Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal 18 juli 2022 di SDN

Magung 05 Kab. Bandung. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden

sebanyak 6 kuesioner untuk variabel kepatuhan, 17 kuesioner untuk variabel

perilaku pencegahan. Tahap selanjutnya setelah data terkumpul dari hasil

kuesioner responden peneliti melakukan pengolahan data. Agar analisis penelitian

menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahap pengolahan data

yang peneliti harus lalui yaitu editing, coding, processing, scoring, dan cleaning.

Data umum akan menyajikan berupa analisis Univariate mengenai karakteristik

responden dan Analisis Bevariate menyajikan hubungan kepatuhan tentang

adaptasi kebiasaan baru dengan perilaku pencegahan covid-19 di sekolah Pada

siswa kelas iii dan iv di sdn magung 05 Kabupaten bandung. Data ini akan

disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Setelah data semua terkumpul

maka dilakukanlah tabulasi untuk memudahkan dalam pembahasan. Berikut

adalah data yang telah peneliti rangkum dalam pada bab ini :

1. Data Deskriftip (Analisa Univariate)

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

Usia, kelas, :

1
2

1) Karakteristik berdasarkan usia

Dalam karakteristik berdasarkan usia peneliti mengkategorikan

usia <9 tahun, 9-11 tahun, dan >11 tahun. Adapun karakteristik dari

36 anak sekolah berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi berdasarkan usia
No Usia ∑ Persentase (%)
1 < 9 tahun 20 55,6
1. 9-11 Tahun 11 30,6
2. >11 Tahun 5 13,9
Total 36 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui berdasarkan usia responden

lebih dari setengahnya (55,5%) berusia 9-10 tahun sebanyak 20

responden, dan sebagian kecil berusia 10-11 tahun sebanyak 16

responden (44,4%)

2) Karakteristik berdasarkan kejadian dikelas

Dalam karakteristik berdasarkan kejadian dikelas peneliti

mengkategorikan status kejadian. Adapun karakteristik dari 36 orang

tua berdasarkan kejadian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian dikelas
No kelas ∑ Persentase (%)
1. Kelas 3 20 55,6
2. Kelas 4 16 44,4
Total 36 100
Sumber : Data Primer
3

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui karakteristik berdasarkan

kejadian dikelas, sebagian besar kelas 3 sebanyak 20 responden

(55,5%). Dan sebagian kecil kelas 4 sebanyak 16 responden (44,4%).

b. Distribusi frekuensi kepatuhan

Kepatuhan dalam penelitian ini terdapat empat kategori, diantaranya

sangat patuh, patuh, patuh cukup, dan kurang patuh. Berikut hasil

distribusi frekuensi item kepatuhan dari 36 responden, 6 pertanyaan yaitu

sebagai berikut :

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi kepatuhan
Jawaban kepatuhan
No SS S KS TS Total
Item N Skor N Skor N Skor N Skor Skor
1 28 112 7 21 1 2 0 0 135
2 23 92 12 36 1 2 0 0 130
3 13 52 22 66 1 2 0 0 120
4 25 100 10 30 1 2 0 0 132
5 17 68 15 45 3 6 1 1 120
6 12 48 17 51 6 12 1 1 112
Skor 472 249 26 2 749
Skor Tertinggi = 864
Skor Terendah = 216
Hasil Perhitungan = 749/864x100 = 86,6 %
Kategori = Patuh
Sumber : Data Primer
Kurang Patuh Cukup Patuh Patuh Sangat Patuh

216-366 367-556 557-746 747-864

749

Bagan 4.1
Garis Kontinum Kepatuhan
4

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa skor total kepatuhan adalah 1019. Jumlah skor tersebut

dimasukan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan

dengan cara :

 Nilai Indeks Maksimum = 4 x 6 x 36 = 864

 Nilai Indeks Minimum = 1 x 6 x 36 = 216

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 4

= ( 864 – 216 ) : 4

= 162

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%


= ( 749 : 864 ) x 100% = 86,6%
Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden

terhadap 6 pernyataan adalah 864. Dari perhitungan dalam tabel

menunjukkan nilai yang diperoleh 749 atau 86,6% dari skor ideal yaitu

864 Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui secara keseluruhan

kepatuhan yang diukur mempercayai, menerima dan melakukan jika skor

sebesar 749 yang berarti variabel kepatuhan dapat diinterpretasikan masuk

ke dalam kategori cukup patuh, hal ini merupakan hasil tanggapan dari

responden yang memberikan tanggapan yang positif terhadap setiap

pernyataan. Sehingga dapat diartikan bahwa kepatuhan anak sekolah pada

penerapan protokol kesehatan pada umumnya masuk kedalam kategori

patuh.
5

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi kepatuhan
No Kategori ∑ Persentase (%)
1. Sangat Patuh 22 61,1
2. Patuh 12 33,3
3. Cukup Patuh 2 5,6
4. Kurang Patuh 0 0
Total 36 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan presentase kepatuhan anak

sekolah pada penerapan protokol kesehatan dari 36 responden hampir

semuanya berkategori Sangat patuh yaitu sebanyak 22 responden (61,1%)

dan sebagian kecil berkategori patuh yaitu sebanyak 12 responden

(33,3%).

c. Distribusi frekuensi perilaku pencegahan covid-19

Tingkat religiutas dalam penelitian ini terdapat empat kategori,

diantaranyasangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Berikut hasil

distribusi frekuensi item Tingkat religiutas dari 36 responden, 17

pertanyaan yaitu sebagai berikut

Tabel 4.6
Distribusi frekuensi perilaku pencegahan covid-19
Jawaban perilaku pencegahan covid-19
No SS S KK TP Total
Item N Skor N Skor N Skor N Skor Skor
1 14 56 8 24 13 26 1 1 107
2 17 68 6 16 5 10 7 7 101
3 9 36 14 42 12 24 1 1 103
4 20 80 9 27 7 14 0 0 121
5 19 76 12 36 2 4 3 3 119
6 20 80 10 30 5 10 1 1 121
7 20 80 10 30 4 8 2 2 120
8 10 40 15 45 8 16 3 3 104
6

9 24 96 9 27 2 4 1 1 128
10 13 52 13 39 8 16 2 2 109
11 9 36 17 51 6 12 3 3 102
12 14 56 17 51 5 10 0 0 122
13 21 84 8 24 4 8 1 1 117
14 23 92 9 27 4 8 0 0 127
15 16 64 10 30 9 18 1 1 113
16 18 72 11 33 6 12 1 1 118
17 24 96 5 15 7 14 0 0 125
Skor   1.164   547   214   27 1957
Skor Tertinggi = 2448
Skor Terendah = 612
Hasil Perhitungan = 1957/2448x100 = 79,9 %
Kategori = Sebagian Besar Perilaku Baik
Sumber : Data Primer
Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

612-1164 1165-1528 1529-1992 1993-2448

1957

Bagan 4.2
Garis Kontinum Perilaku Pencegahan Covid-19

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa skor total tingkat religiusitas adalah 1957. Jumlah skor

tersebut dimasukan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya

ditentukan dengan cara :

 Nilai Indeks Maksimum = 4 x 17 x 36 = 2448

 Nilai Indeks Minimum = 1 x 17 x 36 = 612

 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 4


7

= ( 2448 – 612 ) : 4

= 459

 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%


= ( 1957 : 2448 ) x 100% = 79,9%

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap 17

pernyataan adalah 2448. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai

yang diperoleh 1957 atau 79,9% dari skor ideal yaitu 2448. Berdasarkan Tabel

4.6 tersebut dapat diketahui secara keseluruhan peilaku pencegahan covid-19

yang diukur dengan terapkan physical distancing, gunakan masker mmencuci

tangan, jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan,

tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, hindari kontak dengan

penderita covid-19, tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin,

jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan

termasuk kebersihan rumah, jika skor sebesar 1957 yang berarti variabel

perilaku pencegahan covid-19 dapat diinterpretasikan masuk ke dalam

kategori positive, hal ini merupakan hasil tanggapan dari responden yang

memberikan tanggapan yang positif terhadap setiap pernyataan. Sehingga

dapat diartikan bahwa perilaku pencegahan covid-19 pada umnya berkategori

Baik.

Tabel 4.7
Distribusi frekuensi perilaku pencegahan covid-19
No Kategori ∑ Persentase (%)
1. Sangat Baik 18 50,0
2. Baik 16 44,4
3. Cukup Baik 1 2,8
4. Kurang Baik 1 2,8
8

Total 36 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan persentase perilaku pencegahan

covid-19 dari 36 responden hampir setengahnya memiliki perilaku sangat

baik yaitu sebanyak 18 responden (50%) dan sebagian kecil memiliki

perilaku cukup baik yaitu sebanyak 1 responden (2,8%).

