Tugas Informatika Bab 1
Tugas Informatika Bab 1
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian
teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya,listrik panas surya,
arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. ketika sel surya menyerap
cahaya, maka akan ada pergerakan antara elektron di sisi positif dan
negatif. Adanya pergerakan ini menciptakan arus listrik sehingga dapat
digunakan sebagai energi bagi alat-alat elektronik. Peralatan yang
digunakan salah satunya adalah Panel Surya.
Menjadi negara tropis merupakan salah satu anugerah bagi bangsa
Indonesia. Pasalnya, hal ini memberikan peluang Indonesia untuk
mengembangkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu energi
alternatif terbarukan yang menjanjikan untuk menopang kebutuhan energi
masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat desa. Menurut catatan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) elektrifikasi di
Indonesia masih 55-60%, dan mayoritas wilayah yang belum teraliri
listrik adalah wilayah pedesaan. Oleh karena itu, energi surya dapat
menjadi salah satu energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat di desa. Hal ini memungkinkan karena sifat panel surya yang
dapat dibangun dimana saja. Sampai saat ini, Direktorat Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencatat sumber
energi listrik dari surya terbesar dihasilkan di Desa Wineru, Kecamatan
Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Sebanyak 64.620 ribu panel surya terbentang di atas ladang Desa Wineru
yang seluas 29 hektar. Karena banyaknya panel surya yang akan
dipasang, proses pembangunan panel surya ini memakan waktu hingga
1,5 tahun. Kabar baiknya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini dapat
mengurangi efek gas rumah kaca hingga 20,01 kiloton. Melihat kenyataan
tersebut, memberikan motivasi yang kuat untuk Kementerian ESDM
memaksimalkan pemanfaatan energi alternatif terbarukan ini.
4
Kementerian ESDM juga mencatat potensi energi surya di Indonesia
sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp,
namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Pada dasarnya
pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia
sudah memiliki basis kebijakan yang kuat. Akan tetapi pemerintah masih
harus fokus dalam produksi photovoltaic (PV) yang akan menjadi
komponen utama dalam sistem PLTS. Kesuksesan pemanfaatan energi
surya di Desa Wineru menjadi bukti potensi pemanfaatan energi alternatif
terbarukan di Indonesia.
Panel surya adalah alat yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi listrik. Teknologi fotovoltaik (photovoltaic / PV ) adalah teknologi
yang digunakan untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik.
Energi listrik yang dihasilkan ini akan disimpan ke dalam baterai, yang dapat
Anda gunakan untuk perangkat elektronik dan disesuaikan dengan kebutuhan
listriknya. Panel surya dapat menjadi alternatif pembangkit listrik mandiri.
Penggunaan panel surya ini juga jauh lebih hemat dan menjanjikan.
5
•Sejarah Panel Surya
Matahari merupakan salah satu bintang raksasa pada alam semesta.
Matahari ini menyediakan berbagai macam energi tidak terbatas di
dalamnya. Dengan perkembangan teknologi, energi matahari dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif sumber energi listrik yang banyak
dibutuhkan oleh umat manusia, yang artinya matahari menghasilkan energi
listrik dengan menggunakan teknologi panel tenaga surya.
Berdasarkan sejarah, teknologi panel surya sudah ada pada abad ke-18,
tepatnya pada tahun 1839. Seorang ahli fisika asal Perancis bernama
Alexandre Edmond Becquerel yang pertama kali mencetuskan teknologi
fotovoltaik.
Awalnya teknologi fotovoltaik dicetuskan melalui percobaan penyinaran
dengan dua elektroda. Penyinaran ini menggunakan selenium yang bisa
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan jumlah yang sedikit.
Percobaan ini merupakan bukti bahwa energi listrik bisa dihasilkan dari
energi cahaya.
Pada tahun 1904, Albert Einstein juga pernah meneliti sel surya yang
dinamakan percobaan efek fotolistrik. Barulah pada tahun 1941, peneliti
yang bernama Russel Ohl mampu mengembangkan teknologi panel surya.
Teknologi ini kemudian dikenal sebagai teknologi sel surya (solar cell) dan
penggunaannya masih digunakan sampai dengan saat ini.
