Anda di halaman 1dari 6

JIMKesmas

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat


Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

ANALISIS SWOT PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PRAKTIK MANDIRI BIDAN DI
MASA PANDEMI COVID-19

Annisa Ulfah1, Ede Surya Darmawan2


1
Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia
2
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
annisa.ulfah91@ui.ac.id1 edesurya@ui.ac.id

Abstrak
Situasi pandemi COVID-19 mengharuskan para tenaga kesehatan beradaptasi untuk tetap melayani pasien
dengan optimal, termasuk para bidan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak dari tempat Praktik
Mandiri Bidan (PMB). Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan pelayanan KIA di masa pandemi COVID-19
serta menyajikan analisis yang berkaitan pelayanan KIA di PMB. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Data diambil dengan melakukan wawancara mendalam kepada pemilik Praktik Mandiri Bidan N di Kota Bekasi.
Data dianalisis dan sajikan dengan pendekatan analisis SWOT.Hasil penelitian menunjukkan strategi SO
menerapkan pelayanan KIA dengan memperhatikan physical distancing melalui panduan pemerintah dan
Satgas COVID-19 serta memanfaatkan layanan digital untuk konsultasi pasien. Strategi WO yaitu dengan
memaksimalkan kegiatan pendaftaran online, menerapkan SOP pelayanan dan pencegahan infeksi sesuai
arahan protokol kesehatan. Sedangkan strategi ST yaitu dengan melakukan skrining yang tepat serta efisiensi
penggunaan APD. Strategi WT yaitu dengan melakukan pencegahan infeksi baik dari bidan maupun pasien,
serta mengedukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan penularan COVID-19. Analisis SWOT dapat
digunakan untuk membentuk strategi dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Praktik Mandiri Bidan,
khususnya pada Bidan N pada masa pandemi COVID-19 serta menganjurkan bidan maupun pasien untuk tetap
melaksanakan pelayanan sesuai dengan arahan protokol kesehatan.

Kata Kunci: COVID-19, kebidanan, kesehatan ibu dan anak

Abstract
The COVID-19 pandemic situation requires the health workers adapt to serve patients optimally, including
midwives who provide maternal and child health (MCH) services from the Private Practice Midwife (PPM). This
research was conducted to describe MCH services during the COVID-19 pandemic and provide analysis related
to MCH services in PPM. This research is a qualitative research. Data were collected by conducting in-depth
interviews with the owner of the Private Practice Midwife N in Bekasi City. Data were analyzed and presented
with a SWOT analysis approach. The results showed the SO strategy of implementing MCH services by paying
attention to physical distancing through government guidance and the COVID-19 Task Force and utilizing digital
services for patient consultation. WO's strategy is to maximize online registration activities, implement service
SOPs and prevent infection in accordance with the direction of health protocols. Meanwhile, the ST strategy is
to perform proper screening and efficient use of PPE. WT's strategy is to prevent infection from both midwives
and patients, as well as educating patients and families about the prevention and transmission of COVID-19.
SWOT analysis can be used in making strategies in maternal and child health services at the Private Practice
Midwife, especially for Midwife N during the COVID-19 pandemic and to encourage midwives and patients to
carry out services in accordance with health protocol directions.

