Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era saat ini dimana teknologi bidang kesehatan berkembang pesat
mengakibatkan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Seiring dengan
itu maka konsep pelayanan kesehatanpun menjadi berubah, masyarakat lebih
menyukai pelayanan kesehatan dirumah (home care).

Pelayanan kesehatan dirumah (home care) merupakan penyedia layanan


dan peralatan profesional perawat bagi pasien dan keluarganya di rumah untuk
menjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit, terapi paliatif, dan
rehabilitative. Keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang paling banyak
digunakan dalam kegiatan home care (Tribowo, 2012)

Di negara seperti Indonesia yang jumlah pertumbuhan penduduknya


meningkat pesat dan banyak usia lanjut, angka penyakit yang semakin meningkat
terutama diabetes milletus dengan komplikasi dan kondisi demografi yang terdiri
dari pulau-pulau maka konsep home care sangat cocok diterapkan di Indonesia.
Selain itu konsep home care ini merupakan solusi paling tepat untuk
mengantisipasi jumlah pasien yang tidak tertampung di rumah sakit.

Akhir- akhir ini pelayanan keperawatan dirumah diabetes mellitus banyak


diminati dan populer dikalangan masyarakat, diluar kepopuleran tersebut home
care diabetes mellitus memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup pasien dengan
diabetes mellitus.

1.2. Tujuan Umum


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menambah
wawasan tentang pelayanan home yang diberikan oleh perawat home care pada
pasien Diabetes Mellitus
BAB II

KONSEP TEORI

2.1. Definisi Homecare


Home care adalah kompenen dari pelayanan kesehatan yang disediakan untuk
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan,
mempertahankan, atau memaksimalkan level kemandirian serta meminimalkan efek
ketidakmampuan dan kesakitan termasuk di dalamnya penyakit terminal. Definisi ini
menggabungkan komponen home care yang meliputi pasien, keluarga, pemberi
pelayanan yang professional (multidisiplin) dan tujuannya, yaitu untuk membantu pasien
kembali pada level kesehatan optimum dan kemandirian (Panata, 2018).

2.2. Landasan Hukum Homecare


Fungsi hukum dalam praktek perawat adalah :
1. Memberikan kerangkauntuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
hukum .
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiiki akuntasibilitas di bawah hukum.

2.3. Dasar Hukum Pelaksanaan


a) Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b) Peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
c) Keputusan menteri kesehatan No.1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
keperawatan
d) Keputusan dijen yan medik RI No.HK00.06.5.1.311 tentang pedoman perawatan
kesehatan di rumah
2.4. Tujuan Pelayanan Homecare
Tujuan yang paling mendasar dari pelayanan dari home care adalah untuk
meningkatkan ,mempertahkan atau memaksimalkan tingkat kemandiran ,dan
meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal
selama munkin yang dilakukan secara komperhensif dan berkeseimbangan (Tribowo,
2012).

2.5. Manfaat Homecare


1. Bagi pasien :
a) Pelayanan akan lebih sempurna,holistik dan komprehesif.
b) Pelayanan lebih professional.
c) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan
legal dan etika keperawatan
d) Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih nyaman
dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional
e) Mempererat ikatan keluarga
f) Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
2. Bagi perawat :
a) Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuhdengan lingkungan
yang tetap sama
b) Dapat mengenal klien dan lingkungan dengan baik sehinga pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien ,dengan begitu kepuasaan kerja perawat akan meningkat.
c) Data dan minat pasien.
3. Bagi rumah sakit :
a) Membat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan
home care yang dilakukannya.
b) Untuk melakukan evaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c) Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyrakat.
2.6. Definisi Diabetes Milletus
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati.

2.7. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1 biasanya disebakan oleh destruksi sel beta pulau
Langerhans akibat proses autoimun.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 2 biasanya disebabkan oleh kegagalan relative sel beta
dan resisten insulin. Resisten insulin merupakan turunnya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati.

2.8. Etiologi Diabetes Mellitus


Etiologi dari Diabetes Mellitus antara lain :
 DM Tipe 1 :
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
 Faktor genetic
 Factor imunologi (autoimun)
 Factor lingkungan
 DM Tipe 2 :
Diabetes yang disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Factor resiko dari DM tipe 2 yaitu :
 Usia
 Obesitas
 Riwayat keluarga

2.9. Manifestasi Diabetes Melitus


Tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus antara lain :
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikemia berat
3) Rasa lapar yang berlebih (polifagia)
4) Lelah dan mengantuk
5) Rasa haus yang berlebih (Polidipsi)
6) Sering buang air kencing (Poliuria)

2.10. Definisi Luka Ganggren


Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang
disebabkan kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api,
radiasi, dan listrik), hasil tindakan medis, maupun perubahan fisiologis.
Ulkus Diabetik merupakan kelainan atau luka yang kompleks pada pasien
DM yang dapat mengakibatkan amputasi ekstremitas bawah, sehingga
membutuhkan penanganan yang terbaik

2.11. Klasifikasi Luka


Luka diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
 Luka Akut
Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat dipulihkan kembali seperti
keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12
minggu. Luka akut biasanya disebabkan oleh factor eksternal, dimana terjadi
kontak antara kulit dengan permukaan yang keras atau tajam, luka tembak, dan
luka pasca operasi. Penyebab lain dari luka akut yaitu luka bakar dan cedera
kimiawi seperti terpapar oleh sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia
yang bersifat khorosif, serta tekanan sumber panas.
 Luka Kronis
Luka kronis merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat dengan
waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat menyebabkan
kecacatan. Ketika terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan dan
secara signifikan meningkatkan enzim kolagenase yang bertanggung jawab
terhadap destruksi dari matriks penghubung jaringan. Salah satu penyebab dari
luka kronik adalah kegagalan pemulihan karena kondisi fisiologis (seperti
diabetes mellitus dan kanker), infeksi terus menerus, dan rendahnya tindakan
yang diberikan.

2.12. Derajat Luka


Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetes, mulai dengan yang sederhana
seperti klasifikasi Edmonds dari Kings’s College Hospital London, klasifikasi
Liverpool yang sedikit lebih rewet, sampai klasifikasi Wagner yang lebih terkait
dengan pengelolaan kaki diabetes, dan juga klasifikasi Texas yang lebih kompleks
tetapi juga lebih mengacu kepada pengelolaan kaki diabetes (Waspadjl, 2009).
a) Klasifikasi Edmons (2004-2005)
- Stage 1 : Normal foot
- Stage 2 : High Risk foot
- Stage 3 : Ulcerated foot
- Stage 4 : Infected foot
- Stage 5 : Necrotic foot
- Stage 6 : Unsalvable foot
b) Klasifikasi Liverpool
 Primer : Vaskuler, Neuropati dan Neuroishemik
 Sekunder : Ulkus sederhana tanpa komplikasi dan dengan komplikasi
c) Klasifikasi TEXAS
Tabel 2.1 Klasifikasi Texas

