Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahman Muzaki

NIM : 1917501085 6-IAT B

UAS WQ.Sosmasbud

1. a. Pengertian pluralitas diambil dari kata plural yang memiliki arti jamak, atau lebih
dari satu. Jadi pluralisme adalah banyaknya kebudayaan yang berbeda-beda yang
terjadi di dalam masyarakat.
b. Meski memiliki kekuasaan yang sangat luas, Allah tidak memaksa seseorang untuk
mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada paksaan terhadap seseorang dalam menganut
agama Islam. Mengapa harus ada paksaan, padahal sesungguhnya telah jelas
perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Oleh karena itu,
janganlah kamu menggunakan paksaan apalagi kekerasan dalam berdakwah. Ajaklah
manusia ke jalan Allah dengan cara yang terbaik. Barang siapa ingkar kepada Tagut,
yaitu setan dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah, dan beriman kepada Allah,
maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada ajaran agama yang benar sehingga
tidak akan terjerumus dalam kesesatan, sama halnya dengan orang yang berpegang
teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus sehingga dia tidak akan
terjatuh. Agama yang benar ibarat tali yang kuat dan terjulur menuju Allah, dan di
situ terdapat sebab-sebab yang menyelamatkan manusia dari murka-Nya.
c. keterkaitan terhadap pluralisme dengan tafsiran ayat diatas adalah Allah tidak
memaksa seseorang untuk mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada paksaan terhadap
seseorang dalam menganut agama Islam. Mengapa harus ada paksaan, padahal
sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
Oleh karena itu, janganlah kamu menggunakan paksaan apalagi kekerasan dalam
berdakwah. Ajaklah manusia ke jalan Allah dengan cara yang terbaik.

2. a. Menuju kepada satu kalimat, pegangan yang sama yang memberi keputusan secara
adil antara kami dan kamu, yaitu kitab Taurat dan kitab-kitab lainnya, termasuk Injil
dan Al-Qur’an, bahwa di dalam kitab-kitab tersebut kita tidak diperbolehkan
menyembah selain Allah dan kita tidak diperbolehkan mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun
b. relevansi dari kalimah kalimatun sawa’ ini dalam kehidupan kerukunan antar umat
beragama adalah supaya kita berpegang kepada satu kalimat yang sama yang
memberi keputusan secara adil antara satu sama lain

3. a. Al-Baghawi menafsiri “wa’mur bil ‘urf” dengan makruf, artinya semua sesuatu yang
baik dan sesuai syariat. Sedangkan menurut Atha’ berarti mengucap laa ilaha illallah.
Lalu “wa a’ridl ‘anil jahilin” yang dimaksud adalah Abu Jahal dan para komplotannya.
Dikatakan bahwa jika ada orang bodoh menipumu maka jangan (membalasnya
dengan) membandingkan dia dengan kebodohannya.
b. kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai
bidang kehidupan, meliputi tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata
lingkungan, dan sebagainya. Contohnya, kearifan lokal yang bertumpu pada
keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa.

Anda mungkin juga menyukai