Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUBUNGAN INDUSTRIAL SERTA SERIKAT PEKERJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Insani

Dosen Pengampu : Drs. Widiharso, M.Si.

Disusun Oleh:

Praga Istira Setyo Pambudi (63040210005)

Nailatudh Dhiroh (63040210008)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kekuatan-Nya pada kami sehingga dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi muhammad SAW, yang senantiasa
kami nantikan syafaat-Nya didunia maupun di akhirat nanti. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Insani.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Drs.


Widiharso, M.Si.selaku Dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Insani yang
telah memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Dan kami tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak mendukung
dan membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak kekurangan baik dari
segi kebahasaan materi dan penyusunan struktur makalah. Oleh karena itu kami
memohon kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan maupun kekurangan dalam
makalah ini. Dan kami banyak berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
serta para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 9 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Hubungan Industrial....................................................................................................5
a. Pengertian Hubungan Industrial.............................................................................5
b. Ruang Lingkup Hubungan Industrial.....................................................................6
c. Prinsip-prinsip Hubungan Industrial......................................................................7
d. Tujuan Hubungan Industrial...................................................................................8
B. Hubungan Industrial Pancasila...................................................................................9
a. Acuan Hukum dalam Hubungan Industrial...........................................................9
b. Implementasi Hubungan Industrial dalam Perspektif Pancasila.........................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hubungan Industrial adalah sistem hubungan antara para pelaku produksi barang
dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah.Di Indonesia
idealnya sebagai negara yang menganut azas negara Pancasila dan UUD 1945 yang
sudah menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai konsensus nasional sebagai dasar
berbangsa dan bernegara yang mestinya nilai $nilai tersebut dapatkita rasakan
dandilaksanakan secara nyata bukan hanya sekedar aturan belakadalam proses pergaulan
dan pelaksanaan hubungan industrial. Sistem hubunganindustrial adalah suatu formulasi
dan strategi untuk mensinergikan kekuatan para pelaku agar dapat tercapai produksi
barang dan jasa secara optimal sekaligusmengatur benturan kepentingan antara pelaku-
pelaku dalam hubungan industrial tersebut. Dalam perspektif Pancasila, hubungan
industrial diatur dengan prinsip-prinsip keadilan, persamaan, dan kemanusiaan. Dalam
makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai hubungan industrial dalam perspektif
Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hubungan Industrial?
2. Apa itu Hubungan Industrial Pancasila?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hubungan Industrial
2. Untuk mengetahui Hubungan Industrial Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hubungan Industrial
a. Pengertian Hubungan Industrial

Hubungan Industrial dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja


Pasal 1 nomor 16 disebutkan bahwa yang dimaksud hubungan industrial adalah
suatu sistem hubunganyang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiridari unsur pengusaha, 6 pekerja/buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilaiPancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hubungan industrial merupakan hubungan
antara semua pihak (stakeholder) yang berkepentingan
atas proses produksi, pelayanan jasa, operasional, serta segala
kegiatan di suatu perusahaan. Stakeholder dalam sebuah perusahaan secara umum
terbagi menjadi 2 (dua), yakni stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
Stakeholder internal merupakan pihak yang memiliki peran, fungsi, dan tanggung
jawab langsung dalam suatu perusahaan. Pihak internal perusahaan diantaranya
adalah pemegang saham, manajer, karyawan. Sedangkan stakeholder eksternal
merupakan pihak yang berada di luar lingkungan perusahaan dan memiliki sedikit
banyak pengaruh terhadap suatu perusahaan. Stakeholder eksternal diantaranya
adalah konsumen, pemerintah, masyarakat, pesaing, pemasok (supplier), serta
Serikat Pekerja.

Pengertian hubungan industrial menurut beberapa ahli :

1) Michael Saloman Hubungan industrial melibatkan sejumlah konsep, misalnya


konsep keadilan dan kesamaan, kekuatan dan kewenangan, individualisme dan
kolektivitas, hak dan kewajiban, serta integritas dan kepercayaan.
2) Suwarto (2000) Hubungan industrial diartikan sebagai sistem hubungan yang
terbentukantara para pelaku proses produksi barang dan/atau jasa. Undang-
Undang No.13 Tahun2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan pengertian
hubungan industrial sebagai suatusistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja atau buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.
Jadi, dari hal-hal yang telah dijabarkan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Hubungan industrial adalah hubungan yang dijalin antara pekerja, pihak
yang mempekerjakannya(pengusaha), dan pemerintah.
b. Ruang Lingkup Hubungan Industrial
Ruang lingkup hubungan industrial menyangkut seluruh aspek dan
permasalahanekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-lain, baik langsung
maupun tidak langsung dalamhubungan antara pekerja, pengusaha, dan
pemerintah.
1) Ruang Lingkup Cakupan Pada dasarnya prinsip‐prinsip dalam hubungan
industrial mencakup seluruh tempat-tempat kerja dimana para pekerja dan
pengusaha bekerjasama dalam hubungan kerja untuk mencapai 4 tujuan
usaha. Yang dimaksud hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerjayang mempunyai unsur
upah, perintah dan pekerjaan.
2) Ruang Lingkup Fungsi Fungsi Pemerintah : Menetapkan kebijakan,
memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan
penindakan terhadap pelanggaran peraturan undang-undang ketenagakerjaan
yang berlaku. Fungsi Pekerja/Serikat Pekerja : Menjalankan pekerjaan sesuai
kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi,
menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan ketrampilan,
keahliandan ikut memajukan perusahaan serta memperjuangkan
kesejahteraan anggota dankeluarganya. Fungsi Pengusaha : Menciptakan
kemitraan, mengembangkan usaha,memperluas lapangan kerja dan
memberikan kesejahteraan pekerja secara terbuka,demokratis serta
berkeadilan.
3) Ruang Lingkup Masalah Adalah seluruh permasalahan yang berkaitan
baiklangsung maupun tidak langsung dengan hubungan antara pekerja,
pengusaha dan pemerintah.
4) Ruang Lingkup Peraturan/Perundang-undangan ketenagakerjaan
a) Hukum Materiil
1. Peraturan Pemerintah/Peraturan Pelaksanaan yang berlaku
2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Peraturan Perusahaan (PP) dan
Perjanjian Kerja.
3. Undang-undang ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
b) Hukum Formal
1. Undang-undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
2. Perpu No. 1 Tahun 2005, dan diberlakukan mulai 14 Januari 2006 5
c. Prinsip-prinsip Hubungan Industrial
Berikut ini adalah enam prinsip hubungan industrial :
1) Pengusaha dan pekerja, demikian pula pemerintah dan masyarakat
padaumumnya, sama-sama memiliki kepentingan atas keberhasilan dan
keberlangsungan perusahaan. Oleh sebab itu pengusaha dan pekerja harus
mampuuntuk melakukan tanggung jawabnya secara maksimal dalam
melaksanakan tugasdan 10 fungsinya sehari-hari. Pekerja atau serikat pekerja
harus dapat membuang jauh-jauh kesan bahwa perusahaan hanya untuk
kepentingan pengusaha. Demikian pula pengusaha harus menempatkan
pekerja sebagai partner dan harus membuang jauhjauh kesan memberlakukan
pekerja hanya sebagai faktor produksi.
2) Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang. Semakin
banyak perusahaan yang membuka usaha baru, maka semakin banyak pula
kesempatanlapangan kerja yang akan memberikan penghasilan bagi banyak
pekerja. Semakin banyak perusahaan yang berhasil meningkatkan
produktifitasnya, maka semakin banyak pula pekerja yang meningkat
penghasilannya. Dengan demikian pendapatannasional akan meningkat dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.
3) Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-
masingmempunyai fungsi dan tugas yang berbeda dengan pembagian kerja
dan tugas.Pengusaha memiliki tugas dan fungsi sebagai penggerak, membina
dan mengawasi, pekerja memiliki tugas dan fungsi melakukan pekerjaan
operasional. Pengusahatidak melakukan eksploitasi atas pekerja dan
sebaliknya pekerja juga bekerja sesuaidengan waktu tertentu dengan cukup
waktu istirahat dan sesuai dengan beban kerjayang wajar bagi kemanusiaan.
Dalam hal ini pekerja tidak mengabdi kapada pengusaha akan tetapi pada
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
4) Pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan. Sebagaimana
pola hubungan sebuah keluarga, maka hubungan antara pengusaha dengan
pekerjaharus dilandasi sikap saling mengasihi, saling membantu dan saling
mengerti.Pengusaha harus berusaha sejauh mungkin mengetahui kesulitan-
kesulitan dankeadaan yang dihadapi oleh pekerja, serta berusaha semaksimal
11 mungkin untukdapat membantu dan menjadi solusi bagi kesulitannya.
Bukan hanya menuntut pekerja memberikan yang terbaik bagi perusahaan
tanpa mau tahu segala keadaandan kondisi yang dihadapi oleh pekerja.
Sebaliknya, pekerja harus juga memahamiketerbatasan pengusaha. Apabila
muncul permasalahan atau perselisihan antara pengusaha dengan pekerja atau
serikat pekerja hendaknya diselesaikan secara kekeluargaan dan semaksimal
mungkin harus dihindari penyelesaian secara bermusuhan.
5) Perlu dipahami pula bahwa tujuan dari pembinaan hubungan industrial
adalahmenciptakan ketenangan berusaha dan ketentraman dalam bekerja
supaya dengandemikian dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk
itu masing-masing pihak, perusahaan dan pekerja harus mampu menjadi mitra
sosial yang harmomis,masing-masing harus mampu menjaga diri untuk tidak
menjadi sumber masalahdan perselisihan.seandainya pun terjadi perbedaan
pendapat, perbedaan persepsidan perbedaan kepentingan, haruslah
diselesaikan secara musyawarah mufakat,secara kekeluargaan tanpa
mengganggu proses produksi. Karena setiap gangguan pada proses produksi
akhirnya akan merugikan bukan hanya bagi pengusaha,namun juga bagi
pekerjan itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya.
6) Peningkatan produktivitas perusahaan haruslah mampu
meningkatkankesejahteraan bersama, yakni kesejahteraan pengusaha maupun
kesejahteraan pekerja. Biasa kita temui pekerja yang bermalas-malasan, ketika
ditanya kenapa? Maka jawabannya, “karena gajinya hanya untuk pekerjaan
yang seperti ini, tidak lebih”. Padahal semestinya pekerja yang berkeinginan
untuk mendapatkan upah lebih tinggi, maka ia harus bekerja keras untuk
mampu meningkakan produktivitas perusahaan sehingga perusahaan 12
akhirnya mampu memberikan upah yang sepadan dengan usahanya itu. Jangan
berharap perusahaan akan memberikan lebih dari kontribusi yang telah
diberikan pekerja terhadap perusahaannya.
d. Tujuan Hubungan Industrial
Tujuan Hubungan Industrial adalah mewujudkan Hubungan Industrial yang
harmonis, Dinamis, kondusif dan berkeadilan di perusahaan. Ada tiga unsur yang
mendukung tercapainya tujuan hubungan industrial, yaitu :
1) Hak dan kewajiban terjamin dan dilaksanakan
2) Apabila timbul perselisihan dapat diselesaikan secara internal/bipartit
3) Mogok kerja oleh pekerja serta penutupan perusahaan (lock out) oleh
pengusaha,tidak perlu digunakan untuk memaksakan kehendak masing-
masing, karena perselisihan yang terjadi telah dapat diselesaikan dengan baik.
B. Hubungan Industrial Pancasila
Dalam perspektif Pancasila, hubungan industrial diatur dengan prinsip-prinsip
keadilan, persamaan, dan kemanusiaan.
1. Prinsip keadilan diwujudkan dengan memberikan perlindungan yang sama bagi
seluruh pekerja, tanpa pandang bulu pada jenis pekerjaan atau jabatan.
2. Prinsip persamaan diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi
seluruh pekerja, tanpa pandang bulu pada jenis kelamin, agama, suku, dan latar
belakang lainnya.
3. Prinsip kemanusiaan diwujudkan dengan memastikan bahwa seluruh pekerja
mendapatkan hak-hak yang sama dalam lingkungan kerja yang sehat dan aman
a. Acuan Hukum dalam Hubungan Industrial
Dalam mengatur hubungan industrial dalam perspektif Pancasila, terdapat
beberapa acuan hukum yang dapat dijadikan pedoman, antara lain:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 27 ayat 2
menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-
Undang ini mengatur tentang hak dan kewajiban pekerja, hak dan kewajiban
pengusaha, ketenagakerjaan anak, ketenagakerjaan migran, dan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial. Undang-Undang ini mengatur tentang penyelesaian
perselisihan hubungan industrial antara pekerja dan pengusaha.
4) Konvensi-konvensi International Labour Organization (ILO). Indonesia adalah
anggota ILO, sehingga konvensi-konvensi yang diterbitkan oleh ILO menjadi
acuan dalam mengatur hubungan industrial di Indonesia.
b. Implementasi Hubungan Industrial dalam Perspektif Pancasila
Implementasi hubungan industrial dalam perspektif Pancasila memiliki
beberapa keuntungan, antara lain:
1) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh pekerja.
2) Menjamin perlindungan yang sama bagi seluruh pekerja, tanpa pandang bulu
pada jenis pekerjaan atau jabatan.
3) Menjamin kesempatan yang sama bagi seluruh pekerja, tanpa pandang bulu pada
jenis kelamin, agama, suku, dan latar belakang lainnya.
4) Menciptakan hubungan yang harmonis antara pekerja, pengusaha, dan
pemerintah.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hubungan Industrial
mencakup seluruh aspek dan permasalahan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-
lain, baik langsung maupun tidak langsung dalam hubungan antara pekerja,
pengusaha, dan pemerintah. Ruang lingkupnya meliputi cakupan, fungsi, masalah,
dan peraturan/ perundang-undangan ketenagakerjaan. Para ahli berpendapat bahwa
konsep keadilan dan kesamaan, kekuatan dan kewenangan, individualisme dan
kolektivitas, hak dan kewajiban, serta integritas dan kepercayaan menjadi bagian dari
hubungan industrial. Stakeholder dalam sebuah perusahaan terbagi menjadi
stakeholder internal dan eksternal.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Dengan penjelasan yang dapat penulis
jabarkan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Besar harapan penulis kepada para
pembaca untuk dapat memahami dengan baik. Kritik dan saran kami harapkan agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2018). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Hubungan Industrial. Jurnal
Sosial Humaniora, 11(1), 39-47.
Arto, S., 2014. Peranan Serikat Pekerja/Buruh Pengusaha dan Pemerintah dalamPerselisihan
Hubungan Industrial. s.l.:s.n.
Dhaniswara, A. (2021). Implementasi Prinsip Keadilan dalam Perspektif Pancasila dalam
Hubungan Industrial di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, 21(1), 86-98.
Faisal, M. (2020). Implementasi Prinsip-Prinsip Pancasila dalam Hubungan Industrial di
Indonesia. Jurnal Hukum dan Peradilan, 9(2), 134-150.
Harahap, S. (2019). Implementasi Prinsip Kemanusiaan dalam Perspektif Pancasila dalam
Hubungan Industrial di Indonesia. Jurnal Yuridis, 26(2), 183-195.
Nurhayati, E., & Tarihoran, A. (2021). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Jurnal Hukum dan Pembangunan,
51(1), 74-87.
Simanjuntak, P., 2011. Manajemen Hubungan Industrial (SerikatPekerja, Perusahaan &
Pemerintah).. Jakarta: Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
Suharsono, D. (2017). Implementasi Prinsip Persamaan dalam Perspektif Pancasila dalam
Hubungan Industrial di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 47(1), 76-88.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. International Labour
Organization (ILO). (2020). Konvensi-konvensi ILO tentang ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai