Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian Perbankan Syariah


Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan
dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain
melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di
Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank
konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur
dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek
yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank
syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).
Pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan syariah
dari aspek pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik
dilaksanakan oleh OJK sebagaimana halnya pada perbankan konvensional,
namun dengan pengaturan dan sistem pengawasan yang disesuiakan dengan
kekhasan sistem operasional perbankan syariah. Masalah pemenuhan prinsip
syariah memang hal yang unik bank syariah, karena hakikinya bank syariah
adalah bank yang menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah.
Kepatuhan pada prinsip syariah menjadi sangat fundamental karena hal inilah
yang menjadi alasan dasar eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan pada
prinsip syariah dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah. Dengan
konsisten pada norma dasar dan prinsip syariah maka kemaslhahatan berupa
kestabilan sistem, keadilan dalam berkontrak dan terwujudnya tata kelola
yang baik dapat berwujud.
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan
syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam
kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah Dewan Syariah
Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah memberikan kewenangan kepada MUI yang fungsinya dijalankan
oleh organ khususnya yaitu DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian
syariah suatu produk bank. Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang
POJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh
ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI
dan memperoleh ijin dari OJK. Pada tataran operasional pada setiap bank
syariah juga diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
fungsinya ada dua, pertama fungsi pengawasan syariah dan kedua fungsi
advisory (penasehat) ketika bank dihadapkan pada pertanyaan mengenai
apakah suatu aktivitasnya sesuai syariah apa tidak, serta dalam proses
melakukan pengembangan produk yang akan disampaikan kepada DSN untuk
memperoleh fatwa. Selain fungsi-fungsi itu, dalam perbankan syariah juga
diarahkan memiliki fungsi internal audit yang fokus pada pemantauan
kepatuhan syariah untuk membantu DPS, serta dalam pelaksanaan audit
eksternal yang digunakan bank syariah adalah auditor yang memiliki
kualifikasi dan kompetensi di bidang syariah.
Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank
Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan
pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam
lalu lintas sistem pembayaran. Secara kelembagaan bank umum syariah ada
yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam
bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian
tersebut serupa dengan bank konvensional, dan sebagaimana halnya diatur
dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak
yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk
simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu
mendapat izin OJK.
( Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip Syariah.
Selain itu dalam operasionalnya Bank Syariah juga diatur oleh fatwa DSN-
MUI dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang perbankan Syariah.)

B. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah


Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada
Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan
Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan
rakyat.
Sedangkan fungsi dari perbankan syariah adalah :
1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari
wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Struktur Perbankan Syariah


Berdasarkan Kegiatannya Bank Syariah dibedakan menjadi Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
1) Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,
Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,
Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
6. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah;
9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip
Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah, atau hawalah;
10. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan
Prinsip Syariah;
12. Melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;
13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah;
14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
Prinsip Syariah; dan
17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan
di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu
Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Kegiatan usaha UUS meliputi:
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,
Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad
salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
6. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau
Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah;
9. Membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan
atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain,
seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah,
atau hawalah;
10. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga
berdasarkan Prinsip Syariah;
12. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah;
13. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
14. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
Prinsip Syariah; dan
15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan
dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya


tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
 Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan
 Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
 Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau
musyarakah;
 Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna';
 Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;
 Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan
 Pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;
c) Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad
mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS; dan
e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia (sekarang OJK).

D. Sejarah Bank Syariah Indonesia (BSI)


BSI lahir dari pengabunggan (merger) 3 Bank Syariah besar Indonesia yaitu
PT.BRI syariah, PT.BNI syariah dan PT. Bank Mandiri Syariah. BSI
diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Senin, 1 Februari 2021. Latar belakang
Pendirian Bank Syariah Indonesia ini adalah bagian dari upaya dan komitmen
Pemerintah dalam memajukan ekonomi syariah sebagai pilar baru kekuatan
ekonomi nasional yang juga secara jangka panjang akan
mendorong Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah dunia.
Perjalanan Bank Syariah Indonesia (BSI)
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hery Gunardi dalam
laporannya menyampaikan bahwa integrasi dan peningkatan nilai Bank
Syariah Himbara dimulai sejak awal Maret 2020, memakan waktu sekitar 11
bulan.
Dalam kurun waktu tersebut, sambung Hery, seluruh proses dan rangkaian
seperti penandatanganan akta penggabungan atau merger, penyampaian
keterbukaan informasi, dan perolehan izin dari OJK telah berjalan dengan
baik dan sesuai ketentuan.
Berdirinya Bank Syariah Indonesia (BSI)
 2016, Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan peta jalan atau roadmap
pengembangan keuangan syariah.
 2019, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mendorong bank syariah dan
unit usaha syariah milik pemerintah berkonsolidasi atau merger
perbankan. Di antaranya PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI
Syariah, PT Bank BRI Syariah, Unit Usaha Syariah, PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk.
 2 Juli 2020, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir
berencana menggabungkan bank syariah BUMN yaitu BRI Syariah,
BNI Syariah, BTN Syariah, dan Mandiri Syariah.
 Oktober 2020, Pemerintah secara resmi mengumumkan rencana
merger bank syariah dari tiga bank Himbara yaitu Mandiri Syariah,
BNI Syariah dan BRI Syariah
 11 Desember 2020, Konsolidasi bank syariah Himbara menetapkan
nama perusahaan hasil merger menjadi PT Bank Syariah Indonesia
Tbk
 27 Januari 2021, OJK secara resmi mengeluarkan izin merger usaha
tiga bank syariah. Surat itu terbit dengan Nomor SR-3/PB.1/2021
 1 Februari 2021, Presiden Jokowi meresmikan PT Bank Syariah
Indonesia Tbk atau Bank Syariah Indonesia (BSI).

E. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

F. Jenis produk dan layanan yang ada di BSI


Ada berbagai macam jenis produk/layanan BSI mulai dari produk dan
layanan untuk individu, perusahaan, digital banking dan kartu.

G. a. Produk/layanan individu terdiri c. Produk/layanan digital banking


dari : terdiri dari :
1. Bisnis 1. BSI mobile
2. Emas 2. Buka rekening online
3. Haji dan umroh 3. Solusi emas
4. Pembiayaan 4. BSI Qris
5. Investasi 5. BSI Cardless Winthdrawal
6. Prioritas 6. BSI debit card
7. Tabungan 7. BSI debit OTP
8. Investasi 8. BSI ATM CRM
b. Produk /layanan perusahaan 9. BSI Aisyah
terdiri dari : 10. BSI Net
1. Trade finance & services 11. BSI jadiberkad.id
2. Pembiayaan 12. BSI Merchant Business
3. Simpanan d. Produk/layanan kartu terdiri
4. Cash Management dari :
5. Treasuri 1. Kartu Pembiayaan
2. Kartu Debit

PRODUK LAYANAN BSI MOBILE


BSI Mobile adalah fasilitas mobile banking yang disediakan Bank Syariah
Indonesia bagi para nasabahnya untuk memiliki akses ke rekening tabungan
dan melakukan transaksi online.
Keungulan BSI Mobile
 Sahabat Finansial
Lebih mudah atur keuanganmu mulai saat ini dengan berbagai fitur
finansial BSI Mobile seperti Transaksi Terjadwal, Manajemen Kartu dan
masih banyak lagi fitur menarik lainnya
 Sahabat Spiritual
Layanan Islami seperti fitur Lokasi Masjid, Waktu Shalat, dan Arah
Kiblat membuat ibadah lebih mudah.
 Sahabat Sosial
Berbagi dengan orang terdekat sekarang lebih mudah di BSI Mobile
melalui fitur Berbagi-Ziswaf
Fitur yang tersedia di BSI Mobile
1. Info Rekening
Fitur ini berfungsi untuk melihat semua informasi transaksi rekening BSI
Mobile, baik itu tabungan Wadiah, Mudharabah, ataupun tabungan
Mabrur.
2. Transfer
Fitur ini memudahkan untuk mengirim uang antar rekening Bank Syariah
Indonesia maupun rekening lain, baik transfer online dan transfer
SKN(kliring).
3. Pembayaran
Fitur ini merupakan fitur yang memudahkan untuk melakukan transaksi
pembayaran berbagai kebutuhan nasabah. Bisa digunakan untuk
membayar PLN, PDAM, BPJS, TV kabel/Internet.
4. Pembelian
Fitur ini menyediakan transaksi pembelian berbagai macam kebutuhan
nasabah dengan mudah. Tanpa harus keluar rumah kita dapat melakukan
transaksi pembelian melalui ponsel.
5. QRIS
Dengan menggunakan rekening yang dimiliki, nasabah bisa melakukan
berbagai transaksi dengan mudah melalui scan QR yang tersedia.
6. E-mas
Fitur ini melayani jual beli emas dan gadai emas. Cara membeli emas
melalui e-Mas ini tentunya sangat mudah, yaitu dengan cara
mendebetkan dana yang ada di rekening BSI. Pembelian emas juga
terjangkau mulai dari Rp 50.000. Selain itu nasabah bisa memantau
transaksi emas yang dilakukan melalui cek history transaksi.
7. Tarik Tunai
Dengan fitur ini nasabah dapat melakukan penarikan dana tunai di
rekening BSI nasabah tanpa menggunakan kartu Bank Syariah Indonesia
Debit. Nasabah bisa menarik uang mulai dari Rp 50.000 hingga Rp
500.000 per harinya.
8. Favorit
Fitur ini bisa nasabah gunakan untuk menyimpan berbagai transaksi yang
sering dilakukan, seperti transfer, pembayaran, pembelian, Ziswaf, dsb.
9. Al-Quran dan Hikmah
Fitur ini berisi juz amma dan asmaul husna.
10. ATM Cabang
Dengan fitur ini membantu nasabah untuk menemukan lokasi ATM &
Kantor Cabang dengan mudah berdasarkan lokasi nasabah berada saat
itu.
11. Informasi
Fitur ini akan membantu nasabah yang ingin mengetahui informasi lebih
lanjut tentang BSI.
12. Kotak Masuk
Untuk memudahkan transaksi Anda, semua dokumen transaksi
perbankan Anda akan disimpan dalam kotak masuk ini. Selain itu, Anda
juga dapat melihat notifikasi mengenai berbagai program yang
ditawarkan oleh BSI.
13. Manajemen Kartu
Apabila Anda mengalami masalah dengan kartu Mandiri Syariah Debit
Anda, Anda bisa dengan mudah melakukan pemblokiran kartu Mandiri
Syariah Debit Anda melalui fitur ini.
14. Info Kurs
Fitur ini menampilkan pegerakan Harga Jual Dan Beli Kurs untuk
kemudahan Anda bertransaksi valuta asing.
15. Media Sosial
Ingin mengetahui lebih jauh mengenai aktifitas Mandiri Syariah? Anda
bisa menekan tombol sosial media yang ada dalam fitur ini. Tersedia
akun resmi Mandiri Syariah seperti instagram, twitter, youtube dan
facebook.
16. BSI Mobile Keyboard
Untuk Anda yang sedang online dan ingin bertransaksi perbankan tanpa
keluar aplikasi. Fitur ini memudahkan Anda untuk bertransaksi sambil
tetap online. Tekan tombol aktifkan keyboard dan pilih MSM Keyboard.
Chat lancar, transaksi jalan terus.
17. Aktivasi
Bagi nasabah baru yang baru saja mendownload aplikasi BSI mobile,
Anda bisa melakukan aktivasi dengan memasukkan nomor HP yang
terdaftar dan nomor aktivasi yang dikirim melalui SMS.
18. Minta Kode Ualng Aktivasi
Bagi Nasabah Yang Ingin Mengaktifkan Kembali BSI Mobile Dengan
Meminta Kode Aktivasi Ulang, Harap Pastikan Ponsel Anda Terdaftar Di
Mandiri Syariah, Telah Mendownload Aplikasi Mandiri Syariah Mobile
Dan Dapat Digunakan Untuk Mengirim Sms.
19. Pengaturan Kata Sandi
Anda Dapat Merubah Kata Sandi Yang Sudah Anda Gunakan Dengan
Yang Baru Untuk Keamanan Transaksi Anda.
20. Ubah Pin
Ubah Pin Anda Secara Berkala Untuk Keamanan Transaksi Anda.
21. Pilih Bahasa
Fitur ini bisa anda gunakan untuk mengatur bahasa yang akan anda
gunakan, baik bahasa indonesia atau bahasa inggris.
22. Donasi Online
Donasi Online atau infaq merupakan salah satu fitur unggulan dari
mandiri syariah untuk para nasabah yang ingin melakukan kewajiban
muslim yaitu berbagi atau yang biasa disebut zakat. Fitur ini juga
merupakan fitur yang memudahkan Anda untuk berbagi keberkahan dan
menjalankan kewajiban sebagai muslim salah satunya yaitu dengan
donasi online atau berzakat.
23. Jadwal Sholat
Bank Syariah Indonesia memberikan kemudahan bagi Anda yang ingin
melaksanakan kewajiban shalat dengan memberikan fitur yang
menunjukan waktu shalat, lokasi masjid, Arah kiblat yang disesuaikan
berdasarkan lokasi Anda berada.
Cara mengaktifkan BSI mobile
1. Unduh aplikasi “BSI Mobile” di perangkat ponsel pintar. 
2. Setelah itu, buka aplikasi dan pilih “Buka Rekening”.
3. Pilih jenis rekeningnya Easy Wadiah atau Easy Mudharabah. (untuk
pembukaan rekening di BSI Mobile hanya dikhususkan untuk Tabungan
Easy). 
4. Pilih jenis kartu ATM yang diinginkan.
5. Mengisi informasi kontak seperti email dan nomor ponsel yang aktif, lalu
pili “Selanjutnya”.
6. Tunggu beberapa saat hingga muncul SMS yang berisikan kode OTP. 
7. Masukkan 6 digit kode OTP tersebut sesuai instruksi layar. 
8. Selanjutnya kamu diminta untuk mengisi data diri dan mengunggah
dokumen yang dibutuhkan, seperti KTP dan foto selfie dengan KTP. 
9. Setelah itu, kamu akan diminta untuk mengunggah foto tanda tangan di
atas selembar kertas putih. 
10. Mengisi informasi mengenai pekerjaan. 
11. Selanjutnya memilih lokasi Kantor Cabang BSI untuk pembukaan
rekening.
12. Setelah selesai, kamu akan dihubungi oleh petugas BSI untuk proses
verifikasi. 
13. Jika verifikasi disetujui, kamu bisa mengunjungi Kantor Cabang BSI
yang telah dipilih sebelumnya untuk melakukan setoran awal dan
pengambilan buku tabungan beserta kartu ATM.
14. Biaya transaksi dikenakan sesuai transaksi yang dilakukan
REFRENSI
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-
kelembagaan.aspx
https://indonesiabaik.id/infografis/berdirinya-bank-syariah-indonesia

Anda mungkin juga menyukai