Keywords: COVID-19, midwifery, mother and child health

103
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

LATAR BELAKANG COVID-19, dll. Selain itu, berdasarkan laporan IBI,


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah ditemukan kasus positif pada bidan yang membuka
penyakit menular yang disebabkan oleh Severe PMB sehingga harus menutup tempat praktiknya
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- dan meniadakan sementara pelayanan KIA yang
CoV-2). Pada 11 Maret 2020 COVID-19 ditetapkan biasa diberikan(5).
sebagai pandemi dikarenakan angka penularan dan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
kematian yang mengalami kenaikan di seluruh (PSBB) termasuk di Kota Bekasi diberlakukan
dunia1 . Tidak terkecuali di Indonesia, jumlah kasus sebagai pencegahan penularan COVID-19
positif maupun kematian masih menunjukkan menyebabkan dampak terhadap kelangsungan
peningkatan sampai dengan Januari 2021. pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk
Setelah ditetapkan sebagai bencana nasional pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Pada Masa
pada 13 April 2020, seluruh sektor termasuk COVID-19 terjadi Penurunan Jumlah Pelayanan KB
kesehatan dituntut untuk mampu beradaptasi IUD dan Implan di PMB5. Dampak pandemi COVID-
sehingga masyarakat diharapkan dapat menjalani 19 menyebabkan upaya penurunan AKI dan AKB
kegiatan melalui protokol kesehatan. Masyarakat menjadi terhambat. Hambatan tersebut di
yang membutuhkan pelayanan kesehatan antaranya yaitu berkurangnya ketersediaan layanan
dihadapkan oleh rasa kekhawatiran akan terpapar dan KIA&KB, kurangnya pelayanan yang tepat sesuai
virus COVID-19. kebutuhan dan komprehensif, serta meningkatnya
Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 risiko infeksi pada tenaga kesehatan6.
tentang Penetapan Bencana nonalam, sehingga Pandemi COVID-19 ini menyebabkan tenaga
memerlukan mekanisme penanganan salah satunya kesehatan maupun pasien beradaptasi dengan
dengan diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial perubahan yang ada. Menurut Marsh (dalam
Berskala Besar (PSBB) dan melakukan adaptasi Adiputra, 2020), masalah tersebut menyebabkan
kebiasaan baru untuk pencegahan penularan tenaga kesehatan juga harus mempersiapkan
COVID-19. Kondisi ini menyebabkan dampak yang bagaimana ketakutan masyarakat akan COVID-19
besar hampir di semua aspek, termasuk dalam hal yang menyebabkan keengganan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat2 mendapatkan pertolongan kesehatan7. Petugas
Layanan KIA-KB merupakan salah satu layanan berisiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dalam
esensial. Upaya yang dapat dilakukan bidan melalui upayanya melindungi masyarakat. Petugas dapat
fungsinya sebagai pelaksana dan pengelola diberi terpapar bahaya dan tekanan psikologis, kelelahan,
kewenangan untuk memberikan pelayanan melalui keletihan mental atau stigma8.
Praktik Mandiri Bidan (PMB). Menurut Riskesdas World Health Organization (WHO) menyatakan
(2018) sebagian besar pemeriksaan kehamilan dalam rangka meminimalkan dampak wabah
dilakukan oleh bidan (85%), sedangkan persentase COVID-19 setiap negara harus harus
pelayanan persalinan yang ditolong bidan adalah memprioritaskan layanan kesehatan seksual,
62,7%, dan sebanyak 29%nya bersalin di PMB3 . reproduksi, maternal, neonatal, anak, dan remaja
Pelayanan KB pada data Profil Kesehatan 2019 yang lebih rentan selama masa kedaruratan dan
menunjukkan sebanyak 35,5% tempat pelayanan KB hak-hak mereka wajib dipenuhi9. Untuk itu,
yang dilayani oleh jejaring (Pustu/Pusling/Bidan pemerintah melalui kementrian kesehatan
Desa, Poskesdes/Polindes dan Praktik Bidan) dengan mengharapkan pelayanan KIA tetap berjalan dengan
mayoritas pelayanan berada pada PMB yaitu memenuhi protokol kesehatan dengan menerbitkan
sebesar 60,7%4. beberapa perdoman untuk pelayanan kesehatan
Tingginya angka tersebut menunjukkan esensial.
besarnya peranan bidan melalui PMB dalam Dengan kebutuhan masyarakat yang masih
memberikan pelayanan KIA kepada masyarakat. tinggi pada pelayanan KIA pada PMB, khususnya di
Namun berdasarkan laporan Ikatan Bidan Indonesia Kota Bekasi sebagai daerah yang padat penduduk
(IBI), beberapa anggota IBI yang tercatat tentunya membuat bidan harus mampu melakukan
memberikan pelayanan melalui PMB di Indonesia strategi yang tepat agar pelayanan KIA kepada
yaitu sebebsar 36.996, sebanyak 974 bidan masyarakat dapat berjalan dengan baik dengan
terpaksa menutup sementara PMB dari 9.296 mempertimbangkan protokol kesehatan untuk
laporan yg masuk (7 Juni 2020) sejak adanya COVID- pencegahan penularan COVID-19 baik dari bidan
19. Keputusan ini diambil oleh bidan dikarenakan maupun pasien di Praktik Mandiri Bidan.
Alat Pelindung Diri (APD) tidak memadai, bidan
harus melakukan isolasi mandiri, dalam perawatan

104
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam hal ini pengkajian tentang upaya-upaya apa saja
dengan pendekatan deskriptif studi kasus. Penelitian yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam pengelolaan
kualitatif adalah satu metode penelitian yang bertujuan dan pengembangan strategi(12). Aspek internal yaitu
untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan berupa sumber daya, sarana dan prasarana, metode,
melalui proses berfikir induktif 10. Penelitian dilakukan di pengembangan tim petugas, dan Standar Operasional
Praktik Mandiri Bidan N yang berada di Kota Bekasi. Prosedur (SOP). Sedangkan aspek eksternal yaitu berupa
Informan yang diteliti adalah Bidan N yang berprofesi aturan kebijakan pemerintah, pedoman kementrian
sebagai bidan pelaksana. Data diambil melalui kesehatan, peran serta, dan pengetahuan masyarakat.
wawancara mendalam dan observasi langsung
bagaimana keberjalanan pelayanan KIA. Data dianalisis HASIL
dan sajikan dengan pendekatan analisis SWOT Praktik Mandiri Bidan N adalah salah satu
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis yang fasilitas kesehatan yang telah memberikan
dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi faktor internal pelayanan KIA dan KB di Kota Bekasi selama sekitar
(strength, weakness) dan faktor ektsternal (opportunity, 28 tahun. Bidan N merupakan pemilik sekaligus
threat), serta matriks SWOT. Analisis SWOT adalah salah pelaksana pelayanan kebidanan dan KIA, serta
satu instrumen analisis yang dapat digunakan dengan menjadi bagian dari anggota IBI. Setelah melakukan
tepat melalui kekuatan, kelemahan, peluang, dan wawancara mendalam dan observasi pelayanan
ancaman(11). Analisis SWOT digunakan untuk pada Praktik Mandiri Bidan N, maka didapatkan
memperoleh pandangan dasar mengenai strategi yang hasil pada variabel kekuatan, kelemahan, peluang,
diperlukan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, dan ancaman yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Matriks SWOT


Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)

-Lokasi strategis, berada pada kelurahan di -Waktu tunggu pasien


zona hijau -Penggunaan APD belum sesuai level
-Memiliki kerjasama dengan praktik mandiri -Skrining penapisan rendah
dokter umum dan dokter spesialis kebidanan
-Memiliki bangunan pribadi yang cukup luas
untuk menerapkan physical distancing
Eksternal -SDM yang ramah dan berpengalaman
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

-Dukungan IBI -Melakukan komunikasi interpersonal pasien -Menerapkan pendaftaran&konsultasi


-Arahan Satgas tentang pelayanan KIA sesuai arahan Satgas online
COVID-19 COVID-19 -Menerapkan&menginformasikan
-Pendaftaran digital -Menerapkan physical distancing kepada arahan protokol kesehatan
-Pelayanan kesehatan pasien yang berkunjung -Membuat SOP dan menganamnesis
melalui kunjungan -Menggunakan konsultasi digital kepada lengkap pada pasien sesuai arahan
rumah (home visit dokter apabila ditemukan penyulit maupun -Memperbaharui informasi dari group
care) risiko tinggi IBI
-(Halobid/ -Melakukan kunjungan rumah apabila -Pelakukan pencegahan infeksi sesuai
Telemidwifery) diperlukan anjuran pemerintah
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

