Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MATA KULIAH BAHAN ALAT TANGKAP

Oleh :

HAMZAH
2010713210002

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
PERIKANAN TANGKAP
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga
Laporan Praktik Lapang Bahan dan Alat Penangkapan Ikan ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bahan Alat Penangkapan Ikan, yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
praktikum. Praktikan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu praktikan mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktik lapang kepelautan ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, 16 Mei 2022

Praktikan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan.....................................................................................................................4
BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
BAB 3 METODE....................................................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................................7
3.2Alat dan Bahan..............................................................................................................7
3.3 Metode Praktik.............................................................................................................7
4.1 hasil...............................................................................................................................8
4.2 pembahasan................................................................................................................10
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................11
5.1 kesimpulan..................................................................................................................11
5.2 saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................vi

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Semakin mahalnya harga serat sintetis yang terbuat dari bahan kimiawi
untuk bahan baku alat penangkapan ikan seperti polyamide, polyethylene,
fibreglass, monofilamen yang umumnya berasal dari sumber bahan yang
tidak dapat diperbaharuhi mendorong ditemukan serat alami sebagai bahan
alternatif yang berasal dari sumber yang dapat diperbaharui melalui usaha
budidaya. Penggunaan serat alami pada beberapa bagian alat penangkapan
ikan memiliki beberapa sifat yang menguntungkan. Disamping harganya
relatif lebih murah dari serat sintetis, beberapa serat alami juga memiliki
kecepatan tenggelam (sinking speed) yang baik karena serat ini menyerap
air. Juga sebagian besar serat alami ini lebih mudah terurai apa bila bagian
bahan ini terbuang sebagai sampah ke laut sehingga memperkecil terjadinya
“ghost fishing” di perairan umum. Selain memilih bahan baku yang dapat
dipintal menjadi tali atau benang bahan alat penangkapan ikan, maka
idealnya ada beberapa kriteria yang harus dimiliki, yaitu mudah didapat di
daerah setempat, teknologi pengolahanya tidak terlalu sulit sehingga biaya
relatif murah dan bahan baku tersebut tidak berasal dari jenis tumbuh-
tumbuhan yang langka atau dilindungi, tapi mudah dibudidayakan
(renewable resources). Banyak tumbuhan di alam yang belum dimanfaatkan
karena belum dikaji sifat dan kesesuaiannya sebagai bahan baku alat
tangkap. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dasar
mengenai serat alami yang berasal dari rumput teki (Fimbristylis sp), rumput
linggi (Penicum sp), dan rumput sianik (Carex sp) untuk dijadikan bahan
baku tali yang digunakan pada alat penangkapan ikan. Karena di samping
ketiga jenis tumbuhan ini banyak dan mudah ditemukan di sekitar
lingkungan rawa-rawa dan sejauh ini tumbuhtumbuhan tersebut juga belum
dimanfaatkan. Sehingga, hypothesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah
ketiga jenis rumput yang menjadi objek penelitian memiliki potensi untuk

4
dijadikan bahan baku tali dari serat alami pada alat penangkapan ikan jika
ditinjau dari aspek fisika.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktik lapang kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui alat tangkap apa saja yang digunakan oleh nelayan
2. Mengetahui alat tangkap yang sudah dimodifikasi
3. Mengetahui kostruksi alat tangkap yang digunakan nelayan
4. Mengetahui ikan apa saja yang tertangkap oleh alat tangkap yang digunaka

5
BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA

Definisi alat penangkapan ikan adalah alat yang di gunakan untuk


melakukan penangkapan ikan dan udang. Alat penangkapan yang digunakan
untuk mengejar gerombolan ikan di perairan, baik di perairan laut maupun di
perairan tawar (Subani, 1978 dalam Sumardi, dkk. 2014).
Alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan merupakan suatu alat
penangkapan ikan yang tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan,
yaitu sejauh mana alat tersebut tidak merusak dasar perairan, kemungkinan
hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi. Faktor lain adalah
dampak terhadap bio-diversity dan target resources yaitu komposisi hasil
tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda (Arimoto, et al.,
1999).
Penggunaan alat tangkap ramah lingkungan yang sesuai dengan CCRF
harus dilakukan sesuai dengan 9 kriteria. Kriteria alat tangkap ramah lingkungan
yaitu memiliki selektifitas tinggi, tidak merusak habitat ikan, tidak
membahayakan nelayan, menghasilkan ikan bermutu baik, produk tidak
membahayakan konsumen, hasil tangkapan yang tebuang minimum, alat tangkap
yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap keanekaan
sumberdaya hayati (biodiversity), tidak menangkap jenis yang dilindungi undang-
undang atau yang terancam punah dan diterima secara sosial oleh masyarakat
(Firdaus, dkk, 2017).
Jaring Insang merupakan alat tangkap pasif. Alat tangkap pasif biasanya
memiliki target tangkapan utama organisme aktif, sedangkan alat tangkap aktif
menangkap target tangkapan organisme pasif (Mardiah et al., 2016). Alat tangkap
pasif akan menangkap ikan-ikan dengan sifat aktif atau ikan yang sensitif terhadap
rangsangan indra penciuman atau peraba. Penilaian pertama alat tangkap jaring
insang yaitu selektivitas alat tangkap.

6
BAB 3 METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktik lapang dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 26-
27 Maret 2022. Tempat pelaksanaan di Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap,
Kab. Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.
3.2Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik lapang ini yaitu sebagai
berikut:

1. Pulpen/pensil
2. Panduan praktik lapang dan kuisioner
3. Kamera
3.3 Metode Praktik

Praktik lapang ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan


deskriptif survei dan literatur. Metode deskriptif adalah suatu metode yang
bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang terhadap suatu
objek dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, menjelaskan
dan menarik kesimpulan.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Muara Kintap, Kecamatan
Kintap, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan satu narasumber yaitu
nelayan setempat. Data yang dikumpulkan adalah data yang bersumber langsung
dari hasil wawancara di lokasi dan data pendukung lainnya terkait dengan objek
penelitian.

7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil

Nama Responden : Supian


Alamat : Desa Muara Kintap, Kec. Kintap, Kab. Tanah Laut,
Kalimanatan Selatan
Nama Kapal : KN. Mahpuza
Nama Alat Tangkap : Gill Net (Rengge)
Hasil yang didapat pada praktik lapang sebagai berikut:
Alat tangkap sebagai berikut:
- Nama alat tangkap: Gill Net (Rengge)
1. Jaring lapisan dalam
Material/bahan : Nilon
Warna : Biru, hitam
Mesh size : 1,75 inci, 2 inci, 4 inci
Simpul : Simpul bendera (english knot)
Panjang jaring : 1181 inci
Dalam jaring : ± 1181 inci
2. Jaring penguat (selvedge)
Material/bahan : Polyester
Warna : Hitam
Mesh size : 1,75 inci, 2 inci
Simpul : Simpul pangkal ganda
Panjang jaring : 1181 inci
Dalam jaring : ± 1181 inci
3. Tali ris atas
Material/bahan : Polyethylene
Warna : Hitam
Ukuran (p, d) : p = 1181 inci, d = 4 mm
4. Tal ris bawah

8
Material/bahan : Polyethylene
Warna : Hitam
Ukuran (p, d) : p = 1181 inci, d = 4 mm
5. Tali pelampung
Material/bahan : Polyethylene
Warna : Hitam
Ukuran (p, d) : p = 1181 inci, d = 4 mm
6. Tali pemberat
Material/bahan : Polyethylene
Warna : Hitam
Ukuran (p, d) : p = 1181 inci, d = 4 mm
7. Pelampung Tanda
Material/bahan : Polyvinyl chloride (PVC)
Bentuk dan jumlah : Bola dan 66 buah
Ukuran (p, l, d) : p = 15 cm, l = 15 cm, d = 15 cm
8. Pelampung
Pelampung : Polyvinyl chloride (PVC)
Bentuk dan jumlah : Oval dan 66 buah
Ukuran (p, l, d) : p = 17 cm, l = 14 cm, d = 6 cm
Jarak antar pelampung : 18 inci
Jumlah mata antar pelampung : 2 mata
9. Pemberat
Material/bahan : Batu
Bentuk dan jumlah : Oval dan terdapat 13 set (1 set = 11 buah)
= 143
Ukuran (p, l, d) : ± 20 cm
Jarak antar pelampung : ± 188 inci
Jumlah mata antar pelampung : 2 mata

9
4.2 pembahasan

Alat penangkapan ikan adalah saranan dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang
diperlukan untuk menangkap ikan ( Dirjen perikanan,1996). Ada satu jenis alat pengkapan ikan
yang diperoleh oleh sebagian besar nelayan di kecamtan kintap yaitu Gillnet (jaring ingsang)
adalah alat tangkap yang direntangkan di duatu perairan kedalaman tertentu dan ukuran mata
jaring tertentu, sehingga ikan yang menabrak jaring akan terjerat atau terbelit pada mata
jaring.jaring ingsang yang digunakan nelayan di Kec. Kintap berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran panjang jaring 1181 inci.yang bertujuan untuk mengkap ikan ikan demersal.
Bahan jaring terbuat dari nilon srta tali pelampung terbuat dari Polyethylene jenis pelampung
yang digunakan Polyvinyl chloride jenis pelampung ini memiliki dua fungsi yaitu berfungsi
memberikan tanda dan yang melekat pada punggung jaring berfungsi untuk mengkat tali ris atas
agar gillnet dapat berdiri tegak. Pemberat yang digunakan berfungsi untuk menenggelamkan
seluruh alat kedalam perairan . daya tahan alat yang digunakan untuk beroprasi bisa mencapai
10 tahun dengan perawatan yang baik. Dengan melihat spesifikasi yang ada dan ikan- ikan yang
menjadi tujuan penangkapan maka gillnet yang digunakan oleh nelayan muara kintap termasuk
dalam katagori Gillnet dasar ( bottom gillnet).

10
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan pratik lapang ini adalah:
Alat tangkap yang terdapat di desa muara kintap yaitu gillnet jenis battom

5.2 saran

Sebaiknya praktikan dapat lebih rajin dan teliti lagi dalam mencari dan
mengumpulkan data-data hasil praktik lapang dari data sekunder di internet maupun yang
lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gerba, S. V., & Agustriani, F. (2015). Analisis Finansial Penangkapan Ikan Dengan Alat
Tangkap Drift Gillnet Di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan Bangka
Belitung. Maspari Journal: Marine Science Research, 7(2), 19-24.

Afriyanto, Teguh. 2019. Studi Konstruksi Alat Tangkap Jaring Insang Oseanik di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau. Hal. 1 – 8.

Akbar, Junius. 2017. Buku Potensi, Peluang dan Tantangan Pengembangan


Perikanan Rawa di Kalimantan. Banjarmasin : Lambung Mangkurat
University Press.

Anggraini, Anggun dkk. 2019. Identifikasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan


yang Dioperasikan di Perairan Danau Singkarak Provinsi Sumatera
Barat. Halaman 1-11. Pekanbaru : Universitas Riau.

Firdaus, Maulana. 2013. Pola Penggunaan Alat Tangkap Ikan di Desa Ketapang Barat,
Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan.
Volume 8 No.1: 9-14.

Lino, Waldy Daen. 2013. Perbandingan Hasil Tangkapan Bubu Rajungan yang
Dioperasikan pada Siang Hari dan Malam di Perairan Pantai Parepare
Sulawesi Selatan [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Septifitri dkk. 2010. Peluang Pengembangan Perikanan Tangkap di Provinsi


Sumatera Selatan.
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 1 No.1: 81-93.

Sumardi, Zainal dkk. 2014. Alat Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan Berbasis Code of
Conduct For Responsible Fisheries di Kota Banda Aceh. Jurnal Agrisep. Volume 15
No. 2: 10-18.

Wulandari, Ully dkk. 2017. Analisis Daerah Penangkapan Ikan Potensial di Pulau Enggano,
Bengkulu Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Volume 23 No. 4: 253-260.

vi
LAMPIRAN PRAKTEK

vii

Anda mungkin juga menyukai