Makalah Tim-09-Konseling Komunitas Dalam Berbagai Lembaga Bersetting Masyarakat
Makalah Tim-09-Konseling Komunitas Dalam Berbagai Lembaga Bersetting Masyarakat
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, maka makalah berjudul “Konseling Komunitas
dalam Berbagai Lembaga Berseting Masyarakat (Komunitas)” ini dapat kami
selesaikan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Komunitas. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu
Prof. Dr. Muhammad Nur Wangid, Msi yang telah membimbing kami para
mahasiswa dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Yogyakarta, 2023
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Saran ………………………………………………. 24
Daftar Pustaka ………………………………………………. 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
hal tersebut, makalah ini disusun untuk memaparkan dan mendeskripsikan
konseling komunitas dalam berbagai seting lembaga masyarakat.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konseling Komunitas dalam Setting Komunitas Kesehatan Mental
Komunitas kesehatan mental diorganisir dengan tujuan menangani
masalah psikologis populasi umum sebagai contoh pada daerah tertentu
(catchment area), dengan mengembangkan pelayanan yang terorganisir
dengan baik, serta memiliki fungsi yang kokoh dalam membantu
masyarakat/individu untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang merugikan.
Tujuan program kesehatan mental adalah membantu anggota masyarakat
mengembangkan keterampilan dan kesadaran untuk meningkatkan efektifitas
atau membantu masyarakat belajar menciptakan dan memelihara lingkungan
yang sehat. Komunitas kesehatan mental baik berupa lembaga kecil atau pusat
yang besar menyediakan layanan yang beragam. Beberapa contoh komunitas
kesehatan mental di Indonesia antara lain adalah sehat mental.id, Into The
Light Indonesia, Depression Warrior Indonesia, Get Happy, Bipolar Care
Indonesia.
3
Layanan yang diberikan kepada klien dalam komunitas kesehatan
mental, setidaknya mencakup komponen dibawah ini:
4
Konselor dapat menggunakan program pelatihan dalam
membantu mengembangan kompetensi pribadi klien dari
berbagai latar belakang dan usia. Program tersebut disusun
untuk mencegah gangguan yang serius dan dapat
meningkatkan rasa kebersamaan masyarakat dan saling
membantu.
5
Konsep serupa juga telah terbukti efektif digunakan dalam
kelompok untuk dewasa muda dari keluarga yang bercerai dan
kakek-nenek yang mengasuh cucu.
6
yang dibutuhkan untuk mencapai masa depan yang penuh
harapan dan sukses. Selain melakukan konseling tatap muka
satu lawan satu, konselor di Thresholds menawarkan
psikoedukasi kelompok yang dirancang untuk membantu
individu mengembangkan keterampilan dan kompetensi baru
yang memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka. Kelompok-kelompok ini diantaranya:
7
NAPZA, gizi, pemeliharaan kesehatan, kebersihan diri
serta diskusi kelompok yang berfokus pada latihan fisik
dalam menjalani hidup sehat.
b. Memfasilitasi pengembangan komunitas
Kesehatan mental seseorang sangat bergantung pada
interaksinya dengan orang lain, konselor juga bekerja dengan
anggota keluarga orang tersebut serta dengan orang lain yang
mungkin berkontribusi pada masalah klien atau menjadi bagian dari
solusi. Dengan demikian, para praktisi lebih dari sekadar
menghubungkan, tetapi juga mengadvokasi. Akhirnya, profesional
kesehatan mental dapat bertindak sebagai konsultan, membantu
anggota jaringan yang membantu untuk mempelajari cara-cara yang
lebih efektif dalam bekerja dengan orang-orang yang hidupnya
mereka sentuh. Karena hubungan konselor dengan komunitas tempat
mereka bekerja sangat erat, maka konselor memiliki posisi yang
baik untuk mengenali faktor-faktor di lingkungan yang mengganggu
perkembangan manusia yang sehat. Mereka juga memiliki posisi
yang baik untuk mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya
komunitas tertentu. Ketika sebuah pusat kesehatan mental atau
lembaga merupakan bagian integral dari komunitas mereka, anggota
staf membantu warga berorganisasi untuk mendukung tujuan
komunitas. Dengan demikian, lembaga tersebut dapat berfungsi
sebagai basis koordinasi dimana para profesional kesehatan
mental bekerjasama dengan anggota masyarakat lainnya untuk
melakukan hal-hal berikut:
8
b. Menjabarkan strategi untuk menghadapi misalnya kekuatan
politik, sosial dan ekonomi yang negatif dalam masyarakat
untuk memastikan bahwa lembaga dan instansi lokal
menanggapi kebutuhan masyarakat dan pengambilan
keputusan dalam sektor bisnis, pendidikan dan kesehatan
mental terbuka bagi semua warga negara.
c. Bertindak untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak
anggota masyarakat, terutama pendidikan, perumahan, sanitasi,
transportasi, pekerjaan dan perawatan medis.
Meskipun konselor dapat melaksanakan layanan yang secara tidak
langsung mendukung dan mendorong kegiatan-kegiatan tersebut, tetapi
keberhasilan jangka panjangnya tergantung dari kepemimpinan masyarakat
setempat. Ketika lembaga kesehatan mental mengkombinasikan dengan
layanan untuk memfasilitasi pengembangan masyarakat, konselor juga
berperan sebagai advokat bagi pengguna layanan kesehatan mental dan
memperjuangkan penyediaan kesempatan pendidikan dan karir.
9
1. Membantu individu merumuskan dan bertindak berdasarkan tujuan
dan strategi karir.
2. Membantu klien mengembangkan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk memasuki dan sukses di dunia kerja.
3. Bekerjasama dengan pemberi kerja untuk meningkatkan peluang kerja
dan dukungan bagi klien mereka.
4. Mengarahkan waktu dan energi untuk mempengaruhi kebijakan yang
mempengaruhi peluang pengembangan karir bagi klien mereka dan
masyarakat luas.
Dalam program-program ini, pekerjaan setiap konselor harus memiliki banyak
aspek, yang mencakup pengembangan manusia dan pengembangan
masyarakat.
10
Orang -orang yang menganggur dalam jangka waktu lama
memiliki label komparatif dan membuat harga diri menjadi rendah.
Begitu pula mantan tahanan, tunawisma, orang dengan ketergantungan
obat atau orang yang tidak dapat menemukan pekerjaan, mereka
merasa kewalahan dan tidak berdaya dan merasa tidak dapat merubah
situasi dengan mudah, sehingga merupakan hal yang sangat penting
bagi mereka untuk merasa diberdayakan karena kecenderungan
masyarakat meremehkan mereka. Disinilah fungsi konselor,
membantu empowering orang-orang tersebut.
11
memahami faktor-faktor sosial, psikologis, atau fisik yang
mempengaruhi perkembangan kejuruan klien.
12
C. Konseling Komunitas dalam Setting Konseling Keluarga
13
meta-fenomena itu mempengaruhi komunikasi antara perempuan dan laki-
laki. (Brown, 1994 dalam Lewis et al., 2011).
1. Aspek apa saja dari pandangan hidup keluarga yang mungkin perlu
dipahami oleh konselor untuk mendapatkan gambaran yang akurat
tentang keluarga.
2. Jika konselor mengalami kesulitan untuk memahami keluarga,
mungkinkah asumsi dan nilai budaya konselor sendiri yang bisa menjadi
penghalang.
3. Sejauh mana anggota keluarga berpegang teguh pada nilai-nilai budaya
tradisional.
14
4. Perbedaan intra-keluarga, apakah ada diantara anggota keluarga yang
lebih menghargai tradisi dan yang akulturatif dengan norma-norma
masyarakat yang dominan.
5. Tentang bagaimana keluarga memandang keseimbangan antara prioritas
individu dan keluarga.
6. Bagaimana para anggota mendefinisikan batas batas keluarga. Apakah
mereka memiliki jaringan luas yang membentuk sistem keluarga.
7. Bagaimana variable-variabel seperti gender, orientasi seksual, etnis,
agama dan kelas berinteraksi untuk mempengaruhi tujuan dan
kekhawatiran keluarga
8. Bagaimana penindasan dalam kehidupan keluarga?
Satu contoh yang baik dari pendekatan yang memberdayakan untuk bekerja dengan
keluarga dapat ditemukan dalam Community Family Therapy (CFT) yang
membahas terapi keluarga dengan sasaran keluarga perkotaan berpenghasilan rendah.
CFT berfokus pada tiga tujuan pengobatan:
a) Membangun otobiografi yang berfokus pada kekuatan dan rencana hidup yang
mengundang tindakan positif dan pengembangan diri
b) Mengembangkan jaringan komunitas yang fungsional dan efektif dari sumber
daya pribadi dan sumberdaya yang mendukung
c) Memberikan dukungan untuk pengembangan kepemimpinan dan keterlibatan
masyarakat.
15
Tingkatan CFT dalam keterlibatan membantu klien.
Setiap keluarga dipengaruhi oleh kebijakan public pada tingkat yang terkadang
mencengangkan. Banyak konselor keluarga yang secara aktif terlibat dalam advokasi
pada tingkat lokal, nasional, dan internasional karena mereka melihat dampaknya
terhadap keluarga yang mereka layani. Ada isu isu spesifik yang merebak dimana
mana dan berdampak langsung kepada kehidupan keluarga misalnya kesetaraan
gender dan kesetaraan pernikahan. Dampaknya terhadap kesejahteraan pribadi dan
ekonomi keluarga akan sangat menakjubkan.
Kesetaraan Gender.
16
negara yang sudah sadar akan kesetaraan gender, anggapan ini belum tentu benar.
Sebab pada tahun 2010 Amerika merupakan salah satu negara yang belum
menandatangani konvensi PBB tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan (CEDAW) amerika belum mengesahkan rancangan undang
undang tentang kesetaraan hak perempuan, ada juga keluarga yang merasa dirugikan
oleh karena upah yang tidak setara dengan beban pekerjaan. Dewan penasihat
ekonomi amerika mengakui bahwa keluarga keluarga masih sulit menentukan
prioritas diantara berbagai kebutuhan.
Kesetaraan pernikahan
1) Seorang anak yang bertumbuh dalam keluarga yang perkawinan sah diakui
negara, mendapat keuntungan yakni anak itu mendapat perlindungan hukum.
2) Jika terjadi perceraian, kedua orang tua masih berhak untuk mengasuh anak
bersamasama dan berhak melakukan kunjungan kepada anak. Selain itu mereka
meskipun cerai terikat kewajiban untuk membiayai kelangsungan hidup anak.
3) Tanda anak yang sehat adalah memiliki orang tua yang mengasuh, peduli, dan
mengasihi. Suatu keluarga dinyatakan kuat jika kelihatan pasangan itu mampu
menjadi orang tua yang sungguh-sungguh berada bagi anak anaknya. Keluarga
dikatakan kuat bukan berdasarkan usia, ras, agama, jenis kelamin, disabilitas,
orientasi seksual, atau identitas gender. (Marriage Equality USA, 2008 dalam
Lewis et al., 2011)
17
Pasangan yang tidak diakui status perkawinannya tidak memiliki akses untuk
mendapat tunjangan dari negara. Mereka tidak seperti pasangan yang menikah sah
yaitu yang menikah sah mendapat tunjangan dari negara. Seperti: hak atas pelayanan
Kesehatan di Rumah sakit, cuti sakit, cuti kedukaan, akses asuransi kesehatan dan
pension, sistem hukum yang mengatur pembagian harta benda, hak asuh anak dan
tunjangan untuk anak dan pasangan jika terjadi pembubaran perkawinan.
Terdapat lembaga tertentu yang fokus melayani dan advokasi untuk memenuhi
kebutuhan khusus dari kelompok tertentu manakala kebutuhan mereka tidak dipenuhi
oleh program program pemerintah. Beberapa populasi khusus yang ada di masyarakat
antara lain: populasi khusus berdasarkan budaya atau identitas nasional, populasi
khusus perempuan, orang muda atau para usia lanjut.
Orang orang yang termasuk dalam komunitas khusus berdasarkan latar belakang
budaya, etnis atau identitas nasional tertentu merasa bahwa mereka bisa dilayani
dengan baik oleh lembaga Lembaga yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan
spesifik mereka. Mereka merasa nyaman kalau dilayani dalam bahasa dan tata
krama yang sesuai dengan kebiasaan mereka. Kenyamanan mereka kurang lebih
sama dengan seorang klien yang merasa nyaman oleh karena kebutuhan advokasi
dalam permasalahan diskriminasi ditangani dengan baik oleh seorang ahli.
Keberadaan Lembaga-lembaga yang menangani kelompok khusus memang paling
dibutuhkan apalagi dalam situasi dimana kelompok-kelompok itu mengalami
penindasan
Contoh dari komunitas seperti itu yakni warga Amerika Arab (Nassr-McMillan,
2011 dalam Lewis et al., 2011): “penindasan terhadap warga Amerika keturunan
Arab dalam masyarakat Amerika telah terjadi secara terang terangan maupun
18
terselubung. Karena budaya barat cenderung melihat isu-isu secara dikotomis sebagai
baik versus buruk, atau baik versus jahat. Budaya dan tradisi Islam atau Arab
seringkali dinilai sebagai terbelakang atau menindas… klasifikasi orang Arab sebagai
kelompok imigran yang tidak dapat diterima atau tidak diinginkan oleh pemerintahan
federal sejak tahun 1960-an kemungkinan besar mempengaruhi tingkat kebanggaan
etnis di antara komunitas etnis Arab secara nasional.”
Diskriminasi yang telah berlangsung lama dan meluas terhadap orang Arab ini
membuat para konselor harus memiliki pengetahuan dan aktif dalam upaya advokasi.
Pada saat yang sama layanan langsung yang diberikan oleh konselor harus didasarkan
pada pemahaman dan penghormatan terhadap budaya. Nasser-McMillan menekankan
pentingnya bagi konselor untuk melakukan pemeriksaan diri terkait sikap mereka
terhadap orang Arab dan Islam: “sangat penting bagi konselor untuk untuk menyadari
bagaimana perkembangan mereka sendiri telah dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
berlaku. Konselor harus memeriksa tingkat pengetahuan mereka sendiri, mengenai
kebijakan luar negeri AS terhadap Timur Tengah, baik dimana sekarang maupun
dimasa lalu. Keyakinan apa yang dimiliki oleh para konselor terhadap orang Amerika
keturunan Arab? Steriotipe apa yang mungkin mereka pegang? Bagaimana sikap
terhadap orang Amerika keturunan Arab yang mereka terima dari orang tua mereka?
Sebagai contoh bagaimana sikap mereka terhadap Islam, hijab atau tradisi budaya
lainnya dan emosi apa yang ditimbulkan oleh pengalaman atau pengamatan
tersebut?”
19
ACCESS awal mula terbentuk di Dearbon, Michigan dan telah menyebar luas ke
daerah lain, Misi ACCESS adalah “mengadvokasi dan memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat”
ACCESS juga aktif berperan dalam arena public yang lebih luas sebagai salah satu
organisasi akar rumput yang membentuk jaringan nasional untuk komunitas Arab
Amerika. Aksi -aksi public yang dilakukan Lembaga ini antara lain:
1. Pekan advokasi Arab Amerika ke-1 diadakan di Washington D.C. para anggota
NNAACC menghadiri briefing kebijakan, bertemu dengan anggota kongres dan
menghadiri pengarahan Gedung putih. Kegiatan ini diselenggarakan atas
kerjasama Gedung putih dengan institute Arab Amerika.
2. ACE memainkan peran utama dalam koalisi hak hak imigran dan hak hak sipil
di tingkat lokal dan nasional. Berpartisipasi dalam kampanye reformasi imigran
untuk Amerika
3. Berpartisipasi dalam penyusunan arah kebijakan pemerintah mengenai isu isu
penting… dan membaginya kepada pejabat senior pada pemerintah Obama dan
anggota Kongres (ACCESS, 2009)
20
2. Komunitas berdasarkan Jenis kelamin atau kelompok usia
Oleh karena mereka mengenal situasi yang cenderung membuat klien mereka
rentan terhadap masalah, maka konselor pada Lembaga khusus ini mengembangkan
layanan yang bersifat cepat dan tepat. Konseling harus mudah diakses. Bisa saja ada
banyak model layanan konseling komunitas namun tujuan hanya satu yaitu
menangani individu secara keseluruhan, membantu mereka untuk memanfaatkan
segala potensi unggul mereka dan hidup semaksimal dan semandiri mungkin.
21
Lembaga lembaga untuk lansia dapat mencakup layanan Pendidikan yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan, perencanaan pensiun, jaminan sosial dan
tunjangan lainnya. Lembaga-lembaga untuk kaum muda biasanya menyediakan
kursus-kursus yang berkaitan dengan penggunaan narkoba dan alkohol, seksualitas,
pengambilan keputusan, dan perencanaan hidup. Semua Lembaga ini harus menjaga
hubungan dekat mereka dengan orang orang yang mereka layani, melibatkan mereka
secara aktif dalam program Pendidikan dan layanan lainnya.
22
Melalui tindakan-tindakan ini para konselor di Lembaga-lembaga khusus
dapat berperan penting dalam mempromosikan upaya-upaya untuk perubahan sosial
ketika mereka menangani masalah masalah lokal yang mendesak. Selain itu
Lembaga-lembaga khusus dapat menjadi tempat dimana kelompok-kelompok lokal
berkumpul, belajar berorganisasi dan mulai secara aktif mencari solusi untuk
masalah-masalah umum yang mereka hadapi di lingkungan sosial mereka.
Konselor harus melihat diri mereka sebagai advokat, baik untuk komunitas
yang mereka layani maupun untuk klien individu. Kebijakan public dapat berdampak
pada pelanggaran terhadap hak hak-hak komunitas. Konselor dalam konseling
komunitas dapat bertindak atas nama klien dan berani menghadapi ketidakadilan,
karena itu konselor mesti membangun hubungan yang erat dengan lembaga lain
dalam memfasilitasi kebutuhan klien. Konselor tidak bekerja sendirian melainkan
membangun jaringan agar pelayanan lebih responsif terhadap komunitas tersebut.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dalam pelaksanaan konseling komunitas, selain harus terus mengembangkan
sistem program yang sistematis dan komprehensif, juga harus didukung oleh sistem
hukum/legislasi yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak termasuk dari
pemerintah dan masyarakat sekitar.
24
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, J. A., Lewis, M. D., Daniels, J. A., & D’Andrea, M. J. (2011). A Multicultural
-Social Justice Perspective. Brooks/Cole, Cengage Learning, 362.
25