Anda di halaman 1dari 5

Implementasi PAI Dalam Membentuk Sikap Sosial

Anak Berkebutuhan Khusus


Azzora Chairunnisa 1, Laila Hafizhoh Muchlis2, Penulis Ketiga 3
DOI:

Info Artikel Abstract

Keywords: Islamic education has an important role in the implementation of character


Islamic education 1 education in schools. Therefore, the implementation of Islamic Religious
character 2 Education must be carried out optimally by applying the noble values of religion
ABK 3 in the school environment. To be able to succeed in learning for Children with
Special Needs, all elements of education and schools, especially teachers as
educators, must have learning concepts, especially the concept of character
education that can be reached and digested by students in inclusive schools. So
that the character of ABK students (Children with Special Needs) can be formed
through the learning process in the classroom and in everyday life.

Abstrak

Kata kunci: Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang penting dalam terlaksananya
Pendidikan agama islam pendidikan karakter di sekolah. Oleh karenanya, penyelenggaraan Pendidikan
1 Agama Islam harus dilakukan secara optimal dengan menerapkan nilai-nilai
karakter 2 luhur agama di dalam lingkungan sekolah. Untuk dapat mensuskseskan
ABK3 pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus, hendaknya semua elemen
pendidikan maupun sekolah terutama guru sebagai pendidik harus memiliki
konsep pembelajaran terutama konsep pendidikan karakter yang dapat
dijangkau dan dicerna oleh peserta didik dalam sekolah inklusi. Sehingga
karakter peserta didik ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dapat terbentuk
melalui proses pembelajaran didalam kelas maupun di kehidupan sehari-hari.

PENDAHULUAN (GEORGIA 11, BOLD, HURUF KAPITAL)


Berbicara tentang pendidikan bagi manusia, mungkin tiada habisnya jika kita bahas satu
persatu. Pendidikan sendiri merupakan alat bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan yang
kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk membangun kehidupannya. Dalam artian bahwa
pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tidak hanya satu aspek
kehidupan akan tetapi seluruh aspek kehidupan dan kepribadian manusia itu sendiri. Pendidikan
sebagai aspek pendukung dalam semua aspek kehidupan manusia haruslah memiliki kualitas yang
memadai.
Oleh karenanya, dalam segala kegiatan penyelenggaraan pendidikan dimanapun haruslah
memiliki tujuan pendidikan itu sendiri. Banyak kemudian kita jumpai bahwa tujuan pendidikan tidak
hanya sekedar mencari ilmu, transfer of knowledge, dan lain sebagainya. Akan tetapi juga sebagai
pengembang potensi individu dan juga sebagai pembentukan karakter, moral, maupun akhlak
individu itu sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut, menurut syaiful sagala pendidikan dimaknai
sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup
mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Sedangkan Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Karakter
1
Your organization is to be put here and in this style, followed by the name of the City and Country where your work
Email: is to be put here and in this style
2
Your organization is to be put here and in this style, followed by the name of the City and Country where your work
Email: is to be put here and in this style
3
Your organization is to be put here and in this style, followed by the name of the City and Country where your work
Email: is to be put here and in this style
Volume;issue;month;year
Received date month year; Received in revised form date month year; Accepted date month year; Available online date month year
This is an open access article under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Perspektif Islam” menyatakan bahwa sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan
paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam
sejarah Islam, sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad Saw. Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam,
juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan
akhlak dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character )

METODE (GEORGIA 11, BOLD, HURUF KAPITAL)


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Data
yang terkumpul dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (GEORGIA 11, BOLD, HURUF KAPITAL)


A. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sama seperti proses
pembelajaran mata pelajaran lainnya. Menurut Muslich, proses pembelajaran dibagi menjadi tiga
sesi, yaitu:
a) Kegiatan pra pembelajaran
Pendahuluan merupakan kegiatan awal suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Adapun yang dilakukan oleh guru, diantaranya:
- Mempersiapkan siswa untuk belajar, kesiapan siswa antara lain mencakup kehadiran, kerapian,
ketertiban dan perlengkapan pelajaran.
- Melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan pengalaman
siswa atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat
materi pembelajaran dan mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh
guru, yaitu:
1. Penguasaan materi pelajaran
a) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.
b) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
c) Menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar. d) Mengaitkan materi dengan
realita kehidupan sehari-hari.
2. Pendekatan atau strategi pembelajaran
a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan karakteristik siswa.
b) Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
c) Menguasai kelas
d) Melaksanakan pembelajaran secara kontekstual.
e) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.
f) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan
3. Pemanfaatan sumber/media pembelajaran
a) Menggunakan media secara efektif dan efesien
b) Menghasilkan pesan yang menarik; media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa
sehingga pesan dapat ditangkap secara jelas.
c) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media; siswa dilibatkan dalam kegiatan pembuatan atau
pemanfaatan sumber belajar.
4. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
a) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
b) Menunjukkan sifat terbuka terhadap respon siswa, menghargai pendapat siswa, mengakui
kebenaran pendapat siswa dan mengakui keterbatasan diri.
Volume;issue;month;year
Received date month year; Received in revised form date month year; Accepted date month year; Available online date month year
This is an open access article under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, year, vol (issue), Pages .....-.....

