Anda di halaman 1dari 2

Untuk memunculkan taraf keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa atau High Order Thinking

Skills, guru perlu menggunakan kata kerja operasional yang mulai tahap analisis untuk
pemecahan masalah atau problem solving. Ketika saudara memberikan suatu kasus dalam
pembelajaran dan siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan cara yang tidak
biasa.
Masalah 1
Saat ini sudah banyak digunakan soal belajar berbasis HOTS atau keterampilan berpikir tingkat
tinggi, bagaimana tanggapan Anda dengan penggunaan soal berbasis HOTS tersebut?
Jawab :
Sebagai pendidik, adalah tanggung jawab kita untuk mendorong pemikiran kritis dan
keterampilan memecahkan masalah di kalangan siswa. Dengan memanfaatkan pertanyaan
berbasis HOTS dalam metodologi pengajaran kami, kami dapat melibatkan siswa dengan cara
yang lebih menantang dan menggugah pikiran. Memasukkan keterampilan berpikir HOTS ke
dalam praktik pengajaran kami memastikan bahwa siswa lebih siap untuk menangani tantangan
dunia nyata di luar kelas. Selain itu, karena HOTS adalah komponen penting dari pembelajaran
abad ke-21, ini memungkinkan siswa untuk menerapkan pembelajaran mereka melalui
teknologi dan kolaborasi dengan rekan-rekan mereka, yang penting untuk kesuksesan masa
depan mereka. Lebih lanjut, menurut penelitian Noviana, kemampuan berpikir kritis merupakan
salah satu dari empat indikator penting pertanyaan berbasis HOTS.Ini berarti bahwa siswa
harus berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka untuk mencapai
kemahiran dalam menjawab pertanyaan berbasis HOTS. Selain itu, kegiatan pembelajaran
berbasis HOTS memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Melalui pemikiran aktif, merumuskan
masalah, memeriksa masalah yang kompleks, mengembangkan ide, dan mencari informasi dari
berbagai sumber, siswa dapat belajar untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan
berdasarkan penalaran dan analisis yang baik.
Masalah 2
Menurut Anda apa ciri khusus dalam pembelajaran berbasis masalah? Berilah contohnya!
Jawab
Pembelajaran berbasis masalah telah menjadi topik pembicaraan yang hangat dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia. Hal ini terutama setelah kurikulum 2013 diperkenalkan,
dan dipercayai bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ciri khusus dari pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa model ini memungkinkan siswa
untuk mengembangkan konsep mereka sendiri dengan mengaktifkan informasi baru
berdasarkan struktur pengetahuan yang mereka miliki.Dalam pembelajaran berbasis masalah,
siswa diberikan sebuah permasalahan atau kasus yang relevan dengan materi pelajaran yang
akan dipelajari. Mereka kemudian diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengan
menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang tersedia bagi mereka.
Contoh dari pembelajaran berbasis masalah adalah ketika siswa diberikan misi untuk
memecahkan suatu permasalahan terkait dengan pencemaran lingkungan di daerah mereka.
Dengan cara ini, siswa akan terlibat dalam penelitian dan analisis untuk mengetahui penyebab
sebenarnya dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.Dalam hal ini,
pembelajaran berbasis masalah menerapkan pendekatan konstruktivisme di mana siswa harus
membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi yang aktif dengan dunia sekitar.
Selain itu, pembelajaran berbasis masalah dapat membantu meningkatkan kemampuan generik
sains dan keterampilan kinerja siswa

Anda mungkin juga menyukai