Anda di halaman 1dari 8
Analisis Rasio Keuangan : Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya dalam Bisnis Pengertian Dari Analisis Rasio Keuangan Harvindo, Tahun 2010 memiberikan pengertian bahua rasio merupakan satu angka yang dibedakan dengan angka lainnya sebagai sebuah hubungan. Sementara Jonathan Golin, Tahun 2001 memberikan pernyataan tentang rasio yang merupakan suatu angka yang, 4idefinsikan pada suatu pola kemudian dibandingkan dengan pola lainnya dan dinyatakan oleh persentase. ‘Sementara itu keuangan merupakan suatu hal yang dihubungkan dengan akuntansi ‘Seperti melakukan pengelolaan keuangan serta adanya laporan kevangan yang berpengaruh pada analisisrasio keuangan.Jadi analiss rasio keuangan merupakan indeks yang dterapkan dengan adanya angka-angka akuntansi yang saling berhubungan, Kemudian diperolen berdasarkan pembagian angka yang satu dengan lainnya, begitu menurut James Carter Van Horne mengutip dari Kasmir, tahun 2008. Berdasarkan pernyataan Irawati, tahun 2005.22 tentang rasio keuangan merupakan teknis analisa di bidang manajemen kewangan. Analisis rasio keuangan dimanfaatkan sebagai alat ukur yang ada pada keuangan suatu perusahaan di masa periode tertentu. Cara tersebut dilakukan dengan melakukan perbandingan dua variabel yang diambil dari taporan keuangan perusahaan. Dan diletakkan pada kolom neraca atau pun laba rugi laporan perusahaan yang ada. Fungsi Analisis Rasio Keuangan Financial ratio atau disebut juga rasio keuangan adalah alat analisa keuangan perusahaan dalam review hasil suatu perusahaan dengan panduan perbandingan data keuangan yang ada di dalam laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba atau rugi, laporan aliran kas. Sebenarnya pengertian rasio merupakan sebuah alat yang disebut pada aritmatical terms yang bisa berguna dalam menerangkan konektivitas antara dua jenis data keuangan. Analisa rasio keuangan memerlukan data laporan keuangan yang sudah tersedia sebagai acuan penilaiannya. Namun begitu, didasarkan dengan data serta keadaan ‘masa lalu, analisis rasio keuangan diartikan untuk mereview resiko serta peluang yang ada di masa yang akan datang. Rasio Profitabilitas: Pengertian, Jenis, dan Contohnya Rasio profitabilitas merupakan perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas atas dasar pengukuran tertentu. Rosio profitabilitas ini diperlukan untuk melokukan pencatatan transaksi keuangan. Biasanya, dinlai oleh investor dan kreditur bank) untuk menilai laba investasi yang ekan diperoleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam membayarkan utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian set dan sumber daya lainnya, sehingga terlihat pula tingkat efisiensi peruschaan tersebut. Manfaat Rasio Profitabilitas Perusahaan sebaiknya wajib membuat profitabilitas saat menghitung untung-rugi perusahaan. Berikut ini manfaat dari rasio profitabilitas yang perlu Anda ketahui: 1. Dapat mengetahui secara pasti laba/keuntungan dari perusahaan dalam periode tertentu. 2. Sebagai tolak ukur dalam penilaian yang dilakukan bank/investor kepada perusahaan. 3, Memahami efisiensi dari sebuah bisnis. 4. Untuk mangjer peruschaan, rasio profitabilitas ini bisa menjadi acuan untuk Jenis-Jenis dan Contoh Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas terbagi menjadi 7. Mari kita bahas di bawah ini beserta contohnya. 1. Gross Profit Margin (GPM) Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas, menjelaskan besaran laba yang diterima oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa Berikut ini rumus dan contoh kasus perhitungan GPM: Laba kotor Perusahaan A sebesar: Rp50.000.000 Total pendapatannya: Rp57.000.000 ‘Maka GPM Perusahaan A adalah sebagai berikut: (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100% = (RP50.000,000 : Rp57.000.000) x 100% =87% 2. Profit Margin Ratio (PMR) Profit margin ratio juga dikenal dengan Net Profit Margin (NPM) yang merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapatkan setelah dikurangi dengan pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. NPM dapat dihitung dengan rumus dan contoh berikut ini NPM = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan Pendapatan penjualan bersih (Net Sales) = Rp30.073.410.000 Laba Bersih Setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp5.074.750.000 Maka, NPM-nya adalah sebagai berikut: NPM = Rp5.074.750.000 : Rp30.073.410.000 NPM = 16,9% 5. Return on Assets Ratio (ROA) Efisiensi dalam suatu perusahaan dalam mengelola asetnya sebenarnya dapat dilihat dari ROA ini, Berikut ini rumus Rasio Pengembalian Aset/ROA: ROA = Laba Bersih : Total Aset Contoh perhitungannya adalah, Laba Bersih Perusahaan C: Rp200.000.000 Total Asetnya: Rp40.000.000, maka ROA perusahaan: ROA = Rp200.000.000 : Rp40.000.000 = 5% 4. Return on Equity Ratio (ROE) ROE adalah rasio profitabilitas yang berguna untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan yang dinyatakan dalam persentase. ROE menunjukan seberapa berhasilnya perusahaan dalam mengelola modal, sehingga keuntungannya dapat diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE pun dikenal dengan rentabilitas modal sendiri atau yang disebut juga rentabilitas usaha. ROE dihitung dari income perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham preferen dan biasa). ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham Dari laporan keuangan yang terbit pada 31 Desember 2020, PT. B yang bergerak dalam sektor konstruksi memiliki laba bersin setelah pajak sebesar Rp700.000.000, Sedangkan total ekuitas para pemegang saham adalah sebesar Rp1.000.000.000. Maka ROE-nya adalah sebagai berikut, ROE = Rp700.000.000 : Rp1.000.000.000 ROE = 70% 5, Return on Sales Ratio (ROS) ROS adalah rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya variabel produksi, seperti gaji karyawan, bahan baku, dil sebelum dikurangi pojok dan bungo. Rasio tersebut menunjukan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap dana penjualan yang disebut juga sebagai margin operasional (operating margin) atau margin pendapatan ‘operasional (operating income margin). Berikut ini rumus dan contoh penghitungan ROS. ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga : penjualan) x 100% PT. D menghosikan laba sebelum pajak den bunga sebesar RP500.000.000 Penjualannya sebesar Rp2.000.000.000 ‘Maka ROS-nya adalah sebagai berikut: ROS = (RP300,000.000 : Rp2.000.000.000) x 100% ROS = 15% 6. Return on Capital Employed (ROCE) ROCE adalah rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang digunakan dalam bentuk persentase. Modal yang dimaksud merupakan ekuitas suatu peruschaan ditambah dengan kewajiban yang tidak lancar atau total aset dikurangi dengan kewajiban lancar. ROCE ini mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaon. Sebutan bagi laba sebelum pengurangan pajak dan bunga adalah EBIT, yakt Before Interest and Tox. Berikut ini 2 rumus ROCE yang kerap digunakan: ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Modal Kerja Ata ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : (Total Aset - Kewajiban) 7. Return of Investment (ROI) ROI adalah rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak tethadap total aktiva. ROT ini ‘secara menyeluruh dalam menghasilkan keuntungan atas jumlah aktiva secara keseluruhan berguna sebagai pengukur kemampuan suatu perusahaan yong tersedia pada perusahaan. Semakin tingginya rasio, berarti semakin baik pula kon perusahaan. Berikut ini rumus dan contoh ROI: ROI = ((Laba Atas Investasi - Investasi Awal) : Investasi) x 100% PT. Z berinvestasi sebesar Rp600.000.000 kepada perusahaan otomotif. PT. Z temnyata _mendapatkan penjualan sebesor 1.000 unit kendaraan. Dari penjualan tersebut, peruschaan ‘mendapatkan keuntungan sebesar p700.000.000. Diketahui: Keuntungan (Laba) Investasi sebesar Rp100.000.000 Modal (investasi) awal sebesar: Rp600.000.000 Maka ROI = (Rp700.000.000 -Rp600.000.000) ; RP600.000.000) x 100 = 16,6%

Anda mungkin juga menyukai