Anda di halaman 1dari 8

VII.

AKHIR AKTA

Pasal 28 ayat (4) UUJN menentukan bahwa akhir atau penutup akta memuat:

“ a. Uraian tentang pembacaan Akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf
m UUJN atau Pasal 16 ayat (7) UUJN;

b. Uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan atau penerjemahan Akta


jika ada;

c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan tempat
tinggal dari tiap-tiap saksi Akta; dan

d. Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan Akta atau uraian
tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan, atau pemggantian
serta jumlah perubahannya”

CONTOH AKHIR KATA:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya MANTILI, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli seribu
sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Jakarta Selatan, Jalan Mesjid Nomor 69, Rukun
Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan Kebayoran Baru,
Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
09.5304.150778.0080;
2. Tuan ANDIKA, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu
sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar Nomor 10, Rukun Tetangga
006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota
Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3671125205870008;
- Sebagai saksi-saksi;
- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka
akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.
PADA BAGIAN AKHIR AKTA, HARUS DISEBUTKAN TEMPAT AKTA DIBUAT,
DIBACAKAN DAN DITANDATANGANI

CONTOH:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:………..

ATAU:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dibacakan dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal,
serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:………..

ATAU:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibacakan dan djelaskan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi;
- Dibuat dan dilangungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam tersebut diatas
dengan dihadiri dan ditandatangani oleh para penghadap dan saksi-saksi, yaitu:………

VIII. SAKSI AKTA ( SAKSI INSTRUMENTEIR)

Pasal 16 ayat (1) huruf 1 UUJN menetapkan bahwa dalam menjalankan jabatannya, Notaris
berkewajiban membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit (dua)
orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris.

Pasal 40 UUJN :

“1.Setiap akta yang dibacakan oleh notaris dihadiri paling sedikit 2 orang saksi, kecuali
peraturan perundang undangan menentukan lain.

2.Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Paling rendah berumur 18 (delapan belas tahun) atau sebelumnya telah menikah;

b. Cakap melakukan perbuatan hukum;

c. Mengerti bahasa yang digunakan dalam Akta


d. Dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf; dan
e. E. Tidak mempunyai hubungan perkawinan ataupun hubungan darah dalam garis lurus
keatas atau kebawah tanpa pembatasan derajat dan garis kesamping sampai dengan
derajat ke 3 dengan Notaris atau para pihak.
f. 3. Saksi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) harus dikenal oleh Notaris atau
diperkenalkan kepada Notaris atau diterangkan tentang Identitas dan kewenangannya
kepada Notaris oleh Penghadap.
g. 4. Pengenalan atau penyertaan tentang identitas dan kewenangan saksi dinyatakan secara
tegas dalam Akta”

Pasal 41 UUJN

“ pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40
mengakibatkan akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai Akta dibawah tangan;

CONTOH SAKSI DIKENAL:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya MANTILI, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli seribu
sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Jakarta Selatan, Jalan Mesjid Nomor 69, Rukun
Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan Kebayoran Baru,
Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
09.5304.150778.0080;
2. Tuan ANDIKA, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu
sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar Nomor 10, Rukun Tetangga
006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota
Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3671125205870008;
- Sebagai saksi-saksi;
- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka
akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.
CONTOH SAKSI TIDAK DIKENAL

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya SANTIKA, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli
seribu sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai
Kantor Notaris, bertempat tinggal di Jakarta Selatan, Jalan Mesjid Nomor 69,
Rukun Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan Kebayoran
Baru, Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 09.5304.150778.0080;
2. Tuan FAHMI, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu
sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar Nomor 10, Rukun
Tetangga 006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang
Tengah, Kota Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3671125205870008;
- Yang masing masing Identitas dan wewenangnya diterangkan kepada Saya, Notaris oleh
penghadap tuan ALI, sebagai saksi-saksi;
- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka
Akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

IX. PEMBACAAN AKTA

Pembacaan Akta oleh notaris diatur dalam Pasal 16 UUJN jo. Pasal 40 UUJN yaitu :

-Pasal 16 UUJN :

“(1) Dalam menjalankan jabatannya Notaris berkewajiban :

a. ….

m. membacakan akta dihadapan penghadap dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi,
atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat dibawah tangan, dan
ditandatangani pada saat itu, juga oleh penghadap, saksi, dan notaris; dan ..”

Pasal 40 UUJN :

“(1) Setiap akta yang dibacakan oleh Notaris dihadiri paling sedikit 2 (dua) orang saksi, kecuali
peraturan perundaNg undagan menentukan lain.”
AKTA YANG DIBACAKAN OLEH NOTARIS :

CONTOH :

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya MANTILI, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli seribu
sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Jakarta Selatan, Jalan Mesjid Nomor 69, Rukun
Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan Kebayoran Baru,
Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
09.5304.150778.0080;
2. Tuan ANDIKA, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu
sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar Nomor 10, Rukun Tetangga
006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota
Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3671125205870008;
- Sebagai saksi-saksi;
- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka
akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

AKTA TIDAK DIBACAKAN OLEH NOTARIS:

Pada prinsipnya, akta yang dibuat dihadapan atau oleh Notaris wajib dibacakan, namun terdapat
pengecualian dari pembacaan akta tersebut yang diatur dalam Pasal 16 ayat 7-10 UUJN, yaitu :

Psal 16 UUJN :

“(7) pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m tidak wajib dilakukan, jika
penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri,
mengetahui, memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup
akta serta pada setiap halaman minuta akta diparaf oleh penghadp, saksi, dan notaris.
(8) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dikecualikan terhdap pembacaan kepala
Akta, komparasi, penjelasan pokok akta secara singkat dan jelas, serta penutup Akta.

(9) Jika salah satu syarat sebagaiman dimaksud pada ayat 1 huruf m dan ayat 7 tidak dipenuhi,
akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.

(10) ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat 9 tidak berlaku untuk pembuatan akta wasiat.”

CONTOH KALIMAT AKHIR YANG TIDAK DIBACAKAN OLEH NOTARIS :

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
- Nyonya MANTILI..dst
- Tuan ANDIKA…dst
- Sebagai saksi saksi;
- Segera setelah saya, Notaris membacakan bagian-bagian tertentu akta ini, serta
menjelaskan pokok pokok isi akta ini kepada para penghadap dengan dihadiri saksi saksi,
oleh karena atas permintaan para penghadap, para penghadap menginginkan akta ini tidak
dibacakan dan dijelaskan kepada para penghadap oleh karena menurut keterangan para
penghadap, para penghadap sebelumnya telah menerima draft akta ini dan telah
membaca, mengetahui, dan memahami serta sepakat dan menyetujui segala hal yang
termaktub dalam akta ini, maka akata ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

X. PENERJEMAHAN AKTA

Penerjamahan akta diatur dalam Pasal 43 UUJN, yaitu :

(1) Akta dibuat dalam bahasa Indonesia.

(2) Dalam hal penghadap tidak mengerti bahasa yang digunakan dalam akta, Notaris wajib
menerjemahkan atau menjelaskan isi akta itu dalam bahasa yang dimengerti oleh penghadap.

(3.) Jika para pihak menghendaki, Akta dapat dibuat dalam bahasa asing

(4) Dalam hal akta dibuat sebagaiman dimaksud pada ayat (3), Notaris wajib
menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia.

(5) Apabila Notaris tida dapat menerjemahkan atau menjelaskannya, akta tersebut
diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi.
(6) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran terhdap isi akta sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), maka yang digunakan adalah akta yang dibuat dalam bahasa Indonesia.”

CONTOH AKHIR AKTA DENGAN PENERJEMAH :

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
- Nyonya MANTILI..dst
- Tuan ANDIKA…dst
- Sebagai saksi saksi;
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi
saksi, dan dijelaskan dalam bahasa inggris oleh tuan ANDI, penerjemah tersumpah di
Jakarta, kepada penghadaap tuan CHARLIE oleh karena menurut keterangannya tidak
mengerti bahasa Indonesia, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-
saksi, dan saya, Notaris;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan

XI. PENANDATANGANAN AKTA

Penandatanganan Akta diatur dalam Pasal 44 UUJN, yaitu :

(1) Segera setelah Akta dibacakan, Akta tersebut ditandatangani oleh setiap penghadap, saksi,
dan Notaris, kecuali apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda tangan
dengan menyebutkan alasannya.

(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tegas pada akhir Akta.

(3) Akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) ditandatangani oleh penghadap,
Notaris, saksi, dan penerjemah resmi.

(4) Pembacaan, penerjemahan atau penjelasan, dan penandatanganan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (3) serta dalam Pasal 43 ayat (3) dinyatakan secara tegas pada akhir
Akta.

(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) mengakibatkan suatu Akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di
bawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut
penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada Notaris.

CONTOH AKHIR AKTA JIKA ADA PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT


MENANDATANGANI AKTA:

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta, pada hari, tanggal, serta pada jam
seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:
1. Nyonya MANTILI..dst
2. Tuan ANDIKA…dst
- Keduanya pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi;
- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi
saksi, maka akta ini ditandatangani oleh penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya,
Notaris, sedangkan penghadap tuan HASAN menurut keterangannya ingin turut
menandatangani akta ini akan tetapi tidak dapat menandatngani akta ini karena tangan
kanannya keseleo dan untuk itu penghadap tuan HASAN membubuhkan cap ibu jari
kirinya pada minuta akta ini dihadapan saya, Notaris dan skasi-saksi;
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

Anda mungkin juga menyukai