Anda di halaman 1dari 9

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

JudulTugas 3
MKWU4108 BAHASA INDONESIA
Nama: Indri Mayasari Lubis
NIM: 049164342
UPBJJ:MEDAN

FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah saya ucapkan karena berkat Rahmat Allah yang maha esa akhirnya saya
dapat menyelesaikan tugas 1 dari Tuton tepat waktu. Dalam rangka proses belajar online
untuk meraih ilmu yang lebih banyak lagi dan gelar yang dapat menyongsok karir kerja
saat ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada Tuton yang selalu respon terhadap jawaban Jawaban
saya. Dan selalu memberikan petunjuk dalam menyelesaikan tugas.
Insyaallah saya akan selalu menjaga almamater Universitas Terbuka. Semoga ilmu yang
saya terima dapat saya tuangkan di dunia kerja saya. Yang saat ini saya sedang bekerja di
SMP negeri 1 SEI RAMPAH dan SMK swasta MUHAMMADIYAH 16 DESA PON. Dan
semoga bermanfaat di lingkungan masyarakat bekaligus dapat melahirkan generasi
Universitas Terbuka yang lebih banyak lagi.

SOAL TUGAS TUTORIALIII

No Soal

1 Susunlahsebuahabstrakartikelberbahasa Indonesiadengantema“Menangkap Hikmah


BencanaAlam”
Ketentuanabstrakberisi:
- latarbelakang
- tujuan
- manfaat
- informasi inti
- simpulan
- berjumlah 200-250 kata
Bacalahkutipanartikelberikutini!
2.
Belajarmandirimerupakankegiatanbelajaraktif yang didorong oleh niatatau motif
untukmenguasaisuatukompetensigunauntukmenyelesaikansuatumasalah.haltersebutd
ibangundenganbekalpengetahuanataukompetensi yang telahdimiliki.

Seseorang yang sedangmenjalankankegiatanbelajarmandirilebihditandai dan


ditentukan oleh yang mendorongnyabelajar. Bukan oleh kemampuanfisiknya.
Pembelajarmandiridapatbelajarsendiri/individual, atauberkelompok.
Apabilamotivasibelajarseseorangadalahuntukmenguasaisuatukompetensi yang
diinginkanmakaorang tersebutsedangmenjalankanbelajarmandiri.
BelajarmandirijenisinidisebutSelf-motivated Learning.

Suntinglahbagianartikel yang salah di


atasdenganmenggunakantanda-tandakoreksi/penyuntingansebagaiberikut.
____ jika kata ataubagiankalimat salah

tanda salah penulisanhuruf dan tandabaca

memindahkan kata ataukalimatdarikirikekanan

memindahkan kata ataukalimatdarikanankekiri

memisahkan kata yang ditulismenyatu (bergabung)


3. Bacalahlatarbelakangmasalahsebuahmakalahberikutini. Perhatikansusunankalimat,
ejaan, dan tandabaca yang terdapat di dalamnya.

Dampak Internet bagiRemaja


LatarBelakangMasalah

Pada era digital pada saatini Internet rasanyasudahsangatmudahdijangkau dan


melekat di dalamkehidupansehari-hari, khususnyabagi para kalanganremaja.

Pada dasarnya internet


mampumembantubanyakmenyelesaikankegiatanmanusiasepertipekerjaan, pelajaran
dan komunikasi.

Namun pada jejaring internet yang disebutsosial media dan dunia maya pun
tidakterlepasdariberbagaihal yang sangatbernilainegatif dan
dapatmenimbulkandampak yang sangatburukterhadappenggunanya.

Pada
usiamenginjakremajatentusangatmasihlabildalamhalapapunbaikuntukmengambilkep
utusan dan melakukanapapun, tentusangatdibutuhkanbimbingan orang
tuauntukmelakukanbanyakhal.

-----

Temukan kesalahan-kesalahan yang terdapatdalampenulisanlatarbelakang di atas,


perbaikikesalahantersebutlalutulisulangdenganlatarbelakangtersebutdenganbaik dan
benar.
.

”Selamat Mengerjakan”

Jawaban1:
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bencana Alam
Masalah Bencana Alam merupakan salah satu fenomena alam yang mengancam keber
langsungan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan bisa berupa kerugian
materi maupun nonmateri. Bencana tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah
longsor, gempa bumi ada pula bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi,
gagal modernisasi, konflik sosial antar kelompok dan teror. Bencana merupakan
sebuah fenomena kehidupan manusia yang tidak dapat diketahui secara pasti kapan
terjadinya. Manusia hanya mampu mengenali gejalagejala awal dan memprediksi
terjadinya. Kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia terkadang hanya mampu
menjelaskan gejala awal ini, sehingga kejadian detil daribencana itu hanya dalam
prediksi manusia. Meskipun demikian, dengan kemampuan mengenali gejala-gejala
awal dari sebuah bencana manuisa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
becana. Persiapan itu meliputi persiapan sebelum terjadinya bencana, ketika terjadi
bencana, dan pasca terjadinya bencana. Artinya, kesiapan yang dilakukan oleh
manusia dapat dilakukan ketika dapat mengenali gejala awal, tingkat resikonya dan
lain sebagainya. Kabupaten Klaten sebagai salah satu kabupaten di provinsi Jawa
Tengah yang berada di wilayah selatan memiliki karakter wilayah yang rentan
terhadap beberapa bencana alam, yaitu gempa bumi tektonik, erupsi gunung Merapi,
angin puting beliung, banjir, kekeringan dan tanah longsor. Salah satu potensi bencana
yang telah diketahui masyarakat luas adalah bencana gempa bumi, bencana alam ini
sempat menarik perhatian dunia karena bukan hanya menyebabkan kerugian material
yang ditimbulkan tetapi juga korban jiwa ketika bencana itu terjadi. Gempa bumi
tektonik yang pernah terjadi di daerah Klaten yaitu pada tanggal 27 Mei 2006 yang
telah menelan korban jiwa sebanyak 1,045 orang. 2 Menyadariadanya risiko bencana
yang terjadi di Klaten tersebut , penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan
pengurangan bencana (PRB). Perlu adanya upaya penanaman pendidikan kebencanaan
sedini mungkin, hal ini guna memberikan bekalan ilmu serta pengetahuan akan potensi
bencana yang ada di wiliyah tersebut kepada peserta didik. Penyampaian pengetahuan
kebencanaan tersebut dapat di lakukan oleh guru dengan berpedoman pada bahan ajar
mengenai kebencanaan. Bahan ajar merupakan seperangkat atau alat pembelajran yang
berisi materi pembelajaran, metode, batasan-batasan serta cara mengevaluasi yang
disusun dengan menarik demi ketercapaian tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai
kompetensi maupun subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. (widodo dan
jasmin:2008 dalam ika Lestari). Bahan ajar haruslah disampaikan dengan sehingga
nantinya pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Penyampaian bahan ajar pada
peserta didik dapat di bantu dengan adanya strategi pembelajaran. Selain itu juga
dituntut mampu menyampaikan materi pembelajaran denga baik, menguasai materi
yang akan disampaikan dan mempersiapkan pembelajaran sehingga dapat mengajak
semua minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Keinginan siswa yang kuat untuk belajar dan memahami materi yang disampaikan
guru melalui strateg pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat mengubah suasana belajar yang
membosankan menjadikan proses belajar yang dapat menimbulkan tindakan baru bagi
siswa. Tindakan baru tersebut yang dapat memicu pengetahuan baru bagi siswa pada
materi yang di sampaikan guru melalui strategi tertentu. Salah satu strategi trategi yang
dapat di gunakan untuk meningkatkan pembelajaran pada materi gempabumi yaitu
strategi Talking Stick atau tongkat bermian. Talking Stick merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa
yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya, 3 serta dapat dilakukan dengan kelompok. Materi yang
sesuai digunakan yaitu kebencanaan gempa bumi, pada materi gempa bumi terdapat
beberapa materi yang harus dipahami siswa seperti definisi, penyebab terjadinya
gempa bumi, mekanisme perusakan dan lain-lainnya. Pembelajaran Talking Stick
sangat cocok diterapkan bagi siswa. Pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif di dalam kelas. Penggunaan stategi Talking
Stick pada buku panduan kebencanaan kebupaten klaten dengan memilih satu sub
bahasan yaitu bencana gempa bumi diharapkan dapat menciptakan proses belajar
mengajar yang aktif dan menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul EFEKTIFITAS BUKU
PANDUAN PEMBELAJARAN KEBENCANAAN TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA BENCANA GEMPA BUMI MELALUI
STRATEGI TALKING STICK DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah yang ada, masalah tersebut meliputi:
1. Belum adanya buku panduan kebencanaan sekolah siaga bencana di SMA Negeri 1
Karanganom.
2. Kurangnya strategi pembelajaran yang menarik dalam pembelajara kebencanaan.
3. Sekolah SMA Negeri 1 Karanganom rawan akan bencana gempa bumi.
C. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini di batasi pada :
1. Penelitian ini didasarkan pada bencana alam gempa bumi di Kabupaten Klaten 4
2. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu Buku Panduan Pembelajaran
Kebencanaan Kabupaten Klaten
3. Penggunaan strategi Talking Stick dalam materi kebencanaan Kabupaten Klaten di
SMA Negeri 1 Karanganom.
4. Tingkat hasil belajar siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA 3 di SMA Negeri 1
Karanganom
D. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas bahan ajar buku panduan pembelajaran
kebencaan pada bencana gempa bumi melalui strategi Talking Stick ?
2. Apakah penggunaan strategi Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi kebencanaan gempa bumi ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan
yang dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk Meningkatkan pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Karanganom tentang
kebencanaan.
2. Untuk mengetahui ke efektifitasan bahan ajar buku panduan kebencanaan untuk
pembelajaran kebencanaan bagi siswa di SMA Negeri 1 Karanganom.
3. Untuk Mengetahui apakah strategi talking stick dapat meningkatan hasil belajar siswa di
SMA Negeri 1 Karanganom.
F. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan
kontribusi bagi ilmu pengetahuan 5
2. Secara Praktis a. Bagi guru Penggunaan buku panduan kebencanaan Kabupaten Kalaten
ini dapat menjadi pegangan bagi guru untuk mengenalkan tentang kebencanaan serta
bahaya yang ditimbulkan kepada siswa.
3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan keilmuan khususnya
dalam pelaksanaan pembelajaran kebencanaan dengan menggunakan buku panduan
kebencanaan Kabupaten Kalaten.
4. Bagi Siswa Penggunaan bahan ajar kebencanaan Kabupaten Klaten memungkinkan
siswa dapat memahami kondisi daerah tempat tinggal mereka beserta bencana alam
potensial didaerah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana

Jawaban2:

Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk


menguasai suatu kompetensi guna menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan


ditentukan oleh motivasi yang mendorongnya belajar, bukan oleh kemampuan fisiknya.
Pembelajar mandiri dapat belajar sendiri/individu, atau dalam kelompok. Apabila
motivasi belajar seseorang adalah untuk menguasai suatu kompetensi yang diinginkan,
maka orang tersebut sedang menjalankan belajar mandiri. Belajar mandiri jenis ini disebut
Self-motivated Learning.

Penjelasan:

Berikut penjelasan mengenai perbaikan yang telah dilakukan:

1. Perbaikan pada kalimat pertama: Kata "guna untuk" diganti menjadi "guna
menyelesaikan" dalam Artikel perbaikan.

Perubahan ini memberikan kejelasan bahwa tujuan dari belajar mandiri adalah untuk


menyelesaikan suatu masalah dengan menguasai kompetensi yang diperlukan.

2. Perbaikan pada kalimat kedua: Kalimat "Seseorang yang sedang menjalankan


kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan oleh yang mendorongnya belajar"
telah diperbaiki dengan mengganti "yang mendorongnya belajar" menjadi "motivasi yang
mendorongnya belajar".

Hal ini membuat kalimat menjadi lebih jelas bahwa motivasi menjadi faktor yang lebih
dominan dalam belajar mandiri daripada kemampuan fisik.

3. Perbaikan pada kalimat ketiga: Kata "sendiri/individual" dalam Artikel 1 telah diganti


menjadi "sendiri/individu" dalam Artikel perbaikan.

Perubahan ini bertujuan untuk konsistensi penulisan dan menghindari penggunaan tanda
slash ("/") yang kurang sesuai dalam konteks ini.
Secara keseluruhan, perbaikan yang dilakukan pada artikel tersebut bertujuan untuk
memperbaiki kesalahan penulisan dan memberikan kejelasan pada kalimat-kalimat yang
ada.

Perbaikan tersebut tidak mengubah makna keseluruhan dari artikel tersebut, namun


meningkatkan kekompakan dan kejelasan dalam menyampaikan informasi.

Demikian jawaban pertanyaan bacalah kutipan artikel berikut


ini, belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif
untuk menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah,

Jawaban:

Berikut adalah penulisan ulang latar belakang masalah yang telah diperbaiki:

Latar Belakang Masalah

Dampak Internet bagi Remaja

Pada era digital saat ini, internet telah menjadi bagian yang mudah dijangkau dan melekat
dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi kalangan remaja.

Pada dasarnya, internet mampu membantu dalam menyelesaikan berbagai kegiatan


manusia, seperti pekerjaan, pelajaran, dan komunikasi.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media dan dunia maya yang ada
di internet juga memiliki sisi negatif yang dapat berdampak buruk bagi penggunanya.

Remaja pada usia yang masih labil, termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku,
sangat membutuhkan bimbingan orang tua dalam berbagai hal.

Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa


penggunaan internet oleh remaja memiliki dampak yang kompleks dan perlu diperhatikan
dengan bijak.

Dengan memahami dampak positif dan negatif internet bagi remaja, dapat diambil


langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan manfaatnya dan
melindungi remaja dari dampak yang merugikan.

Penjelasan:

Dalam penulisan ulang latar belakang masalah, terdapat beberapa perbaikan yang


dilakukan untuk memperbaiki kesalahan ejaan, tanda baca, dan struktur kalimat yang
terdapat dalam versi sebelumnya.

Berikut adalah penjelasan mengenai perbaikan tersebut:

1. Penggunaan huruf kapital:


Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang
utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas.

Menurut KBBI Daring (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/internet), penulisan “internet”


ditulis dengan huruf kecil semua.

2. Penggunaan tanda baca:

Tanda baca seperti titik, koma, dan tanda hubung ditempatkan dengan benar untuk
memisahkan kalimat dan memberikan keterbacaan yang baik.

3. Pemilihan kata yang tepat:

Beberapa kata dalam versi sebelumnya telah digantikan dengan kata yang lebih tepat.

Misalnya, "para kalangan remaja" diganti dengan "kalangan remaja", "berbagai hal yang


sangat bernilai negatif" diganti dengan "sisi negatif yang dapat berdampak buruk", dan lain
sebagainya.

4. Penyusunan kalimat yang lebih jelas:

Kalimat-kalimat yang kurang jelas dalam versi sebelumnya diperbaiki agar memiliki
struktur kalimat yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Misalnya, kalimat "Pada usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun
baik untuk mengambil keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan
bimbingan orang tua untuk melakukan banyak hal" disusun ulang menjadi "Remaja pada
usia yang masih labil, termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku, sangat
membutuhkan bimbingan orang tua dalam berbagai hal."

Perbaikan tersebut dilakukan untuk memastikan latar belakang masalah terdengar lebih


jelas, terstruktur dengan baik, dan meminimalisir kesalahan dalam penulisan. Hal ini
penting agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi latar belakang dan melanjutkan
membaca artikel dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Sumber: Nandang Alamsah Deliarnoor.2022.Pengantar Ilmu Hukum


(BMP);1-12/ISIP4130/4SKS/Tangerang Selatan:Univ Universitas Terbuka:Katal
Katalog Dalam Terbitan (Versi RDA)

Medan, 05 Mei 2023

Tandatanganmahasiswa

Indri Mayasari Lubis

Anda mungkin juga menyukai