Andrie Wiyogo
andriew980@gmail.com
Universitas Negeri Jakarta
Dio Setyawan
diosetiawan02@gmail.com
Universitas Negeri Jakarta
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the factors that can influence tax
deduction and collection in Indonesia. This study uses a systematic literature
review (SLR) methodology. The application of this methodology aims to identify,
study, assess, and interpret related data presented with questions that arise and
are interrelated. With the SLR method, systematic reinforcement can be carried
out and help existing journals, which in each process use predetermined
guidelines. To obtain similar research that is relevant to the topic, this study uses
the keywords: withholding, collection, and income tax. There are 10 literature
reviews that approach the research topic from 2018 to 2022, one in each of 2018,
2019 and 2020, three in 2021, two in 2022. The results of this study found that tax
understanding and ease of application are factors that influence tax deduction and
collection in Indonesia.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang dapat
mempengaruhi pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metodologi systematic literature review (SLR). Penerapan
metodologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mempelajari, mengevaluasi, dan
menginterpretasikan data terkait yang disajikan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dan saling terkait. Dengan metode SLR dapat dilakukan tinjauan
sistematis dan identifikasi jurnal yang ada, yang dalam setiap prosesnya
menggunakan pedoman yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan penelitian
sejenis yang relevan dengan topik, penelitian ini menggunakan kata kunci:
pemotongan, pemungutan, dan pajak penghasilan. Terdapat 10 literature review
yang mendekati topik penelitian dari tahun 2018 hingga 2022, satu pada masing-
masing tahun 2018, 2019, dan 2020, tiga pada tahun 2021, dua pada tahun 2022 .
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemahaman pajak dan kemudahan aplikasi
adalah faktor yang mempengaruhi pemotongan dan pemungutan pajak di
Indonesia.
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 1
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan terus berupaya melakukan
pembangunan di berbagai bidang sektor. Tercatat padatarget di 2023 yaitu 2.463 trilliun
rupiah APBN dihabiskan guna menunjang pembangunan nasional baik untuk pemerintah
pusat maupun daerah dan pedesaan. Dalam data APBN 2023, ditetapkan jumlah
pendapatan negara sebesar 2.463 trilliun rupiah. Terdiri dari beberapa penerimaan mulai
dari penerimaan pajak sebesar 2.021 trilliun rupiah, penerimaan negara bukan pajak
(PNBP) sebesar 441tiliun rupiah, tentunya kita sangat paham tentang seberapa
pentingnya pajak dari penghasilan masyarakat Indonesia itu sendiri. Penghasilan
merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun berdasarkan (Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan) (Marina, Rachmat, & Lukas, 2013) Pajak
merupakan iuran yang dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah berdasarkan atas Undang-Undang serta aturan pelaksanaan
pemungutan pajak yang mengisyaratkan adanya alih dana dari sektor swasta (wajib
pajak yang membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak pemerintah) dan
diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka
menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan Ada beberapa
masyarakat kurang paham dengan arti pajak sebenarnya dan merasa ada keterbebanan
dalam melaksanakan pembayaran. Membayar pajak tepat waktu adalah wujud nyata
kontribusi masyarakat ikut serta membangun negara. Berimbas pada pembangunan
yang mengalami keterlambatan dari waktu yg telah ditentukan dan yang paling buruk
adalah tertundanya proyek pembangunan tersebut. Jika tingkat keterlambatan
membayar pajak terus menerus meningkat tidak menutup kemungkinan bahwa
akhirnya proyek pembangunan berhenti total. Itu sebabnya kita masyarakat terlebih lagi
yang seharusnya terdaftar sebagai wajib pajak harus sadar akan kepentingan
pembangunan bersama.
Umumnya penerapan pemungutan pada pajak yang rutin dan tetap telah
diterapkan pada masa kolonial Belanda. Akan tetapi di masa kerajaan dulu juga telah
ada pungutan layaknya seperti pajak yaitu, pungutan yang semata-mata diberikan pada
raja yang memerintah. Seiring berjalannya perubahan, bentuk upeti yang diserahkan
oleh penduduk tidak hanya untuk keperluan sang raja saja, tetapi sudah lebih kepada
kepentingan penduduk itu sendiri. Sistem self assessment adalah sebuah sistem
pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak (WP) untuk
menjalankan kewajibannya sendiri mulai dari menghitung, membayar sampai
melaporkan jumlah pajak yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang
– undangan perpajakan yang berlaku. Dengan begini masyarakat sebagai Wajib Pajak
diberikan kesempatan untuk ikut berperan dalam pemungutan pajak. Dalam Sistem self
assessment, peran pemerintah (fiskus) justru terbilang pasif, yaitu hanya sekedar
memberikan penyuluhan dan pengawasan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya sendiri.
