Bab Ii Konsep Teori Homecare DM
Bab Ii Konsep Teori Homecare DM
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era saat ini dimana teknologi bidang kesehatan berkembang pesat
mengakibatkan derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Seiring dengan
itu maka konsep pelayanan kesehatanpun menjadi berubah, masyarakat lebih
menyukai pelayanan kesehatan dirumah (home care).
KONSEP TEORI
d) Klasifikasi Wagner
- Derajat 0 (Kulit utuh)
Derajat 0 ditandai antara lain kulit tanpa ulserasi dengan satu atau
lebih faktor risiko berupa neuropati sensorik yang merupakan komponen
primer penyebab ulkus, peripheral vascular disease, kondisi kulit yaitu
kulit kering dan terdapat callous (yaitu daerah yang kulitnya menjadi
hipertropik dan anastesi), terjadi deformitas berupa claw toes yaitu suatu
kelainan bentuk jari kaki yang melibatkan metatarsal phalangeal joint,
proximal interphalangeal joint dan distal interphalangeal joint. Deformitas
lainnya adalah depresi caput metatarsal, depresi caput longitudinalis dan
penonjolan tulang karena arthropati charcot.
- Derajat 1 (Ulkus superficial)
Derajat 1 terdapat tanda-tanda seperti pada grade 0 dan
menunjukkan
terjadinya neuropati sensori perifer dan paling tidak satu faktor risiko
seperti deformitas tulang dan mobilitas sendi yang terbatas dengan
ditandai adanya lesi kulit terbuka, yang hanya terdapat pada kulit, dasar
kulit dapat bersih atau purulen (ulkus dengan infeksi yang superfisial
terbatas pada kulit).
- Derajat 2 (Ulkus dalam sampai tendon, tulang)
Pasien dikategorikan masuk grade 2 apabila terdapat tanda-tanda
pada grade 1 dan ditambah dengan adanya lesi kulit yang membentuk
ulkus. Dasar ulkus meluas ke tendon, tulang atau sendi. Dasar ulkus dapat
bersih atau purulen, ulkus yang lebih dalam sampai menembus tendon dan
tulang tetapi tidak terdapat infeksi yang minimal.
- Derajat 3 (Ulkus dalam dengan infeksi)
Apabila ditemui tanda-tanda pada grade 2 ditambah dengan adanya
abses yang dalam dengan atau tanpa terbentuknya drainase dan terdapat
osteomyelitis. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh bakteri yang agresif
yang mengakibatkan jaringan menjadi nekrosis dan luka tembus sampai ke
dasar tulang, oleh karena itu diperlukan hospitalisasi/perawatan di rumah
sakit karena ulkus yang lebih dalam sampai ke tendon dan tulang serta
terdapat abses dengan atau tanpa osteomielitis.
- Derajat 4 (Ulkus dengan gangren pada 1-2 jari kaki)
Derajat 4 ditandai dengan adanya gangren pada satu jari atau lebih,
gangren dapat pula terjadi pada sebagian ujung kaki. Perubahan gangren
pada ekstremitas bawah biasanya terjadi dengan salah satu dari dua cara,
yaitu gangren menyebabkan insufisiensi arteri. Hal ini menyebabkan
perfusi dan oksigenasi tidak adekuat. Pada awalnya mungkin terdapat
suatu area focal dari nekrosis yang apabila tidak dikoreksi akan
menimbulkan peningkatan kerusakan jaringan yang kedua yaitu adanya
infeksi atau peradangan yang terus-menerus. Dalam hal ini terjadi oklusi
pada arteri digitalis sebagai dampak dari adanya edema jaringan lokal.
- Derajat 5 (Ulkus dengan gangren luas seluruh kaki)
Derajat 5 ditandai dengan adanya lesi/ulkus dengan gangren-
gangren diseluruh kaki atau sebagian tungkai bawah. Sebagian besar
penderita ulkus kaki diabetik datang dan rawat inap di rumah sakit dengan
kategori ulkus derajat 2, 3, 4 dan 5 (Decroli, dkk, 2008). Hal tersebut
dikarenakan pada derajat 2, 3, 4, dan 5 sudah menunjukkan tanda-tanda
ulkus yang serius dan membutuhkan perawatan yang komprehensif.
e) Klasifikasi PEDIS
Klasifikasi muthakhir dianjurkan oleh International Working Group on Diabetic
Foot (klasifikasi PEDIS 2003).
o P : Perfusi terganggu
1. Tidak ada gangguan perfusi
2. Ada perifer arterial disease tetapi tak kritis
3. Ishemia yang membuat perfusi kaki kritis
o E : Extent in mm2 : luas yang terkena mm2
o D : Depth : jaringan yang hilang
1.Superficial tak mencapai dermis.
2. Ulkus dalam, dibawah dermis, fascia, otot atau tendon.
3. Semua jaringan, tulang dan sendi.
o I : Infeksi
1.Tak ada tanda infeksi
2. Infeksi di kulit
3. Eritema > 2 cm, infeksi subcutan. Tidak ada infeksi sistemik
4. Infeksi sistemik
o S : Sensasi
1. .Tak ada gangguan sensasi
2. Ada gangguan sensasi
3. Dengan klasifikasi PEDIS akan dapat ditentukan kelainan apa yang
lebih
4. Dominan, vaskular, infeksi, atau neuropatik, sehingga arah pengelolaan
pun dapat tertuju dengan lebih baik.
2 Tahap Proliferasi :
Tahap proliferasi terjadi secara simultan dengan tahap migrasi dan proliferasi sel
basal, yang terjadi selama 2 – 3 hari. Tahap proliferasi terdiri dari
neoagiogenesis, pembentukan jaringan yang tergranulasi, dan epitelisasi kembali.
Jaringan yang tergranulasi terbentuk oleh pembuluh arah kapiler dan limfatik ke
dalam luka dan kolagen yang disintesis oleh fibroblast dan memberikan kekuatan
pada kulit. Sel epitel kemudian mengeras dan memberikan waktu untuk kolagen
memperbaiki jaringan yang luka. Proliferasi dari fibroblast dan sintesis kolagen
berlangsung selama dua minggu.
3 Tahap Maturasi :
Tahap maturasi berkembang dengan pembentukan jaringan penghubung selular
dan penguatan epitel baru yang ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan granular
selular berubah menjadu massa aselular dalam waktu beberapa bulan sampai 2
tahun.
PEMBAHASAN
Usia : 29 tahun
Agama : Islam
Muhammadiyah Malang
Asal : Situbondo
Awalnya pasien tidak mengetahui bahwa dia mengalami DM, pasien di bawa ke RS
dikarenakan pasien terlalu banyak mengkonsumsi minuman berakohol dan menyebabkan
peningkatan asam lambung. Pasien didiagnosa mengalami gagal ginjal dan harus menjalani
terapi hemodialisa dan pasien mengelami DM setelah beberapaka kali terapi hemodialisa.
Pada kaki sebelah kanan pasien terdapat luka ulkus diabetik yang menyebar di seluruh kaki
dan luka sudah pernah sembuh namun luka kembali muncul pada tungkai.
Perawat melakukan perawatan luka ulkus diabetik pada seluruh kaki dalam waktu 2 kali
dalam seminggu. Peraatan luka yang dilakukan oleh perawat homecare menggunakan prinsip
bersih namun bahan perawatan tetap steril. Selain dilakukan perawatan luka ulkus diabetik
perawat homecare juga memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga serta pasien.
Dimana perawat mnjelaskan obat-obatan apa saja yang diresepkan oleh dokter untuk
dikonsumsi oleh pasien, mengali kembali penyebab dari kekambuhan ukus diabetik pada
pasien, menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya injeksiinsulin secara rutin,
menjelaskan diet makanan yang tepat kepada pasien DM, serta menjelaskan pentingnya
menjalankan terapi hemodilisa secara rutin.
3.3. Hasil Interview
Interview Perawat Home Care
Pertanyaan :
9. Apa saja hambatan yang bapak alami saat melakukan perawatan home care?
Hambatannya kekurangan tenaga
10. Bagaimana strategi untuk mengatasi hambatan tersebut?
Mencarikan pengganti