Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRODUKTIVITAS KERJA

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Insani

Dosen Pengampu : Drs. Widiharso M.Si

Disusun oleh :

1. Sukayati 63040210025
2. Maulidya Salsa Nabila 63040210038

PROGAM STUDI MANAJEMN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SALATIGA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Kami yang berjudul “Produktifitas Kerja “.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Insani , Drs. Widiharso M.Si.,tak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Insani atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, juga kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangkat menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang kompensasi kerja . Kami juga menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya saran, kritik, dan usulan demi perbaikan makalah ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Akhir
kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Salatiga, 5 MEI 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................5
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA...................................................................................6
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KINERJA.....................7
C. PENGERTIAN DARI PHK..............................................................................................................9
D. ALASAN ADANYA PESANGON, UANG JASA, DAN GANTI RUGI AKIBAT PHK..............11
BAB III.........................................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN................................................................................................................................12
B. SARAN.............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Produktivitas kerja karyawan pada sebuah perusahaan merupakan masalah
yang selalu hangat dan tidak ada habis-habisnya untuk dibahas. Permasalahan
yang terkait dalam produktifitas juga merupakan isu strategis bagi perusahaan yang
memprogram masalah sumber daya manusia. Banyak aspek intenal dan eksternal yang
mendukung terciptanya produktivitas kerja yang efektif dan efisien dalam suatu
perusahaan. Apalagi bila dikaitkan dengan masalah globalisasi yang melanda saat ini
yang dampaknya sangat kita rasakan.

Salah satu indikator yang mempengaruhi dalam upaya meningkatkan


produktivitas yang efektif dan efisien adalah gaya kepemimpinan dan human relation
yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan. Produktivitas merupakan sikap mental yang
mempunyai pandangan bahwa untuk kehidupan hari ini akan lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok adalah lebih baik daro hari ini. Secara umum produktivitas adalah
perbandingan atau rasio antara output dan input. Penggunaan rasio ini harus
memperhatikan aspek karyawan (kualitas dan jumlah), aspek kepemimpinan
(pengarahan dan pembinaan) maupun aspek sasaran kerja yang harus dicapai
disamping kapasitas mesin pengelolanya (teknologi). Karena faktor manusia
merupakan faktor produktivitas yang terpenting, maka dalam pengelolaannya pun harus
berbeda dari faktor produksi yang lain. Para karyawan itu adalah manusia yang
mempunyai pribadi yang beraneka ragam yang harus dihormati dan dihargai harkat
dan martabatnya.

Organisasi perlu dikembangkan dengan memperhatikan karyawan dan terus


mempertimbangkan perasaan dan sikap manusia. Berdasarkan teori hubungan
manusia fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan secara kolektif
diantara para pengikut dan pada saat yang sama menyediakan kesempatan dan
pertumbuhan serta perkembangan bagi pribadi mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari produktifitas kerja ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja ?
3. Apa pengertian dari PHK ?
4. Bagaimana alasan pemberian pesangon, uang jasa, dan uang ganti rugi ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Dapat memahami pengertian dari produktifitas kerja
2. Dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja
3. Dapat menjelaskan arti dari PHK
4. Dapat mengetahui alasan mengapa adanya pesangon, uang jasa , dan ganti rugi.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA
Produktivitas berasal dari kata dasar produk yang berarti hasil. Sedang produksi
adalah sesuatu hasil yang telah dikeluarkan/dihasilkan oleh suatu lembaga atau pabrik,
baik melalui kerja mesin, manusia atau gabungan antara kerja yang dilakukan oleh
manusia dengan mesin. Manusia yang produktif mempunyai sikap mental dan cara
pandang yang selalu berorientasi pada kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan kehidupan hari esok tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini.
Menurut Formulasi National Productivity Board (NBP) Singapore dikatakan bahwa
produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk
melakukan peningkatan perbaikan. Makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya
(effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala
bidang.1

Dari pengertian diatas juga dapat disimpulkan bahwa produktifitas adalah suatu
kondisi yang dihasilkan atau usaha yang telah dikerjakan oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas dengan kondisi hasil yang lebih meningkat dan baik sebagai akibat
cara kerja yang professional dengan memanfaatkan sarana dan prasana yang tersedia.