2. Hasil Uji analisi data (Analisa Bevariate)

Hipotesis penelitian :
H0 : ƿ = 0 {Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan masyarakat pada
penerapan protokol kesehatan dengan perilaku pencegahan
covid-19 }.
Hα : ƿ ≠ 0 { Terdapat hubungan antara antara kepatuhan masyarakat pada
penerapan protokol kesehatan dengan perilaku pencegahan
covid-19 }.
Tabel 4.8
Analisa bivariat hubungan kepatuhan tentang adaptasi kebiasaan baru
kesehatan dengan perilaku pencegahan covid-19

Correlations
Kepatuhan perilaku
tentang adaptasi pencegah covid-
kebiasaan baru 19
Spearman's rho Kepatuhan adaptasi Correlation Coefficient 1,000 -,181
kebiasaan baru Sig. (2-tailed) . ,292
N 36 36
perilaku pencegah covid-19 Correlation Coefficient -,181 1,000
Sig. (2-tailed) ,292 .
N 36 36

Sumber : Data diolah MS IBM SPSS Statistic Versi 25


9

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat koefisien Rank Spearman adalah

sebesar 0,181**. Hasil uji signifikan diperoleh nlai ρ-value sebesar 0,000.

Maka dapat dilihat bahwa ρ-value (0,000) <alpha (0,05) sehingga H0 ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kepatuhan tentang adaptasi kebiasaan baru dengan perilaku

pencegahan covid-19. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien kolerasi hasil

didpatkan 0,181** berada diantara (0,60 - 0,79) hal ini menunjukan hubungan

antara kepatuhan tentang adaptasi kebiasaan baru masyarakat dengan perilaku

pencegahan covid-19 memiliki hubungan kuat dan searah (positif) artinya

semakin tinggi kepatuhan masyarakat pada penerapan protokol kesehatan

maka akan semakin juga perilaku pencegahan covid-19 di wilyah SDN

Magung 05.

B. Pembahasan

1. Kepatuhan Anak sekolah pada penerapan protokol kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan presentase kepatuhan anak

sekolah pada penerapan protokol kesehatan dari 36 responden sebagian

besar berkategori cukup patuh yaitu sebanyak 21 responden (58,3%) dan

sebagian kecil berkategori patuh yaitu sebanyak 7 responden (19,4%).

kepatuhan adalah salah satu perilaku pemeliharaan kesehatan yaitu

usaha seseorang untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar

tidak sakit dan usaha penyembuhan apabila sakit. Menurut Notoatmodjo

(2013). Selain itu pengertian kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien

yang tertuju pada instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk
10

terapi apapun yang dientukan baik diet, latihan, pengobatan, atau menepati

janji pertemuan dengan dokter (Stanley dan Beare, 2017).

Menurut (Niven, 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan adalah :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan

kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan

pendidikan yang aktif.

2) Faktor Lingkungan dan Sosial

Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan

teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk

membantu kepatuhan terhadap program pengobatan. Lingkungan

berpengaruh besar, lingkungan yang harmonis dan positif akan

membawa dampak yang positif serta sebaliknya.

3) Interaksi Petugas Kesehatan dengan Klien

Meningkatkan interaksi petugas kesehatan dengan klien adalah

suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah

memperoleh informasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab


11

penyakit dan bagaimana pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan,

semakin baik pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, semakin

teratur pula pasien melakukan kunjungan.

4) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2018).

Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar

untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk

mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang

semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan

disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga

tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan,

semakin baik pula tingkat kepatuhan (Azwar, 2017).

Fenomena dilapangan yang ditemukan oleh peneliti faktor yang

mempengaruhi kepatuhan di sekolah SDN Magung 05 yaitu anak sekolah

yang mematuhi aturan dari pemerintah, anak sekolah yang sadar akan

pentingnya mematuhi protokol kesehatan serta anak sekolah yang saling

menjaga satu sama lain untuk kepentingan bersama dalam hal memutus

rantai penularan covid-19


12

2. Perilaku pencegahan covid-19

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan persentase perilaku

pencegahan covid-19 dari 36 responden sebagian besar memiliki perilaku

positive yaitu sebanyak 23 responden (63,9%) dan sebagian kecil memiliki

perilaku negative yaitu sebanyak 13 responden (36,1%).

Perilaku adalah segenap manifesatsi hayati individu dalam

berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak

sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak

dirasakan (Oktaviana, 2015).

Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/interaksi

seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari

dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Wawan (2011)

perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamatai dan mempunyai

frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku

adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

Dalam hal ini perilaku pencegahan yang dapat dilakukan oleh

masyarakat agar terhindar dari terpaparnya covid-19 yaitu:

1) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter

dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan

mendesak.
13

2) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,

termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang

mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di

luar rumah atau di tempat umum.

4) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

6) Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian

buang tisu ke tempat sampah.

7) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan

lingkungan termasuk kebersihan rumah.

Pemerintah melalui menteri kesehatan mengeluarkan beberapa

protokol upaya pencegahan virus covid-19 diantaranya adalah mencuci

tangan dengan sabun dengan air mengalir, menutup mulut dan hidung saat

batuk dan bersin serta menjaga jarak setidaknya 1 meter (kemenkes RI

2020). Kemudian WHO mengeluarkan himbauan agar masyarakat

menggunakan masker sebagai salah satu langkah yang dapat membatasi

penyebaran covid-19 (WHO 2020)

3. Hubungan kepatuhan tentang adaptasi kebiasaan baru dengan perilaku

pencegahan covid-19

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat koefisien Rank Spearman

adalah sebesar 0,675**. Hasil uji signifikan diperoleh nlai ρ-value sebesar

0,000. Maka dapat dilihat bahwa ρ-value (0,000) <alpha (0,05) sehingga H0
14

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kepatuhan masyarakat pada penerapan protokol kesehatan

dengan perilaku pencegahan covid-19. Berdasarkan tabel interpretasi

koefisien kolerasi hasil didpatkan 0,675** berada diantara (0,60 - 0,79) hal ini

menunjukan hubungan antara kepatuhan masyarakat pada penerapan protokol

kesehatan dengan perilaku pencegahan covid-19 memiliki hubungan kuat dan

memiliki hubungan yang searah (positif) artinya semakin tinggi kepatuhan

masyarakat pada penerapan protokol kesehatan maka akan semakin juga

perilaku pencegahan covid-19 di wilyah desa batukarut kabupaten bandung.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Purnamasari 2020 tentang tingkat pengetahuan dan

perilaku masyarakat kabupaten wonosobo tentang covid-19, yang

menyebutkan bahwa perilaku masyarakat dalam menggunakan masker dan

mencuci tangan sudah baik (95,8%). Studi lain menurut Yanti dkk., 2020

tentang pengetahuan dan sikap berhubungan dengan resiko tertular covid-19

pada masyarakat sulawesi utara juga menunjukan bahwa 70% responden

telah menunjukan perilaku baik dalam menjalankan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan terdiri bari beberapa macam, seperti pencegahan

dan pengendalian kementerian kesehatan telah mengeluarkan protokol

kesehatan pencegahan dan pengendalian secara spesifik melalui keputusan

menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/382/2020

tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum


15

dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019

(COVID-19).

Dalam jurnal kesehatan yang dilakukan oleh nurul aini, farah mila,

dwi purwasari tentang sikap dan perilaku pencegahan covid-19 di desa

kemuning sari kidul kabupaten jember menyatakan bahwa perilaku seseorang

memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan.

Menurut wiranti, ayunsriatmi dan wulan kusumastuti dalam jurnal

determinan kepatuhan masyarakat kota depok terhadap kebijakan pembatasan

sosial bersekala besar dalam pencegahan covid-19 menjelaskan bahwa faktor

yang juga membentuk kepatuhan adalah perilaku dapat dikatakan sebagai

pendapat seseorang terhadap suatu keadaan atau situasi hasil penelitian ini

memperlihatkan responden dengan kepatuhan tinggi terhadap aturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah didominasi oleh responden yang memiliki

perilaku yang mendukung.

Fenomena yang ditemukan oleh peneliti dilapangan menunjukkan

bahwa masyarakat cukup patuh terhadap protokol kesehatan karena

dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang sebagian besar mematuhi aturan

yang dikeluarkan oleh pemerintah, sebagian masyarakat juga sadar akan

bahaya dari virus covid-19 ini sehingga masyarakat cukup patuh terhadap

protokol kesehatan, serta protokol kesehatan yang diterapkan oleh masyarakat

sesuai dengan anjuran pemerintah.


16

Anda mungkin juga menyukai