6
•Jenis Jenis Panel Surya
Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui jenis-jenis panel tenaga
surya. Tujuannya supaya Anda tidak salah dalam memilih jenis panel surya
yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda. Berikut ini adalah beberapa jenis
panel tenaga surya yang perlu Anda ketahui:
1. Monocrystalline Silicon
Merupakan salah satu jenis panel surya yang banyak digunakan. Tipe
panel surya ini memiliki berbagai macam kelebihan seperti efisiensi yang
tinggi dan memiliki umur pakai yang panjang. Sel surya yang menjadi
penyusun panelnya ini terbuat dari kristal silikon murni yang diiris tipis
dengan menggunakan mesin hingga berbentuk bundar. Sel surya ini disebut
“monocrystalline” karena silikon yang digunakan adalah silikon kristal
tunggal.
Efisiensi panel surya monocrystalline silicon mencapai lebih dari 20%,
jauh lebih tinggi dibanding tipe panel tenaga surya lainnya. Efisiensi yang
tinggi tersebut menandakan bahwa panel surya ini memiliki kemampuan
mengkonversi energi dari matahari ke listrik yang baik sehingga hanya
dibutuhkan luas penampang yang lebih kecil untuk menghasilkan energi
yang sama dibanding tipe panel surya lainnya. Meskipun begitu,
monocrystalline silicon merupakan tipe panel surya yang paling mahal
dengan kualitas terbaik pula.
7
2. Thin Film Solar Cell
Tipe panel surya ini disebut dengan “thin film” karena menggunakan
sel surya yang sangat tipis dengan ukuran sekitar 10 nm, jauh lebih tipis
dibanding dengan tipe crystalline silicon yang berukuran 200 – 300 nm.
Lapisan tipis tersebut ditambahkan ke permukaan seperti kaca, plastic, atau
metal.
Dengan ukuran yang sangat tipis, panel surya ini menjadi sangat
ringan dan fleksibel. Selain itu, panel surya ini tidak mengalami penurunan
performa pada temperatur yang semakin tinggi seperti tipe panel surya
lainnya. Sayangnya, efisiensi konversi energi thin film masih rendah yaitu
hanya sekitar 10%.
8
3. Polycrystalline Silicon
Merupakan tipe panel surya yang terbuat dari batang kristal silikon
yang dilebur atau dicairkan kemudian dituang ke dalam cetakan berbentuk
persegi. Kelebihannya terdapat pada susunannya yang lebih rapi dan juga
lebih rapat. Ciri dari panel surya ini cukup unik karena terdapat retakan
atau fragmen di dalam sel surya. Seperti namanya mengindikasikan, tipe
panel surya polycrystalline silicon ini terdiri dari banyak fragmen kristal
silikon.
Efisiensi panel surya polycrystalline silicon mencapai 17%. Walaupun
efisiensinya lebih rendah dibanding tipe monocrystalline silicon, tipe panel
surya ini banyak digunakan karena harganya yang relatif lebih terjangkau.
9
•Manfaat Panel Surya
Kenaikan listrik konvensional atau listrik PLN ini sangat besar
terutama bagi yang non subsidi. Tingkat kenaikannya dapat mencapai
9,7% per tahunnya. Penyebabnya sendiri bisa diakibatkan oleh berbagai
faktor. Namun yang paling berperan dalam kenaikan tarif listrik adalah
harga bahan bakarnya. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada
tingkat perekonomian dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sel surya atau sel fotovoltaik, adalah sebuah alat semikonduktor yang
terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda pertemuan p-n, di mana dengan
adanya cahaya matahari dapat menciptakan energi listrik yang berguna.
Pengubahan bentuk energi ini disebut efek fotovoltaik. Bidang riset
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai fotovoltaik.
Mereka cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak
tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator
genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel
surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan
dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk membuat sel
surya diantaranya silikon, titanium oksida, germanium, dan lain lain.
10
•Prinsip Kerja Panel Surya
Sel surya terbuat dari potongan silikon kecil yang dilapisi bahan
kimia khusus. Ketebalannya sekitar 0,3 milimeter yang terbuat dari
irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif. Setiap
sel surya mampu menghasilkan tegangan 0,5 volt.
Oleh karena itu, banyaknya sel surya yang disusun untuk menjadi
panel surya akan berbanding lurus dengan energi yang dihasilkan.
Pada panel surya terdapat sambungan (function) yang terbuat dari
lapisan nikel sebagai kutub positif dan kutub negatif.
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya
sebagai sumber energi. Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip
fotovoltaik. Sinar matahari mengandung partikel yang disebut foton.
Partikel ini menghantam atom sel surya sehingga menimbulkan energi
besar untuk memisahkan elektron. Elektron tersebut akan bergerak ke
pita energi yang disebut dengan pita konduksi dan pita valensi.
Sehingga atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan
disebut “hole”. Elektron tersebut akan menjauhi daerah negatif,
sedangkan “hole” bergerak menjauhi daerah positif. Pergerakan itu
terjadi di PN junction. Pergerakan inilah yang menciptakan arus listrik
yang bisa menjadi energi listrik untuk kebutuhan manusia sehari-hari.
11
•Perbedaan Sel Surya dengan Panel Surya
•PANEL SURYA
Panel Surya merupakan kumpulan kumpulan sel surya yang berfungsi
mengubah energi cahaya ke energi listrik. Karena setiap sel memiliki
kapasitas kecil (3-5W), mereka digabungkan menjadi panel surya dengan
kapasitas total dari 20W hingga sampai 350W. Untuk pembangkit listrik
tenaga surya biasanya menggunakan panel 250-300W karena kemudahan
penanganan dan biaya produksi.
12
2.4 Energi Angin
Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh gaya angin yang
berhembus di permukaan bumi. Jadi, semilir angin yang berhembus
rupanya merupakan sumber energi. Lalu, apakah angin bisa langsung
diubah menjadi energi bentuk lain yang kemudian dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia? Tentunya tidak. Sebagaimana sumber energi
alternatif lainnya, energi jenis ini juga perlu diolah. Nantinya akan
melibatkan kincir angin, kincir angin ini bisa dikatakan baling-balingnya
digerakan oleh angin. Gerakan baling-baling akan dihubungkan dengan
alat khusus yang mampu mengubah energi angin tadi menjadi kekuatan
mekanik. Berawal dari sebuah kincir angin, maka bisa digunakan untuk
menggerakan alat atau mesin pembangkit listrik. Pernah mendengar
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)? Sama seperti PLTU dan PLTG,
PLTA juga menjadi sumber listrik yang bisa diandalkan. Selain untuk
menghidupkan mesin pembangkit listrik, pemanfaatan kincir angin juga
untuk menggerakan alat-alat dan mesin-mesin lainnya. Bahkan kincir
angin sendiri diketahui sudah mulai digunakan manusia sejak abad ke-7
SM. Yakni oleh bangsa Persia. Pada masa tersebut, kincir angin sudah
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik, memompa air, membantu
mengairi lahan persawahan yang luas, dan membantu mengeringkan hasil
panen.
13
•Manfaat Energi Angin
Sebagai energi terbarukan yang menjadi alternatif dari sumber energi tidak
terbarukan. Maka energi angin kemudian bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan manusia sehingga menunjang aktivitas atau keseharian masyarakat.
Sampai saat ini, pemanfaatan energi terbarukan jenis angin sudah semakin
luas. Berikut adalah bentuk-bentuk manfaat atau pemanfaatannya dalam
keseharian:
14
2. Nelayan
Manfaat energi angin yang kedua adalah untuk mendukung kegiatan
nelayan saat melaut. Nelayan menggunakan perahu maupun kapal untuk
menjaring atau menangkap hasil lain. Seperti udang, ikan, dan hasil laut
lainnya. Nelayan kecil masih setia menggunakan perahu yang tentunya
bisa bergerak menuju ke laut maupun menuju ke daratan dengan cara
dikayuh. Kemudian bisa mengandalkan kekuatan angin untuk
membantu menuju ke titik yang diinginkan.
15
Angin merupakan sumber energi yang dari penjelasan di atas memiliki
manfaat yang beragam dan sangat luas, hingga ke berbagai bidang.
Pemanfaatannya tentu perlu dioptimalkan karena termasuk sumber energi
terbarukan yang ramah lingkungan (penulis/pujiati).
16
PLTA memanfaatkan aliran air untuk dapat memutar turbin.
Mekanismekerja PLTA cukup sederhana, yaitu memanfaatkan energi
potensial dan kinetik air untuk menghasilkan putaran pada turbin. Air
dikumpulkan pada suatu area (reservoir) yang berada pada ketinggian
tertentu. Turbin yang menjadi komponen utama untuk menghasilkan
energi listrik terletak di dalam bangunan powerhouse yang berada pada
ketinggian yang lebih rendah dari reservoir. Saluran air (penstock)
menghubungkan reservoir dengan powerhouse. Adanya perbedaan
ketinggian antara reservoir dan powerhouse memungkinkan air mengalir
di dalam saluran air dari reservoir menuju powerhouse. Di dalam
powerhouse, aliran air dari reservoir tadi memungkinkan turbin air yang
telah terhubung ke generator untuk berputar, listrik pun dapat dihasilkan.
