Anda di halaman 1dari 149

Daftar Isi

Apa itu MPASI? 1


Mengapa Perlu MPASI 3
Panduan MPASI dari WHO & IDAI 5
MPASI 4 Bintang vs MPASI Menu Lengkap 14
Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Bayi 17
Tahapan MPASI 20
Antisipasi Speech Delay dengan Naik Tekstur 🆕 25
Bolehkan menambah Gula Garam pada MPASI ? 28
Perlukah Feeding Rules ? 33
Jadwal MPASI 36
Daftar Perlengkapan MPASI 39
MPASI Sebaiknya Disaring atau Diblender? 39
Cara Menyimpan MPASI 44
Cara Menghangatkan MPASI Tanpa Merusak Gizi 50
Cara Mengatasi GTM 56
Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih? 61
Alergi Pada Bayi 63
Pilihan Protein Untuk Awal MPASI 69
Stunting Bisa Dicegah dengan MPASI 🆕 77
MPASI for Working Moms 81
Resep MPASI Homemade 6-8 Bulan 87
Resep MPASI Homemade 9-12 Bulan 🆕 140
Lampiran 🆕 144
Apa itu MPASI?

1
MPASI merupakan makanan pendamping ASI yang mulai diberikan
saat anak berusia 6 bulan. Dikutip dalam WHO, pada usia 6 bulan,
kebutuhan bayi akan energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang
disediakan oleh ASI. Sehingga makanan pendamping diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

MPASI merupakan proses transisi dari asupan yang berbasis susu


menuju ke makanan yang semi padat. Selama periode MPASI,
seorang bayi secara perlahan dilatih agar kelak dapat
mengkonsumsi makanan keluarga.

Masa transisi dari ASI eksklusif sampai makanan keluarga ini terjadi
saat bayi berusia sekitar 6-23 bulan. Periode ini adalah masa kritis
untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal bayi. Hasil akhir
yang diharapkan dari MPASI ini adalah anak mampu makan
bersama keluarga.

2
Mengapa Perlu MPASI

3
Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan pada bayi setelah
menginjak usia 6 bulan. Seperti namanya, makanan ini diberikan
sebagai pendamping bagi bayi yang menyusui.

Seiring bertambahnya usia, bayi akan bertumbuh dan semakin aktif.


ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. MPASI
dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi
anak dan jumlah yang dapat dipenuhi oleh ASI.

Untuk mengolah MPASI pun tidak boleh sembarangan, karena


pengolahannya berbeda dengan makanan orang dewasa. Ada
beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh bunda
dalam menyiapkan MPASI. Besar harapan nya Pedoman MPASI ini
bisa membantu bunda untuk melancarkan proses MPASI.

Tujuan utama dari MPASI adalah anak dapat makan berbagai


makanan sehat bersama anggota keluarga lainnya. Sehingga dalam
prosesnya bayi perlu mengetahui Tahapan MPASI dan juga kapan
pelru naik tekstur. Selain itu, MPASI juga membantu
mengembangkan kemampuan bayi dalam mengunyah dan menelan
makanan.

4
Panduan MPASI dari
WHO & IDAI

5
Ada 4 strategi pemberian MPASI yang baik : Tepat Waktu, Adekuat,
Aman - Higienis dan Responsif.

Tepat Waktu

Tepat waktu artinya MPASI diberikan ketika ASI saja tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kebutuhan energi bayi di usia 0–6
bulan bisa 100% terpenuhi oleh ASI saja, namun sejak bayi berusia
6 bulan, ASI saja sudah tidak mencukupi kebutuhan zat gizi makro
dan zat gizi mikro bayi.

Sumber : WHO, 2016

Kebutuhan energi meningkat seiring bertambahnya usia bayi. Jika


melihat pada grafik diatas, ada kesenjangan energi yang tidak dapat
terpenuhi lagi dari ASI saja sehingga harus dicukupi dari MPASI.

Kesenjangan energi ini bertambah besar seiring bertambahnya usia


bayi. Jika kesenjangan energi tidak dapat terpenuhi dari MPASI, bayi
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

6
Waktu yang ideal untuk memulai MPASI sebenaranya berbeda beda
tergantung dengan perkembangan bayi. Namun MPASI ini harus
diberikan ketika ASI sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi
bayi.

Pada umumnya, MPASI bisa diberikan pada bayi berusia 4-6 bulan.
Pada usia tersebut, otot dan saraf bayi mulai dapat digunakan untuk
makan. Sistem cerna bayi juga sudah cukup matang untuk
menerima berbagai macam makanan.

Selain dari umur, bisa juga dilihat dari tanda tanda bayi sudah siap
untuk MPASI. Berikut beberapa tanda tanda bayi siap MPASI :

1. Memiliki kontrol kepala yang baik,


2. Dapat mengangkat kepala untuk waktu yang lama.
3. Bisa duduk tanpa atau dengan sedikit bantuan.
4. Tidak lagi memiliki refleksi dorongan lidah untuk mendorong
makanan keluar dari mulut dengan lidah.
5. Tertarik pada makanan yang dimakan orang lain atau condong
ke arah makanan jika sedang diberi makan.
6. Bisa meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut,
karena telah ada koordinasi yang baik antara mata, mulut, dan
tangannya.

Namun menurut World Health Organization (WHO), Ikatan Dokter


Anak Indonesia (IDAI) & American Academy of Pediatrics (AAP)
merekomendasikan pemberian MPASI saat bayi berusia 6 bulan.

7
Jika MPASI diberikan terlalu dini ada beberapa risiko yang bisa
terjadi. Salah satunya saluran cerna yang belum sempurna akan
bekerja ekstra keras untuk mengolah makanan padat sehingga bisa
menimbulkan gangguan pencernaan

Sebaliknya, jika MPASI diberikan terlalu lambat dapat menyebabkan


kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi. Ini berisiko mengganggu
tumbuh kembang termasuk kecerdasannya. Pemberian yang telat
juga bisa saja membuat bayi menolak MPASI karena tidak terbiasa
dengan makanan padat.

Adekuat

Adekuat artinya MPASI yang diberikan harus mengandung zat gizi


lengkap dan seimbang. Tentu dapat memenuhi kebutuhan
makronutrien seperti karbohidrat, lemak dan protein serta
mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Kecukupan kebutuhan
MPASI dapat dilihat dari jumlah, frekuensi, konsistensi dan variasi
makanan.

Usia 6-8 Bulan


- Frekuensi 2-3x /hari
- Tekstur Saring (Puree) & Lumat (Mashed)
- Jumlah Kebutuhan Kalori 200 kcal /hari

Usia 9-11 Bulan


- Frekuensi 3-4x /hari
- Tekstur Cincang Halus (Minced), Cincang Kasar (Chopped) &
Fingers Food
- Jumlah Kebutuhan Kalori 300 kcal /hari

8
Usia 12-24 Bulan
- Frekuensi 3-4x /hari
- Makanan Keluarga
- Jumlah Kebutuhan Kalori 550 kcal /hari

Secara kualitas, MPASI Adekuat harus mengandung Karbohidrat,


Protein, Buah - Sayur dan Lemak.

Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang digunakan tubuh bayi
untuk pertumbuhan, fungsi tubuh, dan aktivitas. Karbohidrat
menjadi fondasi dalam pembentukan jaringan tubuh, dan biasanya
terkandung pada makanan pokok di suatu daerah (misalnya nasi,
sagu, dan roti).

Sumber karbohidrat mengandung zat besi, seng, dan kalsium yang


rendah, sehingga makanan pokok harus dikonsumsi dengan jenis
makanan lain agar bayi dapat tercukupi kebutuhan nutrisinya.

Bayi berusia 6-8 bulan membutuhkan tambahan energi dari MPASI


sebanyak 200 kilo kalori /hari. Sedangkan komposisi karbohidrat
yang dianjurkan adalah 35-60% dari 200 kilo kalori atau sekitar
70-120 kkal/hari. Contoh : 20 - 30 gram nasi.

Bayi berusia 9-11 bulan membutuhkan tambahan energi dari


MPASI sebanyak 300 kilo kalori /hari. Sedangkan komposisi
karbohidrat yang dianjurkan adalah 35-60 % dari 300 kilo kalori
atau sekitar 105-180 kkal/hari. Contoh : 25 - 40 gram nasi.

9
Bayi berusia 12-24 bulan membutuhkan tambahan energi dari
MPASI sebanyak 550 kilo kalori /hari. Sedangkan komposisi
karbohidrat yang dianjurkan adalah 35-60 % dari 550 kilo kalori
atau sekitar 192-330 kkal/hari. Contoh : 25 - 40 gram nasi.

Protein
Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan
tubuh. Protein terbuat dari asam amino. Tubuh manusia
membutuhkan 20 asam amino yang didapatkan dari makanan
berprotein. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak
dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan.

Penelitian menunjukkan ada kadar asam amino esensial yang


rendah pada anak stunting. Berdasarkan sumbernya, terdapat dua
jenis protein yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
adalah satu-satunya sumber asam amino esensial yang terlengkap.

Komposisi protein yang dianjurkan pada MPASI sekitar 10-15% dari


total kalori. Bayi berusia 6-8 bulan membutuhkan tambahan energi
dari MPASI sebanyak 200 kilo kalori. Maka komposisi protein yang
dianjurkan adalah 10-15% dari 200 kkal, yaitu sekitar 20-30
kkal/hari.

Bayi berusia 9-11 bulan membutuhkan tambahan energi dari


MPASI sebanyak 300 kilo kalori. Maka komposisi protein yang
dianjurkan adalah 10-15% dari 200 kkal, yaitu sekitar 30-45
kkal/hari.

Bayi berusia 12-24 bulan membutuhkan tambahan energi dari


MPASI sebanyak 550 kilo kalori. Maka komposisi protein yang

10
dianjurkan adalah 10-15% dari 550 kkal, yaitu sekitar 55-82,5
kkal/hari.

Buah - Sayur
Sayuran dan buah mengandung banyak serat yang dapat
menghambat penyerapan zat gizi penting lainnya pada bayi
sehingga pada masa MPASI, sayuran dan buah sifatnya hanya
diperkenalkan dengan jumlah tidak terlalu banyak.

Lemak

Lemak merupakan sumber energi dan sumber asam lemak esensial


yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Menurut merican Academy of Pediatrics (AAP) tidak ada
pembatasan jumlah lemak dan kolesterol yang dapat dikonsumsi
anak berusia dua tahun ke bawah karena di usia ini pertumbuhan
dan perkembangan anak sangatlah cepat dan membutuhkan
asupan energi yang tinggi.

Pemberian MPASI dengan kadar lemak tinggi seperti yang


dianjurkan terbukti tidak mengakibatkan peningkatan kejadian
penyakit tidak menular di usia dewasa seperti penyakit jantung,
stroke, dan hipertensi.

Komposisi lemak yang dianjurkan pada MPASI sekitar 30-45% dari


total kalori. Bayi berusia 6-8 bulan membutuhkan tambahan energi
dari MPASI sebanyak 200 kilo kalori. Maka komposisi lemak yang
dianjurkan adalah 30-45% dari 200 kkal, sekitar 60-90 kkal/hari.

11
Bayi berusia 9-11 bulan membutuhkan tambahan energi dari
MPASI sebanyak 300 kilo kalori. Maka komposisi lemak yang
dianjurkan adalah 30-45% dari 300 kkal, sekitar 90-135 kkal/hari.

Bayi berusia 12-24 bulan membutuhkan tambahan energi dari


MPASI sebanyak 550 kilo kalori. Maka komposisi lemak yang
dianjurkan adalah 30-45% dari 550 kkal, sekitar 165-248 kkal/hari.

Zat Besi
Zat besi adalah salah satu zat gizi mikro yang penting untuk tumbuh
kembang anak yang optimal. Zat besi sangat penting untuk proses
perkembangan otak, terutama di 2 tahun pertama kehidupan karena
proses myelinisasi otak membutuhkan zat besi. Kebutuhan zat besi
yang tak tercukupi di periode dua tahun pertama kehidupan dapat
menyebabkan gangguan struktur dan fungsi otak pada anak.

Kebutuhan zat besi bayi berusia 6-12 bulan yaitu sekitar 7-11
mg/hari, sedangkan kebutuhan zat besi anak berusia 12-23 bulan
adalah 7 mg/hari. ASI pada bayi berusia 6-12 bulan hanya dapat
memenuhi sekitar 396 atau 0,2 mg zat besi/hari, sehingga sisa 97%
nya, sekitar 6,8 mg zat besi, harus tercukupi dari MPASI.

Cara terbaik untuk mencukupi kebutuhan zat besi bayi adalah


dengan memberikan MPASI dari sumber makanan alami yang
mengandung zat besi. Jika hal ini tidak dapat dipenuhi karena
berbagai alasan (misalnya karena kapasitas lambung bayi yang
masih terbatas atau kemampuan makan bayi yang masih belum
terlatih baik), maka pilihan selanjutnya adalah dengan memberikan
MPASI terfortikasi.

12
Aman - Higienis

Aman dan higienis artinya proses persiapan, pembuatan, dan


penyajian menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta
higienis. Pada prinsipnya selalu perhatikan prinsip-prinsip berikut
dalam menyiapkan dan menyimpan MPASI :

1. Jagalah kebersihan.
2. Selalu pisahkan antara bahan makanan yang mentah dan
yang sudah dimasak.
3. Masak makanan sampai matang.
4. Simpan makanan pada suhu yang dianjurkan. Jangan
menyimpan makanan pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
5. Gunakan air bersih dalam memasak.

Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh pada makanan seperti


daging, ikan, telur, sayur, dan pasta. Makanan ini harus disimpan
pada lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat Celsius.

Responsif

Diberikan secara responsif berarti MPASI diberikan secara konsisten


sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak. Pemberian
MPASI dimulai dengan interaksi antara bayi dan bunda atau
pengasuh yang menyuapi, dan seiring bertambahnya usia, bayi
didorong untuk makan sendiri. Proses makan tidak memaksa, dan
mengikuti aturan.

Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang


teratur, yait 3 kali makanan utama dan 2 kali camilan di antaranya.

13
Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit, serta hindari
menawarkan camilan lain saat makan makanan utama.

Upayakan anak berada di lingkungan yang menyenangkan saat


makan, serta tidak boleh ada paksaan untuk makan. Hindari
distraksi atau gangguan pada anak seperti mainan, televisi, dan
gadget saat makan. Selain itu, jangan memberikan makanan
sebagai hadiah atau sebagai bentuk ancaman pada anak.

Berikan makanan dalam porsi kecil, dahulukan memberi makanan


utama dan diakhiri dengan minum air putih. Bila anak menunjukkan
tanda tidak mau makan seperti mengatupkan mulut, memalingkan
kepala, dan menangis, tawarkan kembali makanan secara netral,
yakni tanpa membujuk atau memaksa.

Perlu diingat, orang tua hanya boleh membersihkan mulut anak jika
makan sudah selesai supaya mereka tidak risih. Bujukan dan
paksaan sering kali dilakukan orang tua agar anak mau makan, hal
ini justru mengganggu konsentrasi makan anak. Bila anak tidak mau
makan, sebaiknya hindari pemberian susu formula berlebihan
karena dapat mengakibatkan anak selalu kenyang dan semakin sulit
mengenal perilaku makan yang benar.

14
MPASI 4 Bintang vs
MPASI Menu Lengkap

15
Sederhananya MPASI 4 bintang adalah menu yang terdiri dari
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran.

Padahal kebutuhan nutrisi harian bayi itu tidak hanya berasal dari
keempat unsur gizi tersebut. Bayi juga memerlukan sumber lemak,
vitamin, dan mineral ke dalam menu MPASI agar tumbuh kembang
anak optimal.

Oleh karena itu pedoman MPASI 4 Bintang sudah tidak dianjurkan


lagi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI).

Sebagai gantinya, Bunda disarankan memberikan MPASI Menu


Lengkap agar kebutuhan nutrisi harian anak tercukupi. IDAI
menyarankan untuk memberikan MPASI lengkap dengan
kandungan makronutrien dan mikronutrien.

Kandungan makronutrien terdiri dari karbohidrat dan lemak sebagai


sumber energi, serta beragam makanan mengandung protein
hewani dan nabati. Sementara itu, kandungan mikronutrien terdiri
dari vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, zinc, folat, dan berbagai
mineral penting lainnya.

Bukan tanpa alasan, pemberian MPASI menu lengkap, bergizi


seimbang, dan bervariasi bertujuan untuk mencegah bayi
mengalami kurang gizi yang dapat berisiko stunting.

Namun, sebenarnya hal yang harus diperhatikan Bunda adalah


pentingnya memberikan variasi makanan saat mengenalkan MPASI
pada bayi.

16
Dalam Complementary Feeding: Family Foods for Breastfeed
Children, dijelaskan bahwa sebaiknya jangan hanya memberikan
karbohidrat serta protein saja pada bayi. Ini dilakukan agar nutrisi
serta gizi untuk bayi tetap seimbang. Beberapa varian makanan
lainnya yang direkomendasikan adalah :

● Karbohidrat: nasi, gandum, atau oatmeal.


● Protein Hewani: daging ayam, daging sapi, telur, dan ikan.
● Protein Nabati: tahu, tempe, kacang polong, dan kacang merah.
● Lemak Sehat: buah alpukat atau minyak zaitun.
● Zat Besi: hati ayam, hati sapi, atau sayur bayam.
● Asam Folat: buah pisang dan berbagai sayuran berdaun hijau
gelap.
● Vitamin A: ubi jalar, wortel, apel, dan pisang.
● Vitamin C: jeruk, pepaya, dan brokoli.

Intinya, WHO menyarankan agar anak mengonsumsi MPASI yang


bergizi dan memenuhi kriteria variasi makanan serta frekuensi
makan sesuai anjuran dokter. Hal ini bertujuan untuk menunjang
perkembangan bayi di 1000 hari pertamanya.

IDAI, juga menyarankan hal senada dengan WHO yaitu MPASI


harus mengandung gizi seimbang yang terdiri dari: karbohidrat,
protein (hewani dan nabati), lemak (minyak goreng, santan,
mentega), serta sayur atau buah. Artinya, dibutuhkan zat gizi
lengkap untuk bantu menunjang perkembangan bayi, bukan hanya
4 unsur yang ada pada menu MPASI 4 bintang saja.

17
Cara Menghitung
Kebutuhan Kalori Bayi

18
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian MPASI tidak
hanya sekadar membuat bayi merasa kenyang, namun juga
membutuhkan sejumlah kalori untuk mendukung proses tumbuh
kembang yang optimal.

Itu sebabnya, perlu mengetahui cara menghitung kalori MPASI


untuk bayi agar asupan nutrisinya sesuai kebutuhan. Asupan kalori
yang ideal untuk bayi umumnya disesuaikan dengan usia, berat
badan, hingga jenis kelamin bayi.

Tak luput, aktivitas fisik bayi pun bisa berpengaruh pada kebutuhan
kalori bayi setiap harinya. Walaupun bayi sudah diberi MPASI, tetap
saja ia masih membutuhkan kalori dari ASI hingga usia 2 tahun.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), adapun perbandingan
komposisi kebutuhan kalori bayi dari MPASI dan ASI yakni :

● Bayi usia 6-8 bulan: 70% ASI, 30% MPASI


● Bayi usia 9-11 bulan: 50% ASI, 50% MPASI
● Bayi usia 12-23 bulan: 30% ASI, 70% MPASI

MPASI harus mengandung gizi seimbang. Komposisi dalam MPASI


harus terdapat di dalamnya karbohidrat, protein (hewani dan
nabati), lemak (yang bersumber dari minyak goreng, santan,
maupun mentega), serta buah dan sayur. Jumlah kebutuhan Kalori
/hari untuk bayi umur 6-8 Bulan 200 kkal, bayi umur 9-11 Bulan
300 kkal dan bayi umur 12-24 Bulan 550 kkal. Sehingga untuk
perkiraan komposisinya adalah sebagai berikut

19
Komposisi Komposisi Komposisi
Usia Karbohidrat Protein Karbohidrat
35-60% dari 10-15% dari 30-45% dari
Total Kalori Total Kalori Total Kalori

6-8 Bulan 70-120 kkal 20-45 kkal 60-90 kkal

9-11 Bulan 105-180 kkal 30-45 kkal 90-135 kkal

12-24 Bulan 192-230 kkal 55-82,5 kkal 165-248 kkal

Walaupun sudah ada patokan, kerap kali masih ada yang penasaran
dengan kebutuhan yang sebenarnya untuk anaknya. Karena
memang sebenarnya kebutuhan kalori bayi juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti usia, berat badan, dan jenis kelamin.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Dyah Febriyanti, IBCLC, inilah
cara menghitung kalori yang dibutuhkan bayi berdasarkan usianya:

● Usia 0-3 bulan= (89 x berat [kg] – 100) + 175


● Usia 4-6 bulan= (89 x berat [kg] – 100) + 56
● Usia 7-12 bulan= (89 x berat [kg] – 100) + 22
● Usia 13-35 bulan= (89 x berat [kg] – 100) + 20

20
Tahapan MPASI

21
Secara sederhana, Tahapan Tekstur MPASI dapat dibagi menjadi 5,
yakni :

1. Puree : Makanan yang dihaluskan hingga menjadi bubur kental.


2. Mashed : Makanan yang dilumatkan hingga halus.
3. Minced : Makanan yang dicincang halus.
4. Chopped : Makanan yang dicincang kasar.
5. Finger Foods : Makanan yang dapat dipegang oleh anak.
6. Makanan Keluarga : Makanan seperti anggota keluarga lainnya.

Ada juga yang mengistilahkan menjadi 3 stage, yang pada intinya


meliputi tahapan diatas juga

● Stage 1 : Usia 6-8 Bulan → Tekstur makanan dihaluskan hingga


menjadi bubur kental (puree) dan juga makanan dilumat hingga
halus (mashed).
● Stage 2 : Usia 9-11 Bulan → Tekstur makanan sudah lebih keras
dari stage 1, makanan mulai dicincang halus (minced) dan kasar
(chopped). Bahkan ditahap ini bayi sudah bisa dikenalkan
dengan (Fingers Food) atau bayi sudah mulai diberi kepercayaan
untuk memegang makanan nya sendiri.
● Stage 3 : Usia 12-24 Bulan → Harapan nya di stage 3 ini bayi
sudah lolos stage 1 dan 2, sehingga mulai bisa makan makanan
keluarga dengan porsi sesuai takaran.

22
23
Usia 6 Bulan
Mulailah memberikan MPASI dengan puree yang dihaluskan dan
disaring. Memang, di usia ini sistem pencernaan bayi sudah lebih
siap menerima sari-sari makanan daripada usia sebelumnya.

Namun, bukan berarti bisa langsung memberikan makanan secara


utuh. Pemberian makanan dengan tekstur puree dinilai aman bagi
bayi dan ini pun bisa membantunya untuk mengenal tekstur
makanan secara bertahap. Berikan 2-3 sendok MPASI dalam sekali
makan sebagai awalan.

Usia 7-8 Bulan


Memasuki usia 7 bulan, dapat meningkatkan tekstur MPASI dari
puree menjadi mashed atau makanan yang dilumatkan hingga
halus. Kemudian, saat usia 8 bulan, tekstur MPASI bayi kembali
meningkat, yakni menjadi minced, atau makanan yang dicincang
halus, serta bertahap bisa juga diberikan tekstur chopped.

Alasannya karena di usia ini biasanya gigi depan bayi mulai tumbuh,
dan inilah saatnya ia mulai belajar mengunyah. Perlu diketahui,
mengunyah bisa jadi salah satu bentuk stimulasi motorik oral atau
oromotor. Selain itu, di usia ini pun bayi sudah dapat menelan
makanan yang bertekstur lebih kental.

Usia 9-12 Bulan


Dimulai dari usia 9 bulan, bayi sudah bisa diberikan finger foods.
Sebab, kini bayi mulai dapat memegang makanan di tangannya dan
membawa makanan tersebut ke mulutnya sendiri.

24
Sebagian besar bayi di usia ini akan sangat menikmati kegiatan
makan dengan tangan mereka sendiri. Meskipun akan lebih
berantakan, tetapi hal ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
keterampilan bayi untuk makan sendiri. Kemudian ketika usia bayi
menginjak 12 bulan, dapat memberikannya makanan keluarga.

Usia 12-23 Bulan


Mengutip penjelasan IDAI, di usia ini bayi sudah dapat beradaptasi
dengan segala jenis bentuk makanan. Namun, terkadang ia belum
dapat mengunyah secara sempurna.

Walau demikian, bayi mulai beradaptasi dengan segala menu


makanan yang diberikan, termasuk makanan keluarga. Ia pun bisa
mengenali makanan dari bentuk, rasa, dan aromanya. Menariknya,
mereka kini sudah bisa memegang sendok sendiri.

25
Antisipasi Speech Delay dengan
Naik Tekstur Secara Tepat

26
Pemberian MPASI tidak boleh sembarangan. Selain perlu
memperhatikan kandungan nutrisinya, pemberian MPASI juga harus
memperhatikan jenis dan konsistensi yang dilakukan secara
bertahap. Proses bertahap ini sering disebut sebagai naik tekstur
MPASI.

Pemberian tekstur yang tepat dan sesuai usia bayi dapat


mendukung pertumbuhan otot dan tulang sekitar mulut dan rahang.
Bila usia bayi sudah memasuki satu tahun namun tetap diberikan
makanan halus atau bubur maka bayi akan cenderung malas
mengunyah dan langsung menelan makanan. Padahal dengan
mengunyah dapat membantu organ-organ tersebut dalam
mendukung kemampuan bicara dan bahasanya.

Menaikkan tekstur MPASI secara tepat punya banyak manfaat yaitu


membantu melatih fungsi oromotor anak (mencakup rongga mulut,
lidah, dan rahang). Oleh sebab itu, bunda perlu menyesuaikan jenis
tekstur MPASI sesuai tahapan usia bayi. Dengan berkembangnya
kemampuan oromotor anak, diharapkan anak dapat mengkonsumsi
berbagai makanan di usia mendatang dan mencegahnya dari
gangguan berbicara.

Sebuah penelitian menunjukkan pemberian tekstur MPASI yang


tepat sesuai usia dapat mendukung kemampuan bicara bayi. Karena
organ yang digunakan bayi untuk mengunyah makanan juga
termasuk organ yang digunakan dalam proses bicara bayi. Sehingga
para orang tua tidak boleh abai terhadap tekstur makanan.

Mungkin sebagian bunda pernah mendengar bahwa “anak hanya


boleh naik tekstur saat sudah tumbuh gigi”. Padahal pertumbuhan

27
gigi masing-masing anak berbeda, sehingga peningkatan tekstur
MPASI tidak bisa bergantung pada giginya.

Poin penting yang perlu diperhatikan justru terkait kesiapan serta


usia bayi. Hal penting lainnya yang perlu bunda ketahui adalah bayi
tetap bisa mengunyah meski belum tumbuh gigi, yaitu
menggunakan gusinya.

Sehingga menunda naik tekstur di usia 8 bulan dengan alasan


belum tumbuh gigi adalah hal yang kurang tepat ya. Naik tekstur
MPASI sangatlah penting untuk menunjang proses tumbuh
kembang bayi sehingga jika terlambat dapat memicu beberapa
resiko gangguan tumbuh kembang anak.

Terlambat naik tekstur MPASI bisa berdampak buruk pada


kemampuan makan anak di kemudian hari. Dilansir dari Romper,
dikatakan bahwa keterlambatan ini dapat berpengaruh pada
keterampilan sensorik dan motorik oral anak. Dua keterampilan ini
terkait dengan kemampuan anak bicara.

Anak bisa saja mengalami gangguan perkembangan bahasa lisan


seperti late talker / speech delay, problem artikulasi, bahkan
kemampuan diskursif (terkait kemampuan nalar dan berpikir logis)
yang lemah. Tak hanya itu, terlambat naik tekstur MPASI juga bisa
mempengaruhi saluran cerna anak. Otot lambung anak jadi tidak
terlatih saat diberi makanan padat di usia besarnya. Karenanya, si
kecil akan merasa sakit perut dan muncul masalah pencernaan.

Walaupun memang penyebab Speech Delay tidak hanya dari dari


naik tekstur namun ada baiknya ini menjadi salah satu hal yang

28
perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko terjadinya Speech
Delay.

29
Bolehkan menambah Gula
Garam pada MPASI ?

30
Memang, pada hari-hari pertama pemberian MPASI, pada umumnya
menolak makanan . Oleh karena itu, Bunda biasanya akan mencari
berbagai alternatif cara agar bayi mau mengonsumsi makanan yang
telah disajikan. Salah satu cara yang kerap dilakukan adalah
menambahkan gula dan garam pada MPASI bayi sebagai penyedap
rasa.

Makanan bayi memang terasa hambar ketika kita mencicipinya.


Namun, hal itu sebenarnya tidak dirasakan bayi karena langit-langit
mulut mereka belum berkembang secara sempurna. Sehingga,
belum dapat membedakan rasa asin maupun manis.

Berbeda dengan orang dewasa yang terbiasa mengkonsumsi


makanan asin dan manis, sehingga makanan bayi akan terasa
hambar. Jadi, MPASI yang terasa hambar bagi orang dewasa
sebenarnya bisa saja terasa enak bagi bayi.

Gula

Merujuk pada American Heart Association Guideliners, bayi berusia


6-8 bulan hanya boleh diberikan tambahan gula sebanyak setengah
sampai satu sendok teh. Sedangkan bayi berusia 8-12 bulan hanya
boleh mendapatkan tambahan gula sebanyak setengah sampai satu
setengah sendok teh.

Berdasarkan data itu, maka Bunda hanya boleh menambahkan gula


pada MPASI sesuai takaran yang telah direkomendasikan. Gula
memang dibutuhkan untuk diolah menjadi energi. Walaupun gula
diperbolehkan dicampur pada MPASI bayi, namun sebaiknya tetap
mengutamakan pemberian makanan alami untuk memenuhi
kebutuhan gula.

31
Makanan yang bisa diberikan kepada bayi adalah apel, pir, dan
pepaya. Buah-buah tersebut tidak terlalu manis sehingga tidak
membahayakan kesehatan bayi.

Garam

Sementara itu, bayi berusia di bawah satu tahun hanya


membutuhkan sedikit asupan garam. Mereka hanya membutuhkan
0,4 gram natrium atau 5-10 persen dari total kebutuhan energi
harian.

Asupan garam itu dapat terpenuhi dari rasa murni


makanan-makanan alami seperti kacang-kacangan, sayuran, dan
daging. Selain itu, kebutuhan garam harian bayi masih bisa dipenuhi
dari ASI.

Jadi, pada tahun pertama, Bunda sebaiknya tidak memberikan


tambahan garam pada makanan bayi. Biarkan bayi memenuhi
kebutuhan garam dari makanan alami dan ASI saja.

Segala sesuatu yang diberikan secara berlebihan tentu saja


membahayakan kesehatan, begitu pula penambahan gula dan
garam pada MPASI bayi. Pemberian gula secara berlebihan bisa
merusak gigi bayi hingga meningkatkan kadar gula dalam darah si
Kecil.

Apabila kadar gula meningkat, maka sistem kekebalan tubuh bayi


bisa menurun dan bayi berpotensi terserang diabetes saat beranjak
dewasa. Sementara itu, pemberian garam secara berlebihan bisa

32
merusak fungsi organ ginjal dan meningkatkan risiko terserang
hipertensi saat bayi beranjak dewasa.

Sebab, asupan garam dalam jumlah tinggi bisa membuat ginjal


tidak dapat memproses dan membuang garam ke luar dari tubuh
bayi. Oleh karena itu, Mama sebaiknya hanya mengenalkan sumber
makanan alami pada bayi berusia di bawah satu tahun.

Oleh karena itu resep yang kami sajikan disini menggunakan garam
- gula dengan porsi yang sangat sedikit dan bahkan tidak
menggunakan sama sekali. Kami mendapatkan rasa asin salah
satunya dari kaldu ayam. Sehingga makanan MPASI tetap ada rasa
gurih walau tidak menggunakan garam.

33
Perlukah Feeding Rules ?

34
Feeding rules adalah aturan yang diberlakukan kepada si Kecil,
berkaitan dengan makan setelah si Kecil lepas dari masa ASI
eksklusif. Bagi si Kecil, kegiatan makan merupakan hal baru yang
perlu dipelajarinya dengan baik, berdasarkan tahapan-tahapan yang
sesuai dengan tumbuh kembangnya.

Feeding rules akan membantu terbentuknya pola makan yang baik


dan sehat. Dengan menerapkan feeding rules , diharapkan
kedepannya, si Kecil tidak mengalami masalah gangguan makan
seperti pilih-pilih makan (Picky Eating) ataupun mogok makan alias
GTM (Gerakan Tutup Mulut).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan feeding


rules yang diperkenalkan oleh Bonnin, yang terdiri dari 3 hal utama,
yaitu:

1. Jadwal

● Buatlah jadwal makan yang teratur, yang terdiri dari jadwal


makan utama (pagi-siang-malam) dan makanan selingan
(camilan).
● Batasi durasi pemberian makan, yaitu tidak lebih dari 30
menit.
● Jangan menawarkan camilan saat makan kecuali minum.

2. Lingkungan

● Lingkungan saat makan harus menyenangkan, jangan ada


paksaan pada anak.

35
● Memaksa makan hanya akan membekaskan trauma dan
memperparah kesulitan makan pada anak.
● Menyiapkan alas makan agar tidak berantakan. Hindarkan
semua gangguan, misalnya mainan, televisi, atau perangkat
elektronik saat makan.
● Hal ini penting agar anak fokus dengan apa yang tersaji di
depannya dan makan dengan baik.
● Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.

3. Prosedur

● Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.


● Beri makanan dalam porsi kecil, agar bisa dihabiskan. Berikan
makanan utama dulu, baru diakhiri dengan minum. Banyak
minum akan membuat si Kecil cepat kenyang dan tidak mau
melanjutkan makannya.
● Latih mereka untuk mau makan sendiri. Hal ini bermanfaat
untuk melatih kemandirian dan tanggung jawab pada anak.
● Saat anak menunjukkan tanda-tanda rewel dan menolak
makan, misalnya menangis, mengatupkan mulut, atau
memalingkan kepala, coba tawarkan kembali makanan secara
netral tanpa membujuk dengan iming-iming hadiah atau
memaksanya.
● Jika setelah 10-15 menit anak tetap menolak makan, akhiri
proses makan. Jangan marahi atau mengomeli bayi ya, agar
dia tidak merasa takut di setiap acara makan.
● Upayakan untuk membersihkan mulutnya hanya setelah
makan selesai.

36
Jadwal MPASI

37
Saat usia bayi sekitar 6 bulan, beberapa bayi yang tadinya tidur
siang sebanyak tiga sampai empat kali, mulai beralih menjadi dua
kali. Pada usia ini, kebanyakan bayi membutuhkan 12-15 jam tidur
per hari, dan tidur siang biasanya berlangsung selama 1-3 jam.

Nah cara yang paling tepat mengatur jadwal makan bayi yaitu
mengikuti isyarat bayi untuk menyesuaikan kebutuhannya, dengan
jadwal keluarga secara perlahan. Membiasakan bayi mulai
menerapkan jadwal makan di usia 6 bulan ini memang tidak selalu
mudah, tetapi sebenarnya juga tidak sulit.

Bunda hanya perlu lebih telaten untuk membantu bayi belajar


makan sesuai dengan jadwal makan MPASI di usia 6 bulan sampai
seterusnya. Salah satu tips yang hingga saat ini cukup manjur
adalah mengkondisikan bayi untuk lapar. Bayi mungkin lapar
setelah bangun dari tidur yang lama. Ini bisa jadi saat yang tepat
untuk mencoba memberikan makanan.

Agar bayi lebih bersemangat ketika makan maka bunda perlu


mengkombinasikan juga dengan Feeding Rules yang ketat, seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada dasarnya sejak masuk usia
6 bulan, bayi sudah boleh makan makanan dewasa namun dengan
tekstur sesuai dengan tahapannya. Dalam 1 hari, bayi boleh 3x
makan makanan utama dan 2x makan makanan camilan.

Adapun untuk jadwal makan bayi umur 6-8 Bulan, 9-11 Bulan dan
12-24 Bulan sebenarnya relatif sama. Yang membedakan hanya di
jumlah makanan dan juga tekstur yang disajikan. Untuk jadwal
makan dibawah ini adalah yang direkomendasikan oleh IDAI:

38
08.00 Makan Utama Pagi
10.00 Makanan Camilan
12.00 Makan Utama Siang
16.00 Makanan Camilan
18.00 Makan Utama Malam

Diantara jam makan diatas sangat boleh diberikan ASI, baik itu
dipagi hari, siang, sore bahkan malam hari ketika akan tidur dan
ketika sedang tidur. Jadwal diatas ini bersifat fleksibel ya Bunda,
bisa menyesuaikan kondisi Bunda dirumah. Yang terpenting jadwal
makan nya diusahakan selalu sama setiap harinya, sehingga bayi
lebih siap dalam menerima makanan dan tentu dengan cara ini bisa
mengurangi resiko GTM pada bayi. Jika Bunda ingin melihat lebih
detail jadwal makan Bayi lebih lengkap bisa dilihat di Jadwal
MPASI.

39
Daftar Perlengkapan MPASI

40
41
42
MPASI Sebaiknya Disaring
atau Diblender?

43
Pada awal pemberian MPASI, bayi disarankan untuk memulainya
dengan mengkonsumsi makanan yang bertekstur halus (Puree).
Misalnya seperti nasi, daging, ikan dan sayur-sayuran yang
dihaluskan.

Untuk menghaluskan jenis-jenis makanan tersebut, ada beberapa


cara yang bisa digunakan. Beberapa orang tua ada yang yang
menggunakan saringan kawat untuk menghaluskannya. Ada pula
orang tua yang menggunakan blender.

Tapi manakah cara yang lebih baik? Disaring atau diblender?

Membuat MPASI untuk bayi sebenarnya tidak membutuhkan


peralatan khusus. Memanfaatkan ulekan dan saringan kawat untuk
menghaluskan bahan matang menjadi tekstur lumat, terutama
untuk bayi usia 6-8 bulan juga sudah sangat cukup.

Metode simpel dan sederhana ini juga lebih menjamin tekstur dan
kepadatan MPASI dapat tersaji dalam volume yang pas dengan
kapasitas lambung dan kebutuhan gizi bayi.

Nah menghaluskan bubur bayi dengan cara diblender juga tidak


salah. Hanya saja, bubur bayi yang diblender membutuhkan
tambahan air. Akibatnya, volume makanan bayi menjadi lebih besar.
Sehingga, akan ada makanan yang 'terbuang' yang artinya tidak
dikonsumsi si kecil secara keseluruhan karena sudah tercampur
dengan banyak air.

Secara umum mengolah makanan dengan blender tidak merusak


nutrisi dalam bahan MPASI, tapi harus diperhatikan apakah kita

44
perlu menambah sejumlah cairan untuk memudahkan blender
bekerja. Cairan yang ditambahkan akan meningkatkan volume
MPASI, bubur yang dihasilkan lebih cair dan banyak. Akibatnya
mungkin bayi tidak sanggup menghabiskan sejumlah porsi yang
nilai gizinya setara dengan bubur kental.

45
Cara Menyimpan MPASI

46
Cara membuat makanan bayi bagi setiap orangtua tentu tidak sama,
begitu pula dengan cara menyimpan MPASI tersebut.

Ada orangtua yang lebih suka membuat makanan bayi sedikit demi
sedikit atau baru dibuat setiap kali makan maupun sekali dalam
sehari. Ada juga yang membuat makanan bayi dalam jumlah cukup
banyak agar dapat disimpan untuk beberapa waktu ke depan.

Tidak ada yang salah dari kedua cara itu, yang terpenting
bagaimana cara menyimpannya. Agar lebih awet dan kualitasnya
terjaga, Bunda harus menerapkan cara menyimpan MPASI yang
tepat dengan wadah penyimpanan khusus.

Simpanlah MPASI dalam wadah makanan yang kedap udara


berbahan kaca atau plastik. Tapi akan lebih baik jika menggunakan
bahan kaca karena relatif lebih tahan lama dan kuat di suhu -10 °C
hingga 200 °C. Pastikan wadah makanannya yang digunakan
berlabel BPA free dan Food Grade ya Bunda.

Guna menjaga kebersihannya, Bunda disarankan untuk menyimpan


MPASI dalam satu wadah untuk sekali makan saja. Jadi, tidak perlu
dibagi-bagi lagi bunda.

47
Sementara itu, MPASI yang berbentuk cair, misalnya bubur lembut
atau puree, bisa disimpan di dalam ice cube atau cetakan es batu. Ini
akan memudahkan Bunda untuk mengambil MPASI sesuai dengan
porsi Si Kecil. Ingat, ice cube yang berisi MPASI cair tersebut harus
dilapisi plastik lagi untuk mencegah kontaminasi kuman.

Wadah penyimpanan atau food container merupakan salah satu


peralatan MPASI yang wajib dimiliki untuk menyimpan makanan.
Ada berbagai jenis wadah penyimpanan dengan beragam ukuran
sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Wadah penyimpanan
MPASI ini juga bisa Anda letakkan di dalam kulkas maupun freezer
untuk menjaga keawetannya. Jadi ketika tiba saatnya akan diberikan
kepada bayi, Bunda bisa langsung mengolahnya sesuai porsi yang
telah dipisahkan sebelumnya.

Bunda bisa menaruh MPASI dalam freezer dengan suhu minimal 5


°C selama 1-3 bulan tergantung jenis makanannya. Namun, ada
sebagian makanan yang setelah 1 bulan mengalami perubahan

48
warna, rasa, dan tekstur. Jadi, perlu dicek kembali ya bun sebelum
digunakan.

MPASI juga bisa ditaruh di rak kulkas / chiller, asalkan tidak lebih
dari 2 hari. Selain itu, makanan yang sudah dicairkan dan
dipanaskan sebaiknya tidak dibekukan lagi.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu bunda perhatikan dalam


penyimpanan makanan MPASI:

● Simpan makanan seperti daging, ikan telur, susu, pasta, serta


sayur-sayuran di dalam kulkas bersuhu kurang dari 5 derajat
Celcius.
● Simpan daging dan ikan di dalam wadah plastik dan letakkan
secara terpisah dari makanan yang telah matang dan
bahan-bahan siap makan.
● Seluruh makanan harus disimpan sesuai dengan petunjuk
penyimpanan yang tertera pada kemasan.
● Hindari mengolah dan menyajikan makanan yang telah melewati
tanggal kedaluwarsa.
● Makanan yang seharusnya disimpan pada kulkas tidak boleh
diberikan atau diolah kembali setelah berada di suhu ruang
selama dua jam atau lebih.
● Makanan yang telah dicairkan dari freezer maupun kulkas harus
segera diolah.
● Makanan beku yang telah dimasak sebaiknya tidak dibekukan
lagi.
● Pisahkan pisau dan talenan untuk makanan matang dan makanan
mentah terutama daging, ikan, ayam.

49
● Agar tidak lupa, Bunda sebaiknya membuat label yang
bertuliskan tanggal pembuatan dan menu makanan pada wadah
MPASI. Hal ini untuk memudahkan Bunda memilih jenis makanan
dan mencegah penyimpanan terlalu lama.
● Penting untuk menyiapkan dan menyajikan MPASI bayi dari
makanan yang telah disimpan sebelumnya sesuai dengan porsi.
Idealnya, MPASI bayi buatan sendiri tidak boleh dibiarkan berada
di suhu kamar dalam waktu yang lama. Sebaiknya buang
makanan bayi tersebut bila sudah berada di suhu kamar lebih dari
2 jam.

Sebetulnya semua jenis makanan bayi bisa disimpan untuk dimakan


di kemudian hari. Akan tetapi, beberapa jenis makanan dapat
berubah warna dan rasa, meskipun hal ini tidak selalu memengaruhi
jumlah nutrisinya.

Brokoli, kembang kol, kacang hijau, wortel, kacang polong, persik,


blueberry dan jenis berry lainnya, ubi, serta daging merupakan jenis
makanan yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama tanpa
mengubah warna dan rasanya.

Ada beberapa makanan bisa berubah warna menjadi kecokelatan


jika disimpan terlalu lama, seperti stroberi, apel, alpukat, dan
pisang. Namun, perubahan warna tidak mengurangi nutrisi dan
merubah rasa, sehingga masih aman untuk dikonsumsi bayi.

50
Sementara itu, telur, nasi, kentang, tahu, serta buah-buahan seperti
anggur, mangga, melon, pepaya, pir, dan aprikot, dapat berubah
rasa dan tekstur ketika disimpan terlalu lama. Karena rasa dan
teksturnya bisa berubah, makanan tersebut sebaiknya tidak
disimpan terlalu lama atau dimasak untuk porsi sekali makan saja.

51
Cara Menghangatkan
MPASI Tanpa Merusak Gizi

52
Saat bunda membuat menu MPASI untuk bayi, akan lebih mudah
bila membuat stok dan membaginya dalam satu porsi kecil. Ada
yang menyimpannya dalam ice cube atau cetakan es batu, ada juga
dalam wadah kecil bertutup seperti Food Container. Kemudian,
bunda bisa masukkan ke dalam kulkas agar lebih tahan lama.

Metode membekukan MPASI tersebut membuat bunda lebih praktis


saat akan menyajikan pada bayi. Namun, bunda harus tahu cara
yang tepat untuk memanaskan atau menghangatkan MPASI bayi
yang tepat.

Mengutip dari Home and Garden information Center, makanan bayi


yang beku harus bunda panaskan secara menyeluruh setidaknya
sampai suhu 70 derajat Celsius. Jika terlalu panas, bunda justru bisa
merusak kualitas gizi dan nutrisi di dalam kudapan baby.

Ketika tiba saatnya untuk memanaskan MPASI yang sudah bunda


bekukan, bunda memiliki beberapa pilihan metode yang aman untuk
digunakan. Bunda bisa melakukannya sendiri di rumah dengan
beberapa cara mudah dan tidak memakan banyak waktu. Bahkan
untuk beberapa metode bisa dilakukan dalam hitungan menit saja
dan siap disajikan. Berikut beberapa cara menghangatkan MPASI
bayi yang tepat :

Rendam Dengan Air Hangat


Konsep yang satu ini mirip dengan menghangatkan ASI perah
sebelum bunda berikan pada bayi. Bunda bisa merebus air hangat
dalam panci sampai mendidih. Setelah mendidih, matikan kompor
dan rendam satu porsi MPASI bayi.

53
Biasanya, makanan yang bunda bekukan akan mencair dalam waktu
10-20 menit. Setelah semua mencair, aduk sampai kehangatannya
merata. Sajikan kepada baby selagi hangat. Cara menghangatkan
MPASI yang satu ini cukup mudah karena tidak perlu peralatan
rumit atau listrik.

Memanaskan Dengan Kompor

Selain merendam pakai air hangat, bunda bisa menghangatkan


MPASI dengan cara menggunakan kompor seperti memasak ulang.
Bunda bisa memasukkan satu porsi makanan pendamping ASI ke
dalam panci kecil, lalu panaskan menggunakan api yang paling
kecil.

Sambil memanaskan, aduk perlahan sampai MPASI yang beku


meleleh dengan sendirinya. Sebaiknya, hindari meninggalkan
kompor saat sedang memanaskan MPASI agar tidak hangus.
Setelah meleleh dan tekstur makanan sudah mencair, segera
pindahkan ke dalam mangkuk dan sajikan.

Menggunakan Microwave
Apabila bunda akan menghangatkan MPASI dengan cara memakai
microwave, pastikan menyimpan makanan bayi dalam wadah kaca
ya. Hindari memanaskan makanan dengan piring atau mangkuk
plastik karena kandungannya bisa menempel pada makanan.

Untuk memanaskan MPASI memakai microwave, atur timer hanya


+/- 15 detik. Bunda juga bisa menyesuaikan dengan kondisi MPASI,
apakah sudah mencair atau belum. Setelah memanaskan MPASI,
aduk sampai panasnya merata. Pasalnya, panas dalam microwave
tidak bisa merata ke seluruh bagian makanan.

54
Selain memahami cara memanaskan MPASI, bunda perlu mengerti
bahwa nafsu makan bayi mudah berubah dan ia bisa tidak
menghabiskan makanannya. Jika sudah begini, sebaiknya langsung
buang makanan yang sudah bunda panaskan. Hindari menyimpan
dan menghangatkan kembali sisa MPASI karena cara ini membuat
gizi dan konsentrasi nutrisi di dalamnya sudah jauh berkurang. Di
sisi lain, makanan sisa sudah tercemar oleh air liur bayi yang bisa
memicu tumbuhnya bakteri bila bunda simpan kembali.

Menggunakan Slowcooker
Slow cooker termasuk peralatan MPASI yang populer di kalangan
para bunda. Alat ini memudahkan bunda dalam membuat menu
MPASI karena tinggal mengatur waktu, kemudian makanan sudah
langsung matang. Selain membuat menu MPASI, slow cooker bisa
bunda gunakan untuk menghangatkan makanan bayi yang beku
dari freezer.

Bunda bisa masukkan MPASI bayi yang beku ke dalam slow cooker,
atur suhu makanan hanya 60 derajat Celsius. Setelah matang,
diamkan sejenak agar makanan tidak terlalu panas. Sebagai catatan
ketika bunda ingin menghangatkan MPASI, maka jangan langsung
dihangatkan setelah keluar dari kulkas. Cukup biarkan MPASI
selamat beberapa menit berada di suhu ruangan.

Cara menghangatkan MPASI dengan alami ini penting untuk


membantu makanan tidak terlalu beku dan teksturnya sudah sedikit
mencair. Kemudian, ini juga sebagai cara untuk mencegah
berkembangnya virus, kuman atau bakteri yang menjadi penyebab
diare pada bayi.

55
Adapun kebiasaan menghemat makanan bayi dengan memanaskan
makanan berkali-kali bisa menyebabkan kualitas nutrisi berkurang
dan berbahaya. Cara menghangatkan MPASI cukup satu kali dan
tidak boleh diulang-ulang. Kebiasaan ini dapat memicu pencernaan
bayi bisa terkena bakteri atau virus yang berbahaya.

"Memanaskan kembali MPASI yang sudah terpakai atau sisa dapat


menurunkan kandungan vitamin dan mineralnya. Sebisa mungkin
tidak dipanaskan kembali, namun jika terpaksa hendak dipanaskan
sebaiknya dengan air panas bukan di atas api langsung dan hanya
diperkenankan satu kali pemanasan saja," ujar dr. Eva Kurniawati,
M.Gizi, SpGK, selaku ahli gizi di RS Pelni.

Mohon diingat ya bunda, bahwa makanan hanya dapat dipanaskan


satu kali, jadi pastikan bunda telah membaginya menjadi porsi
sesuai kebutuhan bayi sebelum disimpan di lemari es atau freezer.

56
Cara Mengatasi GTM

57
Gerakan Tutup Mulut atau GTM merupakan istilah yang
menjelaskan kondisi ketika anak-anak menutup mulut ketika waktu
makan tiba. Tidak heran apabila kondisi ini kerap membuat orang
menjadi cemas. Apalagi kalau berat badan bayi tidak mengalami
kenaikan karena terlalu lama melakukan GTM.

Padahal, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, orang


tua perlu mengetahui bahwa anak yang masih berada pada periode
emas alias dua tahun pertama kehidupan sangat membutuhkan
asupan nutrisi yang seimbang. Tentu saja hal ini akan membantu
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan
usianya.

Inilah mengapa, bunda dan ayah perlu mengetahui cara mengatasi


anak GTM yang efektif. Tujuannya agar sang buah hati terhindar
dari berbagai efek serius karena asupan nutrisi yang tidak terpenuhi.
Salah satunya adalah stunting.

Sebenarnya, GTM pada anak terjadi bukan tanpa alasan. Kondisi ini
bisa muncul karena anak memang sedang sakit, tumbuh gigi,
mengalami hipersensitif terhadap makanan, bosan, tidak lapar,
adanya trauma, baik terhadap makanan tertentu maupun proses
makan itu sendiri.

Biasanya, karena panik dan bingung, orangtua menjadi lebih


permisif pada anak. Misalnya, membiarkan anak hanya makan
biskuit favoritnya, hanya memberi susu sebagai pengganti makanan
atau mengijinkan anak mengkonsumsi junkfood kesukaannya terus
menerus. Ada pula orangtua yang sibuk mencari vitamin penambah

58
nafsu makan, mengajak anaknya berkeliling kompleks saat waktu
makan sampai mengajak anak makan sambil bermain.

Menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering GTM pada


anak adalah inappropiate feeding practice, perilaku makan yang tak
benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Seringkali,
hal ini terjadi sejak fase penyapihan atau waktu dimulainya
pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

Pemberian makan yang benar harus memperhatikan beberapa hal


seperti tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan
penyiapan dan penyajian makanan serta harus sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Pemberian makanan sesuai tahapan
perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan perbandingan
makanan padat serta cair.

Meski demikian, bukan berarti masalah ini tidak dapat diatasi.


Berikut beberapa cara mengatasi anak GTM yang bisa bunda coba
terapkan:

Berikan Porsi Makan yang Sesuai

Saat baru belajar makan, pastinya anak tidak bisa langsung


menerima banyak makanan. Namun, hindari memberikan porsi
makan yang berlebihan dan memaksa bayi menghabiskannya.
Berikan saja secukupnya atau sesuai dengan kemampuan makan
anak.

59
Tidak Memberikan Gadget saat Makan

Sebisa mungkin, hindari memberikan distraksi apapun saat anak


sedang makan. Ini termasuk televisi, gadget, atau mainan. Fokuskan
anak untuk melihat makannya. Jadi, ia tahu kapan waktunya
bermain dan kapan waktunya makan.

Meski demikian, pastikan bunda dan ayah bisa menjadi contoh


terbaik untuk anak. Caranya tentu dengan tidak berinteraksi dengan
ponsel saat sedang makan, atau tidak makan sambil menonton
televisi. Makan bersama ternyata bisa meningkatkan ikatan antara
orang tua dan anak, lho!

Buat Suasana Makan Menyenangkan

Cara mengatasi anak GTM lainnya adalah membuat suasana makan


menjadi menyenangkan. Hindari memaksa anak makan saat ia
menolaknya. Sebaliknya, tawarkan kembali beberapa saat
kemudian. Pun, jangan sampai bunda memarahi anak saat ia tidak
mau makan, karena hal tersebut justru membuat suasana makan
jadi semakin tidak menyenangkan untuknya.

Bunda bisa menyiasati hal ini dengan mengajak anak makan


bersama di meja makan sambil mengobrol ringan. Atau, berikan
penjelasan mengapa makan menjadi hal yang penting dilakukan,
dan apa dampaknya apabila bayi tidak mau makan.

60
Tidak Memberikan Camilan Berlebihan

Bunda memang dianjurkan untuk memberikan camilan pada anak di


sela waktu makan. Namun, pilih camilan yang kaya nutrisi dan
berikan secukupnya, seperti buah, yoghurt, atau roti. Sebab,
memberikan camilan berlebihan akan membuat anak masih merasa
kenyang saat waktu makan tiba. Tak heran apabila ia akan
melakukan GTM saat bunda menawarinya makanan berat.

Tidak Memberi Makan Menjelang Waktu Tidur

Tak ketinggalan, pastikan bunda tidak memberi makan bayi


menjelang waktu tidur. Sebab, anak tentu akan menolak makan saat
mengantuk, bahkan bisa menjadi lebih rewel daripada biasanya. Jika
anak mengantuk tetapi belum makan, bunda bisa memberikan
camilan agar perutnya tidak terlalu lapar.

Jangan lupa, sebisa mungkin buatlah waktu makan yang teratur dan
konsisten setiap harinya. Jadi, anak juga mengetahui kapan waktu
makan pagi, siang, dan malam. Membuat menu masakan yang lebih
beragam juga bisa jadi cara mengatasi anak GTM yang cukup efektif
untuk dicoba.

61
Kapan Bayi Boleh Minum
Air Putih?

62
Minum air putih memang baik untuk kesehatan, bahkan sangat
dianjurkan. Namun, anjuran ini tidak berlaku untuk bayi. Bayi
beumur 0-6 bulan, bayi hanya boleh mendapatkan pasokan cairan
yang berasal dari ASI.

Memberikan air putih kepada bayi berusia kurang dari 6 bulan bisa
menimbulkan risiko pada kesehatannya seperti perut kembung,
kurangnya minat untuk menyusu, kekurangan gizi, diare, hingga
hiponatremia.

Bunda baru boleh memberikan air putih kepada bayi jika dia sudah
berusia 6+ bulan atau sudah mendapatkan makanan pendamping
ASI (MPASI). Itupun ada batasannya.

Takaran air putih untuk bayi berusia 6 bulan ke atas adalah


maksimal 60 ml per harinya. Sedangkan bayi berusia 12 bulan ke
atas diperbolehkan minum air putih sebanyak 450 ml per hari.
Takaran ini akan meningkat, seiring bertambahnya usia bayi.

Bunda juga tidak dianjurkan terlalu banyak memberikan air. Hal ini
dikarenakan badan bayi yang kecil lebih berisiko mengalami
kelebihan air dan ketidakseimbangan elektrolit, seperti
hiponatremia, yang dapat berdampak fatal.

Jadi memberikan air putih kepada bayi boleh-boleh saja ya, asalkan
Bunda memperhatikan takarannya.

63
Alergi Pada Bayi

64
Alergi pada bayi kerap terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang
masih belum sempurna. Tubuh bayi masih memerlukan proses
penyesuaian untuk mengenali apa yang akan dikonsumsi dan
hal-hal di sekitar lingkungannya.

Jika terjadi alergi, hal yang paling umum terjadi adalah kulit bayi
berubah menjadi ruam kemerahan, gatal, melepuh, hingga
mengelupas. Bukan hanya itu, bayi juga menjadi lebih rewel dan
sering menangis. Oleh karena itu bunda perlu mengetahui terlebih
dahulu jenis jenis alergi pada bayi, sehingga bisa mengambil
langkah penanganan yang tepat.

Riset yang terbit pada jurnal Clinical and Experimental Allergy


menemukan, penyebab alergi pada anak juga terjadi akibat adanya
faktor genetik. Dalam hal ini, penelitian ini memaparkan, jika
seseorang yang memiliki hubungan darah dengan orang yang
sensitif terhadap pencetus alergi tertentu, maka risiko alergi orang
tersebut akan muncul.

Pemicu alergi ini umumnya merupakan hal yang biasa dan tidak
berbahaya. Namun untuk sebagian orang bisa menjadi penyebab
alergi. Beberapa jenis alergi yang umumnya terjadi:

Alergi Makanan
Bayi dapat mengalami alergi terhadap makanan apapun. Reaksi
alergi bahkan bisa muncul pada lebih dari satu jenis makanan. ASI
atau susu formula bisa menimbulkan alergi pada sebagian bayi.
Selain itu, makanan seperti kacang-kacangan, telur, ikan, kerang,
kedelai, dan gandum juga dapat memicu alergi.

65
Menurut riset yang terbit pada jurnal International Journal of
Environmental Research and Public Health, penyebab alergi pada
bayi dalam bentuk makanan atau minuman memengaruhi hingga
10% bayi di berbagai negara. Bahkan, dalam beberapa dekade
terakhir, jumlah penderita alergi makanan pun meningkat.

Gejala alergi makanan yang biasanya muncul pada bayi, yakni


batuk, sakit perut, diare, gatal-gatal, muntah, hidung meler, sulit
bernapas, pembengkakan bibir atau lidah, hingga sesak napas atau
napas berbunyi.

Alergi Dalam Ruangan


Mungkin Anda merasa rumah adalah tempat yang steril. Namun,
bayi juga bisa mengalami alergi dalam ruangan.

Bulu boneka, jamur, binatang kecil (tungau atau serangga), serta


hewan-hewan mikroskopis yang menempel di bantal, karpet, atau
kasur di dalam ruangan bisa memicu terjadinya alergi.

Bukan hanya itu, asap rokok dan parfum yang memenuhi ruangan
pun mampu membuat bayi terkena alergi. Bayi bisa mengalami
gejala alergi, seperti pilek, hidung tersumbat, bersin, ruam, dan
gatal-gatal.

Alergi Hewan Peliharaan


Bayi dapat mengalami alergi hewan peliharaan karena bulu, air liur,
atau urinnya. Bulu hewan peliharaan bisa menempel di tempat tidur
bayi sehingga memicu alergi.

66
Bukan hanya itu, air liur atau urine hewan peliharaan yang
mengering dapat berubah menjadi partikel-partikel yang menyebar
melalui udara. Hal tersebut juga bisa menyebabkan alergi.

Kucing dan anjing seringkali menjadi penyebab dari alergi hewan


peliharaan pada bayi. Gejala alergi yang mungkin terjadi, yaitu
bersin dan hidung berair.

Alergi Musiman
Pada musim tertentu, bayi dapat lebih rentan terkena alergi. Kondisi
ini disebut dengan rinitis alergi. Gejala yang dapat muncul, yaitu
bersin, mata berair, batuk, hidung beringus, dan sakit telinga.

Jika dalam setahun pada waktu tertentu bayi Anda mengalami


gejala tersebut, maka ada kemungkinan ia mengalami alergi
musiman.

Alergi Obat Obatan


Ketika bayi sakit, Anda mungkin memberi antibiotik agar mereka
bisa cepat sembuh. Namun, antibiotik ternyata merupakan obat
yang paling sering menyebabkan alergi. Selain antibiotik, masih
terdapat pula obat lain yang dijual bebas bisa memicu terjadinya
alergi.

Jika setelah mengonsumsi obat tertentu bayi menunjukkan reaksi


alergi, seperti batuk, ruam, gatal atau bahkan pembengkakan, maka
bayi berpotensi mengalami alergi obat.

67
Alergi Bahan Kimia
Alergi deterjen, sabun, ataupun popok yang digunakan untuk
keperluan bayi disebabkan oleh adanya bahan kimia yang
terkandung dalam produk tersebut. Hal ini berarti bayi mengalami
alergi bahan kimia.

Oleh sebab itu, Bunda sangat dianjurkan memilih produk yang


aman untuk bayi karena kulit mereka yang masih sensitif.

Alergi Air Liur


Alergi pada bayi ini disebabkan akibat kulit bayi yang basah akibat
bayi sering mengeluarkan liur (ngeces). Ruam ini biasanya terjadi di
sekitar mulut, pipi, lipatan leher, dan dada bayi.

Ciri-ciri alergi pada bayi yang diakibatkan air liur adalah adanya
ruam kemerahan dan benjolan. Selain itu, muncul pula bercak datar
dan kulit yang terlihat pecah-pecah.

Munculnya reaksi alergi pada tubuh bayi harus segera ditangani.


Sebab, semakin cepat pemicu alerginya diketahui, semakin cepat
masalah ini dapat diobati. Untuk mengetahui pemicu reaksi alergi
pada tubuh bayi, bunda perlu membawanya ke dokter untuk
melakukan tes alergi pada bayi.

Namun jika belum ingin ke dokter, bunda bisa melakukan analisa


dengan metode Elimination Diet. Ini merupakan metode tes alergi
untuk bayi yang dilakukan dengan cara menghilangkan beberapa
makanan yang dicurigai menjadi penyebab alergi pada tubuh bayi.

68
Caranya cukup sederhana, bunda hanya perlu menyiapkan Catatan
Alergi (kami sudah menyiapkan file nya, silahkan klik tulisan
Catatan Alergi maka bunda akan diarahkan ke file yang bisa di
download) untuk mempermudah mengenali jenis alergi. Bunda
perlu mencatat dan menyingkirkan beberapa makanan yang
dicurigai menjadi penyebab reaksi alergi pada pola makan bayi
selama 1-2 minggu.

Dalam jangka waktu ini, bunda juga harus memantau jika ada gejala
yang muncul. Setelah 1-2 minggu, cobalah berikan kembali
makanan-makanan tersebut secara perlahan sambil memperhatikan
reaksi alergi pada bayi, seperti perubahan pernapasan, ruam,
hingga sulit tidur.

69
Pilihan Protein
Untuk Awal MPASI

70
Menurut UNICEF, anak-anak usia 6-23 bulan sebaiknya
mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani seperti
daging merah, hati, ikan, telur, atau daging ayam setiap hari karena:

● Membantu anak tumbuh kuat dan lincah,


● Untuk memastikan baby mendapatkan cukup besi dan zat gizi
lainnya, juga
● Menyediakan protein berkualitas tinggi, zat besi heme, zinc, dan
berbagai vitamin.

Selain itu, berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anemia


defisiensi besi (ADB) adalah masalah defisiensi nutrien tersering
pada anak- anak Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh penderita dan bisa menyerang semua bayi
apapun latar belakang ekonominya.

Kekurangan zat besi pada bayi sangat mempengaruhi tumbuh


kembangnya. Kondisi itu dapat mengganggu kecerdasan, tingkah
laku, dan ketahanan fisik baby. Terlebih, ADB tidak menunjukkan
tanda-tanda fisik yang jelas dan hanya dapat terdeteksi lewat cek
darah.

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 juga


menunjukkan, prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan,
dan anak balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.

Sumber zat besi yang paling mudah diserap tubuh adalah protein
hewani. Karena itulah, dalam pemberian MPASI metode Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), bayi diperkenalkan dengan penganan
hewani sejak berusia enam bulan.

71
Tak hanya ADB, kurangnya asupan protein hewani juga
meningkatkan risiko stunting atau tubuh pendek pada anak.
Padahal, protein untuk bayi di bawah satu tahun menyumbang
60-75% terhadap proses pertumbuhan. Apalagi, angka kejadian
balita stunting di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data UNICEF
dan Kementerian Kesehatan, sekitar 35,6% bayi/balita Indonesia
mengalami stunting.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat


kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Hal itu dibuktikan oleh
penelitian di Afrika yang pernah membandingkan anak yang
memiliki pola makan vegan atau sama sekali tidak mengonsumsi
produk hewani dengan anak yang makan protein hewani. Dari
penelitian tersebut, hasilnya, anak yang mengonsumsi protein
hewani memiliki tubuh lebih tinggi dibandingkan yang hanya
mengonsumsi protein nabati.

Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh diberikan


sebagai MPASI pada anak. Menurut Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Damayanti Rusli Sjarif,
protein nabati boleh diberikan untuk baby. Akan tetapi, dalam
pencegahan stunting, protein nabati sebaiknya tidak dihitung
sebagai asupan protein. Pasalnya, untuk pencegahan stunting pada
anak, asupan protein nabati tidak sebaik protein hewani.

Berikut ini beberapa sumber protein hewani yang bisa Anda olah
untuk MPASI anak untuk mencegah stunting.

72
Daging Ayam

Daging ayam adalah sumber protein yang sangat mudah untuk


didapat. Cara mengolah jenis makanan ini juga tidak sulit. Bunda
bisa mengolahnya menjadi kaldu atau campuran dalam MPASI.

Dalam 100 gram daging ayam bagian dada terdapat sekitar 31


gram protein. Selain protein, daging ayam juga mengandung
vitamin B12, zat besi, zinc, dan kolin. Bahkan, ayam diketahui
mengandung asam amino triptofan yang dipercaya bisa
meningkatkan hormon serotonin yang mampu memperbaiki mood.
Selain itu ada juga vitamin C-nya dapat meningkatkan
perkembangan otak anak.

Ikan

Sumber protein lainnya yang mudah didapat dimanapun adalah


Ikan, dari segi harga ikan relatif lebih terjangkau dibandingkan
daging sapi atau ayam. Beberapa jenis ikan terjangkau yang bisa
bunda dapatkan adalah ikan gabus, ikan lele, dan ikan bandeng,
yang mengandung tinggi protein. Dalam 100 gram ikan lele sendiri,
terkandung sekitar 15 gram protein.

Selain protein, ikan umumnya juga mengandung omega-3 dan DHA


yang baik untuk perkembangan otak anak pada periode emas
pertumbuhannya.. Bunda bisa berikan ikan sebagai menu MPASI
anak sebanyak 1–2 kali seminggu.

73
Daging Sapi
Daging sapi adalah makanan kaya protein, zat besi, dan asam folat
yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Adanya
kandungan zat besi pada daging sapi juga bisa membantu
mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.

Sebagai catatan, tentunya pemberian MPASI dilakukan secara


bertahap disesuaikan dengan usia bayi. Dimulai dari makanan
bertekstur lunak seperti bubur susu, lalu bubur saring, lembek
seperti bubur biasa, lalu nasi tim, hingga yang padat seperti nasi
biasa atau makanan keluarga.

Dalam 100 gram daging sapi terdapat 17 gram protein. Daging sapi
juga mengandung gizi penting lain, seperti zinc, zat besi, dan
vitamin B12. Mengonsumsi daging sapi akan membantu
mendukung pertambahan berat badan anak dan menjaga massa
ototnya. Untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal, pengolahan
daging bisa di rebus atau panggang.

Telur

Telur ayam, telur bebek, atau telur puyuh merupakan beberapa


pilihan jenis telur yang tidak sulit ditemukan di pasaran. Selain
mudah didapatkan, telur merupakan makanan yang mengandung
nutrisi komplet untuk bayi hingga orang dewasa.

Dalam 100 gram telur, baik telur ayam maupun bebek, umumnya
terkandung sekitar 11 gram protein. Telur juga mengandung kalium
yang bisa mendukung perkembangan kognitif anak. Selain itu,
bagian kuning telur mengandung lutein dan zeaxanthin yang

74
bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan mata anak. Jumlah
telur yang aman dikonsumsi anak adalah 1 atau 2 butir per hari dan
harus dimasak/diolah dengan matang sempurna.

Lalu bagaimana bila anak ternyata alergi pada protein hewani?,


sumber protein apa yang bisa digunakan untuk menggantikan
protein hewani. Oleh karena itu, merangkum dari berbagai sumber,
berikut merupakan rekomendasi makanan pendamping ASI (MPASI)
untuk bayi yang alergi terhadap protein hewani.

Tempe dan Tahu

Dalam 100 gram tempe terkandung sekitar 21 gram protein,


sedangkan dalam 100 gram tahu terkandung sekitar 11 gram
protein. Selain mengandung protein, tempe juga mengandung serat
yang baik untuk kesehatan sistem pencernaan anak, sedangkan
tahu mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang anak.

Melansir dari eatright.org, bayi membutuhkan banyak asupan


protein untuk mendukung tumbuh kembangnya di tahun pertama
mereka. Kandungan protein bisa didapatkan melalui asupan daging
hewani, namun tentunya makanan ini tidak bisa menjadi pilihan bagi
bayi yang alergi terhadap protein hewani.

Untuk itu, makanan dengan kandungan protein nabati dapat


menjadi pilihan untuk asupan MPASI bayi. Tahu merupakan
makanan sehat yang sangat baik karena memiliki banyak protein
nabati dan nutrisi penting untuk bayi dan balita. Mengandung asam
alpha-linolenic acid (asam lemak omega-3), tahu baik untuk
kesehatan otak dan mata. Selain itu, melansir dari solidstarts.com,

75
Tahu juga mengandung banyak zat besi dan zinc yang dibutuhkan
bayi untuk proses tumbuh kembangnya.

Tips untuk mengetahui apakah tahu masih layak dikonsumsi untuk


bayi adalah dengan menghirup baunya. Jika terdapat bau asam
pada tahu, segera buang tahu dan jangan berikan pada bayi. Produk
tahu kemasan biasanya tahan selama 3 hari dalam kondisi bungkus
terbuka dan 5 bulan di lemari es.

Yoghurt
Yogurt bisa diberikan pada bayi berusia sekitar 6 bulan. Yogurt
memiliki banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk
tumbuh kembangnya. Kandungan yang terdapat dalam yogurt
adalah kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang, vitamin A
untuk mata, kulit, dan daya tahan tubuh, vitamin B untuk energi,
zinc untuk imun bayi, dan juga potassium. Kandungan probiotik
yang terdapat dalam yogurt juga bermanfaat bagi jantung, otak,
metabolisme, dan kekebalan tubuh bayi.

Keju
Keju yang sudah dipasteurisasi dan tidak mengandung sodium yang
tinggi bisa dijadikan MPASI untuk bayi berusia sekitar 6 bulan.
Melansir dari solidstrats.com, keju mengandung banyak asam amino
yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk protein dan lemak sehat
yang mendukung integritasi sel dan membangun jaringan otak.

Selain itu, keju juga mengandung banyak nutrisi penting untuk


perkembangan awal bayi seperti vitamin A untuk otak, mata,
kekebalan tubuh dan kesehatan kulit; vitamin B12 untuk
perkembangan otak dan sistem saraf, zinc untuk mendukung

76
pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh. Keju juga memiliki
kandungan kalsium bervariasi sesuai jenisnya, namun secara umum
keju dapat menjadi sumber mineral untuk perkembangan tulang.

Buah Buahan
Melansir dari newkidscenter.org, terdapat beberapa buah-buahan
yang cocok untuk dijadikan MPASI terutama bagi bayi yang alergi
terhadap protein hewani. Pemberian buah-buahan pada bayi ini
dilakukan dengan cara menghaluskannya hingga memiliki tekstur
seperti bubur.

Apel
Buah apel mengandung vitamin C dan serat yang sangat baik
untuk pertumbuhan bayi. Beberapa penelitian juga
mengungkapkan bahwa memberi asupan apel dapat melindungi
bayi dari segala macam penyakit, seperti asthma.

Pisang
Pisang merupakan buah yang kaya akan kandungan potassium
dan sangat cocok untuk bayi berusia 6 bulan. Pisang dapat
membantu melindungi bayi dari diare dan sakit perut.

Alpukat
Alpukat dipenuhi dengan kandungan lemak omega-3 yang
bermanfaat untuk membantu tumbuh kembang bayi.

Kacang Kacangan

Beberapa jenis kacang, seperti kacang almond dan kacang tanah,


mengandung protein yang cukup tinggi. Dalam 100 gram kacang

77
almond mengandung sebanyak 21 gram protein, sedangkan dalam
100 kacang tanah mengandung 27 gram protein.

Namun, penggunaan kacang sebagai sumber protein ini harus


difahami karena banyak anak yang alergi terhadap kacang, jadi
harus di cek terlebih dahulu. Karena teksturnya berbeda dengan
sumber protein lain jadi harus diolah sesuai dengan usianya.

Melansir dari huckleberrycare.com, kacang-kacangan memiliki


banyak nutrisi tergantung dari jenisnya, namun secara umum semua
jenis kacang-kacangan kaya akan nutrisi. Mengonsumsi 6 hingga 9
gram kacang-kacangan sama dengan mengonsumsi 5-10 gram
protein dan serat.

Selain itu, kacang- kacangan juga kaya akan kandungan zat besi,
sehingga cocok untuk dijadikan asupan MPASI bagi bayi berusia 6
bulan. Kacang-kacangan juga mengandung potassium, phosphorus,
magnesium, dan vitamin B.

Tips untuk memberi kacang-kacangan pada bayi adalah dengan


memasaknya hingga matang menghaluskannya hingga menjadi
seperti bubur (puree). Jika menggunakan kacang yang dibeli dalam
kemasan kaleng, pilihlah produk kacang yang mengandung sodium
rendah.

78
Stunting Bisa Dicegah
dengan MPASI

79
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 162 juta anak
berusia di bawah 5 tahun atau balita mengalami stunting. Stunting
adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak, salah
satunya akibat asupan gizi yang buruk.

Anak-anak yang mengalami stunting, rata-rata mempunyai tinggi


badan yang lebih rendah dibanding teman seusianya. Stunting tidak
hanya berdampak pada tinggi badan, tapi juga terhadap
kemampuannya kognitif dan motorik.

Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh anak saat masih kecil,
namun juga ketika ia tumbuh dewasa. Oleh karena itu, penting bagi
orangtua untuk memperhatikan asupan nutrisi yang didapatkan
anak dalam makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

Karena pemberian MPASI ini menjadi momen yang bisa


dimanfaatkan untuk mencegah stunting pada anak.

Salah satu faktor terjadinya stunting karena asupan nutrisi yang


kurang pada anak. Terkait dengan hal tersebut, bunda dan ayah
harus memiliki pemahaman yang sama dalam pemberian nutrisi
melalui MPASI sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang
anak.

Protein hewani merupakan salah satu nutrisi yang harus dipenuhi


untuk mencegah stunting. Protein hewani lebih diutamakan untuk
pencegahan stunting karena biasanya lebih tinggi kalori, lebih tinggi
zat besi dan jenis zat besinya juga mudah diserap tubuh. Sehingga
protein hewani sebaiknya diberikan kepada anak dengan takaran
yang cukup terutama dengan menyertakan bahan tersebut dalam
MPASI.

80
Dalam sebuah penelitian di Afrika, protein hewani dapat membantu
mencegah stunting pada anak. Salah satu hasilnya menunjukan
bahwa anak yang mengonsumsi protein hewani mempunyai tubuh
yang lebih tinggi dibanding yang hanya makan protein nabati.

Akan tetapi, bukan berarti protein nabati tidak boleh dikonsumsi


anak. Kandungan nabati tetap boleh dimasukkan ke dalam MPASI,
tapi sebaiknya tidak dihitung sebagai asupan protein. Hal ini karena
protein nabati tidak mempunyai asam amino yang lengkap seperti
protein hewani, yang bisa mencegah stunting.

Selain itu, protein hewani juga mempunyai kandungan nutrisi lain


seperti vitamin B12 dan vitamin D, asam lemak omega-3, dan zat
besi, dilansir dari mylittlemoppet.com.

Beberapa jenis protein hewani yang dianjurkan untuk memenuhi


kebutuhan protein hewani diantaranya :

Daging Ayam
Memiliki kandungan protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan
fosfor yang baik untuk tumbuh kembang bayi.

Ikan
Dengan kandungan asam lemak omega-3 yang dapat
mengoptimalkan perkembangan otak anak di periode emas atau
golden age.

Telur
Selain mudah didapat, telur ayam ini ternyata dapat mencegah
stunting pada anak balita. Dari penelitian itu, ditemukan kalau

81
stunting jauh lebih jarang terjadi pada anak-anak yang diberikan
telur dalam menu MPASI.

Daging Sapi
Ini juga dapat menjadi sumber protein hewani yang baik, serta
mengandung zat besi dan asam folat yang mampu mengoptimalkan
pertumbuhan anak.

82
MPASI for Working Moms

83
Sebagai working moms, tentunya tidak punya banyak waktu
dengan baby. Meski begitu, bunda tentunya tetap ingin memberikan
yang terbaik, salah satu caranya dengan membuat makanan atau
MPASI buatan sendiri. Bukankah yang instan lebih praktis? Benar,
yang instan lebih praktis, akan tetapi MPASI homemade bisa jadi
bonding juga biar anak tahu rasa masakan bundanya lah yang
paling enak. Jadi anak akan terikat dengan makanan bunda, bahkan
anak akan ketagihan dan merasa cuma makanan bunda yang paling
enak.

Tapi kapan buatnya ya? Padahal berangkat kerja pagi hari sekali,
pulang sudah menjelang malam. Berikut ada beberapa tips untuk
bunda:

Stock untuk 1 Minggu Kedepan


Rencanakan menu apa yang akan bunda masak untuk 1 pekan
kedepan pada hari minggu. Jadi apa yang bunda belanjakan sesuai
dengan menu yang sudah ada di daftar dan per porsinya. Kami juga
sudah menyiapakan Weekly Meal Planner (klik disini) untuk bunda.

Blansir Bahan

Setelah semua bahan baku siap, silahkan blansir semua bahan


bakunya. Metode blansir merupakan sebuah cara pemanasan
(70°-100°, tergantung jenis sayuran/daging) sebelum pembekuan,
pengeringan, dan pengemasan pada bahan-bahan makanan seperti
sayuran, daging-dagingan atau bahkan buah-buahan tertentu. Ada
sebagian daging-dagingan dan buah-buahan yang tidak perlu
melakukan proses blansir karena lebih efisien, sudah aman dan
awet. Hanya di simpan di freezer atau kulkas.

84
Manfaat dari blansir ini selain menjaga warna, rasa dan nutrisi dari
sayuran. teknik ini juga bisa membuat warna sayuran hijau akan
tampak semakin cerah setelah diblansir. Selain itu bisa
membersihkan sayuran dan buah secara sempurna dari bahan
kimia. Bila sayuran akan digunakan untuk MPASI atau tumis
sayuran, kita tidak perlu menumis terlalu lama. Untuk sayur dan
daging, bisa menghilangkan bakteri dalam daging dan bau amis.
Serta dapat menjaga kualitas daging walaupun sudah masuk
freezer.

Sayuran yang dapat diblansir umumnya seperti brokoli, jagung,


bayam, wortel, buncis, hampir semua sayuran dapat diblansir.
Hanya saja perbedaannya ada pada lamanya waktu blansir. Begitu
pula dengan daging-dagingan atau ikan-ikanan, semua dapat
diblansir tapi jarang sekali karena dengan menyimpannya di plastik
klip sesuai porsi yang akan di gunakan dan disimpan di freezer saja
sudah dapat menjaga kesegarannya. Buah-buahan pun bisa
diblansir seperti buah bit, tapi umumnya jarang sekali ada
buah-buahan diawetkan dengan metode blansir.

Berikut langkah sederhana untuk blansir bahan baku makanan


untuk MPASI.

Blansir Sayuran

1. Potong sayuran, jika berbentuk daun disarankan hanya


dipetik-petik saja agar menjaga kandungan yang ada di dalam
sayuran tersebut.
2. Setelah air mendidih, rebus sayur 1-3 menit (tergantung jenis
sayuran) jangan sampai terlalu matang.

85
3. Angkat sayuran dan langsung dimasukkan ke dalam mangkuk
berisi air es.
4. Simpan di dalam plastik klip atau tupperware yang kedap
udara.
5. Masukkan ke dalam freezer.

Blansir Daging

1. Potong daging berbentuk dadu atau sesuai keinginan.


2. Untuk daging ayam, dicuci bersih terlebih dulu. Untuk daging
sapi bisa langsung direbus selama kurang lebih 3-5 menit.
3. Angkat daging dan langsung rendam daging di dalam air
yang berisi air es kurang lebih selama ½ menit - 1 menit.
4. Masukkan daging ke dalam plastik klip, jangan lupa
membuang sisa udara yang tersisa di dalam plastik, lalu
masukkan ke dalam freezer.
5. Daging yang sudah beku siap digunakan dengan cara direbus
kembali ketika akan dimasak, atau diparut terlebih dahulu
untuk memudahkan proses penyaringan MPASI.

Stock Kaldu Sapi / Ayam


Seperti yang kita ketahui bersama pada awal pemberian gula dan
garam pada MPASI ada batasnya. Tapi tenang agar makanan MPASI
ini tetap gurih, bunda bisa menggunakan Kaldu Sapi atau Kaldu
Ayam. Dengan begitu MPASI akan terasa lebih gurih dan
kemungkinan besar baby akan lebih doyan makan. Kaldu ini bisa
disimpan dalam kantong ASIP / jar kaca dan disimpan di dalam
kulkas.

86
Susun Rencana Untuk Bikin MPASI.
Malam sebelum tidur, bunda bisa mempersiapkan apa yang akan
dimasak besok pagi, minimal memisahkannya agar besok pagi lebih
cepat proses maskanya. Tujuannya agar meringankan pekerjaan di
pagi hari saja.

Masak untuk 3 Porsi Sekaligus


Masak MPASI sekali untuk tiga porsi sekaligus Setelah MPASI
matang, masukkan dalam tiga wadah berbeda (pagi, siang, malam).
Beri tahukan pada mereka yang nanti memberi makan baby
(ART/keluarga/keluarga kandung) bahwa wadah tersebut tinggal
dipanaskan saat waktu makan tiba.

Camilan
Siapkan selingan buah, puding, atau cookie. Makanan selingan ini
diberikan di jeda antara waktu makan ya bunda sesuai dengan
Jadwal MPASI (klik disini) yang sudah kami berikan.

Cek Gizinya
Jika baby dititipkan di daycare yang menyediakan MPASI, maka riset
dan cek kelengkapan gizinya ya. Apabila Bunda kurang yakin maka
boleh kok jika Bunda menyiapkan MPASI buatan sendiri dan bukan
dari daycare.

Bonding
Siapkan waktu untuk makan bersama baby ketika hari libur, ada
baiknya Bunda menyiapkan waktu untuk makan bersama baby. Ini
adalah bentuk bonding antara Bunda dan dirinya. Paling penting
adalah Bunda jadi tahu perilaku baby ketika makan dan paham apa
yang dia suka/tidak.

87
Resep MPASI Homemade
6-8 Bulan

88
Bubur Hati Ayam Bayam
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu halus hingga


● 30 gram hati ayam harum.
● 10 gram bayam 2. Tambahkan hati ayam, hingga
● 7,5 ml minyak jagung berubah warna.
● ½ siung bawah putih 3. Masukkan bayam dan 7,5 mil
● ½ siung bawah merah minyak jagung, masak hingga
● ½ ruas jahe untuk menumis matang.
4. Tambahkan nasi, lalu saring
(Puree) hingga teksturnya sesuai
yang diinginkan.

89
Bubur Udang Tahu
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Lumuri udang dengan air jeruk


● 45 gram udang giling nipis, lalu diamkan sekitar 15
● 30 ml santan cair menit.
● 20 gram tahu, potong 2. Campur udang, tahu, kemangi,
kecil-kecil santan cair, dan bumbu halus
● Daun kemangi secukupnya hingga merata.
● Daun salam secukupnya 3. Bungkus dengan daun pisang,
● Jeruk nipis secukupnya masukkan juga daun salam.
● 1 butir bawang merah 4. Kukus hingga matang.
● ½ siung bawang putih 5. Ketika akan dicampur dengan
● 1 butir kemiri nasi, ambil kemangi dan daun
● ⅓ cm jahe salamnya. Lalu saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan
.

90
Bubur Udang Buncis
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Lumuri udang dengan air jeruk


● 40 gram udang giling nipis, lalu diamkan sekitar 15
● 10 gram buncis, potong menit.
kecil-kecil 2. Tumis bawang merah dan putih
● 7,5 ml minyak jagung, untuk hingga harum.
menumis 3. Masukan udang dan buncis,
● Jeruk nipis secukupnya tumis hingga matang.
● ½ butir bawang merah 4. Tambahkan nasi, aduk merata
● ½ siung bawang putih hingga matang.
5. Setelah matang, saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan.

91
Bubur Tenggiri Buncis
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu halus sampai


● 45 gram ikan tenggiri, cincang harum.
halus 2. Masukkan daging ikan tenggiri
● 15 gram buncis, potong dan buncis, aduk sampai
kecil-kecil matang, lalu haluskan.
● 150 ml kaldu ayam 3. Didihkan air kaldu, masukkan
● 7,5 ml minyak kelapa sawit nasi, aduk secara merata.
● 1 butir bawang merah 4. Masukkan tumisan ikan dan
● 1 siung bawang putih garam secukupnya, aduk
hingga semua bahan matang.
5. Setelah matang, saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan.

92
Bubur Tenggiri Brokoli
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu halus sampai


● 45 gram ikan tenggiri, cincang harum.
halus 2. Masukkan daging ikan
● 15 gram brokoli, potong tenggiri dan brokoli, aduk
kecil-kecil sampai matang, lalu haluskan.
● 150 ml kaldu ayam 3. Didihkan air kaldu, masukkan
● 7,5 ml minyak kelapa sawit beras yang sudah dikukus
● 1 butir bawang merah setengah matang, aduk beras
● 1 siung bawang putih hingga menjadi bubur kasar.
4. Masukkan tumisan ikan dan
garam secukupnya, aduk
hingga semua bahan matang.
5. Setelah matang, saring
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

93
Bubur Potato Salmon
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram daging salmon, 1. Masukkan kentang dan


potong ukuran dadu potongan daging salmon ke
● 2 buah kentang ukuran dalam alat pengukus.
medium, potong kecil kecil 2. Letakan potongan bawang
● 2 siung bawang putih putih diatas daging salmon
(untuk bumbu aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan.

94
Bubur Hati Ayam Red Bean
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu halus hingga


● 30 gram hati ayam harum.
● 10 butir kacang merah 2. Tambahkan hati ayam, hingga
● 7,5 ml minyak jagung berubah warna.
● ½ siung bawah putih 3. Masukkan 10 butir kacang
● ½ siung bawah merah merah dan 7,5 mil minyak
● ½ ruas jahe jagung, masak hingga untuk
menumis matang.
4. Tambahkan nasi, lalu saring
(Puree) hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan.

95
Red Soup
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu bawang putih,


● 30 gram daging ayam bawang merah dan daun salam
● 10 gram tomat hingga harum.
● 1 butir telur 2. Tambahkan potongan tomat,
● 20 ml air putih hingga berubah terlihat layu.
● 7,5 ml minyak jagung 3. Masukan ayam, aduk hingga
● ½ siung bawah putih merata.
● ½ siung bawah merah 4. Masukan air putih, aduk sampai
● 1 lembar daun salam mendidih.
5. Masukan telur (tidak perlu 1
butir, cukup setengahnya saja)
lalu diaduk.
6. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

96
Bubur Ikan Lele
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ikan lele.


● 30 gram daging ikan lele 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 10 ml air putih bawang merah, daun salam,
● 7,5 ml minyak jagung daun jeruk dan serai hingga
● 1 siung bawah putih harum.
● 1 siung bawah merah 3. Tambahkan daging lele yang
● 1 lembar daun salam sudah dikukus, aduk hingga
● 1 lembar daun jeruk merata.
● 1 batang kecil serai 4. Masukan air putih, aduk sampai
mendidih lalu masukan nasi.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

97
Bubur Dori Brokoli
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ikan dori.


● 30 gram ikan dori fillet 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 30 gram brokoli bawang merah, daun salam dan
● 50 ml air putih jahe hingga harum.
● 7,5 ml minyak jagung 3. Tambahkan ikan dori yang sudah
● 10 gram jahe dikukus dan brokoli aduk hingga
● 1 siung bawah putih merata.
● 1 siung bawah merah 4. Masukan nasi.
● 1 lembar daun salam 5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

98
Bubur Ayam Buncis
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ayam dan buncis.


● 30 gram ayam (dada) 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 30 gram buncis bawang merah, daun salam dan
● 50 ml air putih jahe hingga harum.
● 7,5 ml minyak jagung 3. Tambahkan daging ayam dan
● 10 gram jahe jagung yang sudah dikukus lalu
● 1 siung bawah putih aduk hingga merata.
● 1 siung bawah merah 4. Masukan nasi. Aduk hingga rata
● 1 lembar daun salam kembali.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

99
Bubur Udang Brokoli Jagung
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Lumuri udang dengan air jeruk


● 40 gram udang giling nipis, lalu diamkan sekitar 15
● 10 gram brokoli, potong menit.
kecil-kecil 2. Tumis bawang merah dan putih
● 10 gram jagung hingga harum.
● 20 ml air putih 3. Masukan udang, jagung dan
● 7,5 ml minyak jagung, untuk brokoli, tumis hingga matang.
menumis 4. Masukan air putih, aduk sampai
● Jeruk nipis secukupnya mendidih.
● ½ butir bawang merah 5. Tambahkan nasi, aduk merata
● ½ siung bawang putih hingga matang.
6. Setelah matang, saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan.

100
Bubur Potato Patin
(Makanan Utama)

Bahan
Cara Membuat

● 60 gram ikan patin, potong


1. Masukkan kentang, bayam
ukuran dadu
dan potongan ikan patin ke
● 30 garam bayam
dalam alat pengukus.
● 2 buah kentang ukuran
2. Letakan potongan bawang
medium, potong kecil kecil
putih diatas ikan patin (untuk
● 2 siung bawang putih
bumbu aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan.

101
Bubur Potato Bayam
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram bayam 1. Masukkan kentang dan


● 2 buah kentang ukuran potongan bayam ke dalam
medium, potong kecil kecil alat pengukus.
● 2 siung bawang putih 2. Letakan potongan bawang
putih didalam alat pengukus
(untuk bumbu aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan.

102
Bubur Wortel Bayam
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Masukkan wortel dan bayam


● 20 gram wortel yang sudah dipotong kecil
● 20 gram bayam kecil ke dalam alat pengukus.
● 7,5 ml minyak jagung 2. Letakan potongan bawang
● ½ siung bawah putih putih diantara wortel dan
● ½ siung bawah merah bayam (bumbu aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Selanjutnya gabungkan nasi
dengan wortel & bayam di 1
wadah.
6. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan

103
Bubur Jagung Brokoli
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram jagung manis 1. Masukkan jagung manis dan


● 10 gram brokoli brokoli ke dalam alat
● 7,5 ml minyak jagung pengukus.
● ½ siung bawah putih 2. Letakan potongan bawang
● ½ siung bawah merah putih diantara jagung dan
brokoli (untuk bumbu
aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan

104
Bubur Potato Wortel Jagung
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram jagung 1. Masukkan kentang, jagung &


● 30 gram wortel potongan wortel ke dalam
● 2 buah kentang ukuran alat pengukus.
medium, potong kecil kecil 2. Letakan potongan bawang
● 2 siung bawang putih putih didalam alat pengukus
(untuk bumbu aromatik).
3. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
4. Setelah matang, angkat
seluruh bahan lalu tiriskan.
5. Saring hingga teksturnya
sesuai yang diinginkan

105
Bubur Ikan Patin
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ikan patin.


● 30 gram patin 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 50 ml air putih bawang merah, daun salam dan
● 7,5 ml minyak jagung jahe hingga harum.
● 10 gram jahe 3. Tambahkan ikan patin yang
● 1 siung bawah putih sudah dikukus lalu aduk hingga
● 1 siung bawah merah merata.
● 1 lembar daun salam 4. Masukan nasi. Aduk hingga rata
kembali.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

106
Bubur Beef Potato
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 50 gram daging sapi cincang 1. Masukkan kentang dan daging sapi


● 2 buah kentang ukuran cincang ke dalam alat pengukus.
medium, potong kecil kecil 2. Kukus hingga 20 menit atau
● 1 siung bawah putih hingga bahan utama memiliki
● 1 siung bawah merah tekstur yang lebih lembut /
● 1 sdt kaldu Jamur non msg matang.
● 1 sdm Unsalted Butter 3. Sambil menunggu, siapkan teflon
untuk menumis, masukan butter
lalu bawang putih dan bawang
merah.
4. Jika sudah harum masukan
kentang, daging, kaldu jamur dan
tambahkan air sekitar 20 ml.
Masak hingga mendidih dan kuah
menyusut.
5. Setelah matang, angkat seluruh
bahan lalu tiriskan.
6. Saring hingga teksturnya sesuai
yang diinginkan.

107
Bubur Wortel Salmon
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging salmon dan


● 30 gram salmon wortel yang telah dipotong
● 30 gram wortel potong.
● 50 ml air putih 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 7,5 ml minyak jagung bawang merah, daun salam dan
● 10 gram jahe jahe hingga harum.
● 1 siung bawah putih 3. Tambahkan ikan salmon dan
● 1 siung bawah merah wortel yang sudah dikukus lalu
● 1 lembar daun salam aduk hingga merata.
4. Masukan nasi. Aduk hingga rata
kembali.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

108
Bubur Ayam Jagung
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ayam dan jagung.


● 30 gram ayam (dada) 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 30 gram jagung bawang merah, daun salam dan
● 50 ml air putih jahe hingga harum.
● 7,5 ml minyak jagung 3. Tambahkan daging ayam dan
● 10 gram jahe jagung yang sudah dikukus lalu
● 1 siung bawah putih aduk hingga merata.
● 1 siung bawah merah 4. Masukan nasi. Aduk hingga rata
● 1 lembar daun salam kembali.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring (Puree)
hingga teksturnya sesuai yang
diinginkan.

109
Puree Buah Naga
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 4 Potong Buah Naga 1. Ambil buah naga yang telah


● 20 ml ASIP (yang sudah dipotong, kemudian haluskan
dihangatkan) menggunakan saringan.
2. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
3. Camilan Puree Buah Naga siap
disajikan.

110
Puree Avocado
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram daging Alpukat 1. Ambil alpukat yang telah


● 20 ml ASIP (yang sudah dipotong, kemudian haluskan
dihangatkan) menggunakan saringan.
2. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
3. Camilan Puree Avocado siap
disajikan.

111
Puree Banana
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Pisang Raja 1. Ambil buah pisang yang telah


● 20 ml ASIP (yang sudah dipotong, kemudian haluskan
dihangatkan) menggunakan saringan.
2. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
3. Camilan Puree Banana siap
disajikan.

112
Puree Ubi Ungu
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Ubi Ungu 1. Potong kecil kecil ubi ungu atau


● 20 ml ASIP (yang sudah potong seukuran dadu.
dihangatkan) 2. Kukus ubi ungu selama 15
menit.
3. Haluskan menggunakan
saringan.
4. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
5. Camilan Puree Ubi Ungu siap
disajikan.

113
Puree Papaya
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Pepaya 1. Potong kecil kecil pepaya atau


● 20 ml ASIP (yang sudah potong seukuran dadu.
dihangatkan) 2. Haluskan menggunakan
saringan.
3. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
4. Camilan Puree Papaya siap
disajikan.

114
Puree Oren Mango
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 50 gram Mangga Arumanis 1. Potong kecil kecil buah mangga


● 3 sdm air Jeruk Manis atau potong seukuran dadu.
2. Haluskan buah mangga
menggunakan saringan.
3. Tambahkan 3 sdm air jeruk
manis.
4. Aduk secara merata. Camilan
Puree Oren Mango siap
disajikan.

115
Puree Blewah Melon
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram Blewah 1. Potong kecil kecil blewah dan


● 40 gram Melon Jingga melon.
● 20 ml ASIP 2. Haluskan buah blewah dan
melon menggunakan saringan.
3. Tambahkan ASIP.
4. Aduk secara merata. Camilan
Puree Blewah Melon siap
disajikan.

116
Puree Apple
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Apel 1. Kupas buah apel yang sudah


● 20 ml ASIP dicuci.
2. Kukus potongan buah apel
menggunakan pengukus selama
10 menit.
3. Setelah apel sudah lunaak,
haluskan apel menggunakan
sendok & saringan.
4. Tambahkan ASIP.
5. Aduk secara merata. Camilan
Puree Apple siap disajikan.

117
Puree Banana Apple
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Apel 1. Kupas buah apel yang sudah


● 40 gram buah Pisang dicuci.
● 20 ml ASIP 2. Potong pisang menjadi seukuran
dadu
3. Kukus potongan buah apel dan
pisang menggunakan pengukus
selama 10 menit.
4. Gabungkan apel dan pisang
dalam 1 tempat, kemudian
haluskan apel menggunakan
sendok & saringan.
5. Tambahkan ASIP.
6. Aduk secara merata. Camilan
Puree Banana Apple siap
disajikan.

118
Puree Banana Yoghurt
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang Raja 1. Potong pisang menjadi seukuran


● 2 sdm Yoghurt Plain dadu.
2. Haluskan pisang menggunakan
sendok & saringan.
3. Tambahkan 2 sdm Yoghurt
Plain.
4. Aduk secara merata. Camilan
Puree Banana Yoghurt siap
disajikan.

119
Puree Piir
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Piir 1. Kupas buah pir yang sudah


● 20 ml ASIP dicuci.
2. Potong pisang menjadi seukuran
dadu
3. Kukus potongan buah apel dan
pisang menggunakan pengukus
selama 10 menit.
4. Haluskan apel menggunakan
sendok & saringan.
5. Tambahkan ASIP.
6. Aduk secara merata. Camilan
Puree Piir siap disajikan.

120
Puree Banana Buah Naga
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Naga 1. Kupas buah Naga dan potong


● 40 gram buah Pisang menjadi ukuran dadu.
2. Potong pisang menjadi seukuran
dadu juga.
3. Haluskan pisang menggunakan
saringan. Letakan di piring.
4. Saring Buah Naga hingga
menjadi cair, letakkan buah
naga diatas dan sekitar pisang
yang telah disaring.
5. Camilan Puree Banana Buah
Naga siap disajikan.

121
Puree Oren Avocado
(Camilan)

Bahan
Cara Membuat

● 30 gram daging Alpukat


1. Ambil alpukat yang telah
● 20 gram Jeruk Baby (pilih
dipotong, kemudian haluskan
yang manis
menggunakan saringan.
2. Tambahkan 20 gram Jeruk Baby.
3. Camilan Puree Oren Avocado
siap disajikan.

122
Puree Banana Strawberry
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Strawberry 1. Cuci dan potong buah


● 40 gram buah Pisang strawberry seukuran dadu.
2. Potong pisang menjadi seukuran
dadu juga.
3. Haluskan pisang menggunakan
saringan. Letakan di piring.
4. Saring Buah Strawberry hingga
menjadi cair, letakkan buah
naga diatas dan sekitar pisang
yang telah disaring.
5. Camilan Puree Banana
Strawberry siap disajikan.

123
Puree Banana Pear
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pir 1. Kupas buah pir dan potong


● 40 gram buah Pisang menjadi ukuran dadu.
2. Potong pisang menjadi seukuran
dadu juga.
3. Haluskan pisang menggunakan
saringan. Letakan di piring.
4. Saring Buah Pir hingga menjadi
cair, letakkan buah naga diatas
dan sekitar pisang yang telah
disaring.
5. Camilan Puree Banana Pear siap
disajikan.

124
Puree Apple Spinach Broccoli
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Apel 1. Masukkan apel, bayam dan


● 30 gram Bayam brokoli yang sudah dipotong
● 30 gram Brokoli kecil kecil ke dalam alat
● 20 ml ASIP pengukus.
2. Kukus hingga 25 menit atau
hingga bahan utama memiliki
tekstur yang lebih lembut /
matang
3. Selanjutnya haluskan
menggunakan saringan.
4. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
5. Camilan Puree Apple Spinach
Broccoli siap disajikan.

125
Puree Papaya Wortel
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Pepaya 1. Potong kecil kecil pepaya atau


● 30 gram Wortel potong seukuran dadu.
● 20 ml ASIP (yang sudah 2. Kukus Wortel yang sudah
dihangatkan) dipotong potong kurang lebih
10-15 menit.
3. Setelah wortel matang,
campurkan wortel dengan
pepaya.
4. Kemudian haluskan keduanya
menggunakan saringan.
5. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
6. Camilan Puree Papaya Wortel
siap disajikan.

126
Puree Orange Carrot
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram Jeruk 1. Potong kecil kecil pepaya atau


● 30 gram Wortel potong seukuran dadu.
2. Kukus Wortel yang sudah
dipotong potong kurang lebih
10-15 menit.
3. Setelah wortel matang, haluskan
menggunakan saringan.
4. Tambahkan jeruk diatas wortel
yang sudah disaring.
5. Camilan Puree Orange Carrot
siap disajikan.

127
Puree Carrot Strawberry
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Strawberry 1. Cuci dan potong buah


● 40 gram Wortel strawberry seukuran dadu.
● 20 ml ASIP (yang sudah 2. Kukus Wortel yang sudah
dihangatkan) dipotong potong kurang lebih
10-15 menit.
3. Setelah wortel matang,
haluskan wortel dan stroberi
menggunakan saringan.
4. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
5. Camilan Puree Carrot
Strawberry siap disajikan.

128
Puree Banana Kiwi
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang 1. Cuci dan potong buah pisang &


● 20 gram Kiwi kiwi seukuran dadu.
● 20 ml ASIP (yang sudah 2. Haluskan pisang dan kiwi
dihangatkan) menggunakan saringan.
Letakkan diatas piring bayi.
3. Tambahkan ASIP agar
teksturnya seperti bubur.
4. Camilan Puree Banana Kiwi siap
disajikan.

129
Puree Banana Mango Strawberry
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang 1. Cuci dan potong buah pisang &


● 40 gram buah Mangga mangga seukuran dadu.
● 40 gram Strawberry 2. Haluskan pisang dan mangga
menggunakan saringan.
Letakkan diatas piring bayi.
3. Saring Buah Strawberry hingga
menjadi cair, letakkan buah
naga diatas dan sekitar pisang -
mangga yang telah disaring.
4. Camilan Puree Banana Mango
Strawberry siap disajikan

130
Puree Pear Strawberry
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Strawberry 1. Cuci dan potong buah


● 40 gram buah Pear strawberry & Pear seukuran
● 20 ml ASIP (yang sudah dadu.
dihangatkan) 2. Haluskan keduanya
menggunakan saringan. Letakan
di piring.
3. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
4. Camilan Puree Pear Strawberry
siap disajikan.

131
Puree Banana Tofu Pear
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang 1. Cuci dan potong buah pisang &


● 40 gram buah Pear pear seukuran dadu.
● 20 gram Tahu Putih 2. Kukus tahu selama 5-10 menit.
● 20 ml ASIP (yang sudah 3. Haluskan ketiga bahan diatas
dihangatkan) menggunakan saringan.
4. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
5. Camilan Tinggi Protein Puree
Banana Tofu Pear siap disajikan.

132
Puree Banana Potato Mango
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang 1. Cuci dan potong buah pisang &


● 40 gram buah Mangga pear seukuran dadu.
● 20 gram Kentang 2. Kukus kentang selama 5-10
● 20 ml ASIP (yang sudah menit.
dihangatkan) 3. Haluskan ketiga bahan diatas
menggunakan saringan.
4. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
5. Camilan Puree Banana Potato
Mango siap disajikan.

133
Puree Avocado Pineapple Banana
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Alpukat 1. Cuci dan potong buah alpukat,


● 40 gram buah Pisang pisang dan nanas seukuran
● 20 gram Nanas dadu.
2. Haluskan ketiga bahan diatas
menggunakan saringan.
3. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
4. Camilan Puree Avocado
Pineapple Banana siap disajikan.

134
Puree Banana Cherry
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Pisang 1. Cuci dan potong buah pisang &


● 20 gram buah Ceri ceri seukuran dadu.
● 20 ml ASIP (yang sudah 2. Haluskan kedua bahan diatas
dihangatkan) menggunakan saringan.
3. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
4. Camilan Puree Banana Cherry
siap disajikan.

135
Puree Avocado Pear Kiwi
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Alpukat 1. Cuci dan potong buah alpukat,


● 40 gram buah Pear pear dan kiwi seukuran dadu.
● 20 gram Kiwi 2. Haluskan ketiga bahan diatas
menggunakan saringan.
3. Tambahkan ASIP, aduk hingga
teksturnya seperti bubur.
4. Camilan Puree Avocado Pear
Kiwi siap disajikan.

136
Puree Pumpkin
(Camilan)

Bahan
Cara Membuat

● 40 gram buah pumpkin


1. Kupas buah pumpkin yang
● 20 ml ASIP
sudah dicuci.
2. Kukus potongan buah pumpkin
menggunakan pengukus selama
10 menit.
3. Haluskan pumpkin
menggunakan sendok &
saringan.
4. Tambahkan ASIP.
5. Aduk secara merata. Camilan
Puree Pumpkin siap disajikan.

137
Puree Yolk Avocado
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Alpukat 1. Kupas buah alpukat yang sudah


● 2 butir kuning Telur dicuci, potong menjadi seukuran
● 20 ml ASIP dadu.
2. Rebus kuning telur hingga
matang, kurang lebih selama 10
menit.
3. Haluskan Alpukat dan Kuning
Telur menggunakan sendok &
saringan.
4. Tambahkan ASIP agar tekstur
menjadi Puree.
5. Aduk secara merata. Camilan
Puree Yolk Avocado siap
disajikan.

138
Puree Carrot Mango
(Camilan)

Bahan Cara Membuat

● 40 gram buah Mangga 1. Cuci dan potong buah mangga


● 40 gram Wortel seukuran dadu.
● 20 ml ASIP (yang sudah 2. Kukus Wortel yang sudah
dihangatkan) dipotong potong kurang lebih
10-15 menit.
3. Setelah wortel matang,
haluskan wortel dan mangga
menggunakan saringan.
4. Tambahkan ASIP yang sudah
dihangatkan.
5. Camilan Puree Carrot Mango
siap disajikan.

139
Resep MPASI Homemade
9-12 Bulan

140
Bobor Bayam
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Tumis bumbu halus hingga


● 10 gram bayam harum.
● 10 gram jagung 2. Tambahkan 60 ml santan dan
● 60 ml santan cair juga daun salam. Rebus hingga
● ½ siung bawah putih mendidih.
● ½ siung bawah merah 3. Tambahkan bayam yang sudah
● 1 lembar daun salam dicacah dan jagung manis lalu
aduk hingga merata.
4. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu cacah bayam &
jagung hingga teksturnya sesuai
yang diinginkan.
5. Terkahir campurkan nasi dengan
bobor bayam.

141
Nila Bumbu Kuning
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ikan nila hingga


● 30 gram ikan nila matang, lalu suwir suwir.
● 100 ml air putih 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 1 gram kunyit bubuk bawang merah, kunyit, daun
● 7,5 ml minyak jagung salam, daun jeruk dan serai
● 1 siung bawah putih hingga harum.
● 1 siung bawah merah 3. Tambahkan daging nila yang
● 1 lembar daun salam sudah dikukus, aduk hingga
● 1 lembar daun jeruk merata. Lalu masukan air putih,
● 1 batang kecil serai aduk sampai mendidih
4. Setelah matang, tiriskan
sebentar, tiriskan sebentar, lalu
sesuaikan teksturnya sesuai
yang diinginkan.

142
Bubur Udang Saus Tiram
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram nasi 1. Lumuri udang dengan air jeruk


● 40 gram udang nipis, lalu diamkan sekitar 15
● ½ siung Bawang putih menit.
● 1 siung Bawang merah 2. Panaskan coconut cooking oil.
● 3 batang Buncis 3. Tumis udang bersamaan dengan
● ½ batang Daun bawang bawang putih dan bawang merah.
● ¼ Bawang Bombay 4. Tambahkan 60 gram nasi
kemudian aduk hingga rata.
5. Tuang 20 ml air matang, bawang
bombay, buncis dan daun bawang.
Aduk hingga merata.
6. Setelah matang, tiriskan sebentar,
tiriskan sebentar, lalu sesuaikan
teksturnya sesuai yang diinginkan.

143
Bubur Tahu Ayam Kecap
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 30 gram nasi 1. Kukus daging ayam dan tahu.


● 30 gram daging ayam 2. Tumis bumbu bawang putih,
● 1 potong tahu putih bawang merah dan daun salam
● 0,5 ml kecap manis hingga harum.
● 50 ml air putih 3. Tambahkan daging ayam, tahu
● 7,5 ml minyak jagung dan juga nasi lalu aduk hingga
● 1 siung bawah putih merata.
● 1 siung bawah merah 4. Masukan kecap secukupnya dan
● 1 lembar daun salam juga air putih. Aduk hingga rata.
5. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan.

144
Bubur Udang Tomat Wijen
(Makanan Utama)

Bahan Cara Membuat

● 60 gram Nasi 1. Lumuri udang dengan air jeruk


● 40 gram Udang nipis, lalu diamkan sekitar 15
● 10 gram Tofu Egg menit.
● 1 buah Tomat Ceri 2. Panaskan coconut cooking oil.
● ½ siung Bawang putih 3. Tumis udang bersamaan dengan
● 1 siung Bawang merah bawang putih dan bawang merah.
● 1 sdt Minyak Wijen 4. Tambahkan Nasi, Tofu Egg dan
Potongan Tomat Ceri lalu aduk
hingga merata.
6. Masukan 1 sdt Minyak Wijen,
lalu aduk kembali hingga
merata.
7. Setelah matang, tiriskan
sebentar, lalu saring hingga
teksturnya sesuai yang
diinginkan

145
Lampiran

146
File dibawah ini bisa dimanfaatkan untuk memperlancar MPASI
Bunda ya. Silahkan di print jika diperlukan 👇
❤️ Jadwal MPASI
❤️ Catatan Alergi
❤️ Weekly Meal Planner
❤️ Baby Milestone
Selain itu kami juga menyediakan file audio dari berbagai Dokter
Anak tentang tema tema tertentu. Silahkan di dengarkan ya Bun 👇
❤️ Cara Mengatasi GTM Pada Awal MPASI
❤️ Cara Memulai MPASI dengan Benar
❤️ Feeding Rule Anti GTM
❤️ Berat Badan Baby Seret Walau Sudah Makan Banyak?
❤️ Berapa Banyak Pemberian Air Putih Saat MPASI?
❤️ Batasan Pemberian Gula dan Garam
❤️ Peralatan Tempur MPASI

147

Anda mungkin juga menyukai