Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN 

PRAKTIKUM GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN


PENGOLAHAN MENU SEHARI UNTUK REMAJA

OLEH
KELOMPOK 1 :
1. FRENASIA TIWE PO5303241210093
2. MARIA THERESIA DIO PO5303241210111
3. MARIA TRIVANIA BHIE PO5303241210112
4. MECTHILDIS YUNIATRIS ALFANTI PO5303241210115
5. OKTAVIA ROSARI DA IRY PO5303241210121

KELAS : 1 A
SEMESTER : II

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI GIZI
2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktikum Telah disetujui pada tanggal:

.... Juni 2022

Mengetahui

Pembimbing Praktikum Laboratorium Gizi Kuliner

Jane Austen Peni, SST Meirina Sulastri Loaloka, SST, M.Gizi

NIP. 198705142010122001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan Pratikum Gizi Dalam Daur Kehidupan dengan topik “PENGOLAHAN MENU SEHARI UNTUK REMAJA”
dengan baik. Laporan Praktikum ini membahas tentang Cara mengolah menu sehari untuk remaja berdasarkan susunan menu
Kebutuhan Gizi dengan cara penyajian yang benar.

Dalam penulisan Laporan ini kami mengalami banyak kesulitan namun atas bantuan dan bimbingan, motivasi yang
tiada hentinya disertai harapan yang optimis dan kuat dari orang tua, Ibu Dosen, dan teman-teman semuanya yang sudah
berpartisipasi dan bekerja sama dalam penulisan laporan ini mengarahkan kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan
dengan tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari laporan ini dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima segala kritikan dan saran dari pembaca.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kupang, 15 Juni 2022

Kelompok 1

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. JUDUL PRAKTIKUM

PENGOLAHAN MENU SEHARI UNTUK REMAJA

2. HARI / TANGGAL PRAKTIKUM

Kamis, 9 Juni 2022

3. LATAR BELAKANG

 
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,karena didalam makanan terdapat
zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatanmetabolismenya. apabiala seseorang berhasil mencapai usia
lanjut, maka salah satu upaya utamaadalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi
optimumagar kualitas hidupan yang bersangkutan tetap baik. Perubahan ststua gizi pada lansia disebabkan perubahan
lingkunn maupun kondisi kesehatan.
Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor lingkunagn antaralain meliputi perubahan
kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun danisolasi sosial berupa hidup sendiri setelah
pasangannya meninggal Faktor kesehatan
yang berperan dalan perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasimaupun non-
degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahandalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di
tingkat jaringan, dan beberapa kasusu dapatdisebabkan oleh obat-obat tertentu yang harus diminim para lansia oleh karena
penyakit yangsedang dideritanya.
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selainitu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik.Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan
tubuh dalam keadaanistirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

TUJUAN

Agar Mahasiswa dapat mengetahui susunan menu dan kebutuhan gizi pada remaja.

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menu
Menurut Kinton dan Caserani (dikutip oleh Sudiara, 2001) disebutkan bahwa : “Menu or a bill of fare is a list of
prepared and presentation should attract customer and represent value for money”,dalam terjemahannya berarti, menu
adalah sebuah daftar makanan yang telah dilengkapi dengan harga masing-masing, yang disediakan dan ditampilkan untuk
menarik pelanggan serta memberikan nilai terhadap sejumlah uang terhadap makanan yang ditawarkan.
Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata ”menu”
bias diartikan ”hidangan”. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).
B. Pengertian Menu Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada
salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu
seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS). (Depkes RI, 2006).
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal
dengan menu seimbang. Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Sedangkan
definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang
atau sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola menu seimbang
mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu
4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).
C. Pengertian Lansia
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi, 2008). Menua adalah suatu
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016)
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua akan dialami oleh setiap orang. Masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara

5
bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan
dibandingkan dengan orang dewasa lain (Kholifah, 2016).
Pada lansia akan mengalami proses hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri secara perlahan sehingga tidak dapat
mempertahankan tubuh dari infeksi dan tidak mampu memperbaiki jaringan yang rusak ( Constantinides, 1994 dalam Sunaryo,
et.al, 2106) Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Aziz (1994) (dalam Linda, 2011) menjadi tiga kelompok yakni:
a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok baru memasuki lansia
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas) c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
Beberapa pendapat ahli dalam Efendi (2009) (dalam Sunaryo, et.al, 2016) tentang batasan-batasan umur pada lansia sebagai
berikut:
a. Undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun ke atas”.
b. World Health Organization (WHO), lansia dibagi menjadi 4 kriteria yaitu usia pertengahan (middle ege) dari umur 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) dari umur 60-74 tahun, lanjut usia (old) dari umur 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) ialah umur diatas
90 tahun.
c. Dra. Jos Mas (Psikologi UI) terdapat empat fase, yaitu : fase invenstus dari umur 25-40 tahun, fase virilities dari umur 40-55
tahun, fase prasenium dari umur 55-65 tahun dan fase senium dari 65 tahun sampai kematian
d. Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age) dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu young old dari umur 75-75
tahun, old dari umur 75-80 tahun dan very old 80 tahun keatas.

.
.
Perilaku Makan Khas Remaja
Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti goreng-gorengan, coklat,
permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama
teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri
lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan

6
lemas, kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun
samapi pingsan.
Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susu. Susu dianggap minuman anak-
anak atau dihubungkan dengan kegemukan. Akibatnya akan kekurangan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh
atau mencapai tinggi secara optimal. Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja. Banyak remaja putri menganggap
dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi gemuk sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti
membatasi atau mengurangi frekuensi makan dan jumlah makan, memuntahkan makanan yang sering dimakan, sehingga
lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat membahayakan bagi remaja.
D. Kriteria Makanan Seimbang untuk Remaja
Kebanyakan remaja umumnya menginginkan bentuk tubuh yang ideal, sampai rela diet mati-matian  untuk
menurunkan berat badannya.
Menurut buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, yang ditulis oleh Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes, ada
10 kriteria makan sehat berimbang dan 13 pesan dasar gizi seimbang untuk dapat memperoleh bentuk tubuh yang ideal
tanpa mengesampingkan kesehatan .Kriteria makanan sehat berimbang, antara lain :
1. Cukup Kuantitas
Maksudnya, banyaknya makanan yang dimakan oleh setiap orang tergantung pada berat badan, jenis kelamin,
usia, dan jenis kesibukan orang tersebut. Contohnya, pelajar olahragawan tentu membutuhkan asupan makanan
yang lebih banyak dibanding pelajar biasa.
2. Proporsional
Jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makan sehat berimbang, yaitu karbohidrat 60%,
lemak 25%, protein 15 %, dan cukup kebutuhan vitamin, air, dan mineral.
3. Cukup Kualitas
Perlu mempertimbangkan kualitas makanan, seperti kadar proposionalnya, rasanya, dan penampilannya.
4. Sehat dan Higienis.
Makanan harus steril atau terbebas dari kuman penyakit. Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan
tersebut adalah dengan cara mencuci bersih dan memasak hingga suhu tertentu sebelum dikonsumsi.
5. Makanan segar dan bukan suplemen
Sayur-sayuran dan buah-buahan segar lebih menyehatkan dibanding makanan pabrik, junkfood, ataupun
fastfood.
6. Makanan golongan nabati lebih sehat daripada golongan hewani
Hal ini karena makanan nabati lebih sedikit kandungan lemak, terutama lemak jenuh.

7
7. Cara masak jangan berlebihan
Misalnya, sayur yang direbus terlalu lama dan dengan suhu tinggi justru menyebabkan kehilangan vitamin dan
mineral pada sayur tersebut.
8. Teratur dalam penyajian
Misalnya, Fani makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 1 siang, dan makan malam pukul 7 malam. Pola
penyajian ini dilakukan teratur setiap hari. Waktu penyajian makan  ini tak harus sama untuk setiap orang. Teman
Fani, Ina, boleh-boleh saja mengatur jadwal makannya dengan makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 2
siang, dan makan malam pukul 8 malam. Penyajian makan tetap teratur setiap hari. Jangan membiasakan makan
“kapan ingat” karena dapat menyebablan gangguan pencernaa, seperti sakit maag atau buang air tak lancer.
9. Frekuensi 5 kali sehari
Misalnya, 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan. Ingat, makanan yang dikonsumsi tersebut tetap
disesuaikan dengan kapasitas lambung
10. Minum 6 gelas air sehari.
Tubuh memerlukan 2550 liter air per hari. Kebutuhan air tersebut didapat dari makanan sebanyak 100 ml, sisa
metabolism sebanyak 350 ml dan yang berasal dari air minum sebanyak 1200 liter. Untuk itu, dianjurkan
meminum air sebanyak 6 gelas air yang setara dengan 1200 liter.

Selain memperhatikan kriteria makanan sehat berimbang, juga dilaksanakan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang
untuk meningkatkan kualitas makanan yang akan kita makan. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang tersebut, antara lain :
 Beragam
 Cukup energy
 Karbohidrat ½ dari energy
 Lemak ¼ dari energy
 Menggunakan garam beriodium
 Makan sumber zat besi
 ASI hingga usia 4 bulan (pada bayi)
 Membiasakan sarapan
 Cukup minum air
 Imbangi dengan olahraga
 Hindari rokok dan alcohol
 Pilih makanan sehat

8
 Baca label kemasan (misal, melihat daftar komposisi dan tanggal kadaluarsa)
E. Karakteristik Pertumbuhan Dan Pentingnya Nutrisi Remaja
Kebutuhan gizi remaja dan eksekutif muda relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu,
remaja umumnya melakukan aktifitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih
banyak.
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik, seperti
olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan sekolah maupun diluar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif
dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibanding yang kurang aktif. Sejak
lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG
VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu dan hasil olahan lainnya
(mie, spagettti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan
cepat. Pada masa awal remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena
memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0 gr/kg
BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr/hari untuk perempuan dan 55-66 gr/hari untuk
laki-laki. Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati,
karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber
protein adalah daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya
(keju, mentega, yakult), kedele da hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan dan lain-lain.
3. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi maskular, skeletal/kerangka dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi
badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg/hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik

9
adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-
lain.
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan zat
besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan zat besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin
merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka
akan zat besi. Hal lain yang perlu diingat, biovailabilitas dari makanan umumnya sangat rendah, yaitu < 10%.
Sumber besi dari hewani mempunyai biovaibilitas yang lebih tinggi dibandingkan sumber nabati.
Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada remaja dengan defisiensi besi
maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan
penyerapan besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan).
Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain kafein, thanin, phfitat, zinc, dan lain-lain.
AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg/hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg/hari.
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), dagin gputih
(ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG
seng adalah 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
6. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karema pertumbuhan dan perkembangan cepat yang
terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA
dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup, vitamin A, C dan E diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.
F. Prinsip Gizi bagi Anak Remaja dan Dewasa
Pada masa remaja kehidupan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Remaja harus didorong
untuk bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa
dimana terjadi pertumbuhan fisik, mental dan emosional, yang sangat cepat. Menurut WHO batasan usia remaja yaitu

10
umur 10-19 tahun. Makanan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan
mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan mengkonsumsi makanan yang
cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber
daya manusia yang berkualitas. Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya akan terpelihara kesehatan reproduksinya.
Jika kondisi sehat ini terus dipertahankan sapai kondisi memasuki waktu hamil maka akan mendapatkan anak yang sehat
dan cerdas.
G. Pengaruh status Gizi terhadap Sistem Reproduksi
Remaja yang kurang gizi atau terlalu kurus (KEK), anemia, kekurangan kalsium, vitamin D, yodium, seng dan
kekurangan vitamin, serta mineral lainnya akan mempengaruhi proses reproduksi. Khusus remaja putri yang mengalami
gangguan pertumbuhan, maka badan menjadi pendek dan tulang panggul tidak sempurna akibat sulit melahirkan (calon
ibu TB < 145 cm, resiko tinggi mengalami kesulitan pada waktu melahirkan). Sangat kurus (KEK) dengan resiko
melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai resiko kematian dan gangguan tumbuh
kembang pada anak (calon ibu dengan BB < 45 kg, resiko tinggi untuk melahirkan BBLR). Anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat gizi dapat menyebabkan resiko pendarahan pada waktu melahirkan. Umumnya remaja putri dan wanita
lebih mudah menderita anemia dibanding pria dan remaja putra. Wanita dan remaja putri membutuhkan zat besi 2 kali
lebih banyak dari pada pria atau remaja putra karena mengalami haid dan banyak mengeluarkan darah waktu melahirkan
dan zat besi diperlukan untuk memproduki darah (Hb). Tanda-tanda anemia sering dikenal lima L yaitu lemah, letih, lesu,
lelah, lalai. Anemia sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang muka dan tangan pucat.
H. Kebutuhan Gizi Remaja
            Kebutuhan kecukuoan gizi pada remaja didapatkan dari kesesuaian antara jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi dengan kebutuhan fungsi tubuh sehingga bermanfaat bagi terpeliharanya fungsi tubuh secara optimal.
Kekurangan dalam mengkonsumsi makanan yang baik, jumlah maupun mutunya dapat menyebabkan kurang gizi seperti
kurang energi krinik (KEK), anemia, kurang vitamin A (KVA), dan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Gizi
seimbang dalam kehidupan sehari-hari dapat mencegah terjadinya keadaan gizi kurang atau gizi lebih. Hidangan gizi
seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat oengatur yang dikonsumsi oleh
seseorang dalam satu hari secara teratur sesuai dengan kebutuhan gizi. Untuk proses tumbuh kembang, tubuh memerlukan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat dalam jumlah yang seimbang.
I. Menu Seimbang bagi Remaja
Masa remaja merupakan tahap transisi penting pertumbuhan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Mengingat
aktivitas fisik yang umumnya banyak dilakukan oleh remaja, seperti sekolah, olahraga, hobi, kursus dan ke-organisasi-an,
remaja memerlukan asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya.

11
Untuk memenuhi kecukupan proteinnya, remaja bisa diperkenalkan degan berbagai sumber protein hewani seperti telur,
ikan, daging, unggas, susu dan hasil olahannya. Serta sumber protein nabati pada kacang-kacangan dan hasil olahannya
seperti tempe, tahu dan susu kedelai. Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Khusus bagi remaja
perempuan, perhatikan juga asupan zat besi, folat, vitamin A, vitamin C, dan berbagai vitamin B untuk menghindari
anemia dan masalah gizi lainnya. Makanan yang kaya akan zat gizi tersebut, banyak terdapat pada hati, daging, unggas,
kuning telur, serealia kasar, sayur dan buah, serta kacang-kacangan. B Sertakan konsumsi air minimal 2 liter sehari.
Anjuran Pembagian Makanan Sehari Remaja Usia 10-19 Tahun menurut Yayasan Institut Danone Indonesia

J. MANFAAT
Meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan fisik atau kerja yang berkaitan dengan keterampilan mahasiswa
dalam memilih bahan meracik, mengolah, menghias, hingga menyajikan makanan. Meningkatkan kemampuan fisik atau
kerja dalam melakukan teknik pengolahan resep makanan untuk remaja. meningkatkan kemampuan berpikir tentang
kriteria peralatan dan fungsi peralatan yang di gunakan dalam pengolahan resep menu makanan sehari remaja.

12
BAB III

KEBUTUHAN ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 Alat Pengolahan
 Pisau
 Panci
 Teflon
 Sutel
 Baskom
 Rice cooker
13
 Cobe
 Talenan
 Kompor Gas
 Piring
 Sendok sop
 Sendok makan
 Blender
 Alat Penyajian
 Dulang Hidang
 Tempat sup
 Gelas
 Cup pudding
2. Bahan – Bahan
a. Resep Makanan Utama
 Makan Pagi
 Beras giling
 Telur ayam
 Tahu
 Bayam
 buah pisang
 Minyak goreng
 Makan Siang
 Beras giling
 Daging ayam
 Tepung terigu
 Tempe
 tepung terigu
 minyak
 wortel
 kentang
 labu siam

14
 buah papaya
 Makan Malam
 Beras giling
 Daging Ayam
 Wortel
 Kentang
 Tempe
 Minyak
 kembang kol
 buah apel
b. Resep Makanan Selingan
 Snack Pagi
 Kacang hijau
 Santan
 Gula aren
 Snack Sore
 Buah papaya
 Susu kental manis
 Nutrijel rasa mangga

3. Prosedur Pengolahan :
a. Resep Makanan Utama
 Makan Pagi
 Nasi Putih
 Cuci beras hingga bersih, kemudian masukan air bersih

 Masukan ke rice cooker, tunggu hingga lampunya berpindah dari cook ke warm, dan nasi siap
disajikan

 Telur Dadar
 Masukan minyak secukupnya ke dalam Teflon, sambil kocok telur dengan menambahkan
garam,irisan cabe besar,dan seledri.

15
 masukan telur kedalam Teflon lalu di goreng hingga matang
 Angkat dan sajikan
 Tahu balado
 Potong bagi 2 tahu, sisihkan. Siapkan bumbu : bawang merah,bawang putih,cabe keriting, bersihkan
dan ulek sampai halus, lalu sisihkan, iris tomat dan sisihkan
 Panaskan minyak, masukkan tahu, lalu goreng sampai matang, angkat dan sisihkan
 Tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum, tambahkan tomat,saus tomat dan kecap
 Masukkan tahu yang sudah digoreng lalu campurkan dengan bumbu sampai merata, angkat dan
sajikan.
 Bening bayam
 Potong bayam, wortel, dan jagung, sisihkan
 Masak air sampai mendidih, masukkan bawang merah dan bawang putih yang sudah diiris
 Masukkan sayur bayam,wortel, dan jagung, lalu tambhkan irisan tomat
 Masak lagi sampai matang, terakhir tambahkan garam, angkat dan disajikan
 Buah
 Pisang Ambon
 Snack Pagi
 Bubur kacang hijau
 sangrai kacang hijau sampai setengah matang
 rebus air , masukkan kacang hijau yang sudah disangrai, lalu tunggu sampai kacang hijau mreka
 masukkan santan kelapa, lalu masukkan gula lempeng, tambahkan gula pasir secukupnya
 masak sampai matang, dan burjo siap disajikan
 Makan Siang
 Nasi Putih
 Cuci beras hingga bersih, kemudian masukan air bersih
 Masukan ke rice cooker, tunggu hingga lampunya berpindah dari cook ke warm, dan nasi siap
disajikan
 Ayam goring
 Ambil daging ayam yang sudah dipotong-potong, tambahkan sedikit garam dan jeruk nipis, lalu
diamkan agar bumbu meresa.

16
 Buat adonan tepung terigu, tambahkan kaldu ayam dan garam secukupnya
 Masukkan daging ayam kedalam adonan, baluri daging dengan tepung ayam crispy, lalu goreng
dalam minyak panas sampai kuning matang
 Angkat dan sajikan
 Sop Sayur
 Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum, lalu tambahkan irisan cabai rawit dan air
secukupnya.
 Tunggu hingga air mendidih, lalu masukkan sayur-sayuran :wortel, kentang, dan labu siam.
 Masak hingga sayur-sayurannya lembut, setelah lembut daun bawang, garam, lada, dan gula.
 Kemudian koreksi rasa, bila rasa sudah pas, matikan apinya, sayur sop pun siap disajikan dan
tambahkan taburan bawang goreng agar lebih enak.
 Buah
 Pepaya
 Snack sore
 Jus papaya
 Kupas buang kulit papaya
 Haluskan semua bahan dengan blender.
 Tuangkan susu kental manis sebagai hiasan di gelas sesuai selera.
 Puding mangga
 Masak nutrijel, susu kental manis, dan gula yang sduah tercampur rata
 Masak hingga mendidih, lalu angkat dan tuang kedalam cup pudding
 Tunggu hingga hingga dingin lalu masukkan kedalam lemari es agar pudding terasa segar saat dimakan.
 Makan Malam
 Nasi Putih
 Cuci beras hingga bersih, kemudian masukan air bersih
 Masukan ke rice cooker, tunggu hingga lampunya berpindah dari cook ke warm, dan nasi siap
disajikan
 Sop Ayam
 Rebus ayam hingga mendidih
 Masukkan bumbu halus : bawang merah, bawang putih

17
 Tambahkan wortel, kentang, dan labu siam, masak hingga matang
 Tambahkan kaldu bubuk, garam, dan cabai keriting
 Masak sayur hingga lunak, angkat dan sajikan
 Terakhir tabor dengan daun seledri

 Tempe goring
 Siapkan 8 potong tempe, lumuri dengan garam
 Goreng dalam minyak panas hingga matang
 Angkat dan sajikan
 Tumis kol dan sawi
 Cuci bersih sayur, lalu iris
 Tumis bawang merah, bawang putih, cabai keriting sampai harum
 Masukkan sayur, lalu tambahkan air secukupnya
 Masak sampai agak lunak, tambahkan garam dan kaldu bubuk secukupnya
 Masak lagi hingga lunak dan koreksi rasa, angkat dan sajikan
 Buah :
 Buah apel

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

19
A. Hasil

Gambar 1.1 Menu Sehari Gizi Remaja Gambar 1.2 Menu Makan Pagi

Gambar 1.3 Menu Makan Siang Gambar 1.4 Menu Makan Malam
B. Pembahasan
Olahan yang dihasilkan sudah sesuai dengan resep dan susunan menu, tetapi masih ada penilaian dalam mengolah
daging ayam goreng yang tidak krispi.
C. Kandungan Gizi
 Nilai Gizi

N
O WAKTU MENU BAHAN MAKANAN BERAT NILAI GIZI
        (GR) E P L KH
(KKAL (GR) (GR) (GR)

20
)
1   Nasi Putih beras giling 50 180 5,5 63 39,8
    telur dadar telur ayam 40 69,8 5,12 4,6 4,8
      minyak kelapa 2 17,68 0 2 0
    tahu balado tahu mentah 30 20,4 2,34 1,38 0
      minyak kelapa 2 17,68 0 2 0
bening
    bayam Bayam 30 3,2 0,18 0,08 0,58
buah pisang
    ambon pisang ambon 100 99 1,0 0,8 24,3
bubur kacang
2 snack pagi hijau kacang hijau 40 108 8,83 0,48 29,16
      satan 15 48,6 0,63 5,190 0,84
makan
3 siang Nasi Putih beras giling 100 357 8,4 1,7 77,1
    ayam goreng ayam segar 40 149 9,1 125 0
      tepung terigu 20 36,5 0,89 0,13 7,7
    tempe orek tempe kedelai murni 30 44,7 5,9 1,2 7,73
      minyak kelapa sawit 2 17,68 0 2 0
    sup sayuran Worte 20 10,5 0,3 0,075 2,225
      Kentang 20 12,45 0,3 0,15 2,86
      labu siam 20 3,9 0,9 0,05 2,85
    Papaya buah pepaya 100 46 0,1 0 12,2
4 snack sore jus alpukat Alpukat 40 25,5 0,27 1,95 2,31
puding
    nutrijel susu kental manis 10 33,6 0,2 1,0 5,5
      puding nutrijel 15 50 0 0 15
makan
5 malam nasi putih beras giling 100 357 8,4 1,7 77,1
    sup ayam daging ayam segar 40 149 9,1 12,5 0
      Wortel 10 4,2 0,12 0,03 6,93
21
      Kentang 10 8,5 0,2 0,01 1,91
    tempe goreng tempe kedelai murni 30 37,25 4,57 1,0 3,175
      minyak kelapa sawit 2 17,68 0 2 0
tumis kol
    sawi kembang kol 30 6,6 0,65 0,15 1,68
      minyak kelapa sawit 2 17,68 0 2 0
    buah apel apel segar 100 58 0,5 0,4 14,9
TOTAL 1.925 71,35 51,88 311,015

22
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evaluasi yang kami dapatkan yaitu, dalam penyajian menu makanan untuk remaja sudah sesuai dengan variasi menu
yang ada, tetapi masih ada kekurangan dalam prosedur pengolahan sehingga hasil yang kami dapatkan masih kurang
sesuai dengan apa yang diharapkan, terlebih dalam mengolah daging ayam goreng krispi.

B. SARAN
Saran dari kesimpulan di atas yaitu, untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar mengolah makanan dengan baik dan
sesuai dengan resep makanan, dan juga harus disediakan papan menu agar menu yang disediakan dapat diketahui oleh
penilai maupun yang mengkonsumsi makanan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

23
 Proverawati Atikah. 2009. Gizi dan Kesehatan untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
 Yayasan Institut Danone Indonesia. Pentingnya Makan Makanan Yang Beraneka Ragam Untuk Remaja 10-19 Tahun.
http://www.danonenutrindo.org/prinsip1_remaja.php (diakses pada tanggal 11 Desember 2013)
 Kinton dan Caserani. 2000. Pengertian Menu.
 Almatsier. 2005. Pengertian Menu.
 Almatsier. 2005. Pengertian Menu Seimbang.
 Depkes RI 2006. Pengertian Menu Seimbang.
 Sulistyoningsih. 2011. Definisi Menu Seimbang.
 Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI). 1998. Angka kecukupan gizi (AKG) untuk remaja dan
dewasa.
 Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
 Institut Danone Indonesia. Anjuran Pembagian Makanan Sehari Remaja Usia 10-19 Tahun.

24

Anda mungkin juga menyukai