Produktivitas kerja tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan keluaran yang


sebanyak- banyaknya, tetapi juga harus memperhatikan kualitas keluaran tersebut. Hanya saja
perlu dipahami pula bahwa produktivitas kerja tidak selalu berjalan serasi dengan kualitas.
Sebagai contoh produktivitas perguruan tinggi dan kualitas lulusannya.

Mengingat produktivitas menyangkut sikap mental dan tindakan nyata, maka untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai, perlu ditanamkan sikap dan kemauan untuk
memperbaiki dan meningkatkan cara-cara kerja dari waktu ke waktu. Dengan cara memberi
dorongan dan motivasi ini diharapkan nantinya pegawai akan memiliki sikap positif berupa
bekerja secara dinamis, kreatif, inovatif serta terbuka pada ide-ide baru dan perubahan-
perubahan. Hal ini merupakan tantangan sekaligus

tanggung jawab bagi manajemen untuk meningkatkan produktivitas individual yang pada
akhirnya meningkatkan produktivitas organisasi.

1
Muflihin,Hizbul, Penilaiaan produktifitas kerja pegaiwai, Jurnal alternatif kependidikan ,2020,(2).
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KINERJA
Dapat dikatakan bahwa semua orang atau pimpinan suatu lembaga/organisasi
berharap aktivitas yang dilakukan dapat membuahkan hasil yang baik, maksimal dan
melebihi atau beraneka ragam hasil dapat diraih atau dihasilkan dalam kurun waktu
tertentu. Dengan adanya kondisi yang produktif menjadikan hidup seseorang menjadi
lebih dinamis, tenang, dan senantiasa dalam keadaan yang menyenangkan. Dalam
proses produktivitas seseorang yang tinggi, maka akan mendapatkan kondisi berupa
ketercukupan kebutuhannya. Selain itu, bagi pemimpin organisasi/lembaga dengan
adanya kondisi kerja karyawan yang senantiasa produktif maka akan membawa
keuntungan yang lebih dan dapat dapat menjadikan tetap dinamis organisasi/lembaga
yang dipimpinnya.

Untuk Meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka organisasi/lembaga harus


memperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Dari banyaknya sumber yang peneliti baca terdapat banyak teori yang menjelaskan
mengenai ini, oleh karena itu peneliti menuliskan teori yang baik dan efektif. Teori
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah :

a. Tingkat Pendidikan
b. Keterampilan
c. Disiplin kerja
d. Motivasi
e. Kesehatan
f. Tingkat penghasilan
g. Jaminan sosial
h. Lingkungan dan iklim kerja
i. Hubungan industrial
j. Teknologi
k. Sarana produksi
l. Manajemen
m. Kesempatan berprestasi.2

Dari faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berarti bahwa karyawan harus
bisa memenuhi semua yang ada pada ketentuan perusahaan agar dapat bekerja dengan
2
Handoko, T.H.2019. Produktifitas personalia dan sumber daya manusia, edisi kedua, cetakan kesebelas. Yogyakarta :
BPFE.
giat. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas diatas merupakan faktor yang baik
dan dapat Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui seberapa
produktivitas kerja karyawan meningkat atau tidak diperlukan penilaiaan produktivitas.
Penilaiaan produktivitas dapat dilakukan dengan melihat beberapa indikator. 3

Penilaiaan produktivitas dapat dilakukan dengan melihat beberapa indikator yaitu


sebagai berikut :

1. Pengetahuan. Konsep pengetahuan lebih beroirentasi pada inteligensi, daya


piker dan penguasaan ilmu. Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses
Pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang
Memberikan kontribusi pada seseorang didalam pemecahan masalah,
termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan, sehingga seorang
karyawan dapat melakukan pekerjaan secara produktif.
2. Keterampila. Yaitu kemampuan dan pengusaan Teknik operasional
mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan
pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan kemampuan yang dimiliki seorang
karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
3. Kemampua. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup sejumlah
kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk
kemauan.
4. Sikap. Merupakan suatu kebiasaan yang dimiliki seseorang. Pola tersebut
memiliki impikasi positif dalam hubungan dengan perilaku kerja seseorang.
Perilaku manusia ditentukan oleh sikap-sikap yang telah tertanam dalam diri
karyawan sehingga dapat mendukung kerja yang efektif. 4

C. PENGERTIAN DARI PHK


Dalam hukum ketenaga kerjaan, pekerja adalah setiap orang yang bekerja pada orang
lain dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Imbalan dalam bentuk ini
yang dimaksut adalah berupa barang atau benda yang nilainya ditentukan atas dasar
kesepakatan pekerja dan pengusaha. Setiap hubungan kerja akan memasuki suatu tahap

3
Wijaya, T. (2020). Metodologi penelitian ekonomi dan bisnis teori dan praktik. Jakarta : Graha Ilmu.
4
Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT.Caps.
dimana hubungan kerja akan berakhir. Biasanya disebabkan adanya perasaan kurang puas.
Pengusaha Memberikan kebijaksanaan yang menurutnya baik, namum pekerja yang
bersangkutan mempunyai pertimbangan dan pandangan sendiri sehingga tidak puas
dengan kebijaksanaan yang diberikan. Berbagai perselisihan yang paling sering terjadi
selain masalah upah, dan masalah terkait lainnya juga masalah pemutusan hubungan kerja
yang biasa disebut dengan istilah PHK.5

Pemutusan hubungan kerja (PHK) menurut undang – undang No. 13 Tahun 2003
mengartkan PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha. Ada juga
yang mengartikan sebagai berikut PHK adalah Pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja dan perusahaan/majikan. Artinya harus adanya hal/alasan tertentu yang
mendasari pengakhiran hubungan kerja ini. 6

Pemutusan hubungan kerja (PHK) memang akan menjadi hal yang sangat buruk
bagi pekerja / karyawan, dikarenakan menyangkut hilangnya mata pencaharian
mereka. Pemutusan hubungan kerja antara pekerja dan pimpinan usaha tidak boleh
dilakukan secara semena-mena atau sewenang-wenangnya, melainkan ada hal
tertentu yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak supaya PHK itu tidak
mencederai keadilan antara kedua belah pihak.

Faktor yang menjadikan pemutusan hubungan kerja memang beragam


diantaranya seperti :

1. Globalisasi. Semakin banyak teknologi berkembang terkadang


perusahaan memakai teknologi yang lebih canggih dan tidak mau
ketinggalan perkembangan zaman, dan mengakibatkan pengurangan
karyawan terkadang ada faktor penurunan perusahaan juga.
2. Transformasi ke ekonomi pengetahuan. Bagian ini biasanya
menyesuaikan dengan kondisi perubahan krisis nasional yang

5
Tering, V. H. (2014). Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja. Lex
Privatum, 2(1).
6
Zulhartati, S. (2010). Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Karyawan Perusahaan. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora, 1(1).
mengakibatkan perusahaan mencari struktur yang lebih fleksibel dan
sederhana.
3. Melakukan pelanggaran berat atau ringan berulang kali. Karyawan
melakukan kesalahan yang tidak bisa ditoleransi atau sudah fatal dalam
perusahaan. Pertimbangan pemimpin perusahaan dalam hal ini sangat
penting.
4. Menurunnya prestasi karyawan. Dalam hal ini dikatakan adanya dampak
buruk yang diterima perusahaan, karena jika prestasi menurun biasanya
akan terjadi kemalasan bekerja atau adanya faktor yang lain dari
karyawan.
5. Pekerja mencapai usia pensiun. Mengenai batasan usia pensiun maka perlu
disepakati antara pengusaha dan pekerja dan dituangkan dalam perjanjian kerja
bersama atau peraturan perusahaan. Batasan usia pensiun yang dimaksud
adalah penentuan usia berdasarkan usia kelahiran dan berdasarkan jumlah
tahun masa kerja.
6. Perusahaan mengalami kerugian. Apabila perusahaan bangkrut dan ditutup
karena mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 tahun, perusahaan
dapat melakukan PHK terhadap pekerja. Syaratnya adalah harus membuktikan
kerugian tersebut dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir yang telah diaudit
oleh akuntan publik. Selain itu, perusahaan wajib memberikan uang pesangon
1 kali ketentuan dan uang pengganti hak.7

Dalam adanya pemutusan hubungan kerja perusahaan pasti Memberikan


tanggung jawab kepada karyawan seperti pesangon, uang jasa dan ganti rugi yang
akan dijelaskan berikut ini.

D. ALASAN ADANYA PESANGON, UANG JASA, DAN GANTI RUGI AKIBAT PHK
Aturan pemutusan hubungan kerja (PHK), dijelaskan terkait kompensasi yang berhak
diterima oleh pekerja apabila perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja.
Diantaranya ada pesangon, uang jasa dan ganti rugi yang dimaksutkan ini adalag sebagai
berikut.

7
Wibowo, R. F., & Herawati, R. (2021). Perlindungan bagi pekerja atas tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
secara sepihak. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3(1), 109-120.
Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari perusahaan kepada
karyawan/pekerja sebagai akibat adanya pemutusan hubugan kerja. Dalam hal ini dapat
diartikan juga sebagai uang bonus akhir atas terjadinya phk dalam perusahaan. Pesangon
juga dapat diperhitungkan. Dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan bahwa uang pesangon pada masa kerja 1 tahun maka mendapat pesangon sebesar
1 bulan upah kerja. Begitu pula berlaku pada kelipatan tahunnya. Alasan perusahaan
memberi uang pesangon bertujuan agar karyawan yang diberhrntikan bekrja diperusahaan
dapat membuka atau memulai usaha yang baru agar tidak rugi juga dan masih dapat
penghasilan. Dalam itu termasuk salah satu tanggung jawab perusahaan terhadap
karyawan/pekerja.

Uang jasa adalah uang yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar
tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu atau hasil sebagai suatu
pekerjaan. Uang jasa bisa diartikan dengan upah gaji bulanan karyawan. Kewajiban setiap
bulan yang berikan karyawan dari perusahaan.

Pemberian uang kompensasi kepada karyawan kontrak diberikan dengan syarat-syarat


tertentu, termasuk apabila karyawan tersebut karyawan kontrak dan diputus hubungan
kerja (PHK) sebelum masa kontrak berakhir maka selai uang kompensasi harus juga
mendapat uang ganti rugi sebesar gaji selama sisa masa kontrak. Dalam ganti rugi ini ada
unsur perusahaan yang semena-mena memutus hubungan kerja makanya harus ada
konsekuensi ganti rugi.8

8
Nazifah, N., & Mahila, S. (2021). Perlindungan Hukum Pekerja yang Terkena Pemutusan Hubungan Kerja di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(3), 1112-1115.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Produktivitas kerja adalah suatu sikap yang selalu mempumyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemaren dan esok harus lebih baik
dari hari ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan ialah disiplin, motivasi, keterampilan dan masih banyak. Adapun juga
factor yang menentukan keberhasilan Meningkatkan produktivitas kerja yaitu
perbaikan terus menerus, penaikan mutu kerja, dan pemberdayaan SDM.

Dalam makalah ini juga terdapat materi tentan pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang berarti dimana karyawan diberhentikan dalam bekerja diperusahaan.
Pemutusan hubungan kerja juga ada unsur-unsurnya seperti menurunnya prestasi
karyawan, adanya kerugian diperusahaan, dan melakukan kesalahan berat atau kecil.

Dengan adanya pemutusan hubungan kerja perusahaan pasti Memberikan


pertanggung jawaban sesuai ketentuan perusahaan. Seperti pemberian pesangon,
uang jasa, dan ganti rugi bagi karyawan yang terkena pemutusan kerja.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa materi yang kurang tepat sehingga
pembaca dapat mengkaji dan menambah wawasan dengan referensi yang lainnya.
Besar harapan penulis agar pembaca lebih memahami dan lebih mendalami materi
ini tidak hanya dari makalah yang penulis tulis saja.

Dan penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka penulis
meminta kritik dan saran kepada pembaca agar makalah ini lebih baik lagi. Adanya
makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T.H.2019. Produktifitas Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua,
cetakan kesebelas. Yogyakarta : BPFE.
Muflihin,Hizbul, Penilaiaan Produktifitas Kerja Pegaiwai, Jurnal alternatif
kependidikan ,2020,(2).

Nazifah, N., & Mahila, S. (2021). Perlindungan Hukum Pekerja yang Terkena
Pemutusan Hubungan Kerja di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 21(3), 1112-1115.

Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT.Caps.

Tering, V. H. (2014). Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Yang Mengalami


Pemutusan Hubungan Kerja. Lex Privatum, 2(1).

Wibowo, R. F., & Herawati, R. (2021). Perlindungan bagi pekerja atas tindakan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak. Jurnal Pembangunan Hukum
Indonesia, 3(1), 109-120.

Wijaya, T. (2020). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Jakarta : Graha Ilmu.

Zulhartati, S. (2010). Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Karyawan


Perusahaan. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai