Anda di halaman 1dari 7
Notes Pada awal abad ke-20, pengajaran bahasa menjadi suatu bidang keilmuan. Hal ini disebabkan oleh 1) perkembangan zaman ke arah globalisasi sehingga kebutuhan atas bahasa berubah tidak lagi seperti sebelum abad 20, dan 2) perang dunia yang memicu peningkatan kesadaran pembelajaran bahasa kedua diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan interpreter tertentu. Masa kejayaan pengajaran bahasa Latin, disebut periode klasik (abad 17-19). Selain bahasa Latin, ada bahasa Yunani yang menjadi fokus pengajaran di era klasik. Tujuan dari pengajaran bahasa klasik ini, untuk kebutuhan intelektual dan ada prestise bagi seseorang yang menguasai bahasa-bahasa ini (karena kebanyakan diajarkan kpd kaum bangsawan). Grammar school sebutan untuk sekolah menengah di eropa. Disebut grammar school karena mengajar berdasarkan sistem masih mengikuti prinsip-prinsip pengajaran bahasa klasik. Prinsip-prinsip yang menjadi karakteristik Metode Penerjemahan-Tata Bahasa (metode klasik, periode prusia; krn cara yg dipakai masih spt ketika org" mempelajari bahasa klasik [Latin / Yunani]) Tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah kemampuan untuk membaca literatur pada bahasa tersebut. Membaca dan menulis menjadi fokus besar. Pemilihan kosakata hanya didasarkan pada teks bacaan yang digunakan. -> perbendaharaan kosakata yang banyak Kalimat menjadi unit dasar pembelajaran dan pengajaran bahasa. Penekanan pada akurasi penerjemahan. -> memiliki tingkat tata bahasa yang tinggi Tata bahasa diajarkan secara deduktif. Bahasa ibu pelajar menjadi media untuk perbandingan yang dihasilkan di antara bahasa asing dan bahasa ibu mereka. Faktor yang turut berkontribusi mempertanyakan dan menolak terhadap Metode Terjemahan-Tata Bahasa menjelang pertengahan abad ke-19, yaitu peristiwa meningkatnya peluang untuk berkomunikasi di antara orang Eropa yang menciptakan kebutuhan akan kemampuan lisan dalam bahasa asing. Pikiran utama yang menjadi permasalahan para tokoh: 1) Bahasa sebagai media komunikasi lisan bukan hanya media kemahiran membaca dan menulis, 2) Pembelajaran bahasa anak yang merupakan pembelajaran bahasa ibu (pembelajaran bahasa secara alamiah tanpa pengajaran tata bahasa). <- tidak terlalu besar pengaruhnya karena belum terorganisirnya profesi para pengajar bahasa sehingga berjalan sendiri-sendiri. Henry Sweet mengusulkan untuk pengajaran bahasa: - Menentukan yang cermat tentang apa yang akan diajarkan - Membuat batasan pada apa yang akan diajarkan - Merunutkan apa yang akan diajarkan dalam empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis - pemilahan bahan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Viétor, Sweet, dan pemberharu lainnya mempercayai bahwa Bahasa lisan adalah yang utama dan harus tercermin dalam metodologi berbasis lisan; Temuan fonetik harus diterapkan pada pengajaran dan pelatihan guru; Pembelajar harus mendengar bahasa terlebih dahulu, sebelum melihatnya dalam bentuk tulisan; Kata-kata harus disajikan dalam kalimat, dan kalimat harus dipraktikkan dalam konteks yang bermakna; Aturan tata bahasa harus diajarkan setelah pelajar mempraktikkan poin-poin tata bahasa dalam konteks (tata bahasa harus diajarkan secara induktif); Terjemahan harus dihindari, meskipun bahasa ibu dapat digunakan untuk menjelaskan kata-kata baru atau untuk memeriksa pemahaman. Metode pengajaran langsung Kelas bahasa dilakukan dalam bahasa target; Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan; Kemampuan berkomunikasi secara lisan dilatih oleh pengajar dengan pertukaran pertanyaan dan jawaban pada grup kecil, juga dengan adanya kelas intensif; Tata bahasa diajar secara induktif; Pembahasan baru akan diperkenalkan secara lisan; Pengajaran kosakata akan diajarkan melalui peragaan, objek, dan gambar. Sementara kosakata abstrak akan diajarkan melalui poin-poin ide; Kemahiran berbicara dan mendengar keduanya diajarkan; dan Pengucapan dan tata bahasa akan menjadi materi yang ditekankan. Direct method hanya akan sulit berhasil pada sekolah negeri, karena dia membutuhkan kelas kecil, sedangkan jika diterapkan pada kelas besar maka tidak akan efektif. Kriteria yang menjadi pembeda pada guru yang menggunakan metode penerjemahan- tata bahasa dan metode langsung adalah guru yang menggunakan metode langsung harus mempunyai kompetensi yang lebih tinggi dibanding pemakai metode penerjemahan-tata bahasa. Pemakai metode penerjemahan-tata bahasa dituntut untuk mempunyai kompetensi lebih di ragam bahasa. Guru metode penerjemahan-tata bahasa: Harus mempunyai kemampuan membaca yg baik Harus ada pemahaman tata bahasa yg komprehensif Guru metode langsung: Mempunyai kemampuan bicara mendekati penutur jati Penyimpanan kosakata yang mumpuni Mengkombinasikan kedua metode pengajaran bahasa sehingga mendapatkan hasil yang baik dari keduanya.

Anda mungkin juga menyukai