Anda di halaman 1dari 15

Penelusuran Literatur dan Hasil

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelusuran literatur melalui database online dimana
penulis melakukan identifikasi pada Google Schooler melalui kata kunci “cognitive therapy social
anxiety” didapatkan 27 artikel yang diidentifikasi dari judul dan abstrak. Setelah dilakukan screening
sesuai kriteria inklusi dan ekslusi pencarian diberi batasan dari tahun 2012 sampai 2022 sehingga
mendapatkan 20 artikel. Kemudian penulis melakukan identifikasi pada Pubmed melalui kata kunci
“cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder” didapatkan 386 artikel yang diidentifikasikan
dari judul dan abstrak. Setelah dilakukan screening pencarian diberi batasan dari tahun 2012 sampai 2022
sehingga mendapatkan 307 artikel.

Penulis melakukan identifikasi pada ScienceDirect dengan kata kunci “cognitive behavioral
therapy for social anxiety disorder” didapatkan 191 artikel yang diidentifikasi dari judul dan abstrak.
Setelah dilakukan screening pencarian diberi batasan dari tahun 2012 sampai 2022 sehingga mendapatkan
145 artikel. Sehingga total artikel yang teridentifikasi melalui database online berdasarkan judul dan
abstrak didapatkan sebanyak 472 artikel. Untuk hasil yang diidentifikasi dan dilakukan review sebanyak
13 artikel.

Tabel 1. Ekstraksi Data

Judul Subjek
No. Peneliti Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

1. Creswell, Cognitive Metode yang Delapan terapis CT-SAD-A


Cathy et therapy digunakan menerima (Cognitive therapy
al31 compared pada pelatihan CT- for social anxiety
with CBT for penelitian ini SAD-A. Dua disorder in
social adalah belas orang adolescent adalah
anxiety menggunaka muda menerima pengobatan yang
n uji acak CT-SAD-A, direkomendasikan
disorder in
terkendali untuk remaja dengan
adolescents: disampaikan
SAD (Social anxiety
a feasibility oleh enam
disorder), tetapi
study (2021) terapis. Enam
CAMHS (child and
orang muda,
adolescent mental
enam orang tua,
health services)

Universitas Kristen Krida Wacana 11


tujuh terapis dan memiliki tantangan
tiga manajer untuk
berpartisipasi implementasinya

dalam
wawancara
kualitatif

2. McEvoy Transportabi Metode Subjek Hasil penelitian


PM, et lity of penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa
al32 imagery- analitik adalah 123 perawatan
enhanced orang Australian melibatkan 12 sesi
CBT for community kelompok 2 jam
social mental health ditambah satu bulan
anxiety clinic (Centre tindak lanjut.
disorder for Clinical Perlakuan
(2018) Interventions)
retensi sebanding di
dari tenaga
kedua klinik (74% vs
kesehatan
78%, 9/12 sesi) dan
profesional
ukuran efek antar-
situs sangat

kecil dan tidak


signifikan pada hasil
utama (kecemasan
interaksi sosial, d =
0,09, p = 0,752)

3. Neufeld A Metode Subjek Hasil penelitian


CB, et al33 randomized penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa
clinical trial yang adalah Peserta terapi CBT dalam
of group and digunakan termasuk 86 penatalaksanaan
adalah dewasa muda SAD merupakan

Universitas Kristen Krida Wacana 12


individual randomized (66 perempuan, gold standar
clinical tria 46%)
Cognitive-
(RCT) didiagnosis
Behavioral
dengan SAD, 26
Therapy
di antaranya
approaches
awalnya
for Social
dialokasikan
Anxiety untuk
Disorder
Intervensi
(2020)
TBCT, 27 ke
intervensi Grup
CBT, dan

33 ke kontrol
daftar tunggu

4. Rukmini Identifying Metode Subjek Hasil penelitian


S, et al34 mediators of penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa
cognitive yang adalah Lima Perubahan self-
behaviour digunakan puluh orang efficacy sosial yang
therapy and adalah dewasa dengan dirasakan dan
exposure randomized diagnosis utama perkiraan biaya
therapy clinical tria gangguan sosial memprediksi
(RCT) kecemasan perubahan
for social
sosial (SAD) kecemasan sosial.
anxiety
direkrut dari
disorder Kontrol emosional
perguruan tinggi
(SAD) using yang dirasakan
repeated pusat perawatan bukanlah prediktor
measures dan secara acak signifikan dari
(2021) ditugaskan perubahan
untuk menerima kecemasan sosial.
CBT (N=25) Tidak ada perbedaan

Universitas Kristen Krida Wacana 13


atau EXP yang signifikan
(N=25). antara kedua
kelompok.

5. Cuijpers Relative Metode yang Sampel yang Hasil penelitian


P, et al35 effects of digunakan digunakan menunjukkan bahwa
cognitive and adalah adalah 42 jurnal efek pengobatan
behavioral metode untuk gangguan
therapies on metaanalisis panik yang diukur
generalized pada BAI (13,33
poin; 95% CI: 10,58-
anxiety
16,07) secara
disorder,
signifikan (p =
social
0,001) lebih besar
anxiety
disorder and daripada ukuran efek
panic pada GAD (6,06
disorder: A poin; 95% CI: 3,96–
8,16) dan SAD (5,92
meta-
poin; 95% CI: 4,64–
analysis
7,20).
(2016)

6. Asrori36 Terapi Metode Sampel pada Hasil penelitian


Kognitif penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa
Perilaku yang adalah Terapi Kognitif
Untuk digunakan mahasiswa yang
Perilaku berhasil
Mengatasi adalah studi memiliki kriteria
menurunkan tingkat
Gangguan kasus gangguan
kecemasan kedua
Kecemasan kecemasan
subjek dengan
Sosial (2015) sosial, dari
mengubah
UPT Bimbingan
pemikiran negatif
Konseling
menjadi pemikiran

Universitas Kristen Krida Wacana 14


Universitas yang positif dan
Muhammadiyah rasional.
Malang

7. Hunger- Cognitive Metode yang Sampel pada Diagnostik SCID


Schoppe Behavioral digunakan penelitian ini menunjukkan remisi
C37 Therapy for adalah : case adalah dari SAD dan
Social report mahasiswa episode depresi.
Anxiety kedokteran yang Pasien
berusia 23 tahun
Disorder: menunjukkan
Intrapersonal pemahaman yang
and baik untuk
Interpersonal kompleksitas
Aspects and simtomatologi dan
konfrontasinya
Clinical
Application dengan sebaliknya
(2018) terlalu banyak
kecemasan
menyebabkan
interaksi sosial dan
situasi kinerja.
Keamanan

dan perilaku
menghindar tidak
lagi terlihat

8. Hunger Comparing Metode yang Sampel Penelitian ini


C, et al38 systemic digunakan sebanyak 32 diharapkan untuk
therapy and adalah pasien dengan menguji coba RCT
randomized diagnosis SCID yang akan menjadi

Universitas Kristen Krida Wacana 15


cognitive controlled primer dengan yang pertama secara
trial (RCT) social anxiety langsung
behavioral
disorder (SAD) membandingkan
therapy for
CBT dan ST multi-
social
orang,
anxiety
mengintegrasikan
disorders: berbagai metode
study sistemik, untuk
protocol for gangguan kecemasan
a randomized sosial, dan itu akan

controlled memberikan empiris

pilot trial bukti untuk


(2016) perhitungan jumlah
pasien yang
dibutuhkan untuk
konfirmasi RCT

9. Ogawa S, The Metode yang Sampel pada Hasil penelitian


et al29 Relationship digunakan penelitian ini menunjukkan
between adalah sebanyak 111 perubahan fungsi
Symptoms metode pasien kerja diprediksi oleh
and Social prospektof berpartisipasi perubahan faktor
Functioning fan studi penelitian ini berbicara di depan
over observasional dari Juli 2003 umum dalam gejala
hingga Juni kecemasan sosial.
the Course of
2012. Beberapa Perubahan gejala
Cognitive
peserta depresi memprediksi
Behavioral
perubahan dalam
Therapy for dirujuk dari
manajemen rumah.
Social profesional
Prediktor signifikan
kesehatan
Anxiety dari
mental, dan lain-
Disorder

Universitas Kristen Krida Wacana 16


(2020) lain Perubahan aktivitas
rekreasi sosial
mencari
adalah perubahan
pengobatan
faktor interaksi
untuk SAD
sosial dan gejala
sendiri
depresi. Perubahan
dalam

kegiatan rekreasi
pribadi diprediksi
oleh perubahan
pengamatan oleh
faktor lain.

10. McAleave Clinical Metode yang Sampel pada Hasil penelitian


y AA, et Experiences digunakan penelitian ini menunjukkan bahwa
al39 in dalam adalah sebanyak tingkat keberhasilan
Conducting penelitian ini 303 responden
dilaporkan oleh
Cognitive- adalah yang dilakukan
responden (77,6%)
Behavioral metode pada penelitian
cukup tinggi dalam
survey ini
Therapy for
mengobati SP Ini
Social Phobia
dengan sendirinya
(2014)
menunjukkan bahwa
sebagian besar

peserta survei
menemukan CBT
untuk SP sebagian
besar

berkhasiat—hasil

Universitas Kristen Krida Wacana 17


yang menjanjikan
untuk diseminasi

dari CBT untuk SP

11. Pinjarkar Brief Metode yang Sampel yang Hasil penelitian


RG, et al40 Cognitive digunakan digunakan pada menunjukkan bahwa
Behavior penelitian ini penelitian ini CBT singkat efektif
Therapy in adalah case adalah Tujuh dalam mengurangi
Patients with report pasien dengan kecemasan sosial
diagnosis DSM pada semua pasien.
Social
IV dari
Anxiety CBT singkat juga
kecemasan
Disorder: A efektif dalam
sosial menjalani
Preliminary mengurangi
6 sesi mingguan
Investigation penghindaran sosial
(2015) dari CBT dan kesadaran diri.
singkat.
Diagnosis
mereka
dikonfirmasi
menggunakan
wawancara
diagnostik
terstruktur.

12. Behera N, Effectiveness Metode Sampel yang Hasil penelitian


et al41 of cognitive penelitian digunakan pada menunjukkan bahwa
behavioral yang penelitian ini Kedua kelompok
therapy on digunakan adalah 40 orang perlakuan memiliki
adalah single dewasa yang perbedaan yang
social
centre, rater- setuju signifikan secara
anxiety
blind, non statistik dalam mean
disorder: A peserta yang
randomised

Universitas Kristen Krida Wacana 18


comparative study menerima skor di semua
study (2020) CBT+PX atau ukuran hasil pada
PX saja. Skala tahap pasca
Kecemasan perawatan dan
Sosial tindak lanjut
Liebowitz, dibandingkan
dengan
Skala
Kecemasan skor pra-perawatan.
Interaksi Sosial, Namun, CBT + PX
dan Skala memiliki perawatan
Ketakutan dan perawatan yang
Singkat terhadap lebih baik
Evaluasi Negatif
dibandingkan
(BFNE) adalah
dengan PX saja pada
dinilai pada tahap pasca
awal (0 perawatan dan
minggu), pasca tindak lanjut
perawatan
segera (16-18
minggu untuk
CBT + PX

dan 16-20
minggu untuk
PX saja), dan
pada follow-up
2 bulan setelah
pasca
perawatan.

13. Fitriana Effectiveness Metode Subyek 1.Terdapat


F, et al42 of cognitive penelitian ini penelitian perbedaan skor

Universitas Kristen Krida Wacana 19


behavior menggunaka adalah 9 siswa kecemasan sosial
therapy n kelompok yang signifikan
counseling kontrol dan 9 sebelum dan sesudah
pendekatan
group setting siswa konseling
kuantitatif
in menggunakan CBT
dengan kelompok
overcoming
metode Quasi eksperimen. pengaturan grup.
student’s
Experiment
social 2. Ada perbedaan
melalui The
anxiety skor kecemasan
Non
(2018) sosial yang
Equivalent
signifikan sebelum
Desain Grup dan sesudah
Kontrol konseling tanpa

menggunakan
pengaturan grup
CBT.

3. Ada perbedaan
yang signifikan skor
kecemasan sosial
siswa kelompok
eksperimen yang

diberikan konseling
kelompok setting
CBT dan kelompok
kontrol yang
diberikan konseling
tanpa

menggunakan setting
kelompok CBT
dengan skor rata-rata

Universitas Kristen Krida Wacana 20


penurunan pada
kelompok
eksperimen lebih
besar dari

kelompok kontrol

Pembahasan

Penelitian Creswell melakukan penelitian pada anak dan remaja/dewasa muda dengan gangguan
kecemasan sosial (SAD) melalui intervensi CT-SAD-A (Cognitive therapy for social anxiety disorder in
adolescent) dimana dari hasil yang didapat 9 dari 12 peserta menunjukkan penurunan 85% gejala klinis
dari gangguan kecemasan sosial sedangkan yang lainnya tidak menurun signifikan kemungkinan
disebabkan waktu yang tidak cukup lama atau kemampuan terapis. Kelebihan dari literatur ini yaitu
pembahasan singkat, padat, dan jelas terkait efektivitas dari terapi CBT untuk orang dengan gangguan
kecemasan sosial, tetapi jumlah sample yang sedikit akan menyebabkan data yang dihasilkan homogen. 30

Penelitian McEvoy dilakukan dalam 12 sesi selama 2 jam ditambah 1 bulan tindak lanjut dimana
terjadi penurunan walaupun tidak signifikan karena klien dilaporkan memiliki gejala yang parah dan tidak
mungkin sembuh dengan intervensi 12 minggu. Penelitian dibagi menjadi 2 group yaitu secara
independent dan development dimana independent clinic group di fasilitasi oleh instruksi terapis yang
komprehensif, selebaran pasien, dan lembar kerja. Sedangkan untuk development clinic group di fasilitasi
oleh para ahli atau psikolog klinis tingkat doctoral, atau psikolog klinis dan magang. Namun kedua
kelompok tersebut memiliki hasil perbandingan tipis dimana independent clinic group terdapat 79,40%
dan development clinic group terdapat 80,07% penurunan gangguan kecemasan sosial setelah dilakukan
CBT.31 Kelebihan dari literatur ini adalah pembahasan singkat, padat, dan jelas namun memiliki
kekurangan dalam hasil akhir yang tidak menurun secara signifikan. 31

Penelitian Neufeld hampir serupa dengan penelitian McEvoy dimana melakukan perbandingan
antara 2 intervensi yaitu individu dan kelompok terhadap efektivitas CBT. Dengan jumlah sample
sebanyak 86, dimana n=26 untuk CBT individu, n=27 untuk CBT group, dan n=33 dalam control daftar
tunggu. Didapatkan pengurangan gejala kecemasan sosial TBCT dan CBT group dibandingkan dengan
control daftar tunggu. Sedangkan antara TCBT dan group CBT tidak menunjukkan perbandingan
signifikan (y = 1.15 p > .05). 32 Kelebihan dari literatur ini yaitu informasi yang disajikan jelas mengenai
efektivitas terapi CBT pada dewasa muda serta memiliki hasil yang sesuai dimana terjadi penurunan

Universitas Kristen Krida Wacana 21


gejala SAD setelah pemberian terapi CBT, namun kekurangannya peneliti terdapat kendala terkait
responden yang intervensinya dihentikan atau ditunda karena berbagai alasan. 32

Berdasarkan penelitian Rukmini yang melakukan perbandingan antara 2 terapi yaitu CBT dan
EXP (exposure therapy) untuk gangguan kecemasan sosial. Dari penelitian dengan subjek berjumlah 50
orang berusia antara 18 dan 45 tahun, dimana n=25 untuk CBT dan n=25 untuk EXP. Setelah dilakukan
terapi dan follow up sample akhir menjadi 40 (CBT n=22 dan EXP n=18) dikarenakan berbagai faktor
seperti jarak, waktu, dan tanpa alasan yang jelas. Dari hasil sample yang didapat, sebelum dilakukannya
CBT pada hasil LSAS-SR didapatkan nilai mean=90,72 ; SD=19,49 dan LSAS-CA memiliki nilai
mean=81,96 ; SD=19,43. Setelah dilakukan terapi CBT /pasca terapi hasil yang didapatkan LSAS-SR
nilai mean=44,50 ; SD=30,79 dan LSAS-CA nilai mean=39,55 ; SD=32,13 sehingga dilaporkan terjadi
penurunan setelah dilakukan CBT dan untuk perbandingan antar kelompok CBT dan EXP tidak
signifikan. Kelebihan dari literatur ini untuk sisi pembahasannya singkat, padat, dan jelas terkait
efektivitas CBT untuk gangguan kecemasan sosial, namun kekurangannya yaitu memiliki jumlah sample
yang kecil dan kurangnya data tindak lanjut yang memadai. 33

Penelitian Cujipers menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi perilaku kognitif menunjukkan
efek penurunan yang signifikan setelah disesuaikan dengan tingkat keparahan awal yaitu dengan hasi 5,92
poin; (95% CI:4,64-7,20). Kelebihan dari literatur ini yaitu untuk sisi pembahasannya cukup jelas terkait
hasil akhir penelitian, tetapi kurangnya yaitu memiliki keterbatasan penelitian dalam subkelompok serta
tidak berfokus pada SAD saja.34

Penelitian Asrori dilakukan pada 2 subjek mahasiswa yang memiliki gangguan kecemasan sosial
dengan nilai di atas 60 berdasarkan skala SUD (Subjective Unit Disturbance) dimana angka 0 berarti
tidak ada kecemasan sama sekali dan angka 100 berarti tingkat kecemasan tinggi. Sehingga dari beberapa
sesi yang diikuti oleh subjek tersebut terjadi penurunan kecemasan sosial. Kelebihan dari literatur ini
yaitu untuk sisi pembahasannya singkat, padat, dan jelas terkait hasil akhir penelitian, tetapi kurangnya
dari jumlah sample yang sedikit dan terbatas pada mahasiswa saja. 35

Hasil penelitian Hunger-Schoppe menunjukkan bahwa sebelum dilakukannya terapi CBT untuk
hasil diagnostic SCID yaitu pada kriteria SAD sedang dengan diagnostik khusus melalui LSAS -SR
didapatkan total skor 105 (cutoff, 30), SIAS dengan skor 46 (cutoff, 35), dan SPS dengan skor 29 (cutoff,
24). Setelah dilakukan terapi CBT untuk hasil LSAS-SR didapatkan skor 42 (cutoff, 30), SIAS pada skor
17 (cutoff, 35), dan SPS dengan skor 11 (cutoff, 24) sehingga disimpulkan bahwa pasca terapi perilaku
kognitif terjadi penurunan gangguan kecemasan sosial. Kelebihan dari literatur ini adalah informasi

Universitas Kristen Krida Wacana 22


lengkap mengenai SAD pada pasien sebelum dan sesudah terapi, namun memiliki kekurangan dalam
sample yang terbatas pada mahasiswa kedokteran berusia 23 tahun. 36

Penelitian Hunger dilakukan dengan subjek sebanyak 16 dalam intervensi 12 bulan atau 28 sesi.
Didapatkan hasil akhir setelah uji skala LSAS dan SIAS menunjukkan terjadi pengurangan gejala
gangguan kecemasan sosial.37 Kelebihan dari literatur ini adalah informasi yang diberikan lengkap terkait
CBT dan gangguan kecemasan sosial, tetapi kekurangan dalam jumlah sample sehingga dapat
menyebabkan data yang dihasilkan homogen. 37 Penelitian Ogawa menunjukkan pada jumlah subjek
sebanyak 96 didapatkan hasil terjadi penurunan pasca terapi secara signifikan (p<0.05) dilihat dengan
skala penilaian LSAS. Kelebihan dari literatur ini adalah penjelasan singkat, padat, dan jelas dengan
jumlah sample yang sudah sesuai. Kekurangan dari literatur ini yaitu memiliki kekurangan data dari
setiap sesi CBT serta selama terapik CBT subjek tetap boleh mengkonsumsi obat antidepresan dan
benzodiazepine.28

Penelitian McAleavey menunjukkan bahwa terjadi tingkat keberhasilan dilaporkan oleh responden
(77,6%) yang cukup tinggi dalam mengobati SAD dan peserta survey merasa bahwa CBT sangat
membantu mereka dalam mengurangi gejala gangguan kecemasan sosial. Namun dalam penelitian ini
terapis mengatakan bahwa CBT bisa kurang efektif jika kurangnya hubungan terapis dan pasien, rasa
takut yang realistis, motivasi kurang dari diri sendiri (pasien). Kelebihan dari literatur ini yaitu
pembahasan singkat, padat, dan jelas terkait manfaat terapi CBT untuk orang dengan gangguan
kecemasan sosial, tetapi memiliki kekurangan dimana dari jumlah semua sample, tidak semua survei
selesai sampai akhir.38

Penelitian Pinjarkar menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kecemasan sosial pasca terapi
CBT dimana terjadi perubahan dalam kisaran 56% hingga 95%. Pada pasien A,B,D,F,G terjadi penurunan
signifikan terkait SAD sedangkan pasien C dan E terjadi penurunan namun tidak signifikan. 39 Kelebihan
dari literatur ini yaitu pembahasan singkat, padat, dan jelas terkait informasi yang mengenai efektivitas
CBT pada pasien dengan gangguan kecemasan sosial. Kekurangannya adalah terapi CBT yang dilakukan
singkat dan memerlukan durasi lebih lama sehingga lebih efektif. 39 Hasil penelitian Behera yang
dilakukan dengan jumlah sample akhir 40 dan intervensi 16-20 minggu dilanjutkan dengan follow up 2
bulan ditemukan terjadinya penurunan pasca terapi CBT yang diuji dengan skala LSAS dan SIAS. Hasil
pada SIAS sebelum terapi yaitu 38,1 (SD=8,7) dan pasca intervensi 32,4 (SD=7,9) dan terjadi penurunan
yang tidak signifikan setelah dilakukan follow up yaitu 31,7 (SD=7,3). Sedangkan pada LSAS sebelum
terapi yaitu 69,2 (16,3), pascaintervensi 57,5 (SD=14,2) namun setelah dilakukan follow up terjadi sedikit
peningkatan yaitu 58,6 (SD=9,2).40 Kelebihan dari literatur ini adalah pembahasan jelas mengenai terapi
CBT yang lebih efektif pada orang dengan gangguan kecemasan sosial dan dilakukan dengan durasi lebih

Universitas Kristen Krida Wacana 23


lama. Kekurangannya adalah penelitian lebih menunjukkan kombinasi terapi CBT dengan terapi
farmakologi.40

Penelitian Fitriana dilakukan dengan subjek sebanyak 9 siswa kelompok kontrol dan 9 siswa
kelompok eksperimen yang memiliki gangguan kecemasan sosial. Hasil yang didapatkan untuk kelompok
eksperimen menunjukkan terjadi penurunan signifikan setelah dilakukan konseling CBT sedangkan untuk
kelompok control terjadi penurunan sedikit dikarenakan dilakukan konseling tanpa CBT. Hal ini
membuktikan bahwa terapi CBT efektif dalam menurunkan gangguan kecemasan sosial. Kelebihan dari
literatur ini adalah penjelasan singkat, padat, dan jelas terkait efektivitas terapi CBT pada orang dengan
gangguan kecemasan sosial yang menggunakan atau tidak terapi tersebut. Kekurangannya yaitu
responden terbatas pada siswa dengan jumlah sample sedikit. 41

Beberapa teori secara psikologi menjelaskan terjadinya gangguan kecemasan sosial serta
terapinya. Tiap perspektif teoritis saling berbeda satu dengan yang lain dalam berbagai teknik dan
tujuannya, akan tetapi terdapat satu hal yang sama, yaitu mendorong individu/klien untuk menghadapi
berbagai sumber kecemasannya dan berusaha untuk tidak menghindar. Beberapa perspektif dari segi
teoritis tersebut diantaranya perspektif Psikoanalisa, Humanistik, Biologis, Kognitif dan Belajar. Salah
satu yang digunakan untuk menjelaskan kecemasan sosial dan sering digunakan sebagai landasan adalah
teori perilaku kognitif. Dengan teori tersebut kecemasan klien bersumber pada pemikiran serta keyakinan
irrasionalnya. Beberapa dari keyakinan irrasional tersebut akan membentuk suatu keyakinan negatif dan
berkembang sehingga klien memaknai situasi secara salah. Hal tersebut mempengaruhi reaksi emosional
dan perilaku klien. Terapi Perilaku Kognitif digunakan karena berbagai temuan terbukti adanya
komponen kognitif yang kuat pada gangguan kecemasan sosial. Umumnya, individu yang mengalami
gangguan kecemasan sosial ini mempersepsikan ketidakmampuan diri mereka secara lebih negatif
daripada orang lain. Sedangkan dari sisi behavioral, situasi yang ditakuti menjadi suatu reinforcement
negatif pada gangguan kecemasan sosial. Adapun teknik dari terapi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu restrukturisasi kognitif, exposure, dan relaksasi. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh
Antony dan Swinson (2000) yang menyimpulkan bahwa strategi utama dari pemberian Terapi Perilaku
Kognitif adalah mengubah pemikiran dan keyakinan irrasionalnya menjadi pemikiran dan keyakinan
rasional yang lebih sehat dan positif. Selanjutnya individu dihadapkan langsung dengan situasi yang
membuatnya tidak nyaman (exposure), dan terakhir menambahkan dengan berbagai keterampilan sosial. 35

CBT adalah metode yang banyak digunakan dalam pengaturan dan populasi yang berbeda dengan
bukti bahwa itu bekerja lintas kelompok budaya, tetapi pendekatannya mungkin perlu disesuaikan agar
sesuai budaya dan lingkungan individu. CBT mengasumsikan bahwa pengguna layanan memiliki
kapasitas untuk mengeksplorasi bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku mereka berkontribusi pada

Universitas Kristen Krida Wacana 24


presentasi masalah, dan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menanggapi konsekuensi dan/atau
penguatan; karena ini, CBT mungkin tidak sesuai dalam situasi atau keadaan di mana pengguna layanan
tidak memiliki kapasitas ini atau mungkin perlu disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan pengguna
layanan. CBT dirancang untuk individu (i) yang mengalami tekanan dan/atau disfungsi psikologis; dan
(ii) yang mampu dan bersedia untuk mengeksplorasi bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku mereka
berkontribusi terhadap masalah atau untuk menanggapi intervensi yang bertujuan untuk mengubah
individu pikiran, perasaan dan perilaku, (iii) yang mampu dan mau mengeksplorasi bagaimana pikiran,
perasaan, dan perilakunya berkontribusi pada masalah; dan

(iv) yang mampu dan mau menanggapi intervensi yang bertujuan untuk mengubah pikiran, perasaan, dan
perilaku individu.27 Terapi kelompok digunakan apabila pasien yang mengalami karakteristik gangguan
seperti kebingungan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, kekerasan, atau
menarik diri dari lingkungan sosial yang sudah tidak dapat ditangani lagi oleh terapi yang bersifat
individual. Perawatan kelompok memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan terapi individu, tetapi juga
menghadirkan sejumlah tantangan unik. keuntungan termasuk kelompok sosial siap pakai untuk praktik
paparan. kelompok menyediakan audiens, forum untuk umpan balik, dan kesempatan untuk diskusi yang
mendukung.25

Berdasarkan dari jurnal Behera yang melakukan penelitian terhadap perbandingan terapi pada
orang dengan gangguan kecemasan sosial yang menggunakan antidepresan PX dan CBT kombinasi
dengan PX didapatkan bahwa antidepresan saja tidak cukup bagi sebagian orang yang mengalami
gangguan ini, terbukti dari hasil yang sangat signifikan secara statistik dalam mean skor, sehingga perlu
kombinasi terapi CBT.41 Hal ini menjelaskan bahwa pasien yang mengalami gangguan kecemasan sosial
jika tidak efektif setelah pemberian anti depresan, maka akan dilakukan dengan terapi CBT.

Universitas Kristen Krida Wacana 25

Anda mungkin juga menyukai