Kel 9
Kel 9
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
danhidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Evaluasi
Hasil Belajar Tingkatan Ranah Psikomotorik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing matakuliah Evaluasi Hasil Belajar yaitu Drs. Arifin Siregar., S.Pd., M.Pd
& Nurhudayah., S.Pd., M.Pd atas bimbingannyasehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demikian pengantar ini penulis sampaikan. Semoga makalah yang kami buat inidapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada diri saya sendiri serta dapat
memberikanwawasan yang lebih luas bagi kita semua. Penyusun menyadari makalah yang
kami buat inimemiliki kelebihan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon untuk sarandan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini. Akhir kata,
penulismengucapkan terima kasih.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PSIKOMOTORIK.............................................................................3
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. KESIMPULAN............................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran harus ada target yang harus dicapai. menentukan tujuan pembelajaran
itu menjadi sangat penting bagaikan anak panah lepas dari busurnya mencari papan target itu
tujuan utamanya. Tapi terkadang tujuan dan target biasanya tidak sesuai dengan apa yang sudah
di harapkan makanya seorang guru harus mengevaluasi pembelajaran yang sudah ada didalam
kelas maupun diluar. Oleh sebab itulah dalam prosespembelajaran, evaluasi menjadi kajian
yang sangat penting. Proses pembelajaran menentukan apakah tujuan pendidikan tercapai atau
tidak. Dan hanya dengan evaluasi yang baik tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat
diketahui hasilnya.
Tujuan dan evaluasipendidikan di tanah air sekarang ini,biasanya mengikuti taksonomiatau
ranah yang dikembangkan oleh B.S. Bloom. Menuruttaksonomi tersebut, tujuan pendidikan di
klasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
Namun realitasnya, pendidikandi tanah air terjebak pada ranah kognitif baik dalam tujuan,
proses pembelajaran maupun evaluasinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh lemahnya
pemahaman terhadap ranah afektif dan psikomotor, disamping pengembangan alat ukur dan
pengukuran terhadap hasil belajar dalam ke dua ranah tersebut yang lebih rumit dan sulit
dibandingkan dengan yang ada padaranah kognitif. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang salah satu dari ranah tersebut, yaitu pengukuran ranah psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikomotorik?
1
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian psikomotorik
psikomotorik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PSIKOMOTORIK
1. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
ataukemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar
afektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabilapeserta didik telah menunjukan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya. Ada enam tingkatan keterampilan psikomotoris yakni:
a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakanauditif, motoris dan lain-lain
d. Kemampuan di bidang fisisk misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan
e. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilanyang kompleks
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive seperti
gerakanekspresif dan interpretatif
3
1) Keterampilan motorik (muscular or motor skills) : memperlihatkan gerak,
menunjukanhasil (pekerjaan tangan), menggerakan, menampilkan, melompat, dan
sebagainya.
2) Manipulasi benda-benda (manipulation of materialor objects) : menyusun,
membentuk,memindahkan, menggeser, merevisi, dan sebaagainya.
3) Koordinasi neomuscular : menghubungkan, mengamati, memotong, dan
sebagainya.
Seperti yang dinyatakan oleh Bloom dalam bukunya Ismet Basuki dan Hariyanto yang
berjudul Asesmen Pembelajaran. Bloom mengatakan bahwa ranah psikomotor berhubungan
denganhasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Siswa melaksanakan suatu tugas tertentu yang memerlukan
keterampilan,misal dalam praktik berpidato pada pembelajaran bahasa Indonesia, praktik
olahraga dalam pendidikan jasmani, praktik- praktik di laboratorium IPA, praktik menjahit,
memasak makanan dan menyajikan hidangan dalam pelajaran keterampilan rumah tangga,
pendidikan jasmani, apalagi dalam masa SMA seperti praktik olahraga dan kesehatan, seni
budaya,fisika, kimia, biologi, keterampilan dan lain sebagianya.Dengan kata lain, kegiatan
belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotorik adalah praktik di
aula/lapangan, di bengkel, dan praktikum dilaboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik
itu juga ada ranah kogitif dan afektifnya. Dalam hubungan ini guru melakukan pengamatan
untuk menilai dan
4
menentukan apakah siswa sudah terampil atau belum, memerlukan kerja sama
kelompok dinilai keterampilan kerja sama siswa serta keterampilan kepemimpinan
siswa dan lain sebagainya.
5
dengan tes, melainkan tujuan belajar yang bersifat keterampilan ini dapat diukur
dengan
6
kemampuan atau keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu. Dalam asesmen
psikomotorik, tujuan pembelajaran disesuaikan dengan ranah psikomotor. R.H.
Dave (1970) membagi hasil belajar ranah psikomotor (aspek penilaian psikomotor
menjadi lima tahap yaitu:
a. Imitasi (imitation). Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatansederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau di perhatikan
sebelumnya. Contohnya menendang bola dengan gerakan yang sama persis
dengan yang dilihatatau diperhatikan sebelumnya.
b. Manipulasi (manipulation). Manipulasi adalah kemampuan melakukan
kegiatansederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada
pedoman atau petunjuk saja. Misalnya seorang siswa dapat melempar lembing
hanya mengandalkan petunjuk dari guru.
c. Presisi (precision). Presisis adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan
akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. Misalnya
melakukan tendangan pinalti sesuai dengan yang di targetkan (masuk gawang
lawan).
d. Artikulasi (articulation). Artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan
kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh. Misalnya melempar
bola keteman sebagai umpan untuk ditendang kearah gawang lawan.
e. Naturalisasi (naturalization). Naturalisasi yaitu kemampuan melakukan
kegiatan secara refleks yaitu kegiatan melibatkan fisik saja sehingga
efektivitas kerja tinggi. Misal secara refleks seseorang memegang tangan
seorang anak kecil yang sedang bermain dijalan raya ketika sebuah mobil
melaju dengan kecepatan tinggi hal initerjadi agar terhindar dari kecelakaan
tertabrak.
Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap
lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan
untuk berperilaku.
7
Hasil Belajar Afektif Hasil Belajar Psikomotorik
Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru. Segera memasuki kelas pada waktu guru
datangdan duduk paling depan dengan
mempersiapkan kebutuhan belajar
Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan Mencatat bahan pelajaran dengan baik dan
oleh guru. sistematis.
Penghargaan siswa terhadap guru. Sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada
saat guru menjeaskan pelajaran.
Hasrat untuk bertanya kepada guru. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru
mengenai bahan pelajaran yang belum jelas.
Kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran Keperpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau
lebih lanjut. meminta informasi kepada guru tentang buku
yang harus dipelajari atau segera membentuk
kelompok untuk diskusi.
Kemampuan untuk menerapkan hasil pelajaran. Melakukan latihan diri dalam memecahkan
masalah berdasarkan konsep bahan yang telah
diperolehnya atau menggunakannya dalam
praktek kehidupan.
Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang Akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi
di berikannya. dengan guru dan bertanya atau meminta saran
bagaimana mempelajari mata pelajaran yang
diajarkannya.
8
B. ASPEK-ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Leighbody dan Kidd dalam bukunya Ismet Basuki dan Hariyanto menjelaskan bahwa
penilaian hasil belajar psikomotor meliputi : 1) kemampuan menggunakan alat dan sikapkerja;
2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan pengerjaan; 3)
kecepatan mengerjakan tugas; 4) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau kriteria
yang telah ditentukan. Dalam hal ini Ryan (1980) dengan penekanan kepada kapan penilaian
dilaksanakan, menjelaskan bahwa hasil belajar psikomotor dapat diukur melalui :
1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung.
2) Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan cara memberikan tes kepada peserta
didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Memberikan penilaian kepada peserta didik beberapa waktu berselang setelah
pembelajaran usai.
Menilai tujuan hasil belajar psikomotor berbeda dengan tujuan belajar kognitif. Tidak
semua tujuan belajar psikomotor dapat diukur dengan tes, melainkan tujuan belajar yang
bersifat ketrampilan ini diukur dengan kemampuan atau ketrampilan siswadalammengerjakan
sesuatu. Untuk melaksanakan pengukuran hasil belajar psikomotor, ada dua halyang perlu
dilakukan, yaitu membuat soal dan membuat perangkat instrument untuk mengamati kinerja
peserta didik. Soal untuk hasil belajar psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas,
perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamatikinerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio. Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor
dilihat dari caranya dapat di bedakan menjadi dua cara yaitu:
1. Penilaian kelas. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilakukan secara
terpadudengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara
mengamati setiap peserta didik disaat mereka sedang belajar, mengerjakan tugas, dan
menjawab setiap pertanyaan yang di tagih.
2. Penilaian berkala atau ujian blok. Penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus
menerus dan hanya pada waktu tertentu saja. Penilaian dengan sistem blok ini
dilakukan setelah peserta didik mempelajari beberapa indikator dalam
satukompetensi dasar atau jika jumlah kompetensi dasar yang ditentukan banyak
makaujian blok dapat
9
dilakukan antara satu sampai dengan tiga kompetensi dasar. Hal ini bisa
menyebabkan pelaksanaan ujian blok antara mata ajar yang satu dengan mata ajar
lainya tidak bersamaan waktunya. Namun adanya ujian blok dapat dilakukan sebagai
pengganti ujian akhir semester dengan materi yang diujikan adalah indikator atau
kompetensi dasar yang belum diujikan.
10
penskorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap- tiap butir penilaian.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan acuan atau
kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan belajar tuntas dan berbasis
kompetensi maka acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil penilaian kinerja dan
hasil kerja peserta didik adalah acuan kriteria.
3. Analisis Hasil Penilaian
Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik mempunyai banyak kegunaan, baik bagi
peserta didik, satuan pendidikan, ataupun bagi pendidik sendiri. Secara rinci dapat dijelaskan
manfaat penilaian, yaitu:
Mengetahui tingkat ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah dijabarkan ke
kompetensi dasar
Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
Mendorong peserta didik belajar/berlatih
Mendorong pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik
Mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya
lebih terfokus dan terarah
Untuk mendapatkan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu dilakukan
analisis terhadap hasil tes/penilaian yang telah dicapai oleh peserta didik. Caranya yaitu
dengan membuat tabel spesifikasi yang dapat menunjukkan kompetensi dasar, indikator, atau
aspek keterampilan mana yang belum dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya, aspek
keterampilan yang belum dikuasai itu dituliskan dalam kolom keterangan.
11
kompetensi dasar. Jadi tidak semua mata pelajaran memiliki nilai untuk
ranah psikomotor.
Instrumen penilaian psikomotorik terdiri dari soal atau perintah dan pedoman pemberian
skor untuk menilai kinerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut. Sebelum hal
tersebut dilaksanakan, penilaian harus menyusun kisi-kisi (grid) penilaian terlebih dahulu.
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal sehingga siapapun yang menulis soal
akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Setelah membuat kisi-
kisi, langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh penulis soal psikomotor adalah
mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Langkah selanjutnya membuat soal dengan
mengacu kepada kisi-kisi yang telah dibuat tersebut. Instrumen berikutnya yang harus
disiapkan adalah pedoman pemberian skor Pedoman ini dapat berupa daftar cek observasi atau
skala penilaian yang harus mengacu pada soal. Soal/lembar kerja/lembar tugas/perintah kerja
yang dibuat ini selanjutnya dijabarkan menjadi aspek-aspek keterampilan yang diamati.
Instrumen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks. Lembar observasi
adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan
aspek-aspek keterampilan yang diamati.
Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian
(ratingscale). Daftarperiksa berupa daftar pertanyaan atau pemyataan yang jawabannya tinggal
memberi check(centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati.
12
1. Konstruksi Instrumen
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga
harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi dasar.
Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir
kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus
dapat dibuat butir soalnya. Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu
kata kerja operasional. Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah
psikomotor perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau portofolio.
Tidak ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa observasi dengan skala
penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu pada soal atau lembar
perintah/lembarkerja/lembar tugas yang diberikan kepada peserta didik. Berdasarkan pada soal
atau lembar perintah/lembar tugas dibuat daftar periksa observasi atau skala penilaian. Pada
umumnya, baik daftar periksa observasi maupun skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu:
(1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) hasil.
2. Penyusunan Rancangan Penilaian
Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukanselama
satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain, dan
kepala sekolah dapat melihatmya. Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian adalah
mencermati silabus yang sudah ada dan menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan
silabus yang telah disusun. Selanjutnya, rancangan penilaian inidiinformasikan kepada peserta
didik pada awal semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin
sempurna atau semakin memenuhi prinsip- prinsip penilaian.
3. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-
kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal akan
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama.
Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman penskoran
untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut.
13
5. Penyusunan Soal
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah psikomotor adalah
mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Soal harus dijabarkan dari indikator dengan
memperhatikan materi pembelajaran. Soal ranah psikomotor untuk ulangan tengah semester
dan akhir semester yang biasanya sudah mencapai tingkat psikomotor manipulasi, mencakup
beberapa indikator.
6. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala penilaian yang
harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah kerja ini selanjutnya dijabarkan menjadi
aspek-aspek keterampilan yang diamati.
14
BAB III
PENUTU
A. KESIMPULAN
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.hasil belajar
ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu.hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Dalam asesmen psikomotorik, tujuan
pembelajaran disesuaikan dengan ranah psikomotor. R.H. Dave (1970) membagi hasil belajar
ranah psikomotor menjadi lima tahapyaitu: imitasi,manipulasi, presisi, artikulasi,
naturalisasi.sedangkan menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat di klasifikasikan
menjadi enam:gerakan reflex, gerakan fundamental dasar, kemampuanperceptual, kemampuan
fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun, taksonomi yang paling
banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik dariSimpson.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan karya-karya yang akan datang. Harapan kami
adalah semoga semakin banyak karya-karya baru terutama tentang pemahaman pada tingkatan
ranah psikomotorik yang lebih lengkap dan lebih baik lagi sehingga bisa dijadikan bahan
referensi yang lebih menarik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian hasil proses belajar mengajar . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
16
17