Setidaknya terdapat tiga proses konversi energi pada PLTA. Proses
konversi energi dimulai dari energi potensial (berhubungan dengan
ketinggian) dari air pada reservoir yang berubah menjadi energi kinetik
translasi (berhubungan dengan perpindahan) saat air bergerak menuju
powerhouse dalam saluran air. Kemudian energi kinetik translasi
dikonversi menjadi energi kinetik rotasi (berhubungan dengan putaran)
saat turbin berputar akibat dari pergerakan aliran air. Skema PLTA
ditunjukan pada gambar berikut.
17
Dari kacamata asuransi, risiko PLTA, baik saat dalam fase konstruksi
maupun fase operasional, tergolong ke dalam risiko dengan exposure
yang tinggi (high risk). Mengingat PLTA membutuhkan adanya
perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse, daerah
pegunungan menjadi tempat yang sangat cocok untuk lokasi PLTA.
Seperti yang secara umum diketahui, daerah pegunungan merupakan
daerah yang rawan akan kejadian alam seperti gempa bumi, tanah longsor
serta banjir. Akibatnya, penutupan asuransi pada PLTA memerlukan
proses underwriting yang ketat untuk memastikan TC penutupan asuransi
sesuai dengan besar exposure yang ditanggung oleh asuransi.
•Kelebihan energi air:
-Tidak ada emisi karbon
-Biaya produksi listrik lebih rendah
•Kekurangan energi air:
-Biaya investasi awal tinggi
-Lahan yang diperlukan cukup besar
-Cukup jauh dari sumber
18
2.6 Energi Biomassa
19
berputar. Karena itulah, biomassa sendiri bisa dibuat bahan bakar karena
juga mengandung unsur karbon.
Para peneliti mengkategorikan biomassa dalam berbagai kelompok:
1. Tanaman berkayu (wood plant/lignocellulose).
2. Tanaman rerumputan (herbaceous plants/rasses).
3. Tanaman air (aquatic plants).
4. Pupuk (manure/compos).
Masing-masing kategori diatas memiliki kadar rasio selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang berbeda.
Biomassa dapat dikonversi menjadi 3 jenis produk utama:
1. Energi panas dan listrik.
2. Bahan bakar transportasi.
3. Bahan baku kimia.
Pemilihan jenis biomassa untuk dikonversi menjadi produk-produk di
atas berkaitan dengan sifat-sifat kimia dan fisika yang dimilikinya
(chemical/physical property). Sifat-sifat ini adalah sifat yang melekat
pada biomassa yang menentukan pilihan proses konversi dan teknologi
pengolahan selanjutnya.
Sifat-sifat dan karakteristik penting pada biomassa yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Kadar air (intrinsik dan ekstrinsik).
2. Nilai kalori.
3. Kandungan residu dan abu.
4. Kandungan logam alkali dan rasio antara selulosa dan lignin.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi yang ada pada makalah ini, dapat di
simpulkan bahwa ada banyak 6 energi terbarukan yang dapat di
manfaatkan sebagai sumber energi listrik, dan juga kita dapat mengetahui
bagaimana prinsip kerja panel surya yang memanfaatkan sel Surya untuk
di jadikan listrik. Energi terbarukan ini juga dapat dijadikan cadangan
energi listrik yang memadai disaat energi fosil sudah habis. Selain itu
energi terbarukan ini lebih menguntungkan dibandingkan energi fosil
dikarenakan sumber energi terbarukan ini menggunakan Energi Surya,
Angin, Air dan Biomassa yang pastinya tidak sulit dicari. Terutama pada
Energi Surya, kita hanya memerlukan cahaya matahari yang jumlahnya
tidak terbatas, tersedia di mana mana, dan tidak memerlukan energi
lainnya.
3.2 Saran
Dalam proyek miniatur ini hanya menggunakan kardus sebagai
Panel Surya, diharapkan dapat di kembangkan lagi pada proyek
selanjutnya dengan menggunakan Panel Surya yang asli, yang dapat
berkerja pada saat ada matahari atau di salurkan ke dalam rangkaian yang
dapat menyimpan energi listrik seperti baterai, agar dapat tetap bekerja
meskipun diletakkan pada tempat yang gelap atau bisa bekerja pada saat
malam hari.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23