Anda di halaman 1dari 13

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM MEMBENTUK CITRA DIRI GENERASI

MILENIAL di ERA DIGITAL


Studi Kasus Peran Media Sosial Instagram Dalam Membentuk Citra Diri Pada
Generasi Milenial di Era Digital

DIAJUKAN OLEH STEVEN JUAN CHARLOS KARIN


NIM : 052200074

PROGRAM STUDI LMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari


generasi milenial di era digital. Penggunaan media sosial yang semakin meluas ini
memberikan dampak besar terhadap pembentukan citra diri mereka. Citra diri
merupakan gambaran mental yang dibentuk oleh individu mengenai dirinya sendiri,
yang berkaitan dengan kepribadian, sikap, dan perilaku. Citra diri yang positif dapat
memengaruhi kepercayaan diri dan kesehatan mental seseorang. Di sisi lain, citra diri
yang negatif dapat memicu berbagai masalah mental, seperti depresi dan gangguan
kecemasan.
Generasi milenial yang terbiasa dengan penggunaan media sosial cenderung
lebih memperhatikan penampilan dan kesan yang diberikan dalam dunia maya.
Mereka seringkali memanipulasi informasi yang mereka unggah di media sosial agar
terlihat lebih baik di mata orang lain. Hal ini dapat menciptakan tekanan sosial dan
berdampak pada pembentukan citra diri yang tidak sehat.
Instagram adalah salah satu platform media sosial yang sangat populer di
kalangan generasi milenial di era digital saat ini. Instagram memberikan kemampuan
kepada pengguna untuk berbagi foto dan video, serta memperkenalkan berbagai
filter, efek, dan fitur yang dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas konten yang
dibagikan.
Dalam konteks citra diri, Instagram dapat mempengaruhi pandangan
individu terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Berikut adalah beberapa peran
media sosial Instagram dalam membentuk citra diri pada generasi milenial:
Memperkuat Identitas Diri, Meningkatkan Kebutuhan Akan Validasi, Menimbulkan
Masalah Body Image, Meningkatkan Kesadaran Diri. Instagram memiliki pengaruh
besar dalam membentuk citra diri pada generasi milenial. Oleh karena itu, sangat
penting bagi pengguna untuk menggunakan platform ini dengan bijak dan sadar,
serta menghindari pengaruh negatif pada citra diri.
Dalam era digital, media sosial telah menjadi alat yang sangat berpengaruh
dalam memengaruhi persepsi dan pandangan masyarakat terhadap suatu hal. Media
sosial memungkinkan individu untuk berbagi informasi dengan cepat dan mudah,
yang dapat memengaruhi persepsi dan pandangan orang lain mengenai diri
seseorang. Sebagai contoh, seorang individu yang rajin mengunggah foto-foto yang
menunjukkan gaya hidup yang glamor dan mewah, dapat memengaruhi persepsi
orang lain tentang dirinya sebagai orang yang sukses dan bahagia, meskipun hal
tersebut tidak selalu benar.
Dalam konteks ini, peran media sosial dalam membentuk citra diri generasi
milenial sangat penting untuk diteliti. Penting untuk mengetahui bagaimana generasi
milenial memanfaatkan media sosial untuk memperbaiki atau memperburuk citra diri
mereka sendiri, serta bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental mereka. Oleh
karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “PERAN MEDIA SOSIAL
DALAM MEMBENTUK CITRA DIRI GENERASi MILENIAL DI ERA
DIGITAL” di kampus universitas Nusa nipa Indonesia. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan media sosial
oleh generasi milenial, sehingga dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam
merancang program atau kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah citra
diri yang tidak sehat.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana peran media sosial dalam membentuk citra diri pada generasi
milenial di era digital?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk memahami bagaimana peran media sosial dalam membentuk citra


diri pada generasi milenial di era digital.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan Teori dan Konsep Baru Penelitian ini dapat


memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori dan konsep baru terkait
dengan citra diri dan media sosial. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
penelitian lanjutan yang berfokus pada topik yang sama atau serupa.
Memperkuat Pengetahuan di Bidang Sosiologi Penelitian ini dapat
memperkuat pengetahuan di bidang sosiologi dan ilmu sosial lainnya,
terutama yang berkaitan dengan interaksi manusia dan media sosial dalam
era digital. Serta Menjelaskan Perubahan Sosial Penelitian ini dapat
menjelaskan perubahan sosial pada masyarakat, khususnya pada generasi
milenial, yang dipengaruhi oleh media sosial.

