Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316668576

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN JL. PIERE TENDEAN DI


KOTA MANADO

Article · August 2014

CITATIONS READS

8 4,802

3 authors, including:

Veronica A. Kumurur Amanda S. Sembel


Sam Ratulangi University Sam Ratulangi University
38 PUBLICATIONS   80 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KOTAMOBAGU, SULAWESI UTARA Studi Kasus: Permukiman Kelurahan
Gogagoman View project

KARAKTERISTIK DAN MORFOLOGI KAWASAN KOTA LAMA “BENDAR” MANADO View project

All content following this page was uploaded by Veronica A. Kumurur on 04 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sabua Vol.6, No.2: 243-252, Agustus 2014 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN JL. PIERE TENDEAN


DI KOTA MANADO

Feybe G. Kaliongga1, Veronica A. Kumurur2 & Amanda Sembel3

1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado
2 &,3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Jalur pedestrian harus mampu mengakomodasikan kenyamanan pejalan kaki


dengan memperhatikan aspek kenyamanan dalam perencanaannya. Aspek kenyamanan
yaitu sirkulasi, aksesibilitas, gaya alam dan iklim, keamanan, kebersihan, keindahan.
Penelitian difokuskan pada jalur pedestrian Jl. Piere Tendean Sisi Barat. Penelitian
dilaksanakan dengan cara survey di lapangan dan data diperoleh dari hasil pengukuran,
dokumentasi, dan pembagian kuesioner. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif untuk menggambarkan kondisi eksisting jalur pedestrian berdasarkan aspek-
aspek kenyamanan dan perhitungan dengan skala likert untuk mengetahui tingkat
kenyamanan pejalan kaki. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kenyamanan dari aspek
keamanan yang dalam hal berjalan di malam hari mempunyai nilai tertinggi yaitu 63%,
karena jalur pedestrian ini telah dilengkapi dengan fasilitas lampu penerangan sedangkan
tingkat kenyamanan dari aspek gaya alam dan iklim mempunyai nilai terendah yaitu 46.2%
dikarenakan tanaman-tanaman peneduh mempunyai jarak tanam yang saling berjauhan dan
massa daun yang kurang padat sehingga tidak dapat meredeksi suhu dengan optimal.

Kata Kunci : Aspek Kenyamanan , Jalur Pedestrian, Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki

PENDAHULUAN area reklamasi yang adalah salah satu jalan


Kota yang secara dinamis berkembang strategis yang menjadi pusat perdagangan,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan bisnis dan jasa, perkantoran, pusat
dan teknologi akan memberikan fasilitas perbelanjaan, apartemen dan fasilitas umum
berupa prasarana dan sarana yang menunjang yang ada di Kota Manado. Penyediaan
bagi kehidupan dan aktivitas warganya. prasarana jalur pedestrian yang bisa
Fasilitas umum yang dibutuhkan terutama mendukung kegiatan dan aktivitas di area ini
bagi pejalan kaki yaitu jalur pedestrian yang sangatlah dibutuhkan yaitu jalur pedestrian
mana jalur pedestrian ini berfungsi sebagai yang dapat memberikan kenyamanan dan
wadah atau ruang bagi pejalan kaki dalam kemudahan pejalan kaki dalam mencapai
melakukan aktivitasnya dan juga untuk tujuan. Namun pada kenyataannya jalur
memberikan pelayanan kepada pejalan kaki pedestrian ini, kurang di manfaatkan oleh
melakukan aktivitas dan untuk memberikan pejalan kaki untuk melakukan aktivitasnya.
pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat Masalah-masalah yang menjadi hambatan
meningkatkan kelancaran, keamanan, dan dalam melakukan aktivitas berjalan kaki
kenyamanan bagi pejalan kaki. Tetapi membuat fungsi jalur pedestrian tidak
seringkali pembangunan prasarana optimal. Padahal, seharusnya jalur pedestrian
transportasi lebih berorientasi pada sistem yang ada di kawasan jalan Pierre Tendean.
transportasi dengan moda kendaraan mampu mengakomodasikan keinginan pejalan
bermotor dan mengabaikan prasarana bagi kaki sebagai pengguna jalur pedestrian
pejalan kaki. Jalan Piere Tendean merupakan dengan menciptakan kenyamanan yang

