MANUSCRIPT
MANUSCRIPT
MANUSCRIPT
Disusun oleh :
G1C018110
1 SM 1 √ ±584bp + -
dengan kotoran (Rahayu et al., 2018).
2 SM 2 √ ±584bp + - Sumber kontaminasi biasanya
3 SM 3 √ ±584bp + - disebabkan sanitasi peternakan yang
4 SM 4 - - + buruk karena kandang sapi yang sempit
Klebsiella
(tidak
terpisah)
pneumonia dan terpencil menyebabkan tempat
5 SM 5 - -
pembuangan feses tidak jauh dari
+
(tidak
Klebsiella kandang sapi, air dipertenakan tersebut
pneumonia
terpisah)
tercemar E. coli, peralatan bekas pakai
6 SP1 - - - - pemerahan hanya dicuci dengan air yang
7 SP2 - - - - belum tercemar maupun sudah tercemar
8 SP3 - - - -
9 SP4 - - - - E. coli, ambing sapi hanya dicuci
1 SP5 - - - - dengan air keran sehingga kemungkinan
0 besar bakteri dari feses ataupun kolon
sapi masih menempel, sehingga susu
Berdasarkan Tabel 1 diketahui yang diperah terkontaminasi E. coli.
bahwa sampel susu sapi segar pada kode Selain itu, bisa disebabkan oleh higienis
SM1, SM2, dan SM3 yang peternak yang tidak dijaga seperti
menggunakan primer 16E1 dan 16E2 memakai baju khusus saat pemerahan
telah berhasil teramplifikasi dan terbukti dan mencuci tangan dengan sabun
telah terkontaminasi/positif E. coli dan sebelum dan sesudah memerah, dari sapi
memiliki Gen 16S rRNA pada ukuran yang satu ke sapi yang lain karena
~584 bp, dengan ini disimpulkan bahwa biasanya pemerah lebih sedikit daripada
sampel susu sapi segar di Kelurahan sapinya dalam satu peternakan.
Gedawang Semarang mengandung E. Prinsip dasar isolasi DNA
coli. bakteri adalah menghancurkan dinding
Sampel dinyatakan positif dan membran sel serta mengeluarkan
terkontaminasi E. coli apabila hasil DNA bakteri yang terdapat dalam
visualisasi sampel susu sapi segar sitoplasma tanpa menyebabkan
terbentuk fragmen DNA tunggal dengan kerusakan pada DNA. Proses isolasi
ukuran ~584 bp yang sesuai dengan DNA terdiri dari beberapa tahap yaitu
marker dan menunjukkan hasil spesifik
persiapan alat dan bahan yang akan dan empat dari sumur galian di wilayah
digunakan, proses penghancuran sel kampus IAIN Kendari menunjukkan
bakteri, penghilangan senyawa bahwa positif E. coli dengan ukuran ~
kontaminan, pengumpulan DNA, dan 584 pasang basa menggunakan primer
selanjutnya dipurifikasi untuk 16E1 dan 16E2.
