Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Muhammad Faiz Luthfianto

NIM : 195060200111010
KELAS : PEMILBA Kelas I
PERIHAL : UTS PEMILBA

1. Terminology pemilihan bahan dan proses


Pemilihan Bahan dan Proses merupakan ilmu yang memberikan pemahaman tentang
pentingnya prosedur pemilihan bahan dan proses pembentukan komponen suatu
barang, dimana untuk pemilihan bahan sendiri yang perlu diperhatikan adalah dari
kualitas suatu bahan, sifat-sifat material bahan, dan juga harganya. Sedangankan
untuk proses sendiri meliputi desain produk yang meliputi aspek geometris dari
desain bahan tersebut. Kemudian setelah desain, dilakukan proses permesinan untuk
membuat suatu prodak dari bahan tersebut. Yang dimana pada tahap akhir dari
proses permesinan ini dilakukan finishing untuk memastikan material/produk
tersebut sesuai kebutuhan.

2. Bandingkan 4 kelebihan dan 4 kekurangan (disertai penjelasannya) untuk proses


manufaktur machining, forging, dan casting.
No Jenis Kelebihan Kekurangan
Manufaktur
1 Machining a. Ekonomis untuk jumlah a. Dibutuhkan operator dengan
kecil +- 100 skill tinggi
b. Menghasilkan kualitas b. Menghasilkan tegangan
geometri (dimensi dan terpusat (aliran serat terputus)
permukaan) yang baik c. Sulit mengerjakan produk
c. Dapat digunakan untuk yang komplek (kurva
mengerjakan bahan logam, parabolik)
plastik, dan kayu d. Pemasangan lebih rumit
d. Keragaman geometri
potong
* Fitur standar: lubang,
slot, step dll
* Fitur non-standar: tap
hole, T slot
2 Forging a. Ekonomis untuk jumlah a. Dibutuhkan daya
besar +-10.000 pembentukan besar
b. Kekuatan, ketahanan b. Tidak semua material
fatigue (kelelahan) dan dilakukan proses tempa,
creep tinggi (dihasilkan contoh : kayu tidak bisa
serat tidak terputus) dilakukan proses tempa
c. Dapat menghasilkan c. Hot forging menghasilkan
produk yang komplek gas carbon monoxide
d. tidak menghasilkan d. Sulit mengerjakan produk
skrap dengan dimensi besar.
3 Casting a. Ekonomis untuk jumlah a. Sulit mengerjakan logam
besar +-1.000 dengan titik lebur tinggi
b. Dapat mengerjakan (wolfram, vanadium, dll)
benda komplek dengan b. Menghasilkan komponen
dimensi besar yang brittle
c. Produknya cocok untuk c. Masih memerlukan finishing
temperatur tinggi d. Tingkat akurasi dimensinya
(menghasilkan struktur buruk.
partikulat).
d. Dapat mengolah bahan
bekas jadi bahan baku,
misalkan barang
rongsokkan menjadi piston
atau yang lainnya.
e. Tidak memerlukan
Operator dengan skill
tinggi

3. Grade stainless steel adalah: Martensitic, Feritic, Austenitic, Duplex, dan


Precipretation hardening (PH).

Stainless steel tersusun dr Fe, C, Chrom, Nikel dan paduan yg lain. Kita bisa
menentukan jenis stainless steelnya dari unsur paduan. Diitung Nikel ekuivalen
dan Chrom ekuivalen, kemudian nilai tersebut diplotkan pada diagram
schaeffler, pada absis (x) nikel ekuivalen pada ordinat (y) chrom ekuivalen. Dari
situ bisa diketahui nanti dia ferritik, martensitik, dll.

• Martensitic Stainless Steel :


Paduan besi-krom. Memiliki kandungan karbon yang tinggi dan kromium lebih
rendah, yaitu terdiri dari 1% chromium dan 35% karbon. Karakteristiknya yaitu
bersifat magnetic, ketahanan korosi sedang, dan kemampuan las yang buruk. Biasanya
digunakan untuk pisau bedah, alat makan, peralatan bedah/operasi, zipper, anak penah,
dan pegas.

• Ferritic stainless steel


Paduan besi-krom dengan komposisi karbon rendah. Kandungan kromium berkisar
10,5% - 18%. Ferritic stainless steel memiliki ketahanan korosi sedang dan minim sifat
pabrikasi. Karakteristiknya tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, bersifat
magnetic dan mampu menerima pengelasan di bagian tipis. Biasanya digunakan dalam
: knalpot kendaraan, peralatan masak, lis arsitektur, dan perlengkapan rumah tangga.

• Austentitic stainless steel


Paduan besi-krom-nikel dan besi-krom-nikel-mangan, terdiri dari 18% krom dan 8%
nikel. Karakteristik non magnetic, tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan
mudah dibentuk. Biasanya digunakan untuk wastafel dapur, arsitektur, seperti atap,
talang pintu, jendela, alat pemrosesan makanan, oven, tangki kimia.

• Duplex stainless steel


Memiliki kandungan krom tinggi dan nikel rendah. Karakterisitiknya tahan terhadap
tekanan korosi, mudah dilas, dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Biasanya
digunakan untuk heat exchanger, aplikasi kelautan, industry pengawetan makanan,
instalasi off-shore minyak dan gas

• Precipitation-hardening stainless steel


Karakteristiknya yaitu kekuatan tarik akan meningkat sangat tinggi dengan perlakuan
panas. Biasanya digunakan untuk peralatan industry pulp, dan kertas, aplikasi ruang
angkasa, baling-baling turbin.

4. Baja carbon diklasifikasikan atas 5 grade yaitu: 1). Dead mild carbon steel, 2).
Mild carbon steel, 3). Medium carbon steel, 4). High carbon steel, 5). Ultra or
Extra high carbon steel.
1. Dead mild carbon steel
Tipe: AISI 1006
komposisi karbon dibawah 0.15%
karakter : tidak responsif pada perlakuan panas, lunak dan lemah, ulet, tanggguh,
mampu mesin dan lasnya baik
aplikasi : sheet, strip, ship plate

2. Mild carbon steel


Tipe : AISI 1018
komposisi karbon dibawah 0,3%
pengaplikasiannya : body mobil, bentuk struktur/profil I,L,CH, pipa saluran

3. Medium carbon steel


Tipe : AISI 1045
kandungan karbon bekisar 0,3%-0,8%
pengaolikasiannya : poros, roda gigi, crank shaft

4. High carbon steel


Tipe : 1065
kandungan karbon berkisar 0,8% - 2%
bersifat keras, getas dan tahan aus
pengaplikasiannya : pegas, pisau cukur, perkakas potong

5. Ultra carbon steel


Tipe : UHCS-10Al,5C
Kandungan karbon diatas 2%
merupakan material yang bersifat paling keras, paling kuat dan paling getas
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit, tahan aus,
Pengaplikasiannya : biasa digunakan pada Gergaji Besi, Pisau Cukur.

5. Gambar poros berlubang ekstruder seperti gambar 2, digunakan untuk proses


karbonisasi bahan pangan yang dioperasikan pada suhu 700 C dengan laju
produksi 10 kg per jam. Saudara diminta membuat urutan proses manufaktur
ekstruder tersebut, memilih bahan dan menentukan ketebalan poros ekstruder.

Gambar 1. Poros Berlubang Ekstruder

 Memilih Bahan :
Bahan harus terbuat dari stainless steel karena mempertimbangkan kekuatan,
abrasivitas, dan ketahanan korosinya.

 Memperkirakan Berat Poros :

Volume = Luas Alas x Tinggi


= 3.14 x 32.5 x 32.5 x 1220 = 4046282.5 mm3 = 4046.282 cm3

Massa jenis stainless steel 304 = 8 g/cm³


Massa = Massa jenis x Volume
= 8 g/cm3 x 4046.282 cm3 = 32370.256 g = 32.37 kg

Berat = Massa x Gravitasi


= 32.37 kg x 9.8 m/s2 = 317.226 kg.m/s2

Perlakuan panas baja tahan karat austenitik AISI 304 pada temperatur 600 - 800°C
menyebabkan kekuatan tarik menurun (60,06 - 58,30 kg/mm2 )
Pada suhu kamar memiliki kekuatan tarik 646 Mpa,

Urutan Proses Manufaktur : Proses manufaktur menggunakan seamless pipe dengan


cara menembuskan pipa untuk membuat lubang. Stainless steel tidak bisa dilas. Apabila
dilas maka panas akan cepat merambat, alhasil panas tidak terpusat di satu titik dan
mengakibatkan panas merambat ke seluruh permukaan. Jadi tidak bisa menggunakan
metode welded pipe.

Menentukan Ketebalan Poros :

 Poros patah karena tegangan geser


tegangan tarik besarnya maksimal 2x tegangan geser tergantung dari sudutnya,
sedangkan tegangan geser bersarnya maksimal 1/2x tegangan tarik tergantung dari
sudutnya dengan melakukan pengujian kekuatan maka bisa mengetahui tingkat
keausannya

 Volume Keausan (K) = Pembebanan/Kekerasan x Sliding contact

 Torsi 600kgcm, untuk mencari dayanya. Torsi = 7162 x N/n .


 (N = daya, n = putaran, T = torsi). Daya untuk memutar bisa kita hitung.

 Setelah tau torsinya maka bisa merencanakan diameter poros dengan rumus
ds = 1/ tegangan geser*t + B^1/3

 Hollow shaft / poros berongga untuk poros extruder. Ada outer diameter, ada
schedule (ketebalan) = (d0 – di) / 2. Ukuran nominal ukuran aktual tidak sama.
Secara teoritis pakai diameter nominal. Schedule ditentukan dari diameter luarnya
yaitu d0

Anda mungkin juga menyukai