Pajak yang ditetapkan pemerintah salah satunya adalah Pajak Penghasilan yaitu
pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 2
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
dalam bagian tahun pajak. (Sorongan, 2014). Menurut (Marina et al., 2013) Sistem
administrasi perpajakan yang digunakan di Indonesia yaitu withholding tax. Penerapan
withholding tax system di Indonesia seperti yang diatur dalam Undang-undang Nomor
7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 36 tahun 2008, Di dalam sistem ini, undang-undang merujuk
satu pihak yang biasanya merupakan sumber penghasilan untuk memotong atau
memungut pajak penghasilan kepada pihak lain yang menerima penghasilan. Sistem ini
diterapkan biasanya merupakan sumber penghasilan untuk memotong atau memungut
pajak penghasilan kepada pihak lain yang menerima penghasilan. Sistem ini diterapkan
agar wajib pajak langsung membayar pajak penghasilan ketika menerima penghasilan
tersebut. Tetapi dengan sistem yang seperti itu, kesadaran pemotongan dan
pemungutan pajak di Indonesia masih rendah.
Oleh karena itu, peneliti ingin mencari tahu tentang apa saja yang menjadi faktor
yang mempengaruhi pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia serta
perhitungannya.
2. TINJAUAN LITERATUR
A. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku, pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Menurut Tanjung (2022), pajak
penghasilan adalah pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun
pajak dan juga dapat dipungut atas penghasilan untuk sebagian tahun pajak Menurut
Riftiasari (2018), Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku, pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Menurut Sumarsan
dalam (Lestari et al., 2017) menyatakan bahwa sistem pemungutan pajak sebagai
berikut:
a. Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
b. Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. With holding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak.
B. Perbedaan Pemotongan dan Pemungutan Pajak
enulis Pemotongan pajak dapat diartikan sebagai kegiatan memotong sejumlah
pajak yang terutang dari keseluruhan pembayaran yang dilakukan. Pemotongan tersebut
dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan pembayaran terhadap penerima penghasilan.
Dengan kata lain, pihak pembayar bertanggungjawab atas pemotongan dan penyetoran
serta pelaporannya. Sedangkan, pemungutan pajak merupakan kegiatan memungut
sejumlah pajak yang terutang atas suatu transaksi. Pemungutan pajak akan menambah
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 3
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
besarnya jumlah pembayaran atas perolehan barang. Namun demikian, ada juga
pemungutan yang dilakukan oleh pihak pembayar dengan mekanisme yang sama dengan
pemotongan
C. Macam-Macam Pemotongan Pph
a. Pph Pasal 21
Pemotongan PPh Pasal 21 merupakan cara pelunasan PPh dalam tahun berjalan
melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan. Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 21 dibedakan menurut penerima
penghasilannya antara lain pegawai, pensiunan, peserta kegiatan dan bukan
pegawai. Sebagai contoh dalam hal ini adalah pembayaran terkait dengan upah atau
gaji yang diterima oleh pegawai/karyawan akan dipotong oleh perusahaan yang
menjadi pihak pemberi kerja
b. Pph Pasal 23
Pemotongan PPh Pasal 23 merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan
melalui pemotongan pajak antara lain atas penghasilan berupa dividen, royalti, jasa
manajemen, jasa teknik, dan juga jasa kepada Wajib Pajak berbentuk badan dalam
negeri dan juga Bentuk Usaha Tetap (BUT)
c. Pph Pasal 26
Pemotongan ini dilakukan oleh pihak yang memberikan penghasilan atau pihak
pemberi kerja sehubungan dengan adanya pembayaran berupa dividen, bunga,
hadiah, royalti, dan penghasilan lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri. Untuk
kegiatan pemotongan ini, Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak
berbentuk badan ditunjuk untuk dapat memotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
26 atau sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang tax treaty.
d. Pph Pasal 4 Ayat 2
Pemotongan ini dilakukan oleh pihak yang memberikan penghasilan sehubungan
dengan pembayaran yang berkaitan dengan pembayaran atas objek tertentu, sepeti
hal nya sewa tanah atau bangunan, jasa konstruksi, pengalihan hak atas tanah atau
bangunan, dan lain sebagainya serta bersifat final atas penghasilan tertentu yang
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 4
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
memiliki perdaran bruto atau omzetnya melebihi 4,8 miliar dalam satu tahun dan
telah dikukuhkan sebagai PKP. Wajib Pajak orang pribadi maupun badan yang
telah dikukuhkan sebagai PKP, maka diwajibkan untuk memungut PPN dan
PPnBM kepada pihak penerima barang, apabila barang yang diserahkan tergolong
mewah.
3. METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 5
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 6
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 7
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
Lalu pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari sepuluh jurnal yang peneliti
gunakan, analisis pada pajak penghasilan Pph pasal 21 berada di peringkat pertama yang
sering digunakan yaitu sebanyak 3 jurnal, lalu ada analisis untuk Pph pasal 21, 22, 23,
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 8
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
dan pasal 4 ayat 2 lalu ada analisis pada Pph pasal 23 dan terakhir ada Analisis pada Pph
pasal 22 yaitu sebanyak satu jurnal dan Pph Padal 4 ayat 2 sebanyak satu buah
Analisis Data
Untuk jurnal yang digunakan, mempunyai banyak varians sampel dan hasil, seperti pada
jurnal (Riftiasari, 2018) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pemungutan Dan
Pemotongan Atas Pajak Penghasilan Final DanTidak Final Bendahara Pengeluaran
Kementerian”, pada tahun 2018 meneliti Pajak Penghasila di Kementrian yang
mempunyai hasil Pemotongan dan Pemungutan Pph sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Lalu menurut penelitian (Wahyuni & Fitriandi, S.S.T, M.S.E, M.A, 2022)
dengan penelitian yang berjudul “ANALISIS PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN
PAJAK PENGHASILAN ATAS ALOKASI BELANJA DESA: STUDI EMPIRIS
DESA KEMBARAN KEBUMEN” meneliti desa kembaran kebumen yang mana ini
menjadi referensi untuk sampel di daerah pendesaan di penelitian ini. Dan walaupun di
pedesaan tetapi pemotongan dan pemungutan pajak sudah sesuai peraturan yang berlaku
Lalu ada menurut (Tanjung & Damayanti, 2022) di penelitiannya yang berjudul
“ANALISIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA KONSULTAN PADA PT TELKOM
INDONESIA, TBK SESUAI DENGAN PERATURAN UNDANG-UNDANG NOMOR
36 TAHUN 2008” mereka meneliti pada PT Telkom Indonesia dan berfokus pada Pajak
Penghasilan pasal 23 dan ditemukan hasil bahwa pemotongannya sudah sesuai kebijakan.
Selanjutnya pada penelitian dari (Taufik Kurachman & Pusdiklat, 2021) yang meneliti
Pph 22, 23, dan 4 ayat 2 dengan sampel buku referensi, penelitian terdahulu, dan jurnal
sebelumnya dalam penelitiannya yang berjudul “TAX REVIEW ATAS PEMOTONGAN
DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN JASA PERHOTELAN SEBAGAI
PEMICU PENGGALIAN POTENSI PAJAK”, dengan hasil pemotongan dan
pemungutan pajak sudah sesuai dengan peraturan undang-undang nomor 36 tahun 2008
Di penelitian (Putri et al., 2019), berjudul “ANALISIS PERILAKU WAJIB PAJAK
UMKM TERHADAP PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK DENGAN
MENGGUNAKAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DI KOTA TOMOHON” dengan
menggunakan teknik wawancara, UMKM di kota Tomohon di wawancara oleh mereka
terkait pelaporan pajaknya. Dan mendapatkan hasil pemahaman serta kepekaan mereka
sudah baik hingga pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan sudah sesuai
ketentuan lalu pada penelitian (Rahman et al., 2021) dengan menggunakan pendekatan
teori dan laporan SPT yang ada didapatkan bahwa telah dilakukannya pemotongan dan
pemungutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan pada penelitian
(Triwinarso et al., 2022) pada penelitian berjudul “'Evaluasi pemungutan, penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan Pasal 22 di Kabupaten Klaten” dengan menggunakan teknik
wawancara pada Kantor Pelayanan Kebendaharaan Negara Klaten mendapatkan hasil
Bendahara Klaten sudah melakukan pemungutan dan pemotongan serta penyetoran PPh
pasal 22 dengan baik
Menurut (Lihu et al., 2021) di penelitiannya yang berjudul “Analisis Perhitungan,
Pemungutan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Hotel Swiss-Belhotel
Maleosan Manado” melakukan wawancara pada karyawan hotel Swiss-Belhotel dan
sama seperti lainnya pemotongan dan pemungutan yang dilakukan sudah sesuai dengan
peraturan yang belaku. Dan di penelitian (Effendy & Mariana, 2021) yang berjudul
“ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS JASA SEWA TANAH DAN/BANGUNAN PADA PT. ANGKASA PURA I (Persero) MAKASSAR”
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) .............................. 9
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
meneliti PT. Angkasa dengan teknik yang sama yaitu wawancara, mendapatkan hasil
pemotongan Pph Pasal 4 ayat 2 sudah sesuai peratyran perundang-undangan Terakhir pada
penelitian yang berjudul “Analisis Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pph Pasal 21 Pada
Pt Bantimurung Indah” yang diteliti oleh (Maghfirah et al., 2018) melakukan pendekatan
wawancara untuk meneliti PPh pasal 21 yang mendapatkan hasil yaitu pemotongan sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan untuk
pemotongan dan pemungutannya sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu berdasarkan 10 artikel dengan rentang tahun 5
tahun yaitu 2018-2022 yang mempunyai topik Analisis Pemotongan dan Pemungutan,
metode yang paling sering digunakan adalah metode Deskriptif Kualitatif, lalu tahun yang
banyak dijadikan publikasi adalah tahun 2021. Dan untuk pertanyaan penelitian ini yaitu
motivasi lembaga untuk pemotongan dan pemungutan pajak terdapat dua hasil, yaitu
pemahaman pajak dan kemudahan aplikasi. Dan untuk perhitungannya sudah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saran dari peneliti untuk penelitian
selanjutnya adalah jangan hanya menggunakan 10 jurnal saja tetapi ditingkatkan menjadi
lebih banyak lagi. Dan juga karena ini adalah penelitian di Indonesia ada baiknya untuk
menambah keberagaman daerah yang digunakan sebagai sampel.
REFERENSI
Effendy, F. R., & Mariana, L. (2021). ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN
PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS JASA SEWA TANAH
DAN/BANGUNAN PADA PT. ANGKASA PURA I (Persero) MAKASSAR. Amnesty:
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) ..............................
10
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. XX No. X (20XX)
Larasati, I., Yusril, A. N., & Zukri, P. Al. (2021). Systematic Literature Review Analisis
Metode Agile Dalam Pengembangan Aplikasi Mobile. Sistemasi, 10(2), 369.
https://doi.org/10.32520/stmsi.v10i2.1237
Lihu, S. A., Karamoy, H., & Pangerapan, S. (2021). Analisis Perhitungan, Pemungutan dan
Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Hotel Swiss-Belhotel Maleosan Manado.
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, Dan Hukum), 5(1), 222–
232.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lppmekososbudkum/article/download/37359/34654
Maghfirah, N., Sari, S. N., & Paramita, M. H. (2018). Analisis Pemotongan, Penyetoran Dan
Pelaporan Pph Pasal 21 Pada Pt Bantimurung Indah. Jurnal PABEAN …, 3(1), 65–78.
Putri, T., Saerang, D. P. E., & Budiarso, N. S. (2019). Analisis Perilaku Wajib Pajak Umkm
Terhadap Pelaksanaan Pemungutan Pajak Dengan Menggunakan Self Assessment System
Di Kota Tomohon. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 14(1), 130–136.
https://doi.org/10.32400/gc.14.1.22321.2019
Riftiasari, D. (2018). Analisis Pemungutan Dan Pemotongan Atas Pajak Penghasilan Final Dan
Tidak Final Bendahara Pengeluaran Kementerian. Moneter - Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 5(2), 162.
Taufik Kurachman, & Pusdiklat, W. M. (2021). TAX REVIEW ATAS PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN JASA PERHOTELAN SEBAGAI PEMICU
PENGGALIAN POTENSI PAJAK. 2(2).
Triwinarso, A., Nuswantoro, H. W., & Astuti, A. Y. (2022). Evaluasi pemungutan , penyetoran
dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 22 di Kabupaten Klaten. 10(3), 165–174.
Wahyuni, S. R., & Fitriandi, S.S.T, M.S.E, M.A, P. (2022). Analisis Pemotongan dan
Pemungutan Pajak Penghasilan Atas Alokasi Belanja Desa: Studi Empiris Desa Kembaran
Kebumen. JURNAL PAJAK INDONESIA (Indonesian Tax Review), 6(2), 225–234.
https://doi.org/10.31092/jpi.v6i2.1761
Nama Belakang Penulis 1 et al., Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Judul Artikel) ..............................
11