Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EVALUASI HASIL BELAJAR TINGKATAN RANAH


PSIKOMOTORIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

1. Cindy Monica (1203311114)


2. Septi Rahmadani Siregar (1203311136)
3. Asido Theresia Sihite (1203113030)

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran


Dosen Pengampu : Drs. Arifin Siregar, S.Pd., M.Pd
Nurhudayah Manjani, S.Pd., M.Pd
Kelas : K PGSD’20

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
danhidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Evaluasi
Hasil Belajar Tingkatan Ranah Psikomotorik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing matakuliah Evaluasi Hasil Belajar yaitu Drs. Arifin Siregar., S.Pd., M.Pd
& Nurhudayah., S.Pd., M.Pd atas bimbingannyasehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Demikian pengantar ini penulis sampaikan. Semoga makalah yang kami buat inidapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada diri saya sendiri serta dapat
memberikanwawasan yang lebih luas bagi kita semua. Penyusun menyadari makalah yang
kami buat inimemiliki kelebihan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon untuk sarandan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini. Akhir kata,
penulismengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. PENGERTIAN PSIKOMOTORIK.............................................................................3

B. ASPEK-ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK....................................................8

C. PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK.................................................................9

D. PROSESUR PENYUSUNAN TES PSIKOMOTORIK...........................................11

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

A. KESIMPULAN............................................................................................................15

B. Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran harus ada target yang harus dicapai. menentukan tujuan pembelajaran
itu menjadi sangat penting bagaikan anak panah lepas dari busurnya mencari papan target itu
tujuan utamanya. Tapi terkadang tujuan dan target biasanya tidak sesuai dengan apa yang sudah
di harapkan makanya seorang guru harus mengevaluasi pembelajaran yang sudah ada didalam
kelas maupun diluar. Oleh sebab itulah dalam prosespembelajaran, evaluasi menjadi kajian
yang sangat penting. Proses pembelajaran menentukan apakah tujuan pendidikan tercapai atau
tidak. Dan hanya dengan evaluasi yang baik tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat
diketahui hasilnya.
Tujuan dan evaluasipendidikan di tanah air sekarang ini,biasanya mengikuti taksonomiatau
ranah yang dikembangkan oleh B.S. Bloom. Menuruttaksonomi tersebut, tujuan pendidikan di
klasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
Namun realitasnya, pendidikandi tanah air terjebak pada ranah kognitif baik dalam tujuan,
proses pembelajaran maupun evaluasinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh lemahnya
pemahaman terhadap ranah afektif dan psikomotor, disamping pengembangan alat ukur dan
pengukuran terhadap hasil belajar dalam ke dua ranah tersebut yang lebih rumit dan sulit
dibandingkan dengan yang ada padaranah kognitif. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang salah satu dari ranah tersebut, yaitu pengukuran ranah psikomotorik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikomotorik?

2. Apa saja Aspek-aspek Penilaian Psikomotorik?

3. Bagaimana Penilaian Ranah Psikomotorik?

4. Bagaimana Prosedur Penyusunan Tes Psikomotorik?

1
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian psikomotorik

2.Untuk memahami aspek-aspek penilaian

psikomotorik 3.Untuk mengetahui penilaian ranah

psikomotorik

4.Mampu memahami bagaimana prosedur penyusunan tes psikomotorik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOMOTORIK
1. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
ataukemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar
afektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabilapeserta didik telah menunjukan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya. Ada enam tingkatan keterampilan psikomotoris yakni:
a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakanauditif, motoris dan lain-lain
d. Kemampuan di bidang fisisk misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan
e. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilanyang kompleks
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive seperti
gerakanekspresif dan interpretatif

Walaupun ranah psikomotorik meliputi enam jenjang kemampuan, namunmasihdapat


dikelompokan dalam tiga kelompok utama, yakni keterampilan motorik, manipulasi benda-
benda, dan koordinasi neuromuscular. Maka kata-kata kerja operasional yang dapat dipakai
adalah :

3
1) Keterampilan motorik (muscular or motor skills) : memperlihatkan gerak,
menunjukanhasil (pekerjaan tangan), menggerakan, menampilkan, melompat, dan
sebagainya.
2) Manipulasi benda-benda (manipulation of materialor objects) : menyusun,
membentuk,memindahkan, menggeser, merevisi, dan sebaagainya.
3) Koordinasi neomuscular : menghubungkan, mengamati, memotong, dan
sebagainya.

2. Hasil Belajar Penilaian Psikomotorik


Hasil Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku
kejiwaanyang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Belajar mengusahakan perubahan perilaku dalam domain-domain
tersebutsehingga hasil belajar merupakan perubahan perilaku domain koginitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian Psikomotorik dicirikan oleh adanya aktivitas fisik dan
keterampilankinerja oleh siswa serta tidak memerlukan penggunaankertas dan pensil/pena.

Seperti yang dinyatakan oleh Bloom dalam bukunya Ismet Basuki dan Hariyanto yang
berjudul Asesmen Pembelajaran. Bloom mengatakan bahwa ranah psikomotor berhubungan
denganhasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Siswa melaksanakan suatu tugas tertentu yang memerlukan
keterampilan,misal dalam praktik berpidato pada pembelajaran bahasa Indonesia, praktik
olahraga dalam pendidikan jasmani, praktik- praktik di laboratorium IPA, praktik menjahit,
memasak makanan dan menyajikan hidangan dalam pelajaran keterampilan rumah tangga,
pendidikan jasmani, apalagi dalam masa SMA seperti praktik olahraga dan kesehatan, seni
budaya,fisika, kimia, biologi, keterampilan dan lain sebagianya.Dengan kata lain, kegiatan
belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotorik adalah praktik di
aula/lapangan, di bengkel, dan praktikum dilaboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik
itu juga ada ranah kogitif dan afektifnya. Dalam hubungan ini guru melakukan pengamatan
untuk menilai dan

4
menentukan apakah siswa sudah terampil atau belum, memerlukan kerja sama
kelompok dinilai keterampilan kerja sama siswa serta keterampilan kepemimpinan
siswa dan lain sebagainya.

Tahapan Ranah Psikomotor Menurut Simpson yaitu:

a. Persepsi (perception); Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi


yang tepatantara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-
ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan
adanya suatu reaksi yangmenunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan
perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
b. Kesiapan (set ); Mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan
akanmemulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam
bentuk kesiapan jasmani dan mental.
c. Gerakan terbimbing (guided response); Mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota
tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response); Mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi
contoh yang diberikan, karena ia sudah mendapatkan latihan yang cukup, yang
dinyatakan dengan menggerakkan anggota-anggota tubuh.
e. Gerakan yang kompleks (complex response); Mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas berbagai komponen, dengan
lancar, tepat,dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang
berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu
keseluruhan gerakan yang teratur.
f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment ); Mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi
setempat atau menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai
kemahiran.
g. Kreativitas (creativity); Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik
yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau insiatif sendiri. Hanya orang yang
berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat
kesempurnaan ini.Menilai tujuan belajar psikomotor berbeda dengan cara menilai
tujuan belajar kognitif. Tidak semua tujuan belajar psikomotor dapat diukur

5
dengan tes, melainkan tujuan belajar yang bersifat keterampilan ini dapat diukur
dengan

6
kemampuan atau keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu. Dalam asesmen
psikomotorik, tujuan pembelajaran disesuaikan dengan ranah psikomotor. R.H.
Dave (1970) membagi hasil belajar ranah psikomotor (aspek penilaian psikomotor
menjadi lima tahap yaitu:
a. Imitasi (imitation). Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatansederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau di perhatikan
sebelumnya. Contohnya menendang bola dengan gerakan yang sama persis
dengan yang dilihatatau diperhatikan sebelumnya.
b. Manipulasi (manipulation). Manipulasi adalah kemampuan melakukan
kegiatansederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada
pedoman atau petunjuk saja. Misalnya seorang siswa dapat melempar lembing
hanya mengandalkan petunjuk dari guru.
c. Presisi (precision). Presisis adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan
akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. Misalnya
melakukan tendangan pinalti sesuai dengan yang di targetkan (masuk gawang
lawan).
d. Artikulasi (articulation). Artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan
kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh. Misalnya melempar
bola keteman sebagai umpan untuk ditendang kearah gawang lawan.
e. Naturalisasi (naturalization). Naturalisasi yaitu kemampuan melakukan
kegiatan secara refleks yaitu kegiatan melibatkan fisik saja sehingga
efektivitas kerja tinggi. Misal secara refleks seseorang memegang tangan
seorang anak kecil yang sedang bermain dijalan raya ketika sebuah mobil
melaju dengan kecepatan tinggi hal initerjadi agar terhindar dari kecelakaan
tertabrak.

Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap
lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan
untuk berperilaku.

7
Hasil Belajar Afektif Hasil Belajar Psikomotorik

Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru. Segera memasuki kelas pada waktu guru
datangdan duduk paling depan dengan
mempersiapkan kebutuhan belajar
Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan Mencatat bahan pelajaran dengan baik dan
oleh guru. sistematis.

Penghargaan siswa terhadap guru. Sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada
saat guru menjeaskan pelajaran.

Hasrat untuk bertanya kepada guru. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru
mengenai bahan pelajaran yang belum jelas.

Kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran Keperpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau
lebih lanjut. meminta informasi kepada guru tentang buku
yang harus dipelajari atau segera membentuk
kelompok untuk diskusi.
Kemampuan untuk menerapkan hasil pelajaran. Melakukan latihan diri dalam memecahkan
masalah berdasarkan konsep bahan yang telah
diperolehnya atau menggunakannya dalam
praktek kehidupan.
Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang Akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi
di berikannya. dengan guru dan bertanya atau meminta saran
bagaimana mempelajari mata pelajaran yang
diajarkannya.

8
B. ASPEK-ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Leighbody dan Kidd dalam bukunya Ismet Basuki dan Hariyanto menjelaskan bahwa
penilaian hasil belajar psikomotor meliputi : 1) kemampuan menggunakan alat dan sikapkerja;
2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan pengerjaan; 3)
kecepatan mengerjakan tugas; 4) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau kriteria
yang telah ditentukan. Dalam hal ini Ryan (1980) dengan penekanan kepada kapan penilaian
dilaksanakan, menjelaskan bahwa hasil belajar psikomotor dapat diukur melalui :

1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung.
2) Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan cara memberikan tes kepada peserta
didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Memberikan penilaian kepada peserta didik beberapa waktu berselang setelah
pembelajaran usai.

Menilai tujuan hasil belajar psikomotor berbeda dengan tujuan belajar kognitif. Tidak
semua tujuan belajar psikomotor dapat diukur dengan tes, melainkan tujuan belajar yang
bersifat ketrampilan ini diukur dengan kemampuan atau ketrampilan siswadalammengerjakan
sesuatu. Untuk melaksanakan pengukuran hasil belajar psikomotor, ada dua halyang perlu
dilakukan, yaitu membuat soal dan membuat perangkat instrument untuk mengamati kinerja
peserta didik. Soal untuk hasil belajar psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas,
perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamatikinerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio. Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor
dilihat dari caranya dapat di bedakan menjadi dua cara yaitu:
1. Penilaian kelas. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilakukan secara
terpadudengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara
mengamati setiap peserta didik disaat mereka sedang belajar, mengerjakan tugas, dan
menjawab setiap pertanyaan yang di tagih.
2. Penilaian berkala atau ujian blok. Penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus
menerus dan hanya pada waktu tertentu saja. Penilaian dengan sistem blok ini
dilakukan setelah peserta didik mempelajari beberapa indikator dalam
satukompetensi dasar atau jika jumlah kompetensi dasar yang ditentukan banyak
makaujian blok dapat

9
dilakukan antara satu sampai dengan tiga kompetensi dasar. Hal ini bisa
menyebabkan pelaksanaan ujian blok antara mata ajar yang satu dengan mata ajar
lainya tidak bersamaan waktunya. Namun adanya ujian blok dapat dilakukan sebagai
pengganti ujian akhir semester dengan materi yang diujikan adalah indikator atau
kompetensi dasar yang belum diujikan.

Untuk mengevaluasi hasil belajar domain psikomotor harus dilakukan melalui


pengamatan (observasi) terhadap si pembelajar (siswa). Dalam melakukan observasi ini
pengamat(observer) selain melakukan evaluasi terhadap perilaku yang ditampilkan siswa,
pengamat juga belajar dari hasil pengamatan terhadap perilaku yang ditampakan siswa
yangdalam hal ini berperan sebagai model. Belajar melalui pengamatan (observating
learning) didasarkan pada teori dari Bandura yang dikutip dalam bukunya Hamzah B. Uno
beliau mengatakan bahwa pengamat dapat mempelajari keterampilan kognitif, afektif, atau
psikomotorik, dengan cara memperhatikan bagaimana orang melakukan suatu keterampilan
atau hal-hal baru. Dalam melakukan pengamatan terhadap perilaku yang ditampilkan si
pembelajar (siswa), dapat di gunakan lembar pengamatan (observasi) untuk tujuan belajar
maupun sebagai evaluasi.

C. PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK


1. Kriteria (Rubrics)
Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik.
Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling
tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai prestasi yang dapat dicapai peserta didik,
dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai prestasi sebaikbaiknya karena kriteria
penilaiannya jelas. Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah
skor dan hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak
sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian yang
digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai.
2. Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan penskoran adalah ada atau tidak
adanya perbedaan bobot tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam skala penilaian atau
daftar periksa observasi. Apabila tidak ada perbedaan bobot maka

10
penskorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap- tiap butir penilaian.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan acuan atau
kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan belajar tuntas dan berbasis
kompetensi maka acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil penilaian kinerja dan
hasil kerja peserta didik adalah acuan kriteria.
3. Analisis Hasil Penilaian
Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik mempunyai banyak kegunaan, baik bagi
peserta didik, satuan pendidikan, ataupun bagi pendidik sendiri. Secara rinci dapat dijelaskan
manfaat penilaian, yaitu:
 Mengetahui tingkat ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah dijabarkan ke
kompetensi dasar
 Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik
 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
 Mendorong peserta didik belajar/berlatih
 Mendorong pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik
 Mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya
lebih terfokus dan terarah

Untuk mendapatkan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu dilakukan
analisis terhadap hasil tes/penilaian yang telah dicapai oleh peserta didik. Caranya yaitu
dengan membuat tabel spesifikasi yang dapat menunjukkan kompetensi dasar, indikator, atau
aspek keterampilan mana yang belum dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya, aspek
keterampilan yang belum dikuasai itu dituliskan dalam kolom keterangan.

4. Laporan Hasil Penilaian


Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh
karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus mencakup ketiga ranah tersebut.
Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik.
Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan
untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan

11
kompetensi dasar. Jadi tidak semua mata pelajaran memiliki nilai untuk
ranah psikomotor.

D. PROSESUR PENYUSUNAN TES PSIKOMOTORIK


Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap haul-hasil belajar yang berupa
penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau di mulai dengan
pengukuran ranah kognitif sekaligus. Misalnya penampilannya dalam menggunakan
thermometer di ukur mulai dari pengetahuan mereka mengenai alat tersebut, pemahaman
tentang alat dan penggunaannya (aplikasi), kemudian baru cara menggunakannya dalam
bentuk keterampilan. untuk pengukuran yang terakhir ini harus diperinci antara lain: cara
memegang, cara meletakkan dll. Ini semua tergantung dari kehendak kita, asal tujuan
pengukuran dapat tercapai.

Instrumen penilaian psikomotorik terdiri dari soal atau perintah dan pedoman pemberian
skor untuk menilai kinerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut. Sebelum hal
tersebut dilaksanakan, penilaian harus menyusun kisi-kisi (grid) penilaian terlebih dahulu.
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal sehingga siapapun yang menulis soal
akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Setelah membuat kisi-
kisi, langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh penulis soal psikomotor adalah
mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Langkah selanjutnya membuat soal dengan
mengacu kepada kisi-kisi yang telah dibuat tersebut. Instrumen berikutnya yang harus
disiapkan adalah pedoman pemberian skor Pedoman ini dapat berupa daftar cek observasi atau
skala penilaian yang harus mengacu pada soal. Soal/lembar kerja/lembar tugas/perintah kerja
yang dibuat ini selanjutnya dijabarkan menjadi aspek-aspek keterampilan yang diamati.
Instrumen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks. Lembar observasi
adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan
aspek-aspek keterampilan yang diamati.

Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian
(ratingscale). Daftarperiksa berupa daftar pertanyaan atau pemyataan yang jawabannya tinggal
memberi check(centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati.

12
1. Konstruksi Instrumen
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga
harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi dasar.
Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir
kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus
dapat dibuat butir soalnya. Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu
kata kerja operasional. Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah
psikomotor perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau portofolio.
Tidak ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa observasi dengan skala
penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu pada soal atau lembar
perintah/lembarkerja/lembar tugas yang diberikan kepada peserta didik. Berdasarkan pada soal
atau lembar perintah/lembar tugas dibuat daftar periksa observasi atau skala penilaian. Pada
umumnya, baik daftar periksa observasi maupun skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu:
(1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) hasil.
2. Penyusunan Rancangan Penilaian
Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukanselama
satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain, dan
kepala sekolah dapat melihatmya. Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian adalah
mencermati silabus yang sudah ada dan menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan
silabus yang telah disusun. Selanjutnya, rancangan penilaian inidiinformasikan kepada peserta
didik pada awal semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin
sempurna atau semakin memenuhi prinsip- prinsip penilaian.
3. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-
kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal akan
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama.

4. Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor

Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman penskoran
untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal tersebut.

13
5. Penyusunan Soal
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah psikomotor adalah
mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Soal harus dijabarkan dari indikator dengan
memperhatikan materi pembelajaran. Soal ranah psikomotor untuk ulangan tengah semester
dan akhir semester yang biasanya sudah mencapai tingkat psikomotor manipulasi, mencakup
beberapa indikator.
6. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala penilaian yang
harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah kerja ini selanjutnya dijabarkan menjadi
aspek-aspek keterampilan yang diamati.

14
BAB III

PENUTU

A. KESIMPULAN
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.hasil belajar
ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu.hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Dalam asesmen psikomotorik, tujuan
pembelajaran disesuaikan dengan ranah psikomotor. R.H. Dave (1970) membagi hasil belajar
ranah psikomotor menjadi lima tahapyaitu: imitasi,manipulasi, presisi, artikulasi,
naturalisasi.sedangkan menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat di klasifikasikan
menjadi enam:gerakan reflex, gerakan fundamental dasar, kemampuanperceptual, kemampuan
fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun, taksonomi yang paling
banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik dariSimpson.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan karya-karya yang akan datang. Harapan kami
adalah semoga semakin banyak karya-karya baru terutama tentang pemahaman pada tingkatan
ranah psikomotorik yang lebih lengkap dan lebih baik lagi sehingga bisa dijadikan bahan
referensi yang lebih menarik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Haryati,Mimin. 2007. sistem penilaian berbasis kompetensi. Jakarta:Gaung Persada Press

Purwanto. 2013 . Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudaryono. 2012. Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta.Graha Ilmu

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian hasil proses belajar mengajar . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Arikunto,Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

16
17

Anda mungkin juga menyukai