Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DISKUSI

“MENGANALISIS KODE ETIKA GURU DAN BK”

OLEH:

KELOMPOK 6

1. Aisyah Ametti ( 21031044 )


2. Maharani Intan Pertiwi ( 21031136 )
3. Narulita Farahani ( 21031145 )
4. Novita Salsabilla ( 21231083 )
5. Nur Istiqomah A. Idrus ( 21231020 )
6. Uswatun Hasanah (21031039)

DOSEN PENGAMPU:
Drs. AFRIZAL SANO, M.Pd, Kons.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
I. PEMBAGIAN TUGAS
a. Tim pembuat makalah
1. Maharani Intan Pertiwi (21031136)
2. Nur Istiqomah A.Idrus (21231020)
3. Narulita Farahani (21031145)
b. Tim pembuat ppt
1. Novita Salsabilla (21231083)
c. Tim pembuat laporan
1. Uswatun Hasanah (21031039)
d. Moderator
1. Aisyah Ametti (21031044)
II. PENAMBAHAN MATERI
1. Nurvika Safitri (21329132)
Ruang Lingkup Kode Etik Guru:
1.Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila. Maksud dari rumusan ini, maka sesuai dengan maknanya
guru harus mengabdikan dirinya secara ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak didik
seutuhnya, baikjasmani atau rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan
pembangunan yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan berbagai
aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila dalam Pancasila. Guru harus membimbing
anak didiknyake arah hidup yang selaras, serasi dan seimbang.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum Sesuai
dengankebutuhan anak didik masing-masing. Berkaitan dengan item ini, maka guru
harus mampu mendisain programpengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap
diri anak didik. Yang lebihpenting lagi guru harus menerapkan kurikulum secara
benar. Sesuai dengankebutuhan masing-masing anak didik. Misalnya kurikulum dan
program untuk SMP dapat digunakan di SD atau di SMA. Hal semacam Ini, berarti guru
sudah melanggar kejujuran profesional.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anakdidik,
tetapi menghindarkan diri dari segala, bentuk penyalahgunaan. Pengadaan komunikasi dan
hubungan baik dengan anak didik, maka guru akanmendapatkan informasi tentang keadaan
dan karakteristik anak didik. Dan ini akansangat membantu bagi guru dan siswa
dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.
4.Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah yang memelihara hubungan denganorang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. Keempat item di atas,sekurang-
kurangnya terdapat dua makna pokok yang terkandung di dalamnya yaitu Terciptanya
suasana sekolah yang harmonis dan Terciptanya hubungan guru danorang lain
murid yang harmonis.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolah
maupunmasyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.Sesuai dengan teori
dari pusat pendidikan, bahwa masyarakat ikutbertanggung jawab atas pelaksanaan
proses pendidikan bagi anak. Sebab dilihat darihubungan masyarakat di sekitar dengan
sekolah, bagi guru sangatlah penting untukselalu memelihara hubungan baik, karena
guru akan mendapatkan masukanpengalaman serta memahami berbagai kejadian atau
perkembangan masyarakat itu.Selanjutnya kalau dilihat dari masyarakat secara luas
itu akan mengembangkanpengetahuan guru tentang persepsi kemasyarakatan yang lebih
luas.
6. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan
danmeningkatkan mutu profesinya.Guru mengembangkan dan meningkatkan kualitas profesi
artinya seorang gurudapat melakukannya baik secara informal maupun secara formal.
Secara informalguru dapat belajar melalui media terutama melalui Surat kabar, majalah,
radio dantelevisi.
7.Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkanlingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.Hubungan sesama
anggota profesi dapat dilihat dari segi hubungan formal danhubungan kekeluargaan.
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukandalam rangka melaksanakan
tugas kedinasan. Sedangkan, hubungan kekeluargaanialah hubungan persaudaraan
yang perlu dilakukan baik dalam lingkungan kerjamaupun dalam hubungan
keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainyakeberhasilan anggota profesi dalam
membawakan misinya sebagai pendidik bangsa.

2. Nadilla Aggahra (21053089)

Kode etik adalah seperangkat aturan atau prinsip etika yang digunakan sebagai panduan
perilaku dan tindakan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu profesi atau organisasi. Kode
etik juga dapat memberikan panduan tentang nilai-nilai, integritas, moralitas, dan tanggung jawab
yang harus dipegang oleh para anggota profesi atau organisasi tersebut.

Ruang lingkup kode etik guru meliputi aturan-aturan atau prinsip-prinsip etika yang harus
dipegang oleh guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kode etik
guru bertujuan untuk memastikan bahwa para guru memiliki perilaku yang etis dan profesional, serta
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa aspek yang dicakup oleh kode etik guru meliputi
integritas, profesionalisme, tanggung jawab terhadap murid dan masyarakat, serta prinsip-prinsip
moral yang harus dipegang oleh guru.

Ruang lingkup kode etik BK (Bimbingan dan Konseling) juga meliputi aturan-aturan atau
prinsip-prinsip etika yang harus dipegang oleh konselor atau guru BK dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada murid. Kode etik BK bertujuan untuk memastikan bahwa konselor
atau guru BK memiliki perilaku yang etis dan profesional, serta untuk memberikan perlindungan
terhadap privasi dan kerahasiaan murid. Beberapa aspek yang dicakup oleh kode etik BK meliputi
prinsip-prinsip moral, kerahasiaan, integritas, profesionalisme, serta tanggung jawab terhadap murid
dan masyarakat.

Sanksi terhadap pelanggar kode etik dapat beragam tergantung pada tingkat pelanggaran dan
profesi atau organisasi yang bersangkutan. Sanksi yang diberikan dapat berupa teguran, pembinaan,
penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, atau bahkan tindakan hukum jika diperlukan. Namun,
sanksi yang diberikan haruslah proporsional dan adil sesuai dengan tingkat pelanggaran dan kesalahan
yang dilakukan. Sanksi juga dapat bertujuan untuk memperbaiki perilaku dan mencegah terulangnya
pelanggaran di masa depan.
Dalam menjalankan kode etik, para anggota profesi atau organisasi harus mengetahui dan
memahami sepenuhnya isi kode etik yang berlaku, serta menerapkannya dalam setiap tindakan dan
keputusan yang diambil. Jika ada situasi yang membingungkan atau meragukan, sebaiknya segera
berkonsultasi dengan atasan atau pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa tindakan yang
diambil sesuai dengan kode etik yang berlaku.

3. Nurti Eliza (21052014)

Ruang Lingkup Kode Etik Guru


Kode Etik Guru Indonesia secara spesifik adalah berisikan beberapa butir-butir dan
penjelasannya telah disempurnakan dan ditetapkan oleh Kongres PGRI XVI tahun 1989 di
Jakarta. Pada prinsipnya guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang
pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945 turut bertanggung
jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
1945(Soetomo, 1993: 271-272). Dimana penjabaran dari ruang lingkup Kode Etik Guru
Indonesia tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila. Pada bagian yang pertama di atas masih memerlukan
perincian lebih lanjut dan karena itu maka menurut Ngalim (1995:156) teks lengkap dari
kode etik guru Indonesia bagian pertama diberi penjelasan sebagai berikut:
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masingmasing.
b. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmaniah dan rohaniah) bagi anak
didiknya.
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila.
d. Guru dengan bersungguh-sungguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila bagi anak
didiknya.
e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasi anak didik
agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun.
III. SESI TANYA JAWAB
1. Nadilla Aggahra 21053089
Bagaimana cara mencegah pelanggaran kode etik dan meningkatkan
kesadaran para anggota profesi atau organisasi tentang pentingnya
menjalankan kode etik?
Jawaban oleh Maharani Intan Pertiwi
Dalam mencegah pelanggan kode etik kita harus melakukan penegakan dalam kode
etik antara lain adalah
(1) Meningkatkan religiusitas;
(2) Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan;
(3) Membangun keteladanan (bagi pemimpin KAP);
(4) Mendesain sistem;
(5) Menciptakan kultur etis.
Menegakkan kode etik profesi itu tidaklah mudah, karena penyimpangan kode etik masih
terus terjadi. Oleh karena itu upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara kontinyu dan
akuntan publik harus melakukannya dengan penuh kesadaran. Selain itu juga dibutuhkan
peran semua pihak yang berkepentingan untuk saling bersinergi demi terwujudnya penegakan
kode etik akuntan publik yang lebih baik.
2. Rima Septiani dengan nim 21329036

hal-hal apa yang termasuk ke dalam pelanggaran kode etik sehingga seorang konselor dikenakan
sanksi dan hal apa yang perlu diperhatikan agar tidak melanggar kode etik dan mengapa hal tsb harus
diperhatikan?
Jawaban oleh Nur Istiqomah A. Idrus
Hal hal yang termasuk Bentuk Pelanggaran yakni:

1. Terhadap Konseli

a. Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait dengan kepentingan
konseli.

b. Melakukan perbuatan asusila (pelecehan seksual, penistaan agama, rasialis).

c. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli.

d. Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur, teknik, evaluasi, dan tindak lanjut).

2. Terhadap Organisasi Profesi

a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.

b. Mencemarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan pribadi dan
atau kelompok).

3. Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain Yang Terkait

a. Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan, menolak untuk bekerja sama, sikap
arogan).

b. Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai dengan masalah
konseli.Konselor wajib mengkaji secara sadar tingkah laku dan perbuatannya bahwa ia mentaati kode
etik.

Konselor wajib senantiasa mengingat bahwa setiap pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan
diri sendiri, konseli, lembaga dan pihak lain yg terkait.

3.Diva Novia dengan Nim 21033069

Pertanyaan saya apa yang terjadi jika seorang guru atau bk melanggar kode etik yang telah
ditentukan?

Jawaban oleh Maharani Intan Pertiwi

Konselor wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Apabila
terjadi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka
kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut.

1. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis.

2. Memberikan peringatan keras secara tertulis.

3. Pencabutan keanggotan ABKIN.

4. Pencabutan lisensi.

5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan diserahkan


pada pihak yang berwenang.

Apabila terjadi pelanggaran seperti tercantum diatas maka mekanisme penerapan


sangsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat.
2. Pengaduan disampaikan kepada dewan kode etik di tingkat daerah.
3. Apabila pelanggaran yang dilakukan masih relatif ringan maka penyelesaiannya
dilakukan oleh dewan kode etik di tingkat daerah.

4. Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk verifikasi data yang


disampaikan oleh konseli dan atau masyarakat.

5. Apabila berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh dewan kode etik daerah
terbukti kebenarannya maka diterapkan sangsi sesuai dengan masalahnya

Jawaban Tambahan Novita Salsabilla


Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:Dewan Kehormatan Guru
Indonesia (DKGI) adalah perangkat kelengkapan organisasi PGRI yang dibentuk
untuk menjalankan tugas dalam memberikan saran, pendapat, pertimbangan,
penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi dan etika profesi guru.

4.Alliya Nabila dengan nim 21029002

Apakah kode etik dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan profesional


seorang guru?
Jawaban oleh Novita Salsabilla
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia
sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas
profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.

Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk
seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini
bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan
bermartabat.

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru
dengan teman sejawat, peserta didik, pemimpin, masyarakat, dan dengan misi
tugasnya. Jalinan hubungan tersebut dilakukan untuk kepentingan perkembangan
siswa secara optimal, secara jelas hubungan itu diatur oleh kode etik.

1. Etika hubungan guru dengan teman sejawat.

Dalam etika hubungan guru dengan teman sejawat menuntut perilaku yang
kooperatif, mempersamakan, dan saling mendukung. Hubungan antar teman sejawat
terutama terjadi dalam bentuk konsultasi dan raferal (Onteng Sutisna, 1986:364).

Konsultasi merupakan kebiasaan untuk mengundang teman sejawat agar ikut serta
menganalisis kebutuhan peserta didik dan kemungkinan perencanaan bantuannya.
Raferal adalah proses penerusan bantuan seorang peserta didik kepada teman sejawat
yang profesional atau penyandang profesi lain yang relavan untuk membantu
pemecahan masalah dan mengembangkan diri peserta didik sesuai dengan
karakteristik permaslahan yang dihadapi.

2. Etika hubungan guru dengan peserta didik

Dalam etika hubungan guru dan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa
helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu
dengan mengupayakan terjadinya iklim belajara yang kondusif bagi perkembangan
peserta didik. Hubungan ditandai oleh adanya perilaku empati, penerimaan dan
penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan, serta kejelasan
ekspresi seorang guru.

3. Etika hubungan guru dengan pimpinan

Dalam etika hubungan guru dengan pimpinan disekolah memntut adanya rasa saling
mempercayai satu sama lainnya. Guru percaya bahwa pimpinan sekolah memberi
tugas yang dapat dikerjakannya dan setiap pekerjaan yang dilakukan pasti ada
imbalannya. Sebaliknya pimpinan sekolah mempercayakan suatu tugas kepada guru
karena keyakinan bahwa guru tersebut akan mampu melaksanakan tugasnya dengan
sebaik mungkin. Dalam hubungan guru dengan pimpinan tersebut yang terpenting
adanya pengertian dari kedua belah pihak atas konsekuensi dari beban tersebut. Guru
dan pimpinan sekolah secara bersama-sama melaksanakan tugas pendidikan.

4. Etika Hubungan guru dengan masyarakat


Dalam etika hubungan guru dengan masyarakat, guru sangat perlu memelihara
hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan,
misalnya mengadakan kerja sama dengan kalangan industri terdekat dan berorientasi
pada peningkatan mutu pendidikan.

Guru menghayati apa saja yang menjadi tugasnya. Guru selalu berupaya meningkatkan
profesionalisme dan kinerjanya. Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan melalui
pendalaman dan mengikuti perkembangan terkini ilmu keguruan atau kependidikan, atau
dengan cara melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta berpartisipasi dalam
kegiatan keprofesian yang relavan. Peningkatan kinerja dapat diawali dari mencintai profesi
pendidikan, sehingga profesi ini menjadi bagian dari hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai