Landasan syariah Esensi Manajemen Risiko 1. QS Luqman 31:34 : risiko muncul karena ketidakpastian 2. QS Yusuf 12/67 : Jangan mengosentrasikan sesuatu pada satu hal. Ada berbagai jawaban, 3. Hadist Dailami : Sungguh Allah mencintai Ada yang menjawab membawa jas hujan seorang hamba yang jika mengerjakan karena lebih terlindungi sesuatu dilakukannya dengan cermat atau Ada yang perlu membawa payung meskipun hati-hati. hanya masih mendung. Dari sini dapat dilihat bahwa kedua jawaban Islam memandang risiko memiliki perspektif yang sama. Yaitu ketika 1. Esential Risk : Return sebanding dengan ada satu tanda kita harus bersiap untuk risiko, Prinsip profit loss sharing menyikapi hal tersebut. 2. Prohibited Risk : Maysir, gharar, haram, Ketika menghadapi ketidakpastian maka riba. diperlukan berjaga jaga, waspada, bersiap. 3. Permissible Risk :risiko bisnis bank syariah Resiko timbol karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Di bank syariah ada sumber risiko Risikotidak mungkin tidak ada. Risiko dapat 1. Kewajiban memenuhi prinsip syariah diminimaliris. Dengan mengetahui risiko kita 2. Variasi Akad yang digunakan dapat melakukan antisipasi. REGULASI MANAJEMEN (RISIKO 1) Manajemen risiko adalah serangkaian metode 1. Basel (Basel Acord) : Pengaturan atau prosedur untuk mengidentifikasi risiko, manajemen risiko yang bersifat internasional. menukur ekposur dan tingkat risiko, 2. IFSB (Islamic Financial Services Board) Memantau risiko, Mengendalikan. 3. PBI Peraturan Bank Indonesia / POJK
Sekarang yang berjalan atau berlaku adalah
Basel 3. Di indonesia baru implementasi th 2019.
Basel Committee on Banking Supervision
(BCBS) Pilar konsep dari basel II
Risiko akan berdampak buruk jika terjadi
salah penilaian. Yaitu salah mengukur dan salah mengurus.
Pada basel III masih membawa pilar pada
basel II namun diperkuat dengan Regulasi Manajemen risiko 2 Esensi penerapan manajemen risiko Kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan ussaha bank tetap dapat terkendali pada batas yang dapat diterima. Pengelolaan Risiko Part 1 Proses Manajemen risiko IP3 1. Identifikasi Risiko Analisis terhadap : Karakteristik risiko yang melekat pada bank, risiko dari produk dan kegiatan usaha bank. 2. Pengukuran Risiko : Mengukur ekposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko 1. Risiko Kredit : risiko yang muncul akibat sebagai acuan melakukan pengendalian. kegagalan nasabah atau pihak lain dalam Menggunakan pendekatan kualitatif dan memenuhi kewajiban kepada bank, sesuai kuantitatif disesuaikan dengan tujuan, dengan perjanjian yang disepakati. Contoh : kompleksitas usaha dan kemampuan bank. kegagalan bisnis nasabah, karakter debitur yg 3. Pemantauan : evaluasi terhadap ekposur tdk mempunyai itikad baik untuk memenuhi risiko melalui pemantauan dan pelaporan kewajiban kpd bank. risiko yang bersifat material atau yang Cara mengukurnya : Credit Scoring, Credit berdampak pada kondisi permodalan bank. Risk ratinng, Watchlist, Portofolio Alert, 4. Pengendalian : Untuk mengelola risiko Stress Test yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank, antara lain melalui cara lindung nilai, mitagi risiko, dan penambahan modal untuk menyerap potensi risiko.
2. Risiko Pasar : Risiko pada posisi neraca
dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat dperdagangkan atau disewakan. Harga pasar adalah benchmark suku bunga, nilai tukar, komoditas dan ekuitas. 3. Risiko likuiditas : Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memnuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau dari aset likuid lainnya. 4 Risiko Operasional : Risiko akibat ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. 5. Risiko huukum : risiko akibat tuntutan hukun atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain karena ketiadaan peraturan penrang undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan. 6. Risiko reputasi : Risiko akibat penurunan tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.