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado
Agustus 2014
244 F.G. KALIONGGA, V.A. KUMURUR & A. SEMBEL

optimal bagi pengguna jalur pedestrian itu menarik perhatian mata (vocal point),
sendiri dengan memperhatikan aspek-aspek biasanya terletak di tengah maupun
yang dapat menunjang kenyamanan dari jalur didepan plaza. Sculpture bisa
pedestrian tersebut. Berdasarkan masalah di berbentuk patung, air mancur atau
atas, maka penelitian ini bertujuan : (a) abstrak.
mengidentifikasi kondisi eksisting jalur 4) Bollards, adalah pembatas antara
pedestrian di Jl. Piere Tendean berdasarkan jalur pedestrian dengan jalur
aspek-aspek kenyamanan jalur pejalan kaki kendaraan. Biasanya digunakan
seperti sirkulasi, aksesibilitas, gaya alam dan bersamaan dengan peletakan lampu.
iklim, keamanan, kebersihan, dan keindahan; 5) Bangku, untuk memberi ruang
dan (b) menganalisis tingkat kenyamanan istirahat bila lelah berjalan. Dan
pejalan kaki di jalur pedestrian di Jl.Piere memberi waktu bagi pejalan kaki
Tendean. untuk menikmati suasana lingkungan
JALUR PEDESTRIAN sekitarnya. Bangku dapat terbuat dari
Jalur pejalan kaki (pedestrian ways) logam, kayu, beton atau batu.
berfungsi sebagai wadah atau ruang kegiatan 6) Tanaman peneduh, untuk pelindung
pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk dan penyejuk pedestrian
memberikan pelayanan kepada pejalan kaki 7) Telepon, biasanya disediakan bagi
sehingga dapat meningkatkan kelancaran, pejalan kaki jika ingin berkomunikasi
keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan dan sedapat mungkin didesain untuk
kaki. Pada perkembangannya tidak saja untuk menarik perhatian pejalan kaki.
jalur pejalan kaki tetapi juga untuk kegiatan- 8) Kios/shelter dan kanopi,
kegiatan yang bersifat rekreatif, seperti keberadaannya dapat untuk
duduk-duduk santai menikmati suasana kota, menghidupkan suasana pada jalur
untuk bersosialisasi dan berkomunikasi antar pedestrian sehingga tidak monoton.
warganya (Iswanto,2006). Khususnya kios untuk aktivitas jual
beli, bila sewaktu-waktu dibutuhkan
ELEMEN JALUR PEDESTRIAN oleh pejalan kaki. Shelter dibangun
Menurut Rubenstein (1992) dalam dengan tujuan melindungi terhadap
Rahadi (2003), elemen pada suatu jalur cuaca, angin, dan sinar matahari.
pedestrian dapat dibedakan menjadi dua, Halte/shelter bus dan lapak tunggu
yaitu: diletakan pada jalur amenitas. Shelter
a. Elemen jalur pedestrian sendiri (material harus diletakan pada setiap radius 300
dari jalur pedestrian). Elemen-elemen meter atau pada titik potensial
material yang umumnya digunakan pada kawasan, dengan besaran sesuai
jalur pedestrian adalah paving (beton), kebutuhan, dan bahan yang
bata atau batu digunakan adalah bahan yang
b. Elemen pendukung pada jalur pedestrian, memiliki durabilitas tinggi seperti
antara lain : metal. Kanopi digunakan untuk
1) Lampu, yang digunakan sebagai mempercantik wajah bangunan dan
penerangan diwaktu malam hari. dapat memberikan perlindungan
Penerangan yang cukup bagi jalur terhadap cuaca.
pejalan kaki merupakan sarana untuk 9) Jam, tempat sampah. Jam sebagai
meningkatkan keamanan jalan dan penunjuk waktu, bila diletakkan di
keamanan terhadap ancaman criminal ruang kota, harus memperhatikan
dan untuk kenyamanan umum penempatannya. Karena jam dapat
pedestrian. sebagai focus atau landmark,
2) Sign, merupakan rambu-rambu yang sedangkan tempat sampah diletakkan
sifatnya untuk memberikan suatu di jalur pedestrian agar jalur tersebut
identitas, informasi maupun larangan. tetap bersih. Sehingga kenyamanan
3) Sculpture, dibuat untuk pejalan kaki tetap terjaga. Tempat
mempercantik jalur pedestrian atau sampah diletakan pada jalur amenitas.
KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN... 245

Terletak setiap 20 meter dengan antaranya, debu, sampah, dan


besaran sesuai kebutuhan, dan bahan bau. Sesuatu yang bersih yang akan
yang digunakan adalah bahan dengan menambah daya tarik juga kenyamanan
durabilitas tinggi seperti metal dan bagi pejalan kaki. Kebersihan biasanya
beton cetak. terkait dengan pengelolaan sampah.
Sehingga tempat sampah perlu diletakan
UNSUR KENYAMANAN pada jalur amenitas. Terletak setiap 20
Menurut Utterman (1984) dalam meter dengan besaran sesuai kebutuhan,
Santyo,dkk (2011), unsur-unsur yang dan bahan yang digunakan adalah bahan
dengan durabilitas tinggi seperti metal
mempengaruhi kenyamanan pada sebuah
dan beton cetak (Pedoman Penyediaan
pedestrian yaitu: dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
a. Sirkulasi, yaitu perputaran atau peredaran. Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan).
Hal terkait antara lain dimensi jalan dan f. Keindahan, menurut Hakim (1993)
alur pedestrian, maksud perjalanan, keindahan merupakan hal yang perlu
waktu, volume pejalan kaki. diperhatikan sekali dalam hal penciptaan
b. Aksesibilitas, yaitu derajat kemudahan kenyamanan karena hal tersebut dapat
dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, mencakup masalah kepuasan batin dan
pelayanan ataupun lingkungan. Adapun panca indera. Pemandangan sebagian
ketentuan-ketentuan yang harus terpenuhi besar didasarkan pada estetika (buatan
dalam suatu rute perjalanan (Pedestrian manusia) tetapi pada beberapa hal juga
Facilities Guidebook,1997) meliputi berhubungan dengan konservasi dan
menyangkut peniadaan hambatan, lebar preservasi. Dalam mencari nilai-nilai
dan bebas, kawasan laluan dan istirahat, keindahan timbullah teori estetika.
kemiringan (grades), curb ramps, ramps, Menurut Ali (1981) unsur-unsur estetika
permukaan dan tekstur. yaitu :
c. Gaya alam dan iklim, yaitu keadaan alam 1) Kesatuan (Unity) , adanya kesatuan
dan iklim yang terjadi pada suatu waktu. dalam bentuk (unity) atau unsur-
Faktor- faktor iklim mikro yang unsur yang menyatakan bentuk-
mempengaruhi kenyamanan manusia bentuk suatu bangunan. menurut
adalah suhu, radiasi matahari, Lynch (1960) dalam Tisnaningtyas
kelembaban nisbi, dan angin. Menurut (2012), yang terpenting adalah
Laurie (1986) dalam Rahmiati (2009), menciptakan image kota yang kuat
standar kelembaban bagi kenyamanan dalam struktur kota yang memiliki
manusia dalam beraktivitas berkisar visual dan penataan organisasi yang
antara 40% - 70% dengan temperature menyatu.
antara 15ºC-27ºC dan Diena (2009) dalam 2) Perbandingan ukuran (Proporsi),
Hadi (2012), menyatakan bahwa indeks adalah perbandingan atau ratio antara
kenyamanan dalam kondisi nyaman ideal panjang dengan lebar atau volume
bagi manusia Indonesia berada pada atau tinggi dengan lebar yang terdapat
kisaran THI (Temperature Human Index) dalam suatu bidang.
dengan nilai 20-26. 3) Skala, adanya skala yang tepat
d. Keamanan, ditujukan bagi pejalan kaki menimbulkan kualitas yang membuat
baik dari unsur kejahatan maupun faktor sebuah bangunan terlihat sesuai
lain misalnya kecelakaan. Dalam besarnya bagi kebutuhan manusia.
Pedestrian Facilities Giudebook Pada suatu gambar adanya suatu
penerangan sistem jalan, termasuk perbandingan ukuran belum berarti
berdampingan dengan jalur pejalan kaki dengan jelas bilamana belum ada
meningkatkan keamanan dan keselamatan skalanya.
serta kenyamanan pejalan kaki. 4) Keseimbangan (Balance), adalah citra
e. Kebersihan adalah keadaan bebas untuk meningkatkan keindahan baik
dari kotoran, termasuk di dari segi ukuran, bentuk, warna dan
246 F.G. KALIONGGA, V.A. KUMURUR & A. SEMBEL

sebagainya. Penyusunan bentuk- HASIL DAN PEMBAHASAN


bentuk dapat diatur secara simetris. Analisis Kondisi Eksisting
5) Irama (Rhythm), tujuan irama di
dalam suatu komposisi unsur-unsur Sirkulasi
bangunan ialah : untuk kesan yang Jalur pedestrian Jl.Piere Tendean Sisi
lebih menarik dan mengurangi kesan Barat berada pada tingkat pelayanan pejalan
yang membosankan umpanya akibat kaki termasuk dalam LOS (Level of service)
terlalu ketatnya kesatuan bentuk. A dengan rata-rata 4 orang/menit/meter
Irama dapat pula dicapai dengan dimana pejalan kaki dapat menentukan
penerapan variasi, baik di dalam dengan bebas arah berjalan dengan kecepatan
bentuk, warna-warna dan permukaan yang relatif cepat tanpa menimbulkan
bahan (tekstur). gangguan antar sesama pejalan kaki. Nilai ini
sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran
METODE PENELITIAN yang digunakan tipe LOS A, yakni kurang
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara dari 16 orang/menit/meter. Kecilnya nilai
survey untuk pengambilan data-data primer LOS jalur pedestrian Jl.Pierre Tendean Sisi
dengan membaginya dalam beberapa zona Barat ini menunjukkan bahwa tingkat
dan segmen untuk mempermudah dalam pemanfaatan jalur pedestrian belum optimal.
menganalisis. Selain itu, data sekunder
diperoleh dari instansi terkait. Data-data Tabel 1. Analisis Aspek Sirkulasi
kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan kondisi eksisting.
Perhitungan volume pejalan kaki dilakukan
setiap hari dari hari senin hingga hari minggu
dengan asumsi bahwa setiap orang memiliki
jenis dan tujuan yang berbeda-beda setiap
harinya, dilakukan dari pukul 08.00 dengan
asumsi bahwa waktu orang mulai melakukan
aktivitas diluar rumah hingga 18.00 dengan
asusmsi waktu orang telah selesai dengan
aktivitasnya di luar rumah. Selain itu,
pengukuran dilakukan terhadap lebar jalur Aksesibilitas
pedestrian dengan menggunakan meteran. Aksesibilitas yaitu derajat kemudahan
Perhitungan pejalan kaki dilakukan setiap 15 yang dicapai oleh orang terhadap suatu objek,
menit karena disesuaikan dengan rumus. pelayanan ataupun lingkungan. Berikut hasil
perhitungan luas hambatan di setiap zona.

Gaya Alam dan Iklim


Dari hasil pengukuran, suhu yang
Untuk menganalisis tingkat tertinggi terjadi antara pukul 10.00- 10.30.
kenyamanan pejalan kaki digunakan skala Zona I : suhu 36,1ºC dengan dan kelembaban
likert. Tahapan yang dilakukan yaitu : 68,7%. Zona II : suhu 35,8 ºC dengan
penentuan skor jawaban, kemudian kelembaban 68,9%. Zona III : suhu 35,4 ºC
menentukan skor ideal (dengan rumus Skor dengan kelembaban 66,7%. Zona IV : suhu
Kriterium = Nilai Skala x Jumlah Responden) 35,9 ºC dengan kelembaban 69,6%.
untuk mementukan rating scale, kemudian
menentukan presentase jawaban dimana hasil Keamanan
persentase ini merupakan 100% jawaban yang Sepanjang jalur pedestrian jalan Pierre
kita inginkan. Tendean sisi barat telah dilengkapi dengan
lampu penerangan. Lampu penerangan ini
memiliki jarak sekitr 50 meter antara satu
KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN... 247

dengan yang lain. menggunakan sistem solar Dalam melakukan penilaian dari aspek
cell dengan memanfaatkan panas dari keindahan, digunakan prinsip-prinsip estetika
matahari sebagai sumber energi untuk yaitu :
menyalakan lampu. 1) Kesatuan

Tabel 2. Aksesibilitas

Fasade bangunan yang satu dengan


Kebersihan yang lain memiliki rupa bentuk yang berbeda-
Kualitas kebersihan cenderung tidak baik beda. Selain itu, ketidakmenyatuan juga
(kotor), hal ini dikarenakan fasilitas tampak pada material permukaan jalur yang
pendukung kebersihan banyak yang rusak dan digunakan serta pagar pembatas. Kesatuan
jarak antara tempat sampah satu dengan yang visual hanya dapat ditemukan pada Kawasan
lain saling berjauhan yaitu 50 – 100 meter. Mega Mas dengan bentuk bangunan yakni
ruko-ruko yang memiliki keserasian antara
Keindahan satu dengan yang lain, pagar pembatas dengan
susunan warna yang sama, jenis tanaman
pengarah yang sama.
248 F.G. KALIONGGA, V.A. KUMURUR & A. SEMBEL

Proporsi yang tidak sesuai


antara lebar jalur trotoar
dengan halte. Ukuran lebar
halte yang sama dengan jalur
pedestrian membuat halte ini
menjadi suatu hambatan.

1.5 m

2.
5
Perbandingan ukuran antara m
tinggi dan lebar kanopi
terhadap jalur pedestrian
kurang proporsional karena
terkesan sempit. Rasio jarak 1,75
dan ketinggian 1/2 m

Gambar 1. Analisis Proporsi

tinggi yang tidak proporsional yaitu ½


2) Proporsi membentuk ruang yang terlalu sempit
Proporsi adalah suatu ukuran yang sehingga terasa tertekan. Sempit dan tertekan
diperbandingkan, misal ukuran orang dengan inilah yang dapat mempengaruhi kurangnya
suatu bangunan atau benda dengan benda kenyamanan, dapat dilihat pada gambar di
lainnya. Berikut hasil dokumentasi dari unsur bawah ini.

3) Skala
Dengan adanya manusia sebagai
pengguna jalur pedestrian terlihat bahwa skala
jalur pedestrian kecil dan sempit. Tinggi
pohon peneduh pun tampak tidak sesuai
dengan tinggi badan manusia sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

4) Keseimbangan
Kawasan mega mas menjadi satu segmen
yang memiliki keseimbangan dalam hal rupa
bentuk bangunan, ukuran tingi yang seimbang
antara satu dengan yang lain.

Gambar 2. Visualisasi terhadap Skala 5) Irama


proporsi yang ada di jalur pedestrian Jl. Piere Terjadi beberapa pengulangan dari segi
Tendean, Perbandingan ukuran jarak dan jenis vegetasi dan peletakan tanaman-tanaman
KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN... 249

peneduh yang ada di sepanjang jalur lebar dari jalur pedestrian itu sendiri.
pedestrian Jl. Piere Tendean tetapi sama Pertanyaan mengenai aspek sirkulasi ini
sekali tidak harmoni. bertujuan untuk mengetahui pendapat pejalan

Gambar 3. Irama vegetasi yang tidak harmoni

kaki mengenai keleluasaan dalam berjalan,


Analisis Tingkat Kenyamanan Pejalan tidak merasa sempit, ataupun tidak saling
Kaki bertabrakan dengan pejalan kaki lain saat
1. Tingkat Kenyamanan Aspek Sirkulasi berjalan.

Sirkulasi dalam hal ini berbicara tentang


alur pedestrian sehingga berkaitan dengan 2. Tingkat Kenyamanan Aspek Aksesibilitas
volume pedestrian yang di dalamnya terkait Kenyamanan dari segi aksesibilitas
Tabel 3 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek Pejalan
Kaki dari Aspek Sirkulasi

Sumber : Hasil Analisis, 2014


250 F.G. KALIONGGA, V.A. KUMURUR & A. SEMBEL

mempunyai beberapa hal yang bisa ditinjau mengetahui persepsi pejalan kaki mengenai
yaitu ketiadaan hambatan dan permukaan gaya alam dan iklim, istilah iklim mikro-lah

Tabel 4 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek


Aksesibilitas

jalur pedestrian. Materi kuesioner dari aspek yang dipilih sebagai materi kuesioner untuk
aksesibilitas yang bisa menggambarkan bisa menggambarkan kondisi suhu yang
pendapat pejalan kaki mengenai aksesibilitas dirasakan oleh pejalan kaki sebagai responden
bagi pejalan kaki yang mana aksesibilitas dalam suatu zona.

Tabel 5 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek Gaya


Alam dan Iklim

menyangkut kemudahan dalam hal 4. Tingkat Kenyamanan Aspek Keamanan


pencapaian.
Keamanan jalur pedestrian
3. Tingkat Kenyamanan Aspek Gaya Alam menyangkut keselamatan dari pejalan
dan Iklim kaki sebagai penggunanya. Tujuan dari
Gaya alam dan iklim merupakan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui
salah satu aspek kenyamanan yang berkaitan seberapa besar kenyamanan pejalan kaki
dengan suhu udara dan kelembaban. Untuk dalam hal rasa aman saat berjalan di jalur
Tabel 6 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek
Keamanan
KAJIAN ASPEK KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN... 251

pedestrian ini. kondisi kebersihan jalur pedestrian di Jalan


Pierre Tendean (sisi Barat).
5. Tingkat Kenyamanan Aspek Kebersihan

Kebersihan begitu mempengaruhi


kenyamanan seseorang. Selain memberikan 6. Tingkat Kenyamanan Aspek
visualisasi yang baik, kebersihan juga Keindahan
Keindahan merupakan aspek
berkaitan erat dengan kesehatan. Manusia
cenderung memilih sesuatu yang bersih kenyamanan yang berkaitan dengan

Tabel 7 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek


Kebersihan

Tabel 8 . Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki dari Aspek


Keindahan

dibandingkan dengan yang kotor. Sama visual. Setiap orang memiliki pendapat
halnya dengan jalur pedestrian. Pejalan kaki masing-masing mengenai keindahan.
pasti akan memilih berjalan kaki di jalur Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk
pedestrian yang bersih daripada di jalur mengetahui penilaian responden terhadap
pedestrian yang kotor dan banyak sampah,
keindahan dari jalur pedestrian ini.
apalagi sampai mengeluarkan bau tak sedap.
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk KESIMPULAN
mengetahui pendapat dari pejalan kaki Dari hasil pengolahan data dan
sebagai pengguna jalur pedestrian terhadap pembahasannya kita dapat menarik
kesimpulan bahwa:
252 F.G. KALIONGGA, V.A. KUMURUR & A. SEMBEL

a. Kepadatan arus sirkulasi pada jalur


pedestrian di jalan Piere Tendean sisi
barat yang merupakan jalan kolektor
primer dan Pusat Pelayanan Kota
termasuk dalam LOS A dengan rata-
rata 4 orang/menit/meter dengan lebar
trotoar 1,75 m. Hambatan yang
mengurangi kenyamanan dalam hal
aksesibilitas yaitu tiang-tiang reklame,
kondisi permukaan yang tidak rata DAFTAR PUSTAKA
(terkait aspek keamanan), dan Ali, Made. 1981. Arsitektur, Penerbit
perubahan fungsi jalur pedestrian :Yayasan Lembaga Penyelidikan
menjadi tempat parkir sebesar 64,75 Masalah Bangunan Jalan, Bandung
m2. Kondisi iklim mikro pada jalur Hadi, Rohman. 2012. Evaluasi Indeks
pedestrian ini menunjukkan Kenyamanan Taman Kota (Lapangan
ketidaknyamanan dengan suhu paling Puputan Bandung I Gusti Ngurah Made
tinggi 36˚C. Adanya lampu-lampu Agung Denpasar,Bali).
penerangan dengan jarak sekitar 50 Hakim, Rustam.1993. Unsur Perancangan
meter antara satu dengan yang lain dalam Arsitektur Lansekap. Bumi
memungkinkan pejalan kaki dapat Aksara. Jakarta
berjalan di malam hari. Fasilitas tempat Iswanto, Danoe. 2006. Pengaruh Elemen-
sampah yang sedikit membuat jalur elemen Pelengkap Jalur Pedestrian
pedestrian ini kotor. Dalam hal terhadap Kenyamanan Pejalanan Kaki.
keindahan, prinsip estetika yang Enclosure. 5 (1) : 22-29.
menjadi dasar keindahan sulit untuk Rahadi, Fitra Anindya. 2003. Jalur Pedestrian
kita jumpai. Sebagian besar fasade di Kawasan Perdagangan dan Jasa di
bangunan pada jalur pedestrian ini tinjau dari aksesibilitas dan kenyamanan
tidak memiliki kesatuan, hanya pada pengguna, Tesis, Universitas
Kawasan Mega Mas saja yang masih Diponegoro, Semarang
terlihat kesatuan bentuknya. Proporsi Rahmiati, Mimi. 2009. Studi Aspek
pohon peneduh tidak sesuai dengan Kenyamanan Ruang Pedestrian Dalam
tinggi manusia sehingga tidak mampu Rangka Peningkatan Efektivitas
memberikan keteduhan juga jarak Penggunaannya pada Kawasan Jalan
tanam yang tidak seimbang, atribut M.H Thamrin- Jend.Sudirman, Jakarta.
jalur pedestrian yang tidak seimbang Santyo, Dwi. Ardiansyah P.Fahmi.Parmono.
dan tumpang tindih, ukuran jalur Harwin, Dwi. 2011. Kajian Aspek
pedestrian yang terkesan Kenyamanan pada Jalur Pedestrian di
sempit,,ukuran halte yang mengambil Penggal Jalan Prof. Soedharto
ruang pedestrian, hingga minimnya (Ngesrep(Patung Diponegoro-Gerbang
vegetasi-vegetasi penghias untuk Undip), Laporan Seminar, Universitas
menambah keindahan suatu jalur Diponegoro, Semarang
pedestrian.
b. Tingkat kenyamanan pejalan kaki
sebesar 54.15 % dari 100%, termasuk
dalam kategori biasa.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai