Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dodi Hariyanto

NIM : 20120014
Kampus : Kampus Karawang

Jawablah soal dibawah ini !

Apa definisi di bawah ini, menurut Bahasa saudara berikut ini, dan berilah contoh konkritnya!

Soal

1. Brand Rejuvenation
Jawab:
Brand rejuvenation adalah strategi peremajaan brand agar tidak mengalami penuruan ekuitas di
pasar.

Contoh :
Brand Rejuvenation PT. Citilink Indonesia .Tbk Implementasi Strategi Pemasaran Brand PT.
Citilink Indonesia .Tbk melalui Perubahan Elemen Fisik Brand sebagai Maskapai Penerbangan
Low Cost Carrier di Indonesia) Strategi brand rejuvenation Citlink melibatkan peremajaan merek
yakni dengan mengubah elemen merek visual secara fisik seperti nama, logo, slogan dan warna.
Strategi rebranding yang dilakukan oleh Citilink bertujuan agar partisipasinya dalam jasa
transportasi udara untuk segmen penerbangan berbiaya murah dapat dicermati masyarakat.
Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualtitatif dengan menggunakan
metode penelitian studi kasus. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nama, logo,
slogan dan warna pada Citilink dapat dikategorikan positif, memiliki ciri khas, mudah diingat dan
berbeda dari maskapai lain. PT. Citilink Indonesia .Tbk sebagai sumber mampu menciptakan
pesan yang disampaikan bahwa partisipasi Citilink dalam jasa transportasi udara untuk segmen
penerbangan berbiaya murah dapat dicermati oleh masyarakat dalam medium (channel)
pembawa pesan pada perubahan elemen fisik brand dari nama Citilink, bentuk logo baru, slogan
Better Fly Citilink dan warna baru yakni warna hijau perusahaan yang ditujukan pada konsumen
PT. Citilink Indonesia Tbk sebagai komunikan (receiver) dalam pengetahuan citra merek dari
perusahaan. Dalam studi kasus perubahan elemen fisik brand pada brand rejuvenation Citilink
ini mengandung proses komunikasi dalam perspektif mekanistis secara primer, karena Citilink
menggunakan suatu lambang (symbol) berupa nama, logo, slogan, dan warna dalam proses
menyampaikan pesan sebagai media atau saluran kepada komunikan yakni konsumen.

2. Brand switching
Brand switching adalah situasi di mana merek kehilangan pelanggan yang loyal dan lebih
memilih pesaing. Dengan kata lain, seorang pelanggan akan mengubah kebiasaan membeli
mereka, memilih dengan sengaja untuk membeli merek lain daripada merek yang sudah biasa
mereka pilih. Sebagai catatan tambahan, perlu diperhatikan bahwa hal ini tidak bisa disamakan
dengan pelanggan yang agnostik merek. Pelanggan jenis ini memang teratur beralih di antara
produk yang berbeda dalam kategori tertentu. Maka tidak ada ancaman kehilangan loyalitas
karena mereka memang tidak memilikinya.

Penyebab Munculnya Brand Switching :

1. Adanya kesenjangan antara harga dan nilai produk


Menurut Send Pulse, kesenjangan antara harga dan nilai produk dapat menjadi faktor
munculnya brand switching.

Ini karena konsumen membayar bukan untuk produk, tapi untuk nilai yang diberikan produk
tersebut. Jadi, kenaikan harga yang nyata harus dibenarkan.

Konsumen ingin melihat apa yang membuat perbedaan antara produkmu yang lebih mahal
dengan produk competitor.

2. Buruknya layanan konsumen


Tidak bisa dipungkiri, buruknya layanan konsumen adalah salah satu faktor munculnya brand
switching.
Layanan yang buruk bukan hanya perihal staf yang tidak ramah, tetapi juga cara menangani
pelanggan yang tidak puas.

Misalnya, konsumen menerima produk yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan. Individu
yang bertanggung jawab atas pertukaran barang dan pengembalian dana memainkan peran
utama di sini.

3. Tidak adanya inovasi baru


Fenomena ini membuat konsumen bosan dengan brand tertentu. Stagnasi menyiratkan
perusahaan berfokus pada satu produk dan tidak melakukan apa pun untuk mengoptimalkan
dan memperbaikinya.

4. Terlalu banyak inovasi


Inovasi memang bagus untuk perkembangan perusahaan. Namun, inovasi yang terlalu banyak
hanya akan membuat konsumen beralih.

Perusahaan yang memasuki hampir setiap pasar membuat takut prospek dan konsumen setia.
Hal seperti ini akan membuat perusahaan mengalihkan fokusnya dari produk utama yang
membuat mereka sukses.

Pada akhirnya, konsumen akan beranggapan bahwa perusahaan tidak serius terhadap
perkembangan produknya. Alhasil, brand switching akan terjadi karena konsumen beralih ke
kompetitor yang dianggap lebih fokus terhadap produknya.
3. Brand trust
Jawab :
Brand trust atau kepercayaan pelanggan terhadap merek adalah persepsi pelanggan atau
konsumen untuk mempercayai kemampuan merek (brand reliability), berdasarkan pengalaman
atau urut-urutan transaksi dan interaksi terhadap merek sehingga terpenuhi harapan dan nilai
yang dijanjikan serta memberikan kepuasan atau hasil yang positif. Adanya kepercayaan
konsumen terhadap merek akan menciptakan rasa aman serta mengurangi persepsi konsumen
akan resiko dalam pertumbuhannya.

Faktor Brand Trust

Delgado dalam Dewi (2008) mengemukakan, terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen, yakni sebagai berikut:

1. Achieving Result : harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi
bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen.

2. Acting with Integrity : bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan
dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi salah satu
pihak untuk percaya akan ketulusan pihak lain.

3. Demonstrate Concern : kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perhatiannya kepada


konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian kepada konsumen, jika mereka
menghadapi masalah dengan produk, dan ini akan menumbuhkan kepercayaan dengan
merek.

Dimensi Brand Trust


Menurut Allan et al (2013) Brand Trust memiliki dua dimensi yaitu dijabarkan sebagai berikut:

1. Brand Reliability adalah seberapa sebuah merek dapat diandalkan dan dipercaya. Persepsi
merek yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut kemudian dijadikan indikator bagi
dimensi Brand Reliability.

2. Brand Intention adalah ketertarikan dan perhatian terhadap suatu merek. Masing-masing
dari hal tersebut kemudian menjadi indikator bagi dimensi Brand Intention itu sendiri.
(Berbagai Sumber)

4. Brand affect
Kotler dan Keller menyatakan bahwa Brand affect merupakan konsep penilaian secara global.
Merek menggambarkan hubungan antara konsumen dan merek dalam kategori tertentu dan
dapat dianggap sebagai evaluasi umum dari konsumen terhadap merek (Matzler et al.,2006).
Konsumen pada umumnya sulit membedakan antara daya tarik dengan penerimaan informasi
produk pada saat mengadakan penilaian merek.
Ada 2 kriteria penilaian brand affect, yakni :

Nilai hedonik (nilai yang berdasarkan emosi, kepuasan dan kenikmatan)


Yaitu harapan konsumen untuk merasakan adanya kepuasan dan kenikmatan pada saat
menggunakan produk dengan pilihan merek tertentu. Konsumen relatif lebih dapat dipercaya
karena nilai yang langsung dialami oleh konsumen.
Nilai utilitarian (nilai yang berdasarkan asas manfaat)
Kriteria utilitarian menekankan kemampuan merek yang sesuai dengan fungsi kehidupan
konsumen sehari-hari. Konsep ini tidak mengaitkan pengalaman informasi yang telah diterima
sebelumnya sebagai dasar keputusannya.

Sedangkan untuk indikator brand affect menurut (Fatih Geçti & Hayrettin Zengin) sebagai
berikut:

1. This brand gives me pleasure (merek memberi kepuasan).

a. Banyak pilihan produk.


b. Banyak pilihan harga.

2. This brand makes me happy (merek membuat kebahagiaan).

a. Model sesuai dengan keinginan pelanggan.


b. Produk sesuai dengan harga yang diberikan.

3. I feel good when I use this brand (merasa puas saat memakai merek).

a. Merasa nyaman saat memakai produk.


b. Merasa percaya diri saat memakai produk.

Begitu pentingnya brand bagi perusahaan. Sehingga harus selalu dijaga citranya agar dapat
mempengaruhi masyarakat seluas mungkin demi membantu perusahaan untuk mencapai
tujuannya.

Soal

2. Perilaku pembelian suatu produk dipengaruhi oleh bebrapa factor, ada 4 faktor
dibawah ini yaitu: cultural, social, personal dan psycological,

Pertanyaan: buatlah deskripsi secara singkat pembelian suatu produk yang dipengaruhi factor faktor
di bawah ini berdasarkan pengalaman pribadi

Jawab:
1. Faktor kebudayaan (Cultural Factor)
Menurut Nurmawati dalam buku Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian (2018),
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan serta perilaku paling mendasar untuk
mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku dari lembaga lainnya.
Faktor kebudayaan mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Budaya Adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh
anggota masyarakat dari keluarga serta lembaga lainnya. Dalam hal ini, pergeseran budaya serta
nilai-nilai dalam keluarga masuk dalam budaya.

2. Sub budaya Adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman
serta situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk mencakup nasionalisme, agama,
kelompok ras, serta wilayah geografis.

3. Kelas sosial Adalah divisi masyarakat yang relatif permanen serta teratur dengan para
anggotanya yang menganut nilai, minat, serta tingkah laku serupa.

2. Faktor sosial (Social Factor)


berikut beberapa hal yang termasuk faktor sosial:

 Kelompok

Adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi guna mencapai sasaran individu atau
bersama. Ada beberapa kelompok primer yang punya interaksi reguler tapi sifatnya
informal, seperti keluarga, teman, tetangga, serta rekan kerja. Ada pula kelompok sekunder
yang punya interaksi kurang reguler tapi bersifat formal, seperti organisasi keagamaan,
asosiasi profesional, serta serikat pekerja.

 Keluarga

Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Karena
suami, istri, dan anak sama-sama berpengaruh pada proses pembelian produk dan jasa.

 Peran dan status

Peran merupakan aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang
ada di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan masyarakat. Sering kali individu memilih produk yang dapat menunjukkan
statusnya kepada masyarakat.

3. Faktor pribadi (Personal Factor)

Faktor ini dapat didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda
dengan orang lain. Faktor pribadi yang memengaruhi perilaku konsumen terdiri atas:
Umur dan tahap daur hidup

Beberapa hal seperti selera akan makanan, pakaian, perabot, tempat rekreasi, dan
pembelian barang memengaruhi daur hidup seseorang. Pemasar sering kali menentukan
sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup serta mengembangkan produk yang sesuai
dengannya.

 Pekerjaan

Artinya pekerjaan seseorang berpengaruh pada barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar
akan berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang punya minat di atas rata-rata terhadap
produk serta jasanya.

 Situasi ekonomi

Situasi ekonomi berpengaruh pada pemilihan produk. Dalam hal ini, pemasar harus peka
terhadap pendapatan masyarakat serta indikator ekonomi.

 Gaya hidup

Adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan lewat beberapa aktivitas, seperti
pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial, serta minat terhadap suatu hal.

 Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang
relatif konsisten serta tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian
bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen dalam memilih produk atau merek
tertentu.

4. Faktor psikologis (psychological Factor)

Sebagian besar faktor psikologis dipengaruhi lingkungan tempat tinggal.


Berikut ini beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen:

1. Motivasi

Motivasi yang kuat akan mendorong konsumen untuk memilih serta membeli barang yang
dibutuhkannya. Adanya motif dan dorongan dapat membantu seseorang bertindak,
terutama dalam hal membeli produk atau jasa.

2. Persepsi
Seseorang yang termotivasi pastinya akan bertindak. Karena persepsi memengaruhi
motivasi dan tindakan seseorang dalam situasi tertentu.

3. Pengetahuan
Pengetahuan menggambarkan perubahan perilaku individu yang didasarkan pada
pengalaman. Karena saat orang bertindak, mereka belajar dan mendapat pengalaman serta
pengetahuan.

4. Keyakinan dan sikap

Lewat tindakan dan belajar, seseorang akan mendapat keyakinan serta sikap. Dua faktor
inilah yang memengaruhi perilaku pembelian produk dan jasa. Keyakinan akan membentuk
citra produk dan merek.
Bila ternyata keyakinan ini keliru dan menghambat pembelian, pemasar akan meluncurkan
kampanye untuk mengoreksi keyakinan tersebut.

Soal

3. Ekuitas konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan konsumen yang didasarkan
pada hubungan yang telah dibangun dengan baik sejak semula dan sudah berlangsung dalam
waktu yang lama, Pertanyaan buatlah ilustrasi atau gambaran secara singkat pelaksanaan
ekuitas konsumen pada perusahaan tempat saudara bekerja atau perusahaan lainnya

Jawab :

Pendorong Ekuitas Pelanggan

Ekuitas pelanggan atau customer equity adalah nilai suatu perusahaan dariseluruh pelanggan selama
hubungan mereka dengan perusahaan. Semakin setia pelanggan,semakin tinggi ekuitas pelanggan.
Customer Equity adalah total nilai masa pakai di bagiseluruh jumlah pelanggan perusahaan. Dalam
istilah awam, semakin loyal pelanggan,semakin banyak pula Customer Equity. Perusahaan seperti
Barantum, Apple, Facebook memiliki ekuitas pelanggan yang sangat tinggi dan itulah sebabnya mereka
memilikikeunggulan kompetitif yang luar biasa dan berkelanjutan. Customer Equity terdiri dari
tigakomponen. Value Equity, Brand Equity, dan Relationship Equity.Tujuan perusahaan jelas, yaitu untuk
memaksimalkan ekuitas pelanggan, baik padatingkat yang sangat luas atau pada tingkat yang lebih rinci.
Dengan pendekatan yang terakhir,pemasar berusaha untuk menghitung dan mengelola nilai seumur
hidup pelanggan denganmempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya akuisisi, biaya retensi, periode
waktuhubungan pelanggan, pendapatan, dan margin laba.

Anda mungkin juga menyukai