Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TANAMAN OBAT

Kumis kucing (orthosiphon aristatus) dan Sambiloto (andrographis paniculata)

OLEH :

Finantha Annisa O1A120018

Rahdatul Patria Badza O1A120038

Sri Maulana O1A120045

Wa Ode Sitti Nur Sabania O1A120051

Yuqqabad O1A120055

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah semata karena Dialah yang memberikan kekuatan dan
kesempatan bagi kita semua sehingga kita dapat merasakan udara sejuk pada pagi hari dan
merasakan kegelapan malam, subhanalllah Maha Suci Allah tuhan semesta alam. Sholawat
berangkaikan salam, semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi akhir zaman
pembawa salam dan islam Nabi besar Muhammad SAW, beliau bagaikan embun penyejuk pada
setiap insan karena beliau telah membawa kita dari jurang kebathilan sehingga kita dapat
merasakan nikmat iman, islam dan ihsan. Alhamdulillah, berkat izin Allah SWT.

Penulisan makalah yang di berikan oleh dosen kami, walaupun dalam penyelesaiannya
kami rasakan banyak sekali rintangan yang menghalangi, tapi pada akhirnya, kami bisa juga
menyelesaikannya, kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kesalahan.

Semoga dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, dapat menjadi kaca


perbandingan bagi kami dan para pembaca umumnya, untuk lebih mengembangkan diri serta
dapat mengambil hikmah dari penulisan makalah ini. Dan juga untuk menentukan langkah-
langkah yang akan ditempuh dikemudian hari demi meningkatkan kualitas. Selayaknya sebagai
seorang manusia yang tidak pernah putus dari kesalahan-kesalahan. Maka dari itu kami
mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga dapat dijadikan bahan
perbaikan nantinya.

Kendari, 3 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………....i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….....1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….....…3

2.1 Klasifikasi dan morfologi tanaman obat kumis kucing……………...............3


2.2 Kandungan kimia dalam tanaman obat kumis kucing…..................................4
2.3 Manfaat kumis kucing untuk kesehatan…………...........................................7
2.4 Klasifikasi dan morfologi tanaman obat sambiloto.........................................7
2.5 Kandungan kimia dalam tanaman obat sambiloto……………….....…..….9
2.6 Manfaat sambiloto untuk kesehatan …………………………………...….10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………......……11

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11

3.2 Saran .............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menjunjung tinggi warisan budaya bangsa,
salah satunya dengan melestarikan penggunaan tanaman obat untuk menanggulangi penyakit.
Penggunaan tanaman obat secara tradisional semakin diminati karena bahan bakunya mudah
diperoleh, dan dapat diracik sendiri, sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Penggunaan obat tradisional digunakan atas dasar pengalaman, ataupun pengetahuan yang
diwariskan secara turun temurun. berbagai penelitian dilakukan untuk mencari komponen
aktif, efektifitas dan keamanannya, sehingga obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat dilanjutkan sebagai obat herbal terstandar.
Asam urat adalah bahan normal dalam tubuh, dan merupakan hasil akhir dari
metabolisme nukleotida purin, adenosin, dan guanosin yaitu hasil degradasi dari purin
nucleotide, yang merupakan bahan penting dalam tubuh sebagai komponen dari asam
nukleat, dan penghasil energi dalam inti sel.
Secara tradisional, dikenal berbagai macam tumbuhan yang berkhasiat untuk pengobatan
penyakit asam urat. Beberapa penelitian mengenai tumbuhan yang memberikan efek
terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah, di antaranya herba meniran, daun
sambiloto, dan daun gedhi. Berdasarkan beberapa literatur dikatakan bahwa Orthosiphon
stamineus Bth. yang dikenal oleh masyarakat Jawa dengan nama kumis kucing, yang
memiliki kegunaan sebagai penurun kadar asam urat darah, namun belum pernah dibuktikan,
maka perlu diteliti kebenarannya. Kandungan dari daun kumis kucing adalah, flavonoid,
minyak atsiri (0,5%) yang komposisinya belum diketahui secara pasti, namun diduga terdiri
dari senyawa fenol. Simplisia ini juga mengandung saponin (misalnya sapofonin dan
ortosifononid), asam-asam organik, dan (0,2%) flavon lipofil [(seperti 3’,4’,5,6,7-penta-
metoksiflavonsinensetin, skutelarentetrametileter- (4’,5,6,7,-tetrametoksiflavon), 3-hidroksi-
4’,5,6,7-tetrametoksiflavon, dan eupatorin (3’,5-dihidroksi-4’,6,7-trimetoksiflavon)].
Eupatorin digunakan sebagai zat identitas, selain sinensetin dan skutelarein tetrametileter.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat kumis kucing (orthosiphon
aristatus)?
2. Apa saja kandungan kimia dalam tanaman obat kumis kucing?
3. Apa manfaat tanaman kumis kucing bagi kesehatan?
4. Bagaimana pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat samboloto (andrographis
paniculata)?
5. Apa saja kandungan kimia dalam tanaman obat sambiloto?
6. Apa manfaat tanaman obat sambiloto bagi kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untun mengetahui pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat kumis kucing
(orthosiphon aristatus)
2. Untuk mengetahui kandungan kimia dalam tanaman obat kumis kucing
3. Untuk mengetahui manfaat tanaman kumis kucing bagi kesehatan
4. Untuk mengetahui pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat samboloto
(andrographis paniculata)
5. untuk mengetahui kandungan kimia dalam tanaman obat sambiloto
6. untuk mengetahui manfaat tanaman obat sambiloto bagi kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Kumis kucing

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus

b. Deskripsi tanaman obat kumis kucing


Tanaman kumis kucing (Orthosphon stamineus) memiliki ketinggian 0,3-1,5 m dan
memiliki batang 4-sudut. Daunnya sederhana, memiliki lebar 2-4 cm dan panjang 4-7 cm.
Bunganya berwarna putih, biru atau ungu. Ketika bunga terbuka, benang sari dan putik
meluas jauh melampaui kelopak, yang terlihat seperti "kumis kucing". Tanaman kumis
kucing banyak ditemukan di negara tropis seperti Asia dan Australia. Budidaya tanaman
ini dapat dilakukan di dataran dengan ketinggian 500-1200 mdpl dengan curah hujan
lebih dari 3000 mm/tahun. Kondisi tanah yang subur dan gembur dengan pH 5-7,7,
mengandung banyak humus, memiliki aliran air yang baik dan terkena sinar matahari
langsung merupakan habitat yang cocok untuk budidaya tanaman ini.
2.2 Kandungan Kimia Tanaman Kumis kucing
Kumis kucing memiliki beberapa kandungan kimia, diantaranya flavonoid, tannin,
saponin, flavon, polifenol, protein aktif, glikosida, minyak atsiri dan Kalium. Zat berkhasiat
obat yang merupakan kandungan terbesar kumis kucing adalah garam kalium dengan kadar
0,7% - 2,36%.

a. Polifenol

Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki
tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan
dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur.
Polifenol merupakan senyawa alami pada tumbuhan yang menyimpan berjuta manfaat
untuk kesehatan.

b. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang dan merupakan
polifenol yang tersebar luas dalam buah dan sayuran, dan ditemukan secara luas pada
tanaman serta makanan dan memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti virus, anti-
inflamasi, kardioprotektif, anti-diabetes, anti kanker, anti penuaan, antioksidan, dan lain-
lain. Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon
yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Flavonoid adalah kelas senyawa yang disajikan secara luas di alam. Hingga saat ini,
lebih dari 9000 flavonoid telah dilaporkan, dan jumlah kebutuhan flavonoid bervariasi
antara 20 mg dan 500 mg, terutama terdapat dalam suplemen makanan termasuk teh,
anggur merah, apel, bawang dan tomat. Flavonoid ditemukan pada tanaman, yang
berkontribusi memproduksi pigmen berwarna kuning, merah, oranye, biru, dan warna
ungu dari buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk dalam famili polifenol yang larut
dalam air.

c. Saponin

Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, tersusun dari gula yang terhubung
dengan triterpen atau steroid aglikon. Definisi klasik dari saponin didasarkan pada
aktivitas permukaannya; saponin memiliki sifat deterjen, memberikan busa stabil dalam
air, menunjukkan aktivitas hemolitik, memiliki rasa pahit, dan beracun bagi ikan.
Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, sebagian tersusun dari gula yang
terhubung dengan triterpen atau steroid aglikon. Saponin memiliki berat molekul
414,6231 gram/mol dan rumus molekul C27H42O3. Saponin memiliki titik didih yang
cukup tinggi, hingga mencapai 158℃ dan densitas 0,5 g/cm3 pada suhu 20℃.
d. Tannin

Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder golongan polifenol yang
dihasilkan oleh tanaman Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang
mempunyai beberapa khasiat seperti sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan
antioksidan. Tanin secara umum terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolisis. Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan
terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi.

e. Glikosida

Glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada
beberapa tumbuhan. Berbagai tumbuhan mengandung zat farmakologis aktif, seperti
digitalis dari kecubung ungu (digitalis). Glikosida dibentuk oleh eliminasi air antara
hidroksil anomerik dari monosakarida siklik dan gugus hidroksil dari senyawa lain.

f. Minyak atsiri
Minyak atsiri merupakan salah satu jenis bahan organik yang berpotensi besar untuk
dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar minyak karena bersifat mudah menguap,
bobot jenis dan viskositas rendah, tersusun dari senyawa hidrokarbon oksigenat, larut
sempurna di dalam bahan bakar minyak untuk jenis atsiri tertentu, tidak mengandung
logam berat dan terbarui.

g. Kalium

Kalium merupakan salah satu elektrolit yang berperan penting dalam tubuh. Kalium
adalah ion bermuatan positif dan terdapat di dalam sel. Kadar normal kalium dalam
serum/plasma adalah 3.5-5.1 mEq/L. Kalium berfungsi dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa, transmisi saraf dan
relaksasi otot. kandungan Kalium dalam kumis kucing berkisar antara 1,63 – 2,63 %, dan
karena sifat diuretik daun kumis kucing yang menghendaki kandungan K yang cukup
tinggi.

2.3 Manfaat Tanaman Obat Kumis Kucing


Tanaman kumis kucing menjadi salah satu tanaman obat tradisional, dimana bagian
bunga kumis kucing ini memiliki kandungan zat alami, seperti flavonoid, triterpenoid,
fenolat, sinensetin, eupatorin, glikosida, dan saponin yang dapat digunakan sebagai
ntiradang, antioksidan, antibakteri, dan antidiabetes. Daun kumis kucing biasanya digunakan
untuk membuat teh herbal yang bermanfaat sebagai antihipertensi, diuretik, antijamur,
antibakteri, dan antiinflamasi, serta dapat membantu untuk menghilangkan gejala rematik
dan asam urat serta meningkatkan kesehatan saluran reproduksi. Manfaat lainnya dari
tanaman kumis kucing ini yaitu dapat membantu mencegah masalah pernafasan, mengurangi
tekanan darah tinggi, membantu menjaga kesehatan ginjal, mampu mencegah diabetes,
mampu menjaga kesehatan jantung, mengatasi masalah rematik hingga mampu membantu
menurunkan berat badan.
2.4 Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Sambiloto

1. klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Family : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata

2. Deskripsi Tanaman Obat Sambiloto

Sambiloto memiliki ciri morfologi herba tegak, yang tumbuh secara alami di
daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Habitat sambiloto ialah di tempat
terbuka seperti ladang, pinggir jalan, tebing, saluran atau sungai, semak belukar, di
bawah tegakan pohon jati atau bambu. Tumbuhan sambiloto memiliki daya adaptasi pada
lingkungan ekologi setempat. Tumbuhan tersebut terdapat di seluruh Nusantara karena
dapat tumbuh dan berkembang baik pada berbagai topografi dan jenis tanah. suhu udara
25 – 320C serta kelembaban yang dibutuhkan antara 70 – 90 %. Tumbuhan sambiloto
dapat tumbuh pada semua jenis tanah, ialah yang subur, mengandung banyak humus, tata
udara dan pengairan yang baik. Sambiloto tumbuh optimal pada pH tanah 6 – 7 (netral).
Pada tingkat kemasaman tersebut, unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia
dan mudah diserap oleh tanaman. Kedalaman perakaran sambiloto dapat mencapai 25 cm
dari permukaan tanah

Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat serta
memiliki banyak cabang (monopodial). Daun tunggal saling berhadapan, berbentuk
pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan permukaannya halus, berwarna hijau.
Bunganya berwarna putih keunguan, berbentuk jorong (bulat panjang) dengan pangkal
dan ujungnya yang lancip.

2.5 Kandungan Kimia Tanaman Obat Sambiloto

Sambiloto dengan nama latin Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees merupakan


salah satu tanaman yang saat ini penggunaannya sedang berkembang dalam pengobatan
tradisional. Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees mengandung diterpen lakton yang
terdiri dari andrografolid, neoandrografolid, deoksiandrografolid dan isoandrografolid.
Andrografolid merupakan komponen mayor dari Andrographis paniculata yang telah
dilaporkan memiliki beragam efek farmakologi. Daun sambiloto memiliki kandungan
kimia diantaranya deoksi andrografolid, andrografolid, noeandrografolid, 12
didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Senyawa andrographolide adalah salah
satu senyawa yang terkandung dalam tumbuhan sambiloto, tepatnya pada daun.
Andrographolide merupakan senyawa diterpen lakton pada daun sambiloto dengan rumus
kimia C20H30O5 yang dapat larut dalam pelarut metanol, etanol, pyridine dan asam
asetat.

Struktur Senyawa Andrographolide


2.6 Manfaat Tanaman Obat Sambiloto

Tanaman sambiloto memiliki banyak khasiat yang digunakan untuk mencegah


terbentuknya peradangan, memperlancar buang air kecil (diuretik), menurunkan panas tubuh
(antipiretik), menyembuhkan sakit perut, diabetes, dan terkena racun. Kandungan senyawa
kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi
menunjukkan bahwa 10% air rebusan daun sambiloto dengan dosis 0,3 ml/kg berat badan
dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi
glibenklamid. Selain itu, daun sambiloto juga dipercaya dapat digunakan sebagai obat tifus
dengan cara mengambil 10-15 lembar daun sambiloto yang direbus hingga mendidih dan
diminum air rebusannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kumis kucing berbentuk semak, batangnya basah, tingginya bisa mencapai 1,5 meter.
Bisa tumbuh ditempat yang kering maupun basah pada ketinggian 700 meter di atas
permukaan laut, tanaman ini memiliki daun berbentuk telur taji, tepi daunnya bergerigi kasar.
Bunganya mengeluarkan benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Tanaman kumis
kucing dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yaitu infeksi ginjal akut dan
kronis, rematik, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi kandung
kemih.
Manfaat dan khasiat sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang,
memperlancar air seni (diuretika), kencing manis, terkena racun, menurunkan tekanan darah
dan sebagai obat penyakit tifus.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah seerhana ini, penulis mengharapkan agar para pembaca dapat
memahami materi ini dengan mudah. Saran dari penulis agar para pembaca dapat menguasai
materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan mencari
literature lain yang berhubungan agar semakin menguasai materi.
DAFTAR PUSTAKA

Bustanul Arifin., Sanusi Ibrahim., 2018. Structure, Bioactivity and Antioxidan of Flavonoid,
Jurnal Zarah, Vol. 6 (1). Halaman 21-29. e-ISSN: 2549-2217.

Herry Santosa., Widya Sari., Noer Abyor Handayani., 2018. Ekstraksi Saponin Dari Daun Waru
Berbantu Ultrasonik Suatu Usaha Untuk Mendapatkan Senyawa Penghambat
Berkembangnya Sel Kanker, Inovasi Teknik Kimia, Vol. 3 (2), Hal. 12-16. ISSN
2527-6140, e-ISSN 2541-5890.

Hidalgo Maria., Concepción Sánchez-Moreno., Sonia de Pascual-Teresa., 2010. Flavonoid–


Flavonoid Interaction And Its Effect On Their Antioxidant Activity, Elsevier. Vol.
121 (3), Hal: 691-696.

Kandowangko, Y. N., 2011. Kajian Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat Kabupaten
Bonebolango Provinsi Gorontalo. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

Ningrum Prasetya Janugraheni., Fitria Susilowati., Lija Oktya Artanti., 2019. PENGARUH JENIS
PELARUT PADA EKSTRAKSI DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus
Benth) TERHADAP KADAR KALIUM, Pharmasipha, Vol. 3 (1).

Oetami Dwi Hajoeningtijas., dan Gayuh Prasetyo Budi., 2019. Pengaruh Jenis Bahan Pembenah
Tanah Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon
Arisatus (Bi.) Miq.) Dengan Budidaya Organik, AGRITECH, Vol. 10 (1): 18-29.

Regina S. Tulungnen., Ivonny. M. Sapulete., Damajanty. H. C. Pangemanan., 2016. Hubungan


Kadar Kalium Dengan Tekanan Darah pada Remaja Di Kecamatan Bolangitang
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Jurnal Kedokteran Klinik (JKK),
Volume 1 No 2.

Susanti, N. M. P., Warditiani, N. K., Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K., Rismayanti, A. A.


M. I., Wirasuta, I M.A.G., 2017. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan
Refluks Terhadap Rendemen Andrografolid Dari Herba Sambiloto (Andrographis
paniculata (Burm.f.) Nees), Jurnal Bioteknologi. Vol 3 (1): 20-31.
Yuliastuti1, I. A. Y., Ni Putu, E. A., dan I Kadek, W. A. 2023. Pendampingan Dalam Pengenalan
Dan Penanaman Tanaman Biofarmaka Untuk Kesehatan Pada Siswa Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat. Vol. 2(1)

Anda mungkin juga menyukai