Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TOKSIKOLOGI

Oleh

NAMA : WA ODE SITTI NUR SABANIA


NIM : O1A1 20 051
KELAS :A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
An A (12 tahun) dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit karena penurunan kesadaran. Pasien
diketahui sebelum masuk rumah sakit mengalami nyeri gigi dan mengkonsumsi obat ibuprofen
200 mg untuk mengurangi nyerinya dengan dosis yang tidak diketahui. Hasil pengecekan
laboratorium diketahui pasien mengalami hipoglikemia, hipotensi, asidosis metabolic dengan pH
darah 7.08, penurunan GCS.
Pertanyaan :
1. Tentukan zat toksik apa yang dimaksud (10)
2. Termasuk dalam golongan zat toksik apakah zat tersebut? (10)
3. Bagaimana proses ADME zat toksik tersebut? (30)
4. Bagaimana mekanisme molekuler zat tersebut menyebabkan efek toksiknya (lengkapi
dengan gambar mekanisme molekulernya) (20)
5. Apa saja analisis laboratorium yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
paparan toksikan tersebut? (15)
6. Bagaimana tatalaksana penanganan keracunan zat tersebut? (15)
Jawaban :
1. Zat toksik yang dimaksud yaitu ibuprofen.
2. Golongan zat toksik (ibuprofen) yaitu obat antiinflamasi non steroid (NSAID).
3. Proses ADME ibuprofen :
a) Absorpsi
Ibuprofen cepat diabsorpsi, setelah konsumsi per oral. Bioavailabilitas obat adalah
80%. Ibuprofen lysine, atau garam ibuprofen lebih cepat diabsorpsi dibandingkan
jenis asam ibuprofen. Konsentrasi puncak ibuprofen lysine, atau garam ibuprofen
adalah sekitar 45 menit, sedangkan asam ibuprofen adalah sekitar 90 menit.
Konsentrasi puncak ibuprofen dalam serum umumnya berlangsung sekitar 1‒2
jam.
b) Metabolisme
Ibuprofen secara cepat dimetabolisme di dalam hati, menghasilkan metabolit-
metabolit seperti asam propionik fenil hidroksimetil propil, dan asam propionik
fenil karboksipropil.
c) Distribusi
Ibuprofen didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh, terutama terkonsentrasi
dalam cairan sinovial. Keberadaan obat ibuprofen dalam cairan sinovial adalah
lebih lama daripada dalam plasma. Obat ini terikat pada protein sekitar 90‒99%,
terutama dengan albumin.
d) Eliminasi
Waktu paruh obat dalam serum adalah sekitar 1,8 hingga 2 jam. Ekskresi
ibuprofen lengkap dalam 24 jam, setelah dosis terakhir. Sekitar 45%‒79% dari
dosis obat yang diabsorpsi per oral, ditemukan dalam urine, dalam bentuk
metabolit, sedangkan bentuk ibuprofen bebas atau terkonjugasi, masing-masing
adalah sekitar 1% dan 14%.
4. Ibuprofen memiliki efek sebagai antiinflamasi, analgesik dan antipiretik dengan
menghambat pembentukan prostaglandin (PG) dengan menghambat secara reversibel
enzim COX-1 (enzim COX-2 dihambat namun lemah). Dengan dihambatnya enzim
COX-1 dan COX-2 maka asam arakidonat tidak bisa diubah menjadi prostaglandin.
Prostaglandin inilah yg berperan sebagai mediator inflamasi. Tidak adanya prostaglandin
menyebabkan :
a) Penurunan rasa sakit (analgesik)
b) Penurunan set point pada pusat termoregulator di hipotalamus (antipiretik)
c) Berkurangnya sintesis mukus yang melindungi lambung. Hal inilah yang
menyebabkan efek samping gastritis/tukak lambung. Oleh karena itu, penggunaan
ibuprofen dan NSAID lainnya harus diminum setelah makan, atau perlu diawasi
scr hati-hati jika digunakan pada pasien yang punya riwayat tukak lambung.

5. Analisis laboratorium yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi adanya paparan


toksikan yaitu kadar elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, waktu prothrombin, gas darah
arteri dan pemeriksaan radiologi.
6. Tatalaksana penanganan keracunan zat ibuprofen yaitu :
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation
d) Dekontaminasi
e) Antidotum

Anda mungkin juga menyukai