Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK

“Preparasi Jaringan Segar


(Hands Free Section)”

Disusun oleh:

Nama : Mohammad Reza Palevi

NIM : K4321053

Kelas :B

Kelompok/Asisten : Kelompok 3/Titi Yuliatun

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Laporan Resmi Praktikum
Mikroteknik

I. Judul : Preparasi Jaringan Segar (Hands Free Section)

II. Tujuan :
1. Membuat preparat basah/segar dengan metode irisan tipis.
2. Membuat preparat anatomi stomata dengan teknik replika/cetakan.

III. Alat dan bahan :


Alat :
1. Mikroskop stereo 7. Object glass
2. Mikroskop elektrik 8. Cover glass
3. Silet 9. Jarum pentul
4. Cawan petri 10. Beker glass
5. Kuas 11. Pinset
6. Pipet tetes

Bahan :
1. Jaringan segar dari organ daun, batang, dan akar
2. Kutek bening
3. Isolasi bening

IV. Cara Kerja :


A. Preparasi Akar, Batang, Daun Segar
1. Membersihkan permukaan organ yang akan dipotong menggunakan tissue
basah.
2. Menggunakan silet yang tajam dan baru untuk memotong organ tumbuhan.
3. Mengiris organ tumbuhan dengan penampang melintang dan membujur setipis
mungkin sambil menyediakan cawan petri untuk merendam hasil irisan
(mencegah kekeringan).
4. Menyediakan object glass untuk meletakkan preparat hasil potongan.
5. Memindahkan potongan organ menggunakan kuas kemudian menetesinya
dengan air dan menutupnya dengan cover glass dengan bantuan jarum pentul.
6. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah ke kuat.

B. Teknik Replika Untuk Morfologi Stomata


1. Menyediakan daun yang masih segar dan membersihkan kedua permukaan daun
(adaksial dan abaksial).
2. Mengaplikasikan kutek bening dengan ukuran 2x1 cm secukupnya, kemudian
menunggunya hingga setengah kering.
3. Menutup kutek bening dengan isolasi bening sampai merekat sempurna.
4. Menarik dengan cepat dan kuat hingga replika terlepas dari permukaan daun.
5. Menempelkan isolasi bening tersebut pada object glass dan mengamati dengan
mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat.
6. Mengulangi proses yang sama untuk sisi yang lain dari daun.
V. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Praktikum
1. Preparat basah

GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

C A
B
E

C
F

D
G
A
D B
Pengamatan penampang melintang
Pengamatan penampang melintang akar akar singkong (Manihot esculenta)
Manihot esculenta perbesaran 40× perbesaran 40×

(Chaweewan & Taylor, 2015)

Keterangan gambar pengamatan Keterangan gambar referensi


penampang melintang akar singkong
(Manihot esculenta) perbesaran 40× A: Rambut akar
B: Epidermis
A: Phellem C: Korteks
B: Korteks D: Pith
C: Floem E: Endodermis
D: Xylem F: Xylem
G: Floem

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Berdasarkan referensi didapat untuk akar melintang singkong (Manihot


esculenta) dengan 40× perbesaran pada mikroskop, terlihat jaringan-jaringan
yang terdapat dalam akar singkong yaitu epidermis, korteks, pith, endodermis,
xylem, dan floem. Namun, pada gambar pengamatan dengan perbesaran yang
sama, hanya terdapat beberapa jaringan yang tidak terlihat. Jaringan-jaringan
yang terlihat hanya phellem, korteks, xylem, serta floem. Gambar yang
didapat dari hasil pengamatan lebih susah dicari perbedaannya.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

B A F
A
B

D C
C

Pengamatan penampang melintang Pengamatan penampang melintang


batang singkong (Manihot batang singkong (Manihot esculenta)
esculenta) perbesaran 40× perbesaran 40×

(Graciano-Ribeiro et al., 2016)

Keterangan gambar pengamatan Keterangan gambar referensi


penampang melintang batang
singkong (Manihot esculenta) A: Epidermis
perbesaran 40× B: Parenkim korteks
C: Floem
A: Parenkim korteks D: Xilem
B: Kambium E: Kambium
C: Empulur F: Empulur

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Dari gambar referensi penampang melintang batang singkong (Manihot


utilissma) dan hasil pengamatan yang dilakukan sendiri memiliki banyak
perbedaan. Kesulitan dan kekurang rapihan dalam proses pemotongan
membuat irisan batang tidak terpotong secara utuh sehingga jaringan yang
dapat diamati terbatas. Di sisi lain, gambar referensi terlihat lebih jelas dan
setiap bagian jaringan lebih mudah dibedakan dan lengkap.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

A
A B

C D E
B
C
Pengamatan penampang melintang
daun (Manihot esculenta) perbesaran
Pengamatan penampang melintang 40×
daun singkong (Manihot esculenta)
perbesaran 40× (Silva et al., 2017)

Keterangan gambar pengamatan Keterangan gambar referensi


penampang melintang daun
singkong (Manihot esculenta) A: Epidermis atas
perbesaran 40× B: Jaringan pengangkut
C: Jaringan spons
A: Tulang daun D: Stomata
B: Urat daun E: Epidermis bawah
C: Helai daun

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Pada gambar referensi, jaringan-jaringan yang terdapat pada daun singkong


(Manihot esculenta) dapat teramati dengan jelas dan dilihat epidermis,
jaringan spons, jaringan pengangkutnya. Sayangnya, pada gambar
pengamatan jaringan tidak dapat terlihat. Kesalahan yang terlihat adalah
kesalahan orentasi dalam pemotongan dan saat pengamatan sehingga hanya
terlihat helai urat dan tulang daun.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

F F
C
G D
B
D E
A
C

B E
A Pengamatan penampang melintang
A
akar jarak pagar (Jatropha curcas)
Pengamatan penampang melintang perbesaran 40×
akar jarak pagar (Jatropha curcas)
perbesaran 40× (Latifa, 2015)

Keterangan Gambar Pengamatan


penampang melintang akar jarak Keterangan gambar referensi
pagar (Jatropha curcas) perbesaran
40× A: Epidermis
B: Floem
A: Epidermis C: Xylem
B: Korteks D: Pith
C: Xylem E: Korteks
D: Floem F: Endodermis
E: Pith
F: Stele
G: Endodermis

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Berdasarkan gambar penampang melintang akar jarak pagar (Jatropha curcas)


dengan perbesaran sebesar 40x baik gambar pengamatan dan gambar referensi
memiliki komponen organ yang lengkap dan dapat terlihat dengan jelas.
Organ-organ yang ada dalam akar jarak pagar seperti epidermis, korteks,
xylem, floem, pith, stele, dan endodermis dapat terlihat.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI
A
B
C
D
E
F
F
C
D B
E A
Pengamatan penampang melintang
batang jarak pagar (Jatropha curcas)
Pengamatan penampang melintang
perbesaran 40×
batang jarak pagar (Jatropha
curcas) perbesaran 40×
(Latifa, 2015)

Keterangan gambar pengamatan


penampang melintang batang Keterangan gambar referensi
jarak pagar (Jatropha curcas)
perbesaran 40× A: Epidermis
B: Cortex
A: Epidermis C: Endodermis
B: Korteks D: Floem
C: Endodermis E: Xylem
D: Floem F: Empulur
E: Xylem
F: Empulur

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Kedua gambar baik dari hasil pencarian dalam jurnal maupun dari hasil
pengamatan yang dilakukan di saat praktikum, memiliki hasil yang lumayan
mirip. Batang dari tumbuhan jarak pagar (Jatropha curcas) dapat terlihat
dengan jelas di setiap organnya.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

Pengamatan penampang melintang


daun jarak pagar (Jatropha curcas) Pengamatan penampang melintang
perbesaran 40× daun jarak pagar (Jatropha curcas)
perbesaran 100×

(Nunes et al., 2017)


Keterangan Gambar Pengamatan
penampang melintang daun jarak Keterangan gambar referensi
pagar (Jatropha curcas)
perbesaran 40×
A: Epidermis atas
A: Epidermis atas Pp: Palisade parenkim
B: Mesofil Sp: Parenkim spons
C: Epidermis bawah B: Epidermis bawah

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Pada gambar referensi, perbesaran yang digunakan adalah perbesaran 100x


pada mikroskop sehingga hasil yang didapat untuk dijadikan perbandingan
dengan hasil pengamatan sedikit banyak akan berbeda. Pada perbesaran 100x
di literatur jurnal, lapisan spesifik pada mesofil dapat terlihat. Sementara pada
pengamatan hanya terlihat bagian kecil dari epidermis atas dan bawah serta
mesofil tanpa dapat terlihat jaringan palisade dan sponsnya.
2. Preparat Replika/Cetakan Stomata

GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

Replika stomata daun adaksial


Replika stomata daun adaksial singkong (Manihot esculenta)
singkong (Manihot esculenta) perbesaran 100×
perbesaran 40×
(El-Sharkawy et al., 1984)

Keterangan gambar pengamatan


replika daun adaksial singkong
(Manihot esculenta) perbesaran Keterangan gambar referensi
40×

Pada gambar pengamatan stomata A: Sel penjaga (guard cell)


tidak terlihat jelas. B: Stomata

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Pada gambar referensi, stomata dapat terlihat dengan jelas dan


memperlihatkan kondisi stomata saat pengamatan itu dilakukan. Sementara,
dari hasil pengamatan yang kami lakukan saat praktikum, replikasi dengan
menggunakan cat kuku bening tidak dapat diamati sebagaimana mestinya
karena kondisi daun ynag sudah layu dan pengaplikasian cat kuku yang
berlebihan.
GAMBAR PENGAMATAN GAMBAR REFERENSI

A A
B

Replika stomata daun abaksial


singkong (Manihot esculenta)
perbesaran 100×
Replika stomata daun abaksial
singkong (Manihot esculenta)
(El-Sharkawy et al., 1984)
perbesaran 40×
Keterangan gambar pengamatan
replika daun abaksial singkong
(Manihot esculenta) perbesaran 40× Keterangan gambar referensi

A: Sel penjaga (guard cell)


A: Urat daun B: Stomata

PERBANDINGAN GAMBAR PENGAMAN DAN GAMBAR


REFERENSI

Berdasarkan gambar referensi, stomata yang ada dapat dilihat dan terdapat
beberapa stomata yang berada dalam kondisi terbuka dengan guard cell
disekitarnya. Sedangkan dalam pengamatan saat praktikum, replikasi dari
epidermis Manihot esculenta dapat terlihat dengan baik meskipun karena
perbedaan perbesaran diantara kedua gambar, yang nampak hanylah bagian
urat daun saja.
B. Pembahasan
a. Teknik Handling Bahan
- Teknik Handling Hands Free Section
Teknik hands free section adalah salah satu preparat histologis sederhana
yang pada umumnya digunakan untuk membuat jaringan segar tanaman
(Sari & Harlita, 2018). Bahan yang digunakan merupakan bahan yang dijaga
kesegarannya agar proses pemotonganan dengan silet tajam dapat lebih
mudah. Teknik ini dilakukan dengan memotong bagian dari organ
tumbuhan dan diggunakan air sebagai larutan fiksatifnya. Kegagalan
dalam metode ini biasanya disebabkan kerna sulitnya pemotongan yang
presis dan tipis pada organ tumbuhan sehingga mengakibatkan jaringan
yang dilihat tumpang tindih.

- Teknik Handling Replika


Dikutip dari Sari & Harlita (2018), untuk mengidentifikasi morfologi dan
distribusi stomata dapat dilakukan metode preparasi replika atau cetakan.
Teknik replika/cetakan merupakan teknik sederhana dengan tujuan
mengetahui jumlah stomata bagian adaksial maupun abaksial daun. Teknik
ini mudah dilakukan, sebab hanya menggunakan cat kuku bening dan
selotip bening untuk melapisi permukaan daun, dan belum membutuhkan
skill yang terlalu tinggi (Muthiah & Ayun, 2022). Penggunaan cat kuku
bening bertujuan untuk menyalin pola dari stomata pada permukaan daun
(Treesubsuntorn & Thiravetyan, 2012). Pola tersebut akan dicetak dengan
selotip bening, kemudian pengamatan dilakukan dengan mikroskop. Teknik
replika memiliki kelemahan, yaitu diharuskan menggunakan daun
bertekstur kasar dan tidak terlalu tipis sehingga pola stomata dapat tercetak
dengan jelas.

b. Pelaksanaan penggunaan teknik


- Teknik Handling Hands Free Section
Cara kerja preparasi hands free section yaitu:
1. Membersihkan permukaan tumbuhan yang akan dipotong.
2. Menggunakan silet yang tajam dan baru untuk memotong organ
tumbuhan.
3. Mengiris dengan penampang melintang dan membujur setipis mungkin
dan sediakan cawan petri untuk merendam hasil irisan dengan aquades.
4. Menyediakan object glass untuk meletakkan preparat hasil irisan
dengan bantuan kuas, kemudian menetesi preparat dengan air dan
menutupnya dengan cover glass.
5. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah ke
kuat.

- Teknik Handling Replika


Pengamatan stomata dilakukan dengan menggunakan metode replika.
Berdasarkan penjelasan dari penelitian Fauziah & Izzah, (2019) bahwa
metode replika merupakan teknik pembuatan preparat stomata menggunakan
cat kuku transparan sebagai agen pencetak bagian epidermal daun dan
pencetakan dilakukan tanpa menggunakan pewarna.
Tahapan yang dilakukan sebelum mengidentifikasi stomata pada daun yang
akan diamati yaitu dicuci bersih dan dikeringkan menggunakan tisu, dengan
tujuan agar debu dan kotoran hilang. Selanjutnya permukaan bawah daun
yang telah kering diolesi cat kuku transparan dan dikeringkan kira-kira 5-10
menit. Lalu, olesan yang sudah kering ditempeli isolasi transparan dan
diratakan. Kemudian dilepas perlahan dan hasil cetakan ditempel pada kaca
objek. Selanjutnya yang terakhir yaitu kaca objek yang telah ditempel hasil
cetakan tersebut diamati dibawah mikroskop (Fauziah & Izzah, 2019).
Peneliti menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40x saat
mengamati stomata pada daun dikotil (Muthi’ah & Ayun 2022).

c. Alasan Penggunaan Teknik


- Teknik Handling Hands Free Section
 Alat dan bahan yang sederhana untuk praktikum.
 Proses pelaksanaannya mudah, tidak perlu skill yang terlalu tinggi
meskipun membutuhkan ketelatenan.
 Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
 Dapat mengamati jaringan tumbuhan dari spesimen yang segar.

- Teknik Handling Replika


 Alat dan bahan yang diperlukan sederhana dan tidak sulit ditemukan.
 Prosesnya mudah dan tidak membutuhkan waktu yang begitu lama.
 Cukup efektif karena dapat melihat bentuk stomata secara jelas lengkap
dengan sel penjaga.

d. Alasan Penggunaan Kemikalia


1. Aquades
Pada teknik hands free section, aquades digunakan sebagai penjaga kadar
air pada jaringan guna mencegah kekeringan (dehidrasi) agar tidak terjadi
perubahan bentuk pada jaringan yang akan diamati.

2. Cat kuku bening


Cat kuku bening digunakan untuk mencetak bagian permukaan daun
(adaksial dan abaksial). Stomata yang direplikasi juga dapat didapat saat
membuka maupun menutup

e. Kendala Selama Praktikum


1. Daun singkong (Manihot esculenta) yang digunakan sudah mengalami
dehidrasi.
2. Ketika praktikum, listrik sedang padam sehingga pencahayaan dan
penggunaan mikroskop tidak maksimal.
3. Silet yang digunakan kurang tajam meskipun baru.

C. Kesimpulan
Preparasi jaringan segar hands free section merupakan metode preparasi bahan
segar dengan mengiris tipis dengan silet tajam pada organ tumbuhan untuk
mengetahui anatomi dari organ yang diinginkan. Sedangkan, teknik
replika/cetakan merupakan teknik untuk melihat keberadaan stomata pada bagian
adaksial maupun abaksial daun dengan mereplikasi bagian tersebut dengan
menggunakan kutek bening yang menjadi media replikasi

.
Dari praktikum yang dilakukan, beberapa kegagalan terjadi pada preparasi hands
free section dan juga preparasi replikasi. Pemotongan yang kurang tipis dan kesalahan
penempatan serta orientasi membuat preparat hands free section tidak begituu terlihat
dengan jelas. Pada preparasi replika, daun yang layu dan terlalu banyak
mengaplikasikan kutek bening pada daun menjadi kesalahan yang terjadi saat proses
pelaksanaan.

VI. Daftar Pustaka


Chaweewan, Y., Taylor, N. (2015). Anatomical Assessment of Root Formation and
Tuberization in Cassava (Manihot esculenta Crantz). Tropical Plant Biol. 8,
1–8. https://doi.org/10.1007/s12042-014-9145-5
El-Sharkawy, M. A., Cock, J. H., & de Cadena, G. (1984). Influence of differences
in leaf anatomy on net photosynthetic rates of some cultivars of
cassava. Photosynthesis research, 5(3), 235-242.
http://dx.doi.org/10.1007/BF00030024
Fauziah, A., & Izzah, A. S. Z. (2019). Analisis tipe stomata pada daun tumbuhan
menggunakan metode stomatal printing. Prosiding Seminar Nasional Hayati,
7,34-39.
Graciano-Ribeiro, D., Hashimoto-Freitas, D. Y., & Nassar, N. M. A. (2016).
Comparative petiole anatomy of cassava (Manihot) species. Genetics and
Molecular Research, 15(1), 1-13.
Latifa, R., & Malang, U. M. (2015). PENINGKATKAN KUALITAS PREPARAT
HISTOLOGI BERBASIS. 794–813.
Muthi'ah, S. N & Ayun, Q. (2022). IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI TIPE
STOMATA PADA Hibiscus rosa-sinensis, Tamarindus indica, dan
Mangifera indica DENGAN TEKNIK REPLIKA. Indigenous Biologi: Jurnal
Pendidikan dan Sains Biologi, 5(1), 9-14.
Nunes, C. F., Dos Santos, D. N., Teixeira Valente, T. C., Pasqual, M., Rodrigues, J.
D. S., Ferreira, K. S., & Castro, E. M. de. (2017). Leaf morpho-anatomy of
Jatropha curcas in vitro: Response to light conditions and temperature.
Científica, 45(3), 231. https://doi.org/10.15361/1984-5529.2017v45n3p231-
239
Sari, D. P., & Harlita, H. (2018). Preparasi Hands Free Section dengan Teknik
Replika untuk Identifikasi Stomata. Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning, 15(1), 660-664.
Silva, D. V., Cabral, C. M., Costa, S. S. D. D., Souza, M. D. F., Ferreira, E. A., Braga,
R. R., & Pereira, G. A. M. (2017). Leaf anatomy of cassava (Manihot
esculenta Crantz. cv. IAC-12) after herbicides application to control weeds in
Minas Gerais, Brazil. Acta Agronómica, 66(3), 385-390.
http://dx.doi.org/10.15446/acag.v66n3.56055
Treesubsuntorn, C., & Thiravetyan, P. (2012). Removal of benzene from indoor air
by Dracaena sanderiana: Effect of wax and stomata. Atmospheric
Environment, 57, 317-321. https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2012.04.016
VII. Lembar Pengesahan
Surakarta, 25 Oktober 2022
Asisten Praktikan

Titi Yuliatun Mohammad Reza Palevi


NIM K4319082 NIM K4321053
VIII. Lampiran
a. Dokumentasi Kegiatan Praktikum
b. Screenshoot Abstrak Jurnal

Anda mungkin juga menyukai