1.4.2. Manfaat praktis

1. Memberikan Informasi pada Masyarakat: Hasil penelitian ini


dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,
khususnya pada generasi milenial, mengenai pengaruh media
sosial pada citra diri.
2. Memberikan Rekomendasi pada Institusi Pendidikan: Hasil
penelitian ini dapat memberikan rekomendasi pada institusi
pendidikan untuk membantu generasi milenial memahami
pengaruh media sosial pada citra diri mereka dan menghindari
dampak negatif dari penggunaan media sosial.
3. Memberikan Rekomendasi pada Industri Teknologi: Hasil
penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi pada industri
teknologi untuk mengembangkan platform media sosial yang
lebih sehat dan bertanggung jawab secara sosial, sehingga dapat
membantu generasi milenial membangun citra diri yang positif
dan sehat.
BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1. Penelitian Terlebih Dahulu

NO Nama Penelitian Judul dan Tahun Hasil Penelitian


1. Ardini, R. M.p Pengaruh media sosial Berdasarkan penelitian yang
N. terhadap citra diri dilakukan oleh Ardini pada
remaja. Jurnal tahun 2019, ditemukan bahwa
Psikologi Kepribadian penggunaan media sosial dapat
dan Sosial, 8(2), 85- berdampak pada citra diri
92 (2019). remaja. Penelitian ini dilakukan
dengan melibatkan 100 remaja
di Surabaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin
sering remaja menggunakan
media sosial, semakin rendah
tingkat kepuasan mereka
terhadap citra diri mereka
sendiri. Hal ini disebabkan oleh
adanya pembandingan sosial
yang terjadi di media sosial, di
mana remaja cenderung
membandingkan diri mereka
dengan teman-teman mereka
yang terlihat sukses atau bahagia
di media sosial. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa remaja
yang lebih sensitif terhadap
komentar atau feedback negatif
di media sosial cenderung
memiliki citra diri yang lebih
rendah. Selain itu, remaja yang
kurang mampu mengontrol
penggunaan media sosial juga
lebih rentan terhadap dampak
negatif pada citra diri mereka.
Penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan media sosial
dapat memiliki dampak negatif
pada citra diri remaja, terutama
jika mereka tidak mampu
mengontrol penggunaannya dan
tidak bijaksana dalam
menghadapi konten dan interaksi
di media sosial. Oleh karena itu,
penting bagi orang tua dan
pengajar untuk membimbing
remaja dalam penggunaan media
sosial yang sehat dan bijak.

2. Hapsari, I., & Peran media sosial Hasil penelitian menunjukkan


Kurniawan, I. H. dalam membentuk bahwa remaja yang lebih aktif
citra diri remaja. menggunakan media sosial
Jurnal Psikologi Teori cenderung memiliki citra diri
dan Terapan, 8(2), yang lebih positif. Selain itu,
147-156 (2018). remaja yang cenderung lebih
terbuka dan berani dalam
berkomunikasi di media sosial
juga memiliki citra diri yang
lebih baik. Namun, di sisi lain,
remaja yang sering terpapar
konten yang tidak sehat atau
tidak sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam
masyarakat dapat memengaruhi
citra diri mereka secara negatif.
Penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan media sosial
dapat memiliki dampak positif
atau negatif terhadap citra diri
remaja, tergantung pada cara
mereka menggunakannya dan
konten apa yang mereka
terpapar. Oleh karena itu,
penting bagi orang tua dan
pengajar untuk membimbing
remaja dalam menggunakan
media sosial dengan bijak dan
sehat.

3. Putri, R. A. Hubungan Hasil penelitian menunjukkan


penggunaan media bahwa semakin intensif
sosial dengan citra mahasiswa menggunakan media
diri pada mahasiswa. sosial, semakin rendah tingkat
Jurnal Ilmu kepercayaan diri mereka. Selain
Komunikasi, 8(2), 85- itu, semakin sering mereka
96 (2020). membandingkan diri dengan
orang lain melalui media sosial,
semakin rendah pula tingkat
kepuasan mereka terhadap citra
diri mereka sendiri.
Penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan media sosial
dapat berdampak negatif pada
citra diri seseorang, terutama
jika penggunaannya tidak sehat
seperti membandingkan diri
dengan orang lain secara terus-
menerus. Oleh karena itu,
penting bagi individu untuk
mengatur penggunaan media
sosial dengan bijak dan
memperhatikan kesehatan
mental mereka.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Teori Penyebaran Informasi (Information Diffusion Theory)

Teori ini menjelaskan tentang bagaimana informasi menyebar


melalui media sosial dan bagaimana informasi tersebut dapat mempengaruhi
pandangan dan perilaku seseorang. Generasi milenial sangat terpengaruh
oleh informasi yang mereka lihat dan terima melalui media sosial. Oleh
karena itu, media sosial dapat mempengaruhi citra diri mereka.
Sumber: Valenzuela, S., Park, N., & Kee, K. F. (2009). Is there social
capital in a social network site?: Facebook use and college students’ life
satisfaction, trust, and participation. Journal of Computer-Mediated
Communication, 14(4), 875-901.

2.2.2. Teori Penyaringan Media (Media Filter Theory)

Teori ini mengatakan bahwa media sosial dapat memfilter informasi


yang diterima oleh pengguna. Artinya, pengguna cenderung hanya melihat
informasi yang sesuai dengan pandangan dan kepercayaan mereka sendiri.
Dalam hal ini, media sosial dapat membentuk citra diri generasi milenial
dengan menampilkan informasi yang sesuai dengan pandangan dan
kepercayaan mereka.
Sumber: Ng, Y. L. (2013). Facebook use, social skills, and personality. In
Social Media in Human Resources Management (pp. 27-58). Springer,
Berlin, Heidelberg.

2.2.3. Teori Pemrosesan Sosial (Social Comparison Theory)

Teori ini mengatakan bahwa orang cenderung membandingkan diri


mereka dengan orang lain untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Media
sosial dapat memperkuat fenomena ini dengan menampilkan kehidupan
orang lain secara terbuka, sehingga orang dapat lebih mudah
membandingkan diri mereka dengan orang lain. Oleh karena itu, media
sosial dapat mempengaruhi citra diri generasi milenial dengan menampilkan
gambaran yang ideal dari kehidupan orang lain.
Sumber: Vogel, E. A., Rose, J. P., Okdie, B. M., Eckles, K., & Franz, B.
(2015). Who compares and despairs? The effect of social comparison
orientation on social media use and its outcomes. Personality and Individual
Differences, 86, 249-256.

2.2.4. Teori Identitas Sosial (Social Identity Theory)

Teori ini mengatakan bahwa identitas seseorang dipengaruhi oleh


kelompok sosial yang mereka identifikasi. Generasi milenial sering kali
mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok sosial tertentu di media
sosial, seperti kelompok teman atau kelompok minat. Oleh karena itu, media
sosial dapat mempengaruhi citra diri generasi milenial dengan memperkuat
identitas mereka sebagai bagian dari kelompok sosial tertentu.
Sumber: Manca, S., & Ranieri, M. (2016). Is Facebook still a suitable
technology-enhanced learning environment? An updated critical review of
the literature from 2012 to 2015. Journal of Computer Assisted Learning,
32(6), 503-528.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian kualitatif yang menggunakan


pendekatan studi kasus. Penelitian ini fokus pada studi tentang bagaimana media
sosial mempengaruhi cara generasi milenial membentuk citra diri mereka dalam
kehidupan digital.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang diambil untuk melakukan penelitian ialah selama kurang lebih
3 Minggu yang Bertempat di kampus universitas Nusa nipa Indonesia.

3.4. Subjek Penelitian

Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana media sosial berperan


dalam membentuk citra diri generasi milenial di era digital. Generasi milenial yang
di pilih adalah generasi yang lahir antara tahun 2001 hingga 2005, yang telah tumbuh
dewasa di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang pesat.