d) Klasifikasi Wagner
- Derajat 0 (Kulit utuh)
Derajat 0 ditandai antara lain kulit tanpa ulserasi dengan satu atau
lebih faktor risiko berupa neuropati sensorik yang merupakan komponen
primer penyebab ulkus, peripheral vascular disease, kondisi kulit yaitu
kulit kering dan terdapat callous (yaitu daerah yang kulitnya menjadi
hipertropik dan anastesi), terjadi deformitas berupa claw toes yaitu suatu
kelainan bentuk jari kaki yang melibatkan metatarsal phalangeal joint,
proximal interphalangeal joint dan distal interphalangeal joint. Deformitas
lainnya adalah depresi caput metatarsal, depresi caput longitudinalis dan
penonjolan tulang karena arthropati charcot.
- Derajat 1 (Ulkus superficial)
Derajat 1 terdapat tanda-tanda seperti pada grade 0 dan
menunjukkan
terjadinya neuropati sensori perifer dan paling tidak satu faktor risiko
seperti deformitas tulang dan mobilitas sendi yang terbatas dengan
ditandai adanya lesi kulit terbuka, yang hanya terdapat pada kulit, dasar
kulit dapat bersih atau purulen (ulkus dengan infeksi yang superfisial
terbatas pada kulit).
- Derajat 2 (Ulkus dalam sampai tendon, tulang)
Pasien dikategorikan masuk grade 2 apabila terdapat tanda-tanda
pada grade 1 dan ditambah dengan adanya lesi kulit yang membentuk
ulkus. Dasar ulkus meluas ke tendon, tulang atau sendi. Dasar ulkus dapat
bersih atau purulen, ulkus yang lebih dalam sampai menembus tendon dan
tulang tetapi tidak terdapat infeksi yang minimal.
- Derajat 3 (Ulkus dalam dengan infeksi)
Apabila ditemui tanda-tanda pada grade 2 ditambah dengan adanya
abses yang dalam dengan atau tanpa terbentuknya drainase dan terdapat
osteomyelitis. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh bakteri yang agresif
yang mengakibatkan jaringan menjadi nekrosis dan luka tembus sampai ke
dasar tulang, oleh karena itu diperlukan hospitalisasi/perawatan di rumah
sakit karena ulkus yang lebih dalam sampai ke tendon dan tulang serta
terdapat abses dengan atau tanpa osteomielitis.
- Derajat 4 (Ulkus dengan gangren pada 1-2 jari kaki)
Derajat 4 ditandai dengan adanya gangren pada satu jari atau lebih,
gangren dapat pula terjadi pada sebagian ujung kaki. Perubahan gangren
pada ekstremitas bawah biasanya terjadi dengan salah satu dari dua cara,
yaitu gangren menyebabkan insufisiensi arteri. Hal ini menyebabkan
perfusi dan oksigenasi tidak adekuat. Pada awalnya mungkin terdapat
suatu area focal dari nekrosis yang apabila tidak dikoreksi akan
menimbulkan peningkatan kerusakan jaringan yang kedua yaitu adanya
infeksi atau peradangan yang terus-menerus. Dalam hal ini terjadi oklusi
pada arteri digitalis sebagai dampak dari adanya edema jaringan lokal.
- Derajat 5 (Ulkus dengan gangren luas seluruh kaki)
Derajat 5 ditandai dengan adanya lesi/ulkus dengan gangren-
gangren diseluruh kaki atau sebagian tungkai bawah. Sebagian besar
penderita ulkus kaki diabetik datang dan rawat inap di rumah sakit dengan
kategori ulkus derajat 2, 3, 4 dan 5 (Decroli, dkk, 2008). Hal tersebut
dikarenakan pada derajat 2, 3, 4, dan 5 sudah menunjukkan tanda-tanda
ulkus yang serius dan membutuhkan perawatan yang komprehensif.
e) Klasifikasi PEDIS
Klasifikasi muthakhir dianjurkan oleh International Working Group on Diabetic
Foot (klasifikasi PEDIS 2003).
o P : Perfusi terganggu
1. Tidak ada gangguan perfusi
2. Ada perifer arterial disease tetapi tak kritis
3. Ishemia yang membuat perfusi kaki kritis
o E : Extent in mm2 : luas yang terkena mm2
o D : Depth : jaringan yang hilang
1.Superficial tak mencapai dermis.
2. Ulkus dalam, dibawah dermis, fascia, otot atau tendon.
3. Semua jaringan, tulang dan sendi.
o I : Infeksi
1.Tak ada tanda infeksi
2. Infeksi di kulit
3. Eritema > 2 cm, infeksi subcutan. Tidak ada infeksi sistemik
4. Infeksi sistemik
o S : Sensasi
1. .Tak ada gangguan sensasi
2. Ada gangguan sensasi
3. Dengan klasifikasi PEDIS akan dapat ditentukan kelainan apa yang
lebih
4. Dominan, vaskular, infeksi, atau neuropatik, sehingga arah pengelolaan
pun dapat tertuju dengan lebih baik.

2.13. Tahap Penyembuhan Luka Ganggren


Tahap penyembuhan luka yaitu :
1 Tahap Migrasi :
Tahap migrasi merupakan pergerakan sel epitel dan fibroblast pada daerah yang
mengalami cedera untuk menggantikan jaringan yang rusak atau hilang. Sel ini
meregrenerasi dari tepi, dan secara cepat bertumbuh di daerah luka pada bagian
yang telah tertutup darah beku bersamaan dengan pengerasan epitel.

2 Tahap Proliferasi :
Tahap proliferasi terjadi secara simultan dengan tahap migrasi dan proliferasi sel
basal, yang terjadi selama 2 – 3 hari. Tahap proliferasi terdiri dari
neoagiogenesis, pembentukan jaringan yang tergranulasi, dan epitelisasi kembali.
Jaringan yang tergranulasi terbentuk oleh pembuluh arah kapiler dan limfatik ke
dalam luka dan kolagen yang disintesis oleh fibroblast dan memberikan kekuatan
pada kulit. Sel epitel kemudian mengeras dan memberikan waktu untuk kolagen
memperbaiki jaringan yang luka. Proliferasi dari fibroblast dan sintesis kolagen
berlangsung selama dua minggu.

3 Tahap Maturasi :
Tahap maturasi berkembang dengan pembentukan jaringan penghubung selular
dan penguatan epitel baru yang ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan granular
selular berubah menjadu massa aselular dalam waktu beberapa bulan sampai 2
tahun.

2.14. Definisi Perawatan Luka Diabetes Mellitus


Perawatan luka merupakan suatu tindakan yang dilakukan membershkan luka,
merawat luka, dan melakukan pembalutan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi silang (yang masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan dari
luka ganggren
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Profil Perawat Home Care


Nama : Dodik Muslih

Usia : 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Perawat Ruang HCU di RS UMM

Riwayat Pendidikan : S 1 Keperawatan dan Profesi Ners di Universitas

Muhammadiyah Malang

Alamat : Jl. Tlogomas No.

Asal : Situbondo

3.2. Pelayanan Home Care DM


Pasien : home care yang dilaksanakan adalah perawatan luka ulkus diabetik

Awalnya pasien tidak mengetahui bahwa dia mengalami DM, pasien di bawa ke RS
dikarenakan pasien terlalu banyak mengkonsumsi minuman berakohol dan menyebabkan
peningkatan asam lambung. Pasien didiagnosa mengalami gagal ginjal dan harus menjalani
terapi hemodialisa dan pasien mengelami DM setelah beberapaka kali terapi hemodialisa.
Pada kaki sebelah kanan pasien terdapat luka ulkus diabetik yang menyebar di seluruh kaki
dan luka sudah pernah sembuh namun luka kembali muncul pada tungkai.

Perawat melakukan perawatan luka ulkus diabetik pada seluruh kaki dalam waktu 2 kali
dalam seminggu. Peraatan luka yang dilakukan oleh perawat homecare menggunakan prinsip
bersih namun bahan perawatan tetap steril. Selain dilakukan perawatan luka ulkus diabetik
perawat homecare juga memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga serta pasien.
Dimana perawat mnjelaskan obat-obatan apa saja yang diresepkan oleh dokter untuk
dikonsumsi oleh pasien, mengali kembali penyebab dari kekambuhan ukus diabetik pada
pasien, menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya injeksiinsulin secara rutin,
menjelaskan diet makanan yang tepat kepada pasien DM, serta menjelaskan pentingnya
menjalankan terapi hemodilisa secara rutin.
3.3. Hasil Interview
Interview Perawat Home Care

Pertanyaan :

1. Sejak kapan bapak memulai praktek home care?


Praktik HC sejak akhir tahun 2015 - sekarang
2. Apa motivasi bapak sebagai perawat home care?
Berawal dari tetangga kos yang yang mengalami luka DM kemudian diminta
pertolongan untuk merawat luka namun disarankan ke RS UMM untuk
melakukan perawatan disana namun di RS UMM saya meminta kepada dokter
untuk melakukan perawatan luka tersebut.
3. Apa saja syarat yang harus dimiliki individu untuk menjadi perawat home care?
 STR
 SIPP
 SIKP
4. Bagaimana frekuensi kunjungan home care yang bapak lakukan?
3 hari sekali
5. Bagaimana sistem/ skema untuk mendapatkan pasien yang memerlukan perawatan
home care?
Ada dua jalur , beberapa pasien request ke RS atau pasien dari luar (mulut ke
mulut), atau dari dokter
6. Untuk sekali kunjungan home care, rata-rata waktu/ durasinya berapa lama setiap
pasien?
Kalau hanya perawatan luka saja biasanya 30menit-1 jam, tapi jika kita
memberikan penkes juga biasanya sekitar 2 jam per kunjungan.
7. Berapakah biaya yang dibutuhkan untuk sekali pelayanan home care?
Tidak mematok biaya yg pasti untuk setiap perawatan/ tindakan, karena kami
melihat dari kondisi perekonomian pasien. Biaya yang pasti hanya untuk membeli
bahan-bahan untuk perawatannya saja. Biaya untuk perawatan/tindakan
normalnya kami beri kategori luka berat 200k per kunjungan, luka sedang 150k,
luka ringan 100k.
8. Apa saja layanan home care yang disediakan? Apa metode yang diterapkan pada
layanan home care tersebut? Dan bagaimana evaluasi metode tersebut?
- Perawatan Luka DM
o Metodenya dengan menggunakan modern dressing
o Evaluasinya dengan memberikan print perkembangan penyembuhan luka ke
pasien
- Perawatan pasien lansia
(Memandikan px, memberi makan px, ROM, mobilisasi, dll)
- Perawatan Luka Stoma
(mengganti kantong stoma, mengajari keluarga pasien)

9. Apa saja hambatan yang bapak alami saat melakukan perawatan home care?
Hambatannya kekurangan tenaga
10. Bagaimana strategi untuk mengatasi hambatan tersebut?
Mencarikan pengganti

Anda mungkin juga menyukai