Tugas 3 Tuton - MKWU4108
Tugas 3 Tuton - MKWU4108
JudulTugas 3
MKWU4108 BAHASA INDONESIA
Nama: Indri Mayasari Lubis
NIM: 049164342
UPBJJ:MEDAN
No Soal
Namun pada jejaring internet yang disebutsosial media dan dunia maya pun
tidakterlepasdariberbagaihal yang sangatbernilainegatif dan
dapatmenimbulkandampak yang sangatburukterhadappenggunanya.
Pada
usiamenginjakremajatentusangatmasihlabildalamhalapapunbaikuntukmengambilkep
utusan dan melakukanapapun, tentusangatdibutuhkanbimbingan orang
tuauntukmelakukanbanyakhal.
-----
”Selamat Mengerjakan”
Jawaban1:
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bencana Alam
Masalah Bencana Alam merupakan salah satu fenomena alam yang mengancam keber
langsungan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan bisa berupa kerugian
materi maupun nonmateri. Bencana tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah
longsor, gempa bumi ada pula bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi,
gagal modernisasi, konflik sosial antar kelompok dan teror. Bencana merupakan
sebuah fenomena kehidupan manusia yang tidak dapat diketahui secara pasti kapan
terjadinya. Manusia hanya mampu mengenali gejalagejala awal dan memprediksi
terjadinya. Kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia terkadang hanya mampu
menjelaskan gejala awal ini, sehingga kejadian detil daribencana itu hanya dalam
prediksi manusia. Meskipun demikian, dengan kemampuan mengenali gejala-gejala
awal dari sebuah bencana manuisa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
becana. Persiapan itu meliputi persiapan sebelum terjadinya bencana, ketika terjadi
bencana, dan pasca terjadinya bencana. Artinya, kesiapan yang dilakukan oleh
manusia dapat dilakukan ketika dapat mengenali gejala awal, tingkat resikonya dan
lain sebagainya. Kabupaten Klaten sebagai salah satu kabupaten di provinsi Jawa
Tengah yang berada di wilayah selatan memiliki karakter wilayah yang rentan
terhadap beberapa bencana alam, yaitu gempa bumi tektonik, erupsi gunung Merapi,
angin puting beliung, banjir, kekeringan dan tanah longsor. Salah satu potensi bencana
yang telah diketahui masyarakat luas adalah bencana gempa bumi, bencana alam ini
sempat menarik perhatian dunia karena bukan hanya menyebabkan kerugian material
yang ditimbulkan tetapi juga korban jiwa ketika bencana itu terjadi. Gempa bumi
tektonik yang pernah terjadi di daerah Klaten yaitu pada tanggal 27 Mei 2006 yang
telah menelan korban jiwa sebanyak 1,045 orang. 2 Menyadariadanya risiko bencana
yang terjadi di Klaten tersebut , penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan
pengurangan bencana (PRB). Perlu adanya upaya penanaman pendidikan kebencanaan
sedini mungkin, hal ini guna memberikan bekalan ilmu serta pengetahuan akan potensi
bencana yang ada di wiliyah tersebut kepada peserta didik. Penyampaian pengetahuan
kebencanaan tersebut dapat di lakukan oleh guru dengan berpedoman pada bahan ajar
mengenai kebencanaan. Bahan ajar merupakan seperangkat atau alat pembelajran yang
berisi materi pembelajaran, metode, batasan-batasan serta cara mengevaluasi yang
disusun dengan menarik demi ketercapaian tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai
kompetensi maupun subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. (widodo dan
jasmin:2008 dalam ika Lestari). Bahan ajar haruslah disampaikan dengan sehingga
nantinya pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Penyampaian bahan ajar pada
peserta didik dapat di bantu dengan adanya strategi pembelajaran. Selain itu juga
dituntut mampu menyampaikan materi pembelajaran denga baik, menguasai materi
yang akan disampaikan dan mempersiapkan pembelajaran sehingga dapat mengajak
semua minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Keinginan siswa yang kuat untuk belajar dan memahami materi yang disampaikan
guru melalui strateg pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat mengubah suasana belajar yang
membosankan menjadikan proses belajar yang dapat menimbulkan tindakan baru bagi
siswa. Tindakan baru tersebut yang dapat memicu pengetahuan baru bagi siswa pada
materi yang di sampaikan guru melalui strategi tertentu. Salah satu strategi trategi yang
dapat di gunakan untuk meningkatkan pembelajaran pada materi gempabumi yaitu
strategi Talking Stick atau tongkat bermian. Talking Stick merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa
yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya, 3 serta dapat dilakukan dengan kelompok. Materi yang
sesuai digunakan yaitu kebencanaan gempa bumi, pada materi gempa bumi terdapat
beberapa materi yang harus dipahami siswa seperti definisi, penyebab terjadinya
gempa bumi, mekanisme perusakan dan lain-lainnya. Pembelajaran Talking Stick
sangat cocok diterapkan bagi siswa. Pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif di dalam kelas. Penggunaan stategi Talking
Stick pada buku panduan kebencanaan kebupaten klaten dengan memilih satu sub
bahasan yaitu bencana gempa bumi diharapkan dapat menciptakan proses belajar
mengajar yang aktif dan menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul EFEKTIFITAS BUKU
PANDUAN PEMBELAJARAN KEBENCANAAN TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA BENCANA GEMPA BUMI MELALUI
STRATEGI TALKING STICK DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah yang ada, masalah tersebut meliputi:
1. Belum adanya buku panduan kebencanaan sekolah siaga bencana di SMA Negeri 1
Karanganom.
2. Kurangnya strategi pembelajaran yang menarik dalam pembelajara kebencanaan.
3. Sekolah SMA Negeri 1 Karanganom rawan akan bencana gempa bumi.
C. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini di batasi pada :
1. Penelitian ini didasarkan pada bencana alam gempa bumi di Kabupaten Klaten 4
2. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu Buku Panduan Pembelajaran
Kebencanaan Kabupaten Klaten
3. Penggunaan strategi Talking Stick dalam materi kebencanaan Kabupaten Klaten di
SMA Negeri 1 Karanganom.
4. Tingkat hasil belajar siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA 3 di SMA Negeri 1
Karanganom
D. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas bahan ajar buku panduan pembelajaran
kebencaan pada bencana gempa bumi melalui strategi Talking Stick ?
2. Apakah penggunaan strategi Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi kebencanaan gempa bumi ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan
yang dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk Meningkatkan pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Karanganom tentang
kebencanaan.
2. Untuk mengetahui ke efektifitasan bahan ajar buku panduan kebencanaan untuk
pembelajaran kebencanaan bagi siswa di SMA Negeri 1 Karanganom.
3. Untuk Mengetahui apakah strategi talking stick dapat meningkatan hasil belajar siswa di
SMA Negeri 1 Karanganom.
F. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan
kontribusi bagi ilmu pengetahuan 5
2. Secara Praktis a. Bagi guru Penggunaan buku panduan kebencanaan Kabupaten Kalaten
ini dapat menjadi pegangan bagi guru untuk mengenalkan tentang kebencanaan serta
bahaya yang ditimbulkan kepada siswa.
3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan keilmuan khususnya
dalam pelaksanaan pembelajaran kebencanaan dengan menggunakan buku panduan
kebencanaan Kabupaten Kalaten.
4. Bagi Siswa Penggunaan bahan ajar kebencanaan Kabupaten Klaten memungkinkan
siswa dapat memahami kondisi daerah tempat tinggal mereka beserta bencana alam
potensial didaerah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana
Jawaban2:
Penjelasan:
1. Perbaikan pada kalimat pertama: Kata "guna untuk" diganti menjadi "guna
menyelesaikan" dalam Artikel perbaikan.
Hal ini membuat kalimat menjadi lebih jelas bahwa motivasi menjadi faktor yang lebih
dominan dalam belajar mandiri daripada kemampuan fisik.
Perubahan ini bertujuan untuk konsistensi penulisan dan menghindari penggunaan tanda
slash ("/") yang kurang sesuai dalam konteks ini.
Secara keseluruhan, perbaikan yang dilakukan pada artikel tersebut bertujuan untuk
memperbaiki kesalahan penulisan dan memberikan kejelasan pada kalimat-kalimat yang
ada.
Jawaban:
Latar Belakang Masalah
Dampak Internet bagi Remaja
Pada era digital saat ini, internet telah menjadi bagian yang mudah dijangkau dan melekat
dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi kalangan remaja.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media dan dunia maya yang ada
di internet juga memiliki sisi negatif yang dapat berdampak buruk bagi penggunanya.
Remaja pada usia yang masih labil, termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku,
sangat membutuhkan bimbingan orang tua dalam berbagai hal.
Penjelasan:
Tanda baca seperti titik, koma, dan tanda hubung ditempatkan dengan benar untuk
memisahkan kalimat dan memberikan keterbacaan yang baik.
Beberapa kata dalam versi sebelumnya telah digantikan dengan kata yang lebih tepat.
Kalimat-kalimat yang kurang jelas dalam versi sebelumnya diperbaiki agar memiliki
struktur kalimat yang lebih jelas dan mudah dipahami.
Misalnya, kalimat "Pada usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun
baik untuk mengambil keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan
bimbingan orang tua untuk melakukan banyak hal" disusun ulang menjadi "Remaja pada
usia yang masih labil, termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku, sangat
membutuhkan bimbingan orang tua dalam berbagai hal."
Tandatanganmahasiswa