Anda di halaman 1dari 2

Tugas 2.

Pembelajaran Terpadu

1)Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu atau
mata pelajaran dalam satu kesatuan pembelajaran yang utuh. Pendekatan ini didasarkan pada tiga landasan
filosofis utama, yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Tokoh-tokoh seperti John Dewey, Jean
Piaget, Lev Vygotsky, dan William James memiliki kontribusi besar dalam pengembangan landasan ini dan
mendorong lahirnya pembelajaran terpadu. Berikut adalah benang merah dari ketiga landasan filosofis
tersebut:

1. Progresivisme: Progresivisme menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana
siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran mereka. John Dewey adalah salah satu tokoh
progresivisme yang terkenal. Menurut Dewey, pembelajaran harus relevan dengan kehidupan sehari-hari
siswa dan harus melibatkan pengalaman nyata. Dalam konteks pembelajaran terpadu, progresivisme
mendorong integrasi berbagai disiplin ilmu untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa.
2. Konstruktivisme: Konstruktivisme berfokus pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan dan
pemahaman mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah
tokoh utama dalam konstruktivisme. Piaget mengemukakan bahwa siswa membangun pengetahuan
mereka melalui konstruksi mental mereka sendiri, sedangkan Vygotsky menekankan pentingnya
interaksi sosial dan pendukung dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran terpadu,
konstruktivisme mendorong siswa untuk membuat hubungan antara berbagai disiplin ilmu, mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada, dan membangun pemahaman mereka sendiri
melalui proses konstruksi.
3. Humanisme: Humanisme menekankan pada nilai-nilai dan potensi individu siswa. William James
merupakan salah satu tokoh yang berhubungan dengan humanisme. Humanisme dalam pendidikan
menghargai keunikan setiap siswa dan menempatkan perhatian pada perkembangan pribadi dan sosial
mereka. Dalam pembelajaran terpadu, pendekatan humanistik mendorong penciptaan lingkungan belajar
yang inklusif, penuh empati, dan memperhatikan kebutuhan individu siswa. Pembelajaran terpadu juga
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui
pengintegrasian disiplin ilmu yang berbeda.

2) Kedua guru A dan guru B memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun jika mereka dapat
saling bekerjasama, mereka dapat saling melengkapi dalam menguasai keterampilan menjelaskan dan
bertanya dalam pembelajaran terpadu. Berikut beberapa contoh implementasi kedua keterampilan tersebut:

1. Kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran: Guru A dapat memberikan pemahaman teoritis yang baik
kepada guru B dalam hal konsep pembelajaran terpadu, pendekatan progresivisme, konstruktivisme, dan
humanisme. Guru B, dengan pengalaman yang dimilikinya, dapat memberikan wawasan dan saran
praktis mengenai implementasi pembelajaran terpadu dalam kelas.
2. Pertukaran pengalaman dan pengetahuan: Guru A dapat belajar dari pengalaman guru B dalam
mengelola kelas, menghadapi tantangan, dan mengatasi hambatan dalam pembelajaran terpadu.
Sementara itu, guru B dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang teori-teori
pembelajaran dan pendekatan yang dikembangkan oleh guru A.
3. Observasi dan umpan balik: Guru A dapat mengamati bagaimana guru B mengajar secara satu arah dan
memberikan umpan balik yang konstruktif tentang kelebihan dan kekurangan metode pengajaran
tersebut. Sebaliknya, guru B dapat mengamati cara guru A mengimplementasikan pembelajaran terpadu
dan memberikan umpan balik tentang efektivitas strategi tersebut.
4. Kerjasama dalam penyusunan dan penyesuaian materi pembelajaran: Guru A dapat berkontribusi dalam
merancang dan menyusun materi pembelajaran terpadu dengan mempertimbangkan aspek teoritis dan
pemahaman konsep yang baik. Guru B dapat memberikan masukan dan penyesuaian berdasarkan
pengalaman praktisnya dalam mengajar.
5. Diskusi dan refleksi bersama: Guru A dan guru B dapat melakukan diskusi rutin untuk membahas
tantangan, keberhasilan, dan perbaikan dalam mengimplementasikan pembelajaran terpadu. Mereka
dapat saling bertanya, berbagi pengalaman, dan merenungkan praktik mengajar masing-masing untuk
terus meningkatkan keterampilan menjelaskan dan bertanya.

Melalui kolaborasi dan saling menggali kelebihan dan pengalaman masing-masing, guru A dan guru B dapat
saling memperkaya dan memperbaiki keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpadu.
Dengan saling bekerjasama, mereka dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, interaktif,
dan mendukung perkembangan siswa secara holistik.
3) Satuan Pembelajaran Terpadu: Konservasi Lingkungan di Rumah

Subtema: Pengurangan Dampak Lingkungan dalam Kehidupan Sehari-hari

Pembelajaran Terpadu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya,
dan Kewarganegaraan. :

1. Pemahaman tentang Dampak Lingkungan

 Siswa dapat melakukan penelitian tentang dampak lingkungan dari kegiatan sehari-hari seperti
penggunaan air, listrik, pengelolaan sampah, dan transportasi.
 Mereka dapat membuat daftar kegiatan yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap
lingkungan serta menggambarkan konsekuensi dari masing-masing kegiatan tersebut.

2. Penghematan Energi di Rumah:

 Siswa dapat membuat jurnal harian penggunaan energi di rumah. Mereka mencatat penggunaan
listrik, air, dan gas untuk berbagai kegiatan sehari-hari.
 Mereka kemudian dapat merancang strategi penghematan energi dengan menyusun daftar
tindakan yang dapat mereka lakukan, seperti mematikan lampu yang tidak digunakan,
menggunakan shower timer saat mandi, atau menggunakan alat elektronik dengan bijak.

3. Pengelolaan Sampah di Rumah:

 Siswa dapat melakukan survei tentang pengelolaan sampah di rumah mereka. Mereka dapat
mengidentifikasi jenis sampah yang dihasilkan dan mencari informasi tentang pengelolaan yang
tepat untuk setiap jenis sampah.
 Mereka dapat merancang rencana pengurangan, pemilahan, dan daur ulang sampah di rumah
mereka. Membuat poster atau brosur yang menggambarkan langkah-langkah yang mereka ambil
dalam pengelolaan sampah.

Evaluasi (Penilaian):

 Siswa dapat membuat presentasi digital yang berisi jurnal harian penggunaan energi, rencana
penghematan energi, jurnal pengelolaan sampah, serta poster atau brosur tentang pengelolaan
sampah.
 Orang tua dapat memberikan umpan balik dan penilaian terhadap presentasi digital yang dibuat
oleh siswa. Mereka juga dapat berpartisipasi dalam diskusi tentang langkah-langkah yang
dilakukan dalam pengurangan dampak lingkungan.

Variasi Penggunaan Media:

 Siswa dapat menggunakan media online seperti video tutorial, artikel, atau infografis tentang
penghematan energi dan pengelolaan sampah yang dapat mereka akses secara mandiri.
 Mereka juga dapat menggunakan media kreatif seperti membuat presentasi digital, jurnal harian
elektronik, poster, dan brosur yang dapat diunggah ke platform pembelajaran online yang
disediakan oleh sekolah.

Dengan mengadakan variasi dalam penggunaan media, siswa dapat belajar tentang pengurangan dampak
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang menarik dan interaktif. Kolaborasi dengan
orang tua dalam memberikan umpan balik dan penilaian akan membantu siswa untuk melihat dampak
nyata.

Anda mungkin juga menyukai