Manucript Title

c) Menumbuhkan keceriaan dan antusiame siswa dalam belajar.


5. Penggunaan Bahasa
a) Mengunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar. Bahasa lisan mudah dipahami dan
tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah tafsir.
b) Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai, ekspresi wajah, intonasi suara, serta gerakan tubuh
yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan.
c) Kegiatan Penutup
1. Melakukan refleksi atau membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa: mengajak siswa untuk
mengingat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung, misalnya
dengan mengajukan pertanyaan tentang proses, materi dan kejadian lainnya. Memfasilitasi siswa
dalam membuat kesimpulan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan penuntun agar siswa dapat
merumuskan kesimpulan dengan benar.
2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi
atau pengayaan: memberikan kegiatan/ tugas khusus bagi siswa yang belum mencapai kompetensi,
misalnya dalam bentuk latihan atau bantuan belajar. Memberikan kegiatan atau tugas khusus bagi
siswa yang berkemampuan lebih, misalnya dalam bentuk latihan atau bantuan belajar, misalnya
meminta siswa untuk membimbing temannya (tutor sejawat), memberikan tugas tambahan, dan lain
sebagainya.
Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 tahun 2013, dijelaskan
bahwa materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan meliputi empat mata pelajaran yang terdiri
dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah. Al-Qur’an Hadits merupakan
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis
akan ayat al-Qur’an serta pengenalan dan arti dari surat surat tertentu yang kemudian dihubungkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan aqidah akhlak merupakan pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang menekankan kepada rukun iman, asmaul husna, serta perilaku baik yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara fiqih merupakan pelajaran Pendidikan
Agama Islam mengfokuskan pada masalah hukum serta pengenalan terhdapat rukun maupun tata
cara dalam melaksanakan suatu ibadah. Kemudian sejarah merupakan pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang menitikberatkan pada sejarah-sejarah Islam yang terjadi di masa lalu. Mulai dari
kelahiran Nabi Muhammad hingga masuknya Islam di Indonesia.

B. Mata pelajaran Pendidikan agama islam


Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 tahun 2013, dijelaskan bahwa
materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan meliputi empat mata pelajaran yang terdiri dari mata
pelajaran alQur’an Hadits, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah. Al-Qur’an Hadits merupakan mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis akan
ayat al-Qur’an serta pengenalan dan arti dari surat surat tertentu yang kemudian dihubungkan dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan aqidah akhlak merupakan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
menekankan kepada rukun iman, asmaul husna, serta perilaku baik yang dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara fiqih merupakan pelajaran Pendidikan Agama Islam
mengfokuskan pada masalah hukum serta pengenalan terhdapat rukun maupun tata cara dalam
melaksanakan suatu ibadah. Kemudian sejarah merupakan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
menitikberatkan pada sejarah-sejarah Islam yang terjadi di masa lalu. Mulai dari kelahiran Nabi
Muhammad hingga masuknya Islam di Indonesia.

C. Peran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Sikap


Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus

Kita semua menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan
(transfer of knowledge) melainkan sekaligus juga mentransfer nilai (transferof value). Untuk itu,
penanaman nilai – nilai budaya dan karakter bangsa dalam pendidikan merupakan pilar penyangga
demi tegaknya pendidikan di Indonesia.96 Pendidikan merupakan agen perubahan yang signifikan
dalam membentuk karakter anak, dan pendidikan agama Islam merupakan salah satu bagian yang
penting dalam proses tersebut. Pendidikan agama merupakan proses tranmisi pengetahuan yang
diarahkan pada tumbuhnya penghayatan keagamaan yang akan memupuk kondisi ruhaniah yang

Page 3 of 7
Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, year, vol (issue), Pages .....-.....

Author
mengandung keyakinan akan keberadaan Allah SWT., Tuhan yang maha kuasa, dengan segala ajaran
yang diturunkan melalui wahyu kepada RasulNya dan keyakinan tersebut akan menjadi daya dorong
bagi pengamalan ajaran agama dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.

Karakter atau akhlak merupakan perihal utama yang dibentuk melalui ajaran Islam. Allah Swt,
mengutus Nabi Muhammad Saw dalam rangka meperbaiki akhlak (karakter manusia). Akal yang
merupakan kelebihan yang diberikan Allah akan membantu manusia menentukan apakah dirinya
akan menjadi manusia berakhlak mulia dan beradab atau tidak.

Pendidikan karakter bukanlah mata peajaran tersendiri di dalam sebuah pendidikan. Akan
tetapi, merupakan bagian inti dari semua mata peajaran yang diberikan kepada peserta didik.
Kemampuan peserta didik dalam menghayati, merasakan, dan mengamalkan nilai-niai yang
diberikan selama proses pembelajaran merupakan hasil dari proses pembelajaran yang baik

Kita menyadari bahwa kemampuan anak didik dalam menyerap informasi sangatlah beragam.
Setiap anak mempunyai porsi yang berbeda dalam menyerap informasi untuk perubahan dirinya.
Pada sisi lainnya, tingkat kesanggupan aplikasi anak pun berbeda. Akibatnya walaupun diberikan
porsi yang sama, kenyataannya sikap yang mereka terapkan tidaklah sama. Apalagi dengan konsep
sekolah inklusi, perbedaan peserta didik akan semakin nyata karena di dalam satu sekolah (satu
kelas) memiliki dua jenis peserta didik yakni peserta didik ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dan
peserta didik dengan kondisi normal.

Untuk dapat menjadikan anak-anak sosok yang kita harapkan, salah satu hal yang harus kita
lakukan adalah menginspirasi mereka. Kita harus dapat memberikan berbagai hal yang selanjutnya
dapat membangkitkan kesadaran sosial anak didik. Kebangkitan kesadaran sosial tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan berbagai teladan dan wejangan yang benar-benar dapat
menginspirasinya.

Untuk dapat mensuskseskan pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus, hendaknya


semua elemen pendidikan maupun sekolah terutama guru sebagai pendidik harus memiliki konsep
pembelajaran terutama konsep pendidikan karakter yang dapat dijangkau dan dicerna oleh peserta
didik dalam sekolah inklusi. Sehingga karakter peserta didik ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dapat
terbentuk melalui proses pembelajaran didalam kelas maupun di kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang penting dalam terlaksananya pendidikan
karakter di sekolah. Oleh karenanya, penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam harus dilakukan
secara optimal dengan menerapkan nilai-nilai luhur agama di dalam lingkungan sekolah. Dengan
diterapkan Pendidikan Agama Islam diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keberhasilan
dalam proses belajar mengajar, namun guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan segala
potensi siswa sebagai peserta didik, terutama dalam membentuk dan membina karakternya.
Pembelajaran dengan penekanan karakter dapat bermakna dan berdaya guna dalam menciptakan
suasana belajar yang merangsang prestasi belajar dan juga dapat membentuk watak dan kepribadian
para siswa tersebut.

SIMPULAN (GEORGIA 11, BOLD, HURUF KAPITAL)


Karakter anak di bentuk dengan diri sendiri yang di bantu oleh gurunya, oleh karna itu karakter
anak sangatlah penting bagi anak anak bagi kedepan nya, maka karna itu pedidikan agama sangat
penting bagi anak difabel tersebut yang dimana pedidikan agama islam mengajarkan bagaimana cara
sopan santun dan beradap.

Hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pendidikan agam islam mememiliki peran
penting dala terlaksananya karakter di sekolah khusus nya bagi anak di fabel tersebut

Page 4 of 15
Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, year, vol (issue), Pages .....-.....

Manucript Title

DAFTAR PUSTAKA
Idris, R., & Lestari, E. (2017). Pengaruh Pengorganisasian Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di
Sd Inpres Bangkala Ii Kota Makassar. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, 20(1), 18–30. https://doi.org/10.24252/lp.2017v20n1a2
Khanafi, I., Salafuddin, S., Abidin, M. Y., & Khamidi, A. N. (2013). Persepsi dan Transformasi Visi dan
Misi Pada

Page 5 of 7

Anda mungkin juga menyukai