membebaskan DNA dari kontaminasi Hasil penelitian ini sejalan
karena dapat mengganggu kemurnian dengan penelitian yang dilakukan
dari suatu DNA sehingga DNA yang Elshiekh et al., (2019) yang
dibutuhkan untuk PCR adalah DNA menunjukkan kontaminasi E. coli pada
yang telah murni. sampel susu mentah yang tersedia untuk
Hasil elektroforesis DNA konsumen di negara bagian Khartoum
genom pada penelitian ini masih melalui rantai pemasok yang berbeda
terdapat smear pada gel. Smear yang memiliki jumlah bakteri yang tinggi di
muncul pada gel agarose menandakan luar batas kritis yang dapat diterima
adanya RNA yang ikut terisolasi, menurut Standar Sudan dan negara-
sehingga memunculkan smear di bawah negara anggota komunitas Eropa. Hal ini
pita DNA (Anam, 2010). Masih adanya menunjukkan bahwa higiene, produksi
RNA pada gel dapat dihilangkan dan praktik peternakan yang baik tidak
menggunakan RNAse agar DNA diikuti secara ketat selama produksi,
menjadi lebih murni. Kemurnian DNA penanganan, penyimpanan dan distribusi
ketiga sampel susu sapi segar yang susu. Konsumsi susu mentah dapat
diukur menggunakan nanodrop menimbulkan bahaya kesehatan karena
menghasilkan konsentrasi tinggi yang susu sangat rentan terhadap
disebabkan oleh kontaminasi protein. pertumbuhan mikroba dan mungkin
Kontaminasi protein dapat dihilangkan mengandung patogen. Pasteurisasi harus
menggunakan Proteinase K (Nurhayati dilakukan dengan sempurna karena
and Darmawati, 2017). diadopsi secara luas sebagai metode
Metode isolasi DNA pada yang paling efektif untuk memastikan
penelitian ini menggunakan phenol- penghancuran total semua
chloroform. Metode phenol-chloroform mikroorganisme patogen dan pembusuk
memiliki kelebihan yaitu hasil DNA yang biasa ditemukan dalam susu dan
genom yang didapatkan lebih banyak inaktivasi atau pengurangan bakteri
namun metode ini juga memiliki pembusuk non-patogen lainnya.
kelemahan yaitu kontaminasi phenol- Insensitas pita DNA hasil amplifikasi
chloroform pada DNA. Kontaminasi oleh setiap sampel dipengaruhi oleh
phenol-chloroform dapat dihilangkan banyaknya jumlah sel bakteri yang
dengan pencucian (washing) DNA tumbuh pada saat inokulasi pada media
menggunakan ethanol 70% selama 3 BHI, sehingga mempengaruhi hasil
kali sehingga menghasilkan DNA lebih visualisasi elektroforesis gel agarose 3%
murni (Kamaliah, 2017). dengan perbedaan tebal tipisnya pita
Hasil PCR dan elektroforesis gel DNA yang terpancar.
agarose 3% pada penelitian ini Berdasarkan hasil kultur bakteri
menunjukkan hasil positif pada setiap yang telah dilakukan pada media
sampel yaitu SM1,SM2 dan SM3 EMBA, diketahui sampel SM1, SM2
ditandai dengan adanya pita DNA pada dan SM3 mengalami perubahan warna
ukuran ~ 584 bp. Hasil penelitian hijau metalik, hal tersebut
didukung dengan penelitian yang mengkonfirmasi bahwa sampel susu sapi
dilakukan Ismaun et al., (2021) dimana segar dengan kode SM1, SM2 dan SM3
sebanyak 1 dari 8 sampel air yang positif E. coli. Kemudian pada sampel
diperiksa, yaitu empat dari sumur bor susu sapi segar dengan kode sampel
SM4 dan SM5 terdapat koloni berwarna Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
merah muda yang diduga merupakan (2009), Syarat susu yang aman untuk
bakteri K. pneumonia (Kambuno and dikonsumsi yaitu dengan kontaminasi E.
Fanggidae, 2017). coli < 3 APM/ml. Bakteri yang melebihi
E. coli merupakan bakteri batas SNI berisiko menyebabkan diare
patogen yang tidak boleh ada didalam dan jika beredar ke sistem atau organ
susu. Namun berdasarkan hasil tubuh yang lain akan menyebabkan
penelitian yang didapat dari 5 sampel infeksi, bahkan bakteri E. coli jika
susu sapi segar tanpa pasteurisasi dan 5 sampai masuk ke salurang kencing maka
sampel susu sapi pasteurisasi yang mengakibatkan infeksi pada saluran
diperoleh dari 5 peternak di Kelurahan kencing atau kemih (Sutiknowati, 2016).
Gedawang Semarang ditemukan adanya
kontaminasi E. coli pada 3 sampel susu KESIMPULAN
sapi segar tanpa pasteurisasi dan 2 Berdasarkan hasil penelitian
sampel terkontaminasi K. pneumonia. yang telah dilakukan dapat disimpulkan
Susu sapi pasteurisasi tidak ditemukan bahwa dari 5 sampel susu sapi segar
adanya pertumbuhan bakteri. Hal serupa tanpa pasteurisasi dan 5 sampel susu
juga terjadi pada penelitian milik sapi pasteurisasi yang diperoleh dari 5
Kusumaningsih (2013) sekitar 14 dari peternak di Kelurahan Gedawang
34 sampel susu sapi perah yang berasal Semarang ditemukan adanya
dari pertenakan yang berbeda-beda juga kontaminasi Eschericia coli pada 5
tercemar bakteri E. coli. Sampel susu sampel susu sapi segar tanpa
sapi segar yang positif tercemar K. pasteurisasi 3 diantaranya ditemukan
pneumonia bisa saja diakibatkan karena adanya kontaminasi E. coli berdasarkan
kondisi lingkungan kandang yang tidak gen spesifik 16S rRNA menggunakan
baik atau berdekatan dengan primer 16E1 dan 16E2 pada ukuran
pembuangan kotoran sapi. Bakteri yang ~584 bp. Susu sapi pasteurisasi tidak
berada disekitar peternakan dapat ditemukan adanya pertumbuhan bakteri.
bertebaran di udara sehingga pada saat
sapi tersebut diperah bisa terkontaminasi SARAN
oleh K. pneumonia. Oleh karena itu, 1. Untuk konsumen yang membeli susu
dapat disimpulkan bahwa bahan pangan sapi segar lebih baik agar
asal ternak khususnya susu sapi dalam memanaskan susu terlebih dahulu
hal ini perlu diperhatikan dari segi sebelum diminum atau membeli susu
kualitas mikrobiologi karena melihat sapi segar yang sudah dilakukan
potensi bahan pangan asal ternak yang pasteurisasi.
lebih besar tercemar bakteri koliform 2. Untuk menghasilkan ketebalan pita
dan patogen toksigenik mengingat pada agarose 3% PCR gen 16S rRNA
keberadaan bahan pangan asal ternak yang sama, konsentrasi sampel harus
yang lebih dekat dengan sumber sama.
cemaran bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH
deteksi E. coli menggunakan teknik Terselesaikannya penulisan
PCR berdasarkan gen 16S rRNA tugas akhir dan artikel ini tidak lepas
menggunakan primer 16E1 dan 16E2 dari bimbingan, dukungan dan bantuan
menandakan adanya kontaminasi E. coli dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada susu sapi segar di Kelurahan penulis ingin menyampaikan ucapan
Gedawang Semarang. Kontaminasi terimakasih kepada :
E.coli ditandai dengan terbentuknya pita 1. Dr. Sri darmawati, M.Si selaku
band DNA berukuran ~ 584 bp. pembimbing I
2. Aprilia Indra Kartika, S.Pd., Escherichia coli Bacteria as A
M.Biotech selaku pembimbing II Cause Of Diarrhic Disease Using
3. Dr. Stalis Norma Ethica, M.Si Techniques Of PCR. Bioma, 6(2),
selaku Penguji 1–9.
4. Kedua orang tua yang memberi doa Jamilatun, M., and Aminah, A. (2016).
restu serta dukungan moral dan Isolasi Dan Identifikasi
material kepada penulis Escherichia Coli Pada Air Wudhu
5. Semua pihak yang telah Di Masjid Yang Berada Di Kota
memberikan bantuan selama Tangerang. Jurnal Medikes (Media
penyusunan Tugas Akhir ini. Informasi Kesehatan), 3(1), 81–90.
https://doi.org/10.36743/medikes.v
REFERENSI 3i1.154
Apriliyani, D. A. (2017). Identifikasi Kamaliah, K. (2017). Perbandingan
Molekuler Escherichia coli pada Metode Ekstraksi Dna Phenol-
Minuman Olahan Di Kecamatan Chloroform Dan Kit Extraction
Gunung Pati Semarang. Skripsi, 1– Pada Sapi Aceh Dan Sapi Madura.
30. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi
Bintari, Siti Harnina, et al. (2014). PCR Teknologi Dan Kependidikan, 5(1),
approach for rapid detection of 60.
Escherichia coli in tempe using a https://doi.org/10.22373/biotik.v5i
specific primer. Journal of 1.2975
Biological Reasearches ; 19 (54- Kambuno, N. T., and Fanggidae, D.
58) 2014, 19. (2017). Identification of Gram
Durairaj, B., Devaki, K. S., and Muthu, Negative Bacteria for Extended
S. (2014). Detection of Sensitive Spectrum Beta Lactamase Strains
Food Pathogens in Banana, Cold in NICU Room of RSUD Prof.
Meat and Milk By Pcr Jurnal Info Kesehatan, 15(2), 333–
Amplification Based Technique. 345.
Journal of Biological & Scientific Kusumaningsih, A. (2013). Cemaran
Opinion, 2(5), 292–297. Bakteri Patogenik pada Susu Sapi
https://doi.org/10.7897/2321- Segar dan Resistensinya terhadap
6328.02566 Antibiotika. Jurnal Ilmu-Ilmu
Elshiekh, N. A., Mohammed, G. E., Hayati, Vol. 12(1)(April), Pp. 9-17.
Abdalla, M. A., Altayeb, H., and Nurhayati, B., and Darmawati, S.
Elkhair, O. M. (2019). Isolation (2017). Biologi Sel dan Molekuler.
and Molecular Identification of 303.
Escherichia Coli from cow ’ s milk Rahayu, W. P., Nurjanah, S., and
in Khartoum State. 12(8), 51–57. Komalasari, E. (2018). Escherichia
https://doi.org/10.9790/2380- coli: Patogenitas,Analisis, dan
1208015157 Kajian Risiko. Journal of
Hemraj, V. (2013). A REVIEW ON Chemical Information and
COMMONLY USED Modeling, 53(9), 5.
BIOCHEMICAL TEST FOR Ramayana, K., Nuraini, D., and Ashar,
BACTERIA VASHIST. T. (2013). Analisis Higiene
INNOVARE JOURNAL OF Sanitasi Pengolahan dan
SCIENCE, 1(1), 221–230. Pemeriksaan Baktri E. coli pada
https://doi.org/10.1109/ICDM.201 Minuman Air Kelapa Muda yang
3.109 Dijual Di Kelurahan Lauchi
Ismaun, Muzuni, and Hikmah, N. Kecamatan Medan Tuntungan.
(2021). Molecular Detection of 20(3), 1–8.
Sari, D. P., Rahmawati, and W, E. R. P. keamanan pangan dan tingkat
(2019). Deteksi dan Identifikasi prevalensi cemaran bakterisusu di
Genera Bakteri Coliform Hasil Sentra Pengembangan Sapi Perah
Isolasi dari Minuman Lidah Buaya. Cilongok. Jurnal Ilmu-Ilmu
Jurnal Labora Medika, 3(1), 29– Peternakan, 28(3), 224.
35. https://doi.org/10.21776/ub.jiip.20
http://jurnal.unimus.ac.id/index.ph 18.028.03.05
p/JLabMed Utami, S., Bintari, S. H., and Susanti, R.
Sutiknowati, L. I. (2016). “Bioindikator (2018). Deteksi Escherichia coli
Pencemar, Bakteri Escherichia pada Jamu Gendong di Gunungpati
coli.” Jurnal Oseana, 41(4), 63– dengan Medium Selektif
71. oseanografi.lipi.go.id Diferensial. Life Science, 7(2), 73–
Suwito, W. (2016). Bakteri yang sering 81.
Mencemari Susu: Deteksi, Utami, S., and Handayani, S. K. (2017).
Patogenesis, Epidemiologi, dan Optimalisasi Peran Sains dan
Cara Pengendaliannya. Bakteri Teknologi untuk Mewujudkan
Yang Sering Mencemari Susu: Smart City. In Universitas Terbuka
Deteksi, Patogenesis, (Issue October).
Epidemiologi, Dan Cara http://repository.ut.ac.id/7078/1/U
Pengendaliannya, 29(3), 96–100. TFMIPA2017-09-utami.pdf
https://doi.org/10.21082/jp3.v29n3
.2010.p96-100
Syamsi, A. N., Astuti, T. Y., and
Widodo, H. S. (2018). Kajian