Makalah Tanaman Obat
Makalah Tanaman Obat
OLEH :
Yuqqabad O1A120055
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah semata karena Dialah yang memberikan kekuatan dan
kesempatan bagi kita semua sehingga kita dapat merasakan udara sejuk pada pagi hari dan
merasakan kegelapan malam, subhanalllah Maha Suci Allah tuhan semesta alam. Sholawat
berangkaikan salam, semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi akhir zaman
pembawa salam dan islam Nabi besar Muhammad SAW, beliau bagaikan embun penyejuk pada
setiap insan karena beliau telah membawa kita dari jurang kebathilan sehingga kita dapat
merasakan nikmat iman, islam dan ihsan. Alhamdulillah, berkat izin Allah SWT.
Penulisan makalah yang di berikan oleh dosen kami, walaupun dalam penyelesaiannya
kami rasakan banyak sekali rintangan yang menghalangi, tapi pada akhirnya, kami bisa juga
menyelesaikannya, kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kesalahan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………....i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….....1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….....…3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untun mengetahui pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat kumis kucing
(orthosiphon aristatus)
2. Untuk mengetahui kandungan kimia dalam tanaman obat kumis kucing
3. Untuk mengetahui manfaat tanaman kumis kucing bagi kesehatan
4. Untuk mengetahui pendeskripsian dan klasifikasi tanaman obat samboloto
(andrographis paniculata)
5. untuk mengetahui kandungan kimia dalam tanaman obat sambiloto
6. untuk mengetahui manfaat tanaman obat sambiloto bagi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
a. Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki
tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan
dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur.
Polifenol merupakan senyawa alami pada tumbuhan yang menyimpan berjuta manfaat
untuk kesehatan.
b. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang dan merupakan
polifenol yang tersebar luas dalam buah dan sayuran, dan ditemukan secara luas pada
tanaman serta makanan dan memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti virus, anti-
inflamasi, kardioprotektif, anti-diabetes, anti kanker, anti penuaan, antioksidan, dan lain-
lain. Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon
yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Flavonoid adalah kelas senyawa yang disajikan secara luas di alam. Hingga saat ini,
lebih dari 9000 flavonoid telah dilaporkan, dan jumlah kebutuhan flavonoid bervariasi
antara 20 mg dan 500 mg, terutama terdapat dalam suplemen makanan termasuk teh,
anggur merah, apel, bawang dan tomat. Flavonoid ditemukan pada tanaman, yang
berkontribusi memproduksi pigmen berwarna kuning, merah, oranye, biru, dan warna
ungu dari buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk dalam famili polifenol yang larut
dalam air.
c. Saponin
Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, tersusun dari gula yang terhubung
dengan triterpen atau steroid aglikon. Definisi klasik dari saponin didasarkan pada
aktivitas permukaannya; saponin memiliki sifat deterjen, memberikan busa stabil dalam
air, menunjukkan aktivitas hemolitik, memiliki rasa pahit, dan beracun bagi ikan.
Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, sebagian tersusun dari gula yang
terhubung dengan triterpen atau steroid aglikon. Saponin memiliki berat molekul
414,6231 gram/mol dan rumus molekul C27H42O3. Saponin memiliki titik didih yang
cukup tinggi, hingga mencapai 158℃ dan densitas 0,5 g/cm3 pada suhu 20℃.
d. Tannin
Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder golongan polifenol yang
dihasilkan oleh tanaman Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang
mempunyai beberapa khasiat seperti sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan
antioksidan. Tanin secara umum terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolisis. Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan
terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi.
e. Glikosida
Glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada
beberapa tumbuhan. Berbagai tumbuhan mengandung zat farmakologis aktif, seperti
digitalis dari kecubung ungu (digitalis). Glikosida dibentuk oleh eliminasi air antara
hidroksil anomerik dari monosakarida siklik dan gugus hidroksil dari senyawa lain.
f. Minyak atsiri
Minyak atsiri merupakan salah satu jenis bahan organik yang berpotensi besar untuk
dimanfaatkan sebagai bioaditif bahan bakar minyak karena bersifat mudah menguap,
bobot jenis dan viskositas rendah, tersusun dari senyawa hidrokarbon oksigenat, larut
sempurna di dalam bahan bakar minyak untuk jenis atsiri tertentu, tidak mengandung
logam berat dan terbarui.
g. Kalium
Kalium merupakan salah satu elektrolit yang berperan penting dalam tubuh. Kalium
adalah ion bermuatan positif dan terdapat di dalam sel. Kadar normal kalium dalam
serum/plasma adalah 3.5-5.1 mEq/L. Kalium berfungsi dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa, transmisi saraf dan
relaksasi otot. kandungan Kalium dalam kumis kucing berkisar antara 1,63 – 2,63 %, dan
karena sifat diuretik daun kumis kucing yang menghendaki kandungan K yang cukup
tinggi.
1. klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Family : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Sambiloto memiliki ciri morfologi herba tegak, yang tumbuh secara alami di
daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Habitat sambiloto ialah di tempat
terbuka seperti ladang, pinggir jalan, tebing, saluran atau sungai, semak belukar, di
bawah tegakan pohon jati atau bambu. Tumbuhan sambiloto memiliki daya adaptasi pada
lingkungan ekologi setempat. Tumbuhan tersebut terdapat di seluruh Nusantara karena
dapat tumbuh dan berkembang baik pada berbagai topografi dan jenis tanah. suhu udara
25 – 320C serta kelembaban yang dibutuhkan antara 70 – 90 %. Tumbuhan sambiloto
dapat tumbuh pada semua jenis tanah, ialah yang subur, mengandung banyak humus, tata
udara dan pengairan yang baik. Sambiloto tumbuh optimal pada pH tanah 6 – 7 (netral).
Pada tingkat kemasaman tersebut, unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia
dan mudah diserap oleh tanaman. Kedalaman perakaran sambiloto dapat mencapai 25 cm
dari permukaan tanah
Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat serta
memiliki banyak cabang (monopodial). Daun tunggal saling berhadapan, berbentuk
pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan permukaannya halus, berwarna hijau.
Bunganya berwarna putih keunguan, berbentuk jorong (bulat panjang) dengan pangkal
dan ujungnya yang lancip.
Bustanul Arifin., Sanusi Ibrahim., 2018. Structure, Bioactivity and Antioxidan of Flavonoid,
Jurnal Zarah, Vol. 6 (1). Halaman 21-29. e-ISSN: 2549-2217.
Herry Santosa., Widya Sari., Noer Abyor Handayani., 2018. Ekstraksi Saponin Dari Daun Waru
Berbantu Ultrasonik Suatu Usaha Untuk Mendapatkan Senyawa Penghambat
Berkembangnya Sel Kanker, Inovasi Teknik Kimia, Vol. 3 (2), Hal. 12-16. ISSN
2527-6140, e-ISSN 2541-5890.
Kandowangko, Y. N., 2011. Kajian Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat Kabupaten
Bonebolango Provinsi Gorontalo. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
Ningrum Prasetya Janugraheni., Fitria Susilowati., Lija Oktya Artanti., 2019. PENGARUH JENIS
PELARUT PADA EKSTRAKSI DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus
Benth) TERHADAP KADAR KALIUM, Pharmasipha, Vol. 3 (1).
Oetami Dwi Hajoeningtijas., dan Gayuh Prasetyo Budi., 2019. Pengaruh Jenis Bahan Pembenah
Tanah Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon
Arisatus (Bi.) Miq.) Dengan Budidaya Organik, AGRITECH, Vol. 10 (1): 18-29.