3.5. Jenis data

1. Data primer

Pada sumber data primer ini peneliti menggunakan hasil wawancara,


observasi mendalam dari responden atau narasumber.

2. Data sekunder

Pada sumber data sekunder ini peneliti menggunakan referensi berupa


jurnal, artikel penelitian terdahulu serta sumber lain yang berhubungan
dengan penelitian yang akan diteliti.
3.6. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara dapat dilakukan dengan responden secara langsung atau


melalui platform online seperti Skype atau Zoom. Wawancara dapat
memberikan informasi yang lebih mendalam dan detail tentang
pengalaman penggunaan media sosial, pandangan terhadap citra diri, dan
pengaruh media sosial terhadap citra diri. Peneliti melakukan wawancara
ini untuk memahami bagaimana peran media sosial dalam membentuk
citra diri pada generasi milenial di era digital. Dalam melakukan
wawancara ini peneliti akan mewawancarai generasi tahun 2001 hingga
2005 sebanyak 5 orang yang berkuliah di kampus universitas Nusa nipa
Indonesia.

b. Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan mengamati perilaku pengguna media


sosial secara langsung atau melalui platform online. Observasi dapat
memberikan wawasan tentang bagaimana pengguna media sosial
membangun citra diri mereka, bagaimana interaksi dengan pengguna
media sosial lainnya, dan bagaimana pengguna media sosial merespon
komentar dan feedback.

c. Dokumentasi

Dalam melakukan wawancara pada orang -orang yang bersangkutan atau


ke narasumber, peneliti langsung mengumpulkan data- data untuk
dijadikan dokumen.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi peran


media sosial dalam membentuk citra diri generasi milenial di era digital adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Konten (Content Analysis)

Teknik analisis ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan


menganalisis konten media sosial yang berkaitan dengan citra diri
generasi milenial. Misalnya, konten-konten foto, video, dan teks yang
diunggah oleh pengguna media sosial dan memuat cerita tentang citra
diri mereka. Analisis ini dapat memberikan gambaran tentang pola pikir,
preferensi, dan kebiasaan pengguna media sosial dalam membentuk citra
diri mereka.

2. Survei (Survey)

Teknik analisis survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data


tentang pandangan generasi milenial terhadap peran media sosial dalam
membentuk citra diri mereka. Survei dapat dilakukan secara online
maupun offline. Pertanyaan-pertanyaan dalam survei dapat mencakup
topik-topik seperti preferensi penggunaan media sosial, peran media
sosial dalam mempengaruhi citra diri, dan dampak media sosial pada
kesehatan mental pengguna.

3. Wawancara (Interview)

Teknik analisis wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan


pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan dan pengalaman
generasi milenial dalam menggunakan media sosial dan membentuk citra
diri mereka. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui
media online. Wawancara dapat mencakup pertanyaan tentang
pengalaman pengguna media sosial, kebiasaan dalam mengunggah
konten, dan pengaruh media sosial pada citra diri.

4. Analisis Sentimen (Sentiment Analysis)

Teknik analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis sentimen atau


perasaan yang terkait dengan citra diri generasi milenial di media sosial.
Analisis sentimen dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma atau
software khusus yang dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
konten media sosial berdasarkan sentimen positif, negatif, atau netral.
Analisis sentimen dapat memberikan wawasan tentang cara pengguna
media sosial merespons citra diri mereka.

5. Analisis Jaringan Sosial (Social Network Analysis)

Teknik analisis jaringan sosial dapat digunakan untuk memahami pola


interaksi dan hubungan antara pengguna media sosial dalam membentuk
citra diri mereka. Analisis jaringan sosial dapat mengidentifikasi
pengaruh-pengaruh utama dalam jaringan sosial dan memetakan aliran
informasi tentang citra diri di antara pengguna media sosial.

6. Verifikasi Data

Sebagai sebuah topik umum, peran media sosial dalam membentuk citra
diri generasi milenial di era digital telah menjadi topik diskusi yang
cukup populer dan memiliki banyak penelitian dan literatur yang
tersedia. Namun, perlu diingat bahwa citra diri seseorang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk media sosial, dan tidak boleh
disederhanakan menjadi satu-satunya faktor yang memengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai