Anda di halaman 1dari 36

USULAN PENELITIAN

RANCANG BANGUN BODY COMPOSITION SCALE


BERBASIS ARDUINO UNO DILENGKAPI OUTPUT
SUARA

HUSAIN AHMAD SULAIMAN


NIM.19081002

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK ELEKTROMEDIK
FALKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berat badan merupakan salah satu parameter dalam satuan kilogram (kg)

yang digunakan untuk pengukuran tubuh. Melalui berat badan dapat diketahui

berbagai informasi untuk menganalisa kondisi tubuh seseorang seperti Body Mass

Index (BMI), BMI merupakan metode atau cara sederhana yang digunakan untuk

menghitung massa tubuh, kemudian mengategorikannya dalam standar berat

badan ideal tertentu. Penghitungan BMI didasarkan pada perbandingan antara

berat badan seseorang dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter (kg/m2).

Dari penghitungan ini bisa diketahui apakah bobot tubuh berada dalam kisaran

yang normal, kegemukan, atau terlalu kurus (Suprihatin & Wuryaningsih, 2019).

Pengkuran menggunakan metode BMI dan timbangan biasa tidak bisa

membedakan antara otot dan lemak. Untuk membedakan anatara otot dan lemak

dapat menggunakan analisis komposisi tubuh.

Komposisi tubuh adalah persentase berat tubuh yang terdiri dari jaringan

nonlemak dan jaringan lemak. Menilai komposisi tubuh adalah langkah penting

dalam mengevaluasi status kesehatan seseorang. Komposisi tubuh didefinisikan

sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak dalam

tubuh. Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu jaringan lemak

tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang

(bone mineral), dan cairan tubuh (body water). Dua komponen komposisi tubuh
yang paling umum diukur adalah jaringan lemak tubuh total dan jaringan bebas

lemak.Tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Zat padat menyusun 40%

tubuh manusia seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan

non organic, 60% sisanya adalah cairan. Pembagian 60% dari komposisi cairan,

20% merupakan cairan ekstraselular dan 40% nya adalah cairan intraselular.

Komposisi tubuh tersusun atas massa lemak (Fat Mass) dan massa non lemak

(Free Fat Mass). Komposisi tubuh seperti lemak, otot, cairan badan, kerangka

akan mengalami perubahan. Berat badan akan semakin meningkat karena energi

dari makanan akan ditimbun sebagai lemak cadangan (Storage Fat). Komposisi

tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang, air, dan otot dalam

tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga ditujukan untuk mendeteksi kebutuhan

tubuh terhadap asupan makanan serta mendapatkan informasi yang relevan

terhadap upaya pencegahan dan penanganan penyakit (Nurdin, 2020).

Dalam melakukan pengukuran komposisi tubuh ada beberapa metode

seperti, caliper Skinfold (tes lipatan kulit), Penimbangan Hidrostatis, Air

Displacement Plethysmography, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA),

Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan metode terakhir dengan menggunakan

alat Body Composition Scale, dimana alat ini yang akan peneliti kembangkan.

Body Composition Scale merupakan Alat yang dapat digunakan untuk mengukur

berat badan, tinggi badan, Body Mass Index (BMI), jaringan lemak tubuh total

(total body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone

mineral), dan cairan tubuh (body water).


Penelitian pertama yang dilakukan oleh Diana Rahmawati, Hanifuddin

Sukri, Achmad Fiqhi Ibadillah, Ayu Dian Lestari pada Tahun 2021 dengan judul

Alat Body Mass Index Scale dengan metode Rule Based System dengan Parameter

yang diukur adalah berat badan, tinggi badan dan body mass index. Namun pada

alat ini belum terdapat pengukuran parameter seperti jaringan lemak tubuh total

(total body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone

mineral), dan cairan tubuh (body water).

Adapun penelitian kedua yang dilakukan oleh Rivan Hidayat pada Tahun

2021 dengan judul alat monitoring tingkat obesitas masyarakat berdasarkan

komposisi tubuh dengan menggunakan metode Bioelectric Impedance Analysis

(BIA) dengan pengukuran parameter seperti jaringan lemak tubuh total (total

body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone mineral),

dan cairan tubuh (body water).

Dari kedua penelitian diatas perancangan alat masih ditujukan untuk orang

yang memiliki kondisi fisik normal terutama dalam kemampuan melihat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan merancang alat Body

Composition Scale berbasis arduino uno dilengkapi output suara. Suara pada alat

ini dikeluarkan melalui speaker dimana bertujuan untuk membantu orang

disabilitas khususnya tuna netra yang memiliki keterbatasan melihat, sehingga

disabilitas khususnya tuna netra dapat mengetahui kondisi komposisi tubuhnya

dengan mendengarkan hasil pengukuran dari output suara pada alat.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah rancang bangun alat Body Composition Scale berbasis

arduino uno dilengkapi output suara?

2. Bagaimana hasil uji fugsi rancang bangun alat Body Composition Scale

berbasis arduino uno dilengkapi output suara?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Khusus

1. Mampu menghasilkan dan membangun alat Body Composition Scale

berbasis arduino uno dilengkapi output suara dan hasil uji yang sesuai

standard.

2. Membantu orang sehat dan penyandang tuna netra untuk mengetahui berat

badan dan presentase lemak pada tubuh.

1.3.2 Tujuan Umum

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang mendalam tentang Body

Composition Scale bagi peneliti.

2. Meningkatkan kualitas diri sebelum memasuki dunia kerja.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti mengenai sistem kerja

peralatan penunjang medis khususnya pada rancang bangun alat timbangan Body

Composition Scale.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dari peneliti dengan adanya alat Body

Composition Scale dapat memudahkan orang normal dan penyandang tuna Netra

untuk mengetahui berat badan, tinggi badan, serta presentase lemak.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Berat Badan

Berat badan merupakan suatu parameter fisiologis manusia yang

memberikan informasi tentang massa tubuh manusia. Massa tubuh perlu

diketahui dalam rangka menjaga kesehatan agar tetap berada di range

normal. Massa tubuh adalah ukuran yang sering dipakai untuk menilai

keadaan gizi manusia. Berat badan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, contohnya jumlah makanan yang dikonsumsi ataupun karena

memiliki penyakit tertentu. Berat badan merupakan besaran antropometri yang

sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan dalam

keadaan baik dan jumlah konsumsi kebutuhan gizi tercukupi, maka pertumbuhan

berat badan akan selaras dengan pertambahan umur. Sebaliknya, dalam keadaan

abnormal, akan ada 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih

lambat (Rivan Hidayat, 2021).

2.2 Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada Keadaan normal, tinggi badan

tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak

seperti berat badan, relative kurang sensitif terhadap masalah kekurangan


gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi

badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama (Rivan Hidayat, 2021).

2.3 Body Composition Scale

Body Composition Scale merupakan Alat yang dapat digunakan untuk

mengukur komposisi tubuh. Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen

utama, yaitu jaringan lemak tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak

(fat-free mass), mineral tulang (bone mineral),dan cairan tubuh (body

water. Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang,

air, dan otot dalam tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga ditujukan untuk

mendeteksi kebutuhan tubuh terhadap asupan makanan serta mendapatkan

informasi yang relevan terhadap upaya pencegahan dan penanganan penyakit

(Rivan Hidayat, 2021).

2.4 Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah persentase berat tubuh yang terdiri dari jaringan

nonlemak dan jaringan lemak. Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi

relatif dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak dalam tubuh. Komposisi

tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu jaringan lemak tubuh total

(total body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone

mineral),dan cairan tubuh (body water). Dua komponen komposisi tubuh

yang paling umum diukur adalah jaringan lemak tubuh total dan jaringan

bebas lemak.Tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Zat padat

menyusun 40% tubuh manusia seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat,


material organik dan non organik, 60% sisanya adalah cairan. Pembagian 60%

dari komposisi cairan, 20% merupakan cairan ekstraselular dan 40% nya adalah

cairan intraselular. Komposisi tubuh tersusun atas massa lemak (Fat Mass) dan

massa non lemak (Free Fat Mass). Komposisi tubuh seperti lemak, otot,

cairan badan, kerangka akan mengalami perubahan. Berat badan akan

semakin meningkat karena energi dari makanan akan ditimbun sebagai lemak

cadangan (Storage Fat). Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase

lemak, tulang, air, dan otot dalam tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga

ditujukan untuk mendeteksi kebutuhan tubuh terhadap asupan makanan serta

mendapatkan informasi yang relevan terhadap upaya pencegahan dan penanganan

penyakit (Nurdin, 2020).

2.4.1 Body Fat

Tubuh manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian massa

non-lemak (fat free mass) dan massa lemak (fat mass). Massa non-lemak, FFM,

tersusun dari kurang dari 73% cairan, 20% jaringan metabolisme, dan 7%

mineral pada tulang. Body fat merupakan persentase lemak pada tubuh.

Normalnya kadar lemak pada tubuh wanita berkisar antara 21-31% sementara

bagi pria tidak boleh lebih dari 14-25%. Perbedaan persentase tersebut

dipengaruhi dari gaya hidup, usia dan pola olahraga yang dilakukan masing-

masing individu (Rivan Hidayat, 2021).

Berdasarkan rumus prediksi yang didapatkan dari sebuah penelitian yang

dimuat dalam British Journal of Nutrition sebagai berikut:


Laki-laki: (1,20 x BMI) + (0,23 x Usia) – 10,8 – 5,4

Wanita: (1,20 x BMI) + (0,23 x Usia) – 5,4

Gambar 2.1 Presentase Body Fat (Rivan Hidayat, 2021).

2.4.2 Total Body Water


Total body water (TBW) adalah persentase dari berat air
dibandingkan dengan berat badan total. Total body water masing-masing
orang bervariasi menurut kelamin, usia, dan kandungan lemak tubuh (Mastria &
Adyaksa, 2014).
Menurut Watson dkk., total body water dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut yang mana persamaan antara laki-laki
dan perempuan berbeda :
1. Laki-laki :
TBW = 2.447 - 0.09516 X age + 0.1074 X height + 0.3362 X weight.
2. Perempuan :
TBW = -2.097 + 0.1069 X height + 0.2466 X weight.

2.5 Metode BMI (Body Mass Index)

BMI merupakan metode yang digunakan untuk menghitung massa tubuh,

kemudian mengategorikannya dalam standar berat badan ideal tertentu.


Penghitungan BMI didasarkan pada perbandingan antara tinggi badan dan berat

badan seseorang. Dari penghitungan ini bisa diketahui apakah bobot tubuh berada

dalam kisaran yang normal, kegemukan, atau terlalu kurus (Suprihatin &

Wuryaningsih, 2019).

Menurut Suprihatin & Wuryaningsih (2019) berikut adalah rumus mencari BMI:

2.1 Tabel Normal Body Mass Index


(sumber : p2tm.kemenkes.go.di)

BMI Status Berat Badan

<18,5 Kurus

18,5 -22,9 Normal

23 – 24,9 Gendut

25 – 29,9 Obesitas kelas 1

>30 Obesitas Kelas 2

2.6 Arduino UNO

Arduino Uno adalah sebagai sebuah platform dari physical computing

yang bersifat open source. Disebut sebagai Platform karena, Arduino tidak

hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah suatu

kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development

Environment (IDE) yang canggih. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan

oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan Arduino, selain itu


juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak

dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkan

dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena ia

menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi (Saghoa dkk., 2018)

Gambar 2.2 bentuk fisik Arduino Uno (Saghoa dkk., 2018).

Untuk memperjelas penggunaan board arduino, dapat dilihat spesifikasi

arduino uno dibawah ini:

Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Uno (Rozaq & Setyaningsih, 2018)

Keterangan Spesifikasi

Mikrokontroller Atmega328
Tegangan Operasi 5 VDC
Input Tegangan 7-12V
Digital I/O pin 14 dengan 6 PWM
Analog Input 6 buah
Arus DC per I/O 40 Ma
Flash Memory 32 Kb
SRAM 2 Kb
EEPROM 1 Kb
Clock Speed 16 Mhz

2.7 Ultrasonik HC-SR04

Gambar 2.3 ultrasonik HC-SR04 (Ardiliansyah dkk., 2021).

Sensor ultrasonik adalah jenis sensor jarak yang memancarkan

gelombang ultrasonik dan memiliki frekuensi 40.000 Hz . Sensor ini dapat

juga mengetahui jarak antara receiver yang dikirimkan oleh transmiter.

Penelitian ini menggunakan sensor ultrasonik tipe HC-SR04. Sensor ini

memiliki dua elemen yaitu pendeteksi dan pembangkit gelombang ultasonik.

Cara kerja dari sensor ini didasarkan pada prinsip pantulan dari suatu

gelombang suara. Pada saat menembakkan dan menerima gelombang

ultrasonik kemudian dikonversi menjadi satuan yang sudah didesain oleh

seorang programmer seperti volume atau jarak.


2.8 Load Cell

Gambar 2.4 Sensor Load Cell

Sensor LoadCell adalah transduser (transducer, komponen elektronika

yang dapat mengukur besaran fisik menjadi sinyal elektris) yang dapat mengubah

tekanan oleh beban menjadi signal elektrik. Konversi terjadi secara tidak langsung

dalam dua tahap. Lewat pengaturan mekanis, gaya tekan dideteksi berdasarkan

deformasi dari matriks pengukur tegangan (strain gauges) dalam bentuk resistor

planar. Tegangan ini mengubah hambatan efektif (effective resistance) empat

pengukur tegangan yang disusun dalam konfigurasi jembatan Wheatstone

(Wheatstone bridge) yang kemudian dibaca berupa perbedaan potensial (Wahyudi

dkk., 2017).

2.9 Modul HX711

HX711 adalah sebuah komponen terintegrasi dari “Avia Semiconductor”,

HX711 presisi 24-bit analog to digital conventer (ADC) yang didesain untuk

sensor timbangan digital dalam industrial control aplikasi yang terkoneksi sensor

jembatan. HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja

mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan


mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul

melakukan komunikasi dengan komputer / mikrokontroller melalui TTL232.

Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan reliable,

memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat

(Mukhammad dkk., 2022).

Gambar 2.5 Modul HX711 (Mukhammad dkk., 2022).

Berikut spesifikasi modul HX711:

a. Differential input voltage: ±40mV(Full-scale differential input voltage ±

40mV).

b. Data accuracy: 24 bit (24 bit A / D converter chip).

c. Refresh frequency: 80 Hz.

d. Operating Voltage : 5V DC.

e. Operating current : <10 mA.

f. Size:38mm*21mm*10mm.
2.10 TFT 2.4 inch

Gambar 2.6 LCD TFT 2.4 inch

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan salah satu komponen

elektronika yang berfungsi sebgai tampilan baik karakter, huruf maupun grafis

yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Salah satu jenis LCD

yaitu TFT, Thin Film Transistor (TFT) merupakan varian LCD menggunakan

transistor film tipis yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas addressability

dan kontras pada gambar. LCD terbentuk dalam 3 bahan yaitu padat, cair dan gas.

Perbedaan bahan ini karena adanya derajat keteraturan dalam bahan yang akan

terhubung langsung dengan suhu sekitar dan tekanan (Desai dkk., 2021).

Tabel 2.3 Spesifikasi LCD TFT 2.4 inch

Keterangan Spesifikasi

Screen Size 2.4(inch)

Driver IC ILI9341

Resolution 320*240 (Pixel)


Operating Voltage 5V/3.3V

2.11 Baterai Lithium Polymer

Baterai adalah sebuah perangkat penyimpanan energi yang mampu

merubah energi kimia menjadi energi listrik sehingga dapat digunakan sebagai

sumber energi pada perangkat elektronik. Dengan adanya baterai, penggunaan

perangkat elektronik dapat lebih efesien karena tidak harus menghubungkan

perangkat ke sumber listrik untuk mengaktifkannya sehingga perangkat elektronik

dapat digunakan dimana-mana. Baterai harus memiliki energydensity dan power

density yang besar. Baterai lithium ion merupakan teknologi penyimpanan energi

yang paling banyak digunakan saat ini terutama untuk perangkat yang

menggunakan baterai sebagai sumber utamanya. Baterai lithium ion dapat

menghasikan energi dan daya densitas yang besar, kelebihan lainnya yaitu

efisiensi tinggi, tanpa efek memori dan siklus hidup yang relatif lama (Perdana &

Rahman, 2020).

Gambar 2.7 Baterai Lithium Polymer


2.12 Modul Charger TP4056

Gambar 2.8 TP4056 (Budiyanta dkk, 2019).

TP4056 charger module adalah modul eektronika yang digunakan untuk

mengisi ulang baterai lithium polymer. IC TP4056 merupakan IC pengisi ulang

linear untuk baterai lithium polymer dengan arus dan tagangan yang konstan 14

dilengkapi dengan thermal regulation dengan akurasi ±1,5%. Selain itu, IC

TP0456 digunakan sebagiai under voltage locked yaitu sebagai pemantau arus

pengisi ulang otomatis yang terhubung dengan LED.

2.13 DF Player Mini

DF Player Mini adalah modul MP3 kecil dan murah dengan output yang

di sederhanakan langsung ke speaker. Modul dapat digunakan sebagai modul

yang berdiri sendiri dengan baterai terpasang, speaker, dan tombol tekan atau
digunakan dalam kombinasi dengan Arduino uno atau lainnya dengan kemanpuan

RX/TX. Driver karty TF dukungan perangkat lunak yaitu system file FAT16 dan

system FAT32. Modul DF player mini ini sudah terintegrasi dengan hardware

decode MP3, WAV, dan WMA (Firmansyah, 2022).

Gambar 2.9 DF Player Mini (Firmansyah, 2022)

Tabel 2.4 Pin Spesifikasi DF Player Mini

Pin Deskripsi

VCC Tegangan masuk (5V)


RX UART serial input
TX UART serial output
DAC_R Audio output kanan
DAC_L Audio output kiri
SPK_2 Speaker -
SPK_1 Speaker +
GND Ground
BUSY Playing status
USB- USB- DM
USB+ USB+ DP
ADKEY_2 AD port 2
ADKEY_1 AD port 1
IO1 TRIGger port 1
IO2 TRIGger port 2
2.14 Speaker

Speaker (pengeras suara) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik

ke frekuensi audio dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk

membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang suara sampai

di kendang telinga dan dapat di dengan sebagai suara (Tinggi & Informatika,

2022).

Gambar 2.10 Speaker.


BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELETIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Body Composition Scale merupakan Alat yang dapat digunakan untuk

mengukur komposisi tubuh. Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen

utama, yaitu jaringan lemak tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak

(fat-free mass), mineral tulang (bone mineral),dan cairan tubuh (body

water. Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang,

air, dan otot dalam tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga ditujukan untuk

mendeteksi kebutuhan tubuh terhadap asupan makanan serta mendapatkan

informasi yang relevan terhadap upaya pencegahan dan penanganan penyakit.

Sebagai acuan dalam pengembangan adapun penelitian pertama yang

dilakukan oleh Diana Rahmawati, Hanifuddin Sukri, Achmad Fiqhi Ibadillah,

Ayu Dian Lestari pada Tahun 2021 dengan judul Alat Body Mass Index Scale

dengan metode Rule Based System dengan Parameter yang diukur adalah berat

badan, tinggi badan dan body mass index. Namun pada alat ini belum terdapat

pengukuran parameter seperti jaringan lemak tubuh total (total body fat), jaringan

bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh

(body water).
Adapun penelitian kedua yang dilakukan oleh Rivan Hidayat pada Tahun

2021 dengan judul alat monitoring tingkat obesitas masyarakat berdasarkan

komposisi tubuh dengan menggunakan metode Bioelectric Impedance Analysis

(BIA) dengan pengukuran parameter seperti jaringan lemak tubuh total (total

body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone mineral),

dan cairan tubuh (body water).

Dari kedua penelitian diatas perancangan alat masih ditujukan untuk orang

yang memiliki kondisi fisik normal terutama dalam kemampuan melihat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan merancang alat Body

Composition Scale berbasis arduino uno dilengkapi output suara. Suara pada alat

ini dikeluarkan melalui speaker dimana bertujuan untuk membantu orang

disabilitas khususnya tuna netra yang memiliki keterbatasan melihat, sehingga

disabilitas khususnya tuna netra dapat mengetahui kondisi komposisi tubuhnya

dengan mendengarkan hasil pengukuran dari output suara pada alat.

3.2 Konsep Peneletian

Sensor deteksi LCD TFT


tinggi badan Dengan indikator
otomatis parameter berupa
angka dan warna

Body Composition Scale


Pengguna berbasis Arduino sebagai
mikrokontroler

SPEAKER
Sensor berat dengan output
badan suara
Gambar 3.1 Konsep Penelitian

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observatif eksperimental. Penelitian

observatif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan

menyajikan data secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan

disimpulkan. Metode eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif,

Fraenkel dan wallen (2009) menyatakan bahwa eksperimen berarti mencoba,

mencari, dan mengkonfirmasi. Penelitian eksperimen memiliki khas, yaitu

menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan

menguji hipotesis sebab hubungan sebab-akibat. Eksperimentasi dimulai dengan

mengembangkan hipotesis sebab akibat antara variabel terikat dan variabel

bebasnya. Pengembangan pada penelitian ini merancang alat Body Composition

Scale berbasis Arduino dilengkapi dengan output suara, selain menampilkan hasil

pengukuran melalu lcd TFT hasil pengukuran ditampilkan dengan suara yang

dikeluarkan oleh speaker.


4.2 Alur Penelitian
Mulai

Hasil observasi Body Composition


Scale yang sudah ada pada literatur

Merancang konsep rancang bangun Body Composition Scale


berbasis arduino dilengkapi suara

Merancang bangun alat Body Composition Scale

Uji fungsi alat Body Composition Scale berbasis arduino dengan


indikator parameter berupa angka dan warna

Tidak Berhasil
 Uji fungsi dan uji coba
berhasil?

Berhasil
 Analisis data hasil penelitian

Penulisan laporan hasil


penelitian

Selesai

Gambar 4. 1 Alur Penelitian


4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian rancang bangun alat Body Composition Scale berbasis arduino

deilengkapi output suara dilakukan di Laboratorium Teknik Elektromedik

Universitas Bali Internasional selama 6 bulan. Penelitian ini dimulai dari bulan

Januari sampai dengan bulan Juni 2023.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah alat Body Composition Scale berbasis arduino.

Cara pengamatannya adalah dengan pengukuran langsung pada alat dengan

mengobservasi memakai pedoman observasi. Dalam hal ini hasil pengukuran

tinggi badan, berat badan, body mass index, presentase lemak tubuh, massa otot,

total air dalam tubuh pada alat Body Composition Scale akan diukur dengan alat

ukur dan dibandinglan kemampuannya dengan alat Body Composition Scale yang

telah ada dipasaran berulangkali mengukur nilai dengan nilai yang berbeda tiap

pengukuran.

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, baik

secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga

hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula

kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. Dengan kata lain, varians
variabel terikat ditentukan oleh variabel bebas, (Avelia, dkk, 2016). Variabel

bebas pada penelitian ini adalah alat Body Composition Scale yang dibuat dan alat

Body Composition Scale yang sudah ada.

4.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama

peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat,

menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Variabel terikat merupakan

variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi, (Avelia dkk.,

2016). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu berat badan, tinggi badan dan

komposisi tubuh.

4.5.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi

atau mengontrol hubungan kausal antara variabel independen dan variabel

dependen, agar mendapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik.

Variabel kontrol bukanlah variabel utama yang akan diteliti dan diuji, tetapi lebih

ke variabel lain yang mempunyai pengaruh, (Avelia dkk., 2016). Variabel kontrol

pada penelitian ini yaitu pengukuran tinggi badan dengan meteran, berat badan

dengan timbangan injak, body mass index dan body fat menggunakan body

compostion scale.

4.6 Bahan Penelitian

4.6.1 Komponen Rancang Bangun


Dalam penelitian ini digunakan beberapa bahan dan komponen untuk

pembuatan alat, yaitu :

1. Arduino uno

2. Modul HX711

3. Sensor Ultrasonik

4. Load Cell

5. Modul Charger Tp4056

6. Lcd TFT

7. Baterai Lithium

8. Kabel

9. Baut dan mur

10. Timah

11. Filamen 3D printer

12. Printer Circuit Board (PCB)

13. Akrilik

4.6.2 Sampel Penelitian

Pengujian rancang bangun alat Body Composition Scale berbasis arduino

dilengkapi output suara menggunakan sampel dengan 30 mahasiswa. Adapun alat

yang digunakan adalah seperti berikut:

Alat

1. Meteran

2. Body Composition Scale


4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Observasi

Pada penelitian ini hal yang pertama dilakukan adalah mengobservasi

tentang alat Body Composition Scale yang telah ada. Peneliti melakukan observasi

dengan pengamatan langsung hasil yang diberikan oleh alat yang telah dibuat.

4.7.2 Pembuatan Rancang Bangun Alat

Pada penelitian ini dibuat sebuah alat Body Composition Scale berbasis

arduino dilengkapi output suara. Pembuatan alat ini menggunakan mikrokontroler

arduino uno untuk memproses kinerja dari semua komponen. Pengukuran tinggi

dan berat badan, komposisi tubuh.

4.8 Pengujian Alat

Adapun pengujian pada rancang bangun alat Body Composition Scale

berbasis arduino dilengkapi output suara meliputi pengujian tinggi dan berat

badan, komposisi tubuh.

Pada pengujian tinggi badan menggunakan perbandindingan meteran dan

dilakukan beberapa kali pengujian. Pengujian berat badan menggunakan

perbandindingan timbangan berat badan injak dan dilakukan beberapa kali


pengujian. Pengujian komposisi tubuh menggunakan alat Body Composition

Scale.

4.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan setelah peneliti mendapatkan hasil dari

pengujian alat. Pengolahan data ini berfungsi untuk mendapatkan nilai rata-rata,

standar deviasi, nilai kesalahan, nilai presentase kesalahan, dan nilai presentase

keakurasian.

4.9.1 Nilai Rata-rata (Mean)

Mean adalah suatu nilai rata -rata dari suatu data yang

didapatkan dengan menjumlahkan seluruh nilai data suatu kelompok

sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel tersebut. Rata-rata

sampel tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :


n
Σ x
x= ⅈ=1 i
ni

Keterangan :

X = Nilai rata-rata pengukuran (mean)

Xi = Jumlah seluruh nilai

ni = Banyaknya data

4.9.2 Nilai Error


Nilai error dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai

pengukuran dengan nilai sebenarnya. Penghitungannilai error dirumuskan

sebagai berikut:

|Error|= X –Y

Keterangan:

X = Nilai pengukuran

Y = Nilai sebenarnya/standar

4.9.3 Nilai Presentasi Error

Persentase error dihitung untuk mengetahui berapa persen tingkat

kesalahan atau error nilai suatu pengukuran terhadap nilai sebenarnya/standar.

Penghitungannilai persentase error dirumuskan sebagai berikut:

|ⅇrror|
presentase error= x 100 %
y

Keterangan :

|error| = Nilai error pengukuran

Y = Nilai sebenarnya

4.9.4 Nilai Presentasi Keakurasian

Persentasi keakurasian dihitung untuk mengetahui berapa persen

tingkat keakurasian nilai suatu pengukuran terhadap nilai standar/setting.

Keakurasian= 100% -Presentasi Error

4.10 Analisa Data

Analisa data yang dapat peneliti dapatkan dimana Body Composition Scale

merupakan alat penunjang medis yang digunakan untuk membantu manusi untuk
mengetahui komposisi tubuh dan berat badan yang ideal. Data yang dianalisis

yaitu, pengukuran tinggi badan dalam (kg), berat badan dalam (cm), body mass

index, presentase lemak tubuh dalam (%), massa otot dalam (%), total air dalam

tubuh (%)

Pengolahan data hasil pengujian menggunakan aplikasi excel untuk

mendapatkan hasil data berupa simpangan baku atau penyimpangan data dari hasil

pengujian yang dilakukan beberapa kali.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiliansyah, A. R., Puspitasari, M. D., & Arifianto, T. (2021). Rancang Bangun


Prototipe Pompa Otomatis Dengan Fitur Monitoring Berbasis IoT Menggunakan
Sensor Flow Meter dan Ultrasonik. Explore IT!: Jurnal Keilmuan Dan Aplikasi
Teknik Informatika, 13(2), 59–67.
Desai, S., Potdar, G., Jangle, S., & Desai, V. J. (t.t.). Smart Restaurant Menu Ordering
System Using Arduino Uno.
FIRMANSYAH, R. (2022). Rancang bangun tongkat tunanetra mendeteksi halangan
dan jalur pemandu berbasis arduino uno.
Mastria, A., & Adyaksa, G. (2014). Hubungan Persentase Lemak Tubuh Dengan Total
Body Water Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 3(1), 105714.
Mukhammad, Y., Santika, A., & Haryuni, S. (2022). Analisis Akurasi Modul
Amplifier HX711 untuk Timbangan Bayi. Medika Teknika: Jurnal Teknik
Elektromedik Indonesia, 4(1), 24–28.
Nurdin, F. (2020). ANALISIS BODY COMPOSITION MASYARAKAT DESA
KARANG TENGAH KABUPATEN BOGOR. Jurnal Segar, 9(1), 14–20.
Perdana, S., & Rahman, A. (2020). Waste Analysis in the Painting Process of Doll
Houses Using Value Stream Mapping (VSM). 1st International Conference on
Folklore, Language, Education and Exhibition (ICOFLEX 2019), 113–118.
Rivan Hidayat. (2021). Rancang Bangun Alat Monitoring Tingkat Obesitas
Masyarakat Berdasarkan Komposisi Tubuh. Jurusan Teknik Elektromedik
Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respoy/index.php?
p=show_detail&id=6587&keywords=
Rozaq, I. A., & Setyaningsih, N. Y. D. (2018). KARAKTERISASI DAN KALIBARASI
SENSOR PH MENGGUNAKAN ARDUINO UNO.
Saghoa, Y. C., Sompie, S. R. U. A., & Tulung, N. M. (2018). Kotak Penyimpanan
Uang Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro Dan
Komputer, 7(2), 167–174.
Suprihatin, E., & Wuryaningsih, S. H. (2019). Prediksi Preeklampsi Secara Dini
Melalui Pengukuran BMI, MAP, Dan ROT Di Puskesmas Pacar Keling Surabaya.
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya, 1(1), 11–
14.
Tinggi, S., & Informatika, M. (2022). Prototype Pendeteksi Asap Rokok Dengan
Output. 6(1), 77–86.
Wahyudi, W., Rahman, A., & Nawawi, M. (2017). Perbandingan nilai ukur sensor load
cell pada alat penyortir buah otomatis terhadap timbangan manual. ELKOMIKA:
Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika,
5(2), 207.
Watson, P. E., Watson, I. D., & Batt, R. D. (1980). Total body water volumes for adult
males and females estimated from simple anthropometric measurements. The
American Journal of Clinical Nutrition, 33(1), 27–39.
 
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Bulan/Tahun
Jadwal Januari Februari Maret April Mei Juni
No
kegiatan 2023 2023 2023 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perancangan
Proposal
2 Perancangan
konsep alat
3 Ujian
proposal
4 Persiapan alat
dan bahan
5 Pembuatan
alat
6 Uji fungi dan
uji coba
7 Pengumpuan
data
8 Pengelolahan
data
9 Penyusunan
skripsi
10 Persiapan
ujian skripsi
Lampiran 2. Lembar Pengujian
1. Pengukuran berat badan
No Hasil pengukuran Hasil pengukuran alat Rata-rata
timbangan injak P1 P2 P3
(kg)
1
2
3
4
5

2. Pengukuran tinggi badan


No Hasil pengukuran Hasil pengukuran alat Rata-rata
meteran P1 P2 P3
(cm)
1
2
3
4
5

3. Pengukuran presentase lemak tubuh/body fat


No Hasil pengukuran Hasil pengukuran alat Rata-rata
timbangan BCS P1 P2 P3
(%)
1
2
3
4
5

4. Pengukuran total body water


No Hasil pengukuran Hasil pengukuran alat Rata-rata
timbangan BCS P1 P2 P3
(kg)
1
2
3
4
5

5. Pengukuran massa otot


No Hasil pengukuran Hasil pengukuran alat Rata-rata
timbangan BCS
P1 P2 P3
(kg)
1
2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai