Pajak Tangguhan Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akutansi, Vol.4 No.1, Hal. 1-13.

Asipah Samjaya, Chaidir Djohar. (2023). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan,


Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Dengan Beban Pajak Tangguhan Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akutansi, Vol.4 No.1, Hal. 1-13.

Bernadetta Erika Tambunan, Tutty Nuryati, Uswatun Khasanah. (2022).


Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan dan Beban
Pajak Kini Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Sub SektorIndustri yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Pada Tahun 2019-2021). Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.2 No.1,
Hal. 50-60.

Ester Manik, Suparna Wijaya, Galih Margenta Setyawan, Hanif Arifanto.


(2023). Penerapan PSAK 46 PT XYZ Tbk. Sebelum Dan Saat Pandemi.
Jurnal Akutansiku, Vol.2 No.1, Hal. 1-10.

Fadhila Septianingrum, Damayanti Damayanti, Maryani Maryani. (2022).


Pengaruh Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan dan Aset Pajak
Tangguhan terhadap Manajemen Laba (The Effect of Current Tax
Expense, Deffered Tax Expense and Deffered Tax Asset on Earnings
Management). . Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen (Sakman),
Vol.2 No.1, Hal. 1-13.

Grace Magdalena Zai. (2023). Pengaruh Perencanaan Pajak, Ukuran


Perusahaan, Beban Pajak Tangguhan, Profitabilitas Dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Dan Konsumsi Periode 2018-2020. Jurnal Mutiara Ilmu
Akuntansi (JUMIA), Vol.1 No.1, Hal. 28-51.
Hani Prisela Oktaviani, Nurul Asfiya, Moermahadi Soerja Djanegara. (2022).
Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan,Dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar Di BEI Periode 2018-2020. .
Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 10 No. 3, Hal. 1-12.

Marista Winanti Sutadipraja, Sri Setia Ningsih. (2019). Pajak Kini, Pajak
Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan,Liabilitas Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia,
Vol.3 No.2, Hal. 149-162.

Rivaldo Raja Fahri, Setiadi. (2022). Pengaruh Perencamaan Dan Beban Pajak
Tangguhan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Non
Manufaktor Sub Sektor Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2-18. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.2
No.3, Hal.151-163.

Silviyana Fitri, Nera Marinda Machdar. (2023). Pengaruh Aset Pajak


Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba
Akrual dengan Financial Distress sebagai variabel moderasi pada
Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2021. Journal of Creative Student Research (JCSR),
Vol.1, No.2, Hal. 113-136.

Anda mungkin juga menyukai