-Ketersediaan APD -Menerapkan skrining yang tepat dan -Melakukan pencegahan infeksi baik
sedikit dan mahal merujuk pasien apabila dicurigai pasien secara efisien dari bidan maupun
-Budaya masyarakat terpapar COVID-19 pasien
-Biaya rapid test -Efisien dan bijak menggunakan APD -Mengedukasi pasien maupun keluarga
masih berbayar -Menganjurkan rapid test kepada pasien mengenai pencegahan penularan
apabila dicurigai terpapar COVID-19 untuk COVID-19
saling menjaga dari tertularnya virus
Sumber: Data Primer, 2020

105
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

Analisis SWOT 4. Ancaman (Threat)


1. Kekuatan (Strength) Di pasar alat kesehatan Kota Bekasi, jumlah
Praktik Mandiri Bidan N berada pada lokasi APD dan desinfekan (hand sanitizer, sarung tangan
strategis dan berada pada kelurahan di zona hijau. latex, alkohol) menjadi terbatas dan mengalami
Pengalamannya selama 28 tahun menjadi bidan kenaikan harga yang cukup signifikan. Hal ini
dikenal SDM yang berpengalaman, kompeten, dan menyebabkan Praktik Mandiri Bidan N harus
ramah. Selain itu, dalam melakukan pelayanannya mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi
juga didukung oleh kegiatanan kolaborasi dengan kebutuhan pencegahan infeksi. Pada proses
dokter umum maupun dokter spesialis kandungan persalinan yang memerlukan waktu lama
serta rujukan apabila ditemukan kasus yang tidak berinteraksi, PMB tidak dilengkapi dengan fasilitas
dapat ditangani sesuai kewenangan bidan. Selain itu rapid test, selain itu juga memerlukan biaya pribadi
pelayanan didukung dengan sarana dan prasarana dari pasien. Keluarga pasien ibu bersalin juga sering
yang memungkinkan pasien untuk menerapkan menunggu, bahkan berkumpul di PMB untuk
protokol kesehatan berupa physical distancing. menunggu persalinan maupun menjenguk pasien
2. Kelemahan (Weakness) sehingga sering mengabaikan protokol kesehatan
Kelemahan yang ditemukan adalah tidak karena budaya masyarakat setempat.
adanya standar waktu tunggu yang jelas pada
pelayanan bagi pasien, sehingga ada kemungkinan Analisis Strategi SWOT
pasien menunggu lama dan berkontak dengan 1. Strategi SO (Strenght – Opportunity)
pasein lainnya untuk pelayanan yang dibutuhkan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
Keterbatasan lainnya juga pemakaian APD belum melakukan komunikasi interpersonal pasien tentang
dilakukan sesuai level sebagaimana anjuran pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai arahan
pemerintah, yaitu baru sebatas pemakaian masker satgas COVID-19. Dengan sarana dan prasarana
dan face shield. Di samping itu, penapisan pasien yang mendukung juga dapat mudah menerapkan
terhadap COVID-19 rendah, seperti tidak dilakukan physical distancing kepada pasien yang berkunjung.
pengukuran suhu ketika masuk apabila pasien tidak Strategi lain juga dapat dilakukan dengan
mengeluh demam. menguatkan konsultasi digital/ online melalui
3. Peluang (Opportunity) WhatsApp kepada dokter apabila ditemukan
Meskipun pandemi COVID-19 berdampak pada penyulit maupun risiko tinggi. Layanan home visit
sektor kesehatan di Kota Bekasi, namun dengan care juga dapat diterapkan dalam pelayanan KIA ini,
adanya arahan dari Satgas COVID-19 dan agar cakupan tetap terlaksana, serta dapat
pemerintah berupa panduan dapat menjadi peluang membantu mengurangi pasien risiko tinggi terpapar
untuk tetap melaksanakan pelayanan kebidanan di COVID-19 saat mengakses pelayanan di PMB.
masa pandemi. Arahan tersebut diantaranya dengan 2. Strategi WO (Weakness – Opportunity)
mengeluarkan buku panduan pelayanan, serta Adanya mekanisme pendaftaran melalui online
rekomendasi pelayanan sesuai dengan protokol dapat mengatasi masalah kelemahan waktu tunggu
kesehatan. Organisasi profesi IBI juga berperan pasien yang cukup lama. Bidan juga dapat
memberi dukungan dan motivasi moral dan menginformasikan dan menerapkan arahan
material dengan membantu memberikan 1 (satu) protokol kesehatan kepada pasien sesuai panduan
buah face shield, masker kain, dan hazmat. yang ada. Sedangkan dalam hal menghadapi pasien
Kecanggihan teknologi dapat dimanfaatkan positif berisiko yang menolak isolasi mandiri
dengan melakukan pendaftaran melalui WhatsApp maupun terpusat, informasi tersebut dapat dengan
sehingga dapat mengetahui jadwal yang disepakati cepat tersebar diantara bidan dengan terus
bidan dan pasien untuk melakukan pelayanan. memperbaharui informasi pada grup IBI maupun
Pelayanan kesehatan juga dapat dilakukan melalui grup bidan di wilayah kerja Puskemas Kecamatan,
kunjungan rumah (homecare) apabila dirasa tidak sehingga bidan dapat meningkatkan kewaspadaan
memungkinkan bagi pasien. Disamping itu, adanya apabila ditemukan pasien baru yang dicurigai
layanan telemedicine maupun halobid yang dirilis terpapar COVID-19.
oleh IBI Jawa Barat dapat mempermudah pasien Dalam pelaksanannya juga sebaiknya
menjangkau informasi, sedangkan untuk dilengkapi dengan SOP dan menganamnesis lengkap
mempermudah pasien menanyakan keluhan, Bidan pada pasien, khususnya pada pasien yang dicurigai
N memberikan kesempatan kepada pasien untuk terpapar virus COVID-19. Hal ini juga dilakukan bagi
berkonsultasai melalui WhatsApp. bidan untuk dapat melakukan pencegahan infeksi

106
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

dan menggunakan alat medis sesuai anjuran terkait untuk memfasilitasi pemindahan konsultasi
pemerintah dalam rangka menekan risiko klinis ke platform digital 9. Penelitian yang dilakukan
keterpaparan COVID-19. pada tahun 2018, menunjukan ada pengaruh untuk
3. Strategi ST (Strenght – Threat) dapat meningkatkan cara hidup sehat melalui
Strategi dapat dilakukan dengan menerapkan informasi konsultasi kesehatan berbasis website16.
skrining yang tepat dan merujuk pasien apabila Konsep kebidanan modern yaitu terhubung secara
dicurigai pasien terpapar COVID-19. Bagi pasien web elektronik oleh akses ke internet17. Telenursing
yang dicurigai COVID-19, dengan memberikan KIE menawarkan akses cepat ke perawatan dan
yang baik kepada pasien, bidan dapat menganjurkan dukungan, menghemat waktu dan biaya, dan
pasien untuk melakukan rapid test terlebih dahulu meningkatkan rasa aman serta kesejahteraan
untuk saling menjaga dari tertularnya virus. klien18.
Keterbatasan APD selayaknya disikapi dengan Dalam implementasinya, maklumat IDI
menggunakan APD secara efisien dan bijak, serta (Ikatan Dokter Indonesia) menganjurkan masyarakat
menggunakan teknologi tepat guna, sebagai contoh untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
bidan dapat menyediakan tempat cuci tangan dan yg berbasis telekonsultasi dan home visit care 19.
sabun di berbagai tempat sebagai alternatif Sedangkan pengurus IBI Jawa Barat mengeluarkan
penggunaan hand sanitizer. inovasi layanan halobid, yaitu sebuah layanan
4. Strategi WT (Weakness – Threat) konsultasi online antara bidan dengan pasien,
Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan sehingga pasien berkomunikasi dengan bidan tanpa
melakukan pencegahan infeksi baik dari bidan tatap muka langsung 20.
maupun pasien serta mengedukasi pasien maupun 3. Faktor Budaya Pembatasan Jumlah Pengantar
keluarga mengenai pencegahan penularan COVID- Masyarakat Indonesia dikenal dengan rasa
19. kekeluargaannya yang tinggi, hal ini muncul karena
sifat gotong royong yang ada di masyarakat. Hal ini
DISKUSI tidak diimbangi dengan fasilitas dan peraturan yang
1. Edukasi dan Komunikasi Interpersonal kepada ada. Jumlah penjenguk melebihi kapasitas kamar
Pasien inap21. Berdasarkan laporan yang ditemukan di
Pandemi COVID-19 merupakan hal yang baru Ponorogo, ditemukan kasus positif saat
bagi masyarakat. Untuk itu diperlukan sosialisasi mengunjungi pasien nifas dan bayi baru lahir. Untuk
kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga itu, maklumat yang diambil IDI yaitu dengan
kesehatan, salah satunya dengan melakukan pembatasan pendamping pasien serta pengunjung
pelayanan KIA dengan memperhatikan protokol rawat inap yaitu 1 (satu) orang 19. Sehingga dengan
kesehatan. Komunikasi dan pelibatan masyarakat adanya pembatasan jumlah pengantar pasien, dapat
yang tepat penting untuk mempertahankan rasa menerapkan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak
percaya pada otoritas kesehatan masyarakat dan dan mencegah kerumunan.
memastikan perilaku yang tepat dalam mencari 4. Skrining dan Rapid Test
pelayanan kesehatan 8. Ujung tombak peningkatan Selayaknya setiap pasien ditanya bagaimana
PHBS dilakukan melalui serangkaian kegiatan riwayat penyakit dan riwayat perjalanannya. Namun
promosi kesehatan puskesmas. Kegiatan tersebut yang menjadi permasalahan adalah terbatasnya
diawali dari pelaksanaan komunikasi interpersonal bidan dalam menggunakan rapid test, padahal pada
dan konseling 13. Hal ini tentunya dapat diterapkan kejadian pasien bersalin, tenaga kesehatan maupun
bukan hanya di Puskesmas, melainkan di seluruh pasien berkontak dalam waktu yang cukup lama dan
pelayanan kesehatan termasuk pada PMB. sangat memungkinkan terjadinya penularan saat
2. Pendaftaran dan Konsultasi Online pelayanan berlangsung. Hal ini juga telah dibahas
Proses antrian pendaftaran menjadi efektif dalam IBI bahwa alat screening rapid test kepada
tentunya akan memberikan kemudahan bagi pasien PMB terbatas karena tergantung kebijakan masing-
untuk mendaftar dan mengatur antrian(14). Sesuai masing daerah 5
dengan penelitian N.Sa’idah (2017) menggunakan
pendaftaran online mampu meningkatkan
penghematan waktu tunggu(15). Hal ini sesuai
dengan arahan untuk mencegah kerumunan dari SIMPULAN
penumpukkan pasien. Praktik Mandiri Bidan merupakan salah satu tempat
Arahan WHO lainnya adalah dengan esensial yang memberikan pelayanan KIA. Adanya
menggunakan teknologi yang ada dan peraturan pandemi COVID-19 mengharuskan bidan mapun

107
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 6/No.1 / 2021; ISSN:2502-731X

pasien beradaptasi dengan kebiasaan baru. Arahan pada Pelayanan Pasien Kanker di Rumah Sakit
protokol kesehatan sudah seharusnya ditaati dan Tersier di Indonesia: Serial Kasus. JBN (Jurnal
diimplementasikan, termasuk pada pelayanan Bedah Nasional). 2020;4(1):29.
kesehatan di PMB. Penetapan strategi dengan 8. World Health Organization. Materi Komunikasi
analisis SWOT dapat memudahkan bidan khususnya Risiko COVID-19 untuk Fasilitas Pelayanan
pada PMB Bidan N untuk dapat memberikan Kesehatan. World Health Organization. 2020.
pelayanan denga aman, yaitu dengan cara 1–11 p.
mengedukasi pasien, melakukan perjanjian 9. WHO. Mempertahankan layanan kesehatan
pendaftaran dan konsultasi online, pembatasan esensial : panduan operasional untuk konteks
jumlah pengantar pasien, melakukan skrining COVID-19. Pandu Interim. 2020;
dengan tepat, dan menerapkan 3M (Memakai 10. Martha E. Metodologi Penelitian Kualitatif
masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada; 2016. 02 p.
SARAN 11. Siagian. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi
1. Diharapkan pelayanan KIA dapat tetap berjalan Aksara; 2011. 172 p.
dengan baik sesuai protokol kesehatan serta 12. Salim MA, Siswanto AB. Analisis SWOT dengan
memahami untuk saling mencegah penularan metode kuesioner. 2019. 4 p.
COVID-19 antara petugas kesehatan dan juga 13. Sari IIK, Sulistyowati M. Analisis Promosi
pengunjung Kesehatan Di Puskesmas Kalijudan Terhadap
2. Adanya monitoring dari Dinas Kesehatan Phbs Rumah Tangga Ibu Hamil. J PROMKES.
mengenai pelayanan KIA di PMB. 2017;3(2):159.
14. Nabyla F, Sigitta RC. Desain Aplikasi Sistem
DAFTAR PUSTAKA Pendaftaran Online Menggunakan
1. Kementrian Kesehatan. Pedoman Pencegahan Smartphone Untuk Meningkatkan Mutu
dan Pengendalian Corona Virus deases (Covid- Pelayanan Pada Rumah Sakit. JOINS (Journal
19) [Internet]. Vol. 5, Kementrian Kesehatan. Inf Syst. 2019;4(2):168–77.
2020. 178 p. Available from: 15. Sa’idah N. ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM
https://covid19.go.id/storage/app/media/Prot PENDAFTARAN ONLINE (E-HEALTH)
okol/REV-05_Pedoman_P2_COVID- BERDASARKAN UNIFIED THEORY OF
19_13_Juli_2020.pdf ACCEPPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY
2. Kementrian Kesehatan. Panduan Pelayanan (UTAUT). J Adm Kesehat Indones Vol.
Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan 2017;5:72–81.
Reproduksi. 2020. 5 p. 16. Purwanto H, Dalis S. E-Pelayanan Konsultasi
3. Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar Kesehatan Peduli Remaja Pada Puskesmas
(RISKESDAS) [Internet]. Vol. 44. 2018. Available Bekasi. Simetris J Tek Mesin, Elektro dan Ilmu
from: Komput. 2018;9(1):147–60.
http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.d 17. Kent B, McCormack B editors. Clinical Context
oi.org/10.1088/1751- for Evidence-based Nursing Practice [Internet].
8113/44/8/085201%0Ahttp://stacks.iop.org/1 Vol. 22. 2011. 128 p. Available from:
751- https://books.google.com/books?id=r-
8121/44/i=8/a=085201?key=crossref.abc74c9 I8MVcASEMC&pgis=1
79a75846b3de48a5587bf708f 18. Krendl LM. Telenursing. University of Vienna;
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
Data dan Informasi kesehatan indonesia 2019. 19. IDI. Himbauan/maklumat IDl kepada
Vol. 8, Profil Kesehatan Indonesia. 2020. 1–213 masyarakat, Rumah Sakit dan para dokter
p. dalam upaya percepatan penanganan covid-
5. IBI. Situasi Pelayanan Kebidanan pada Masa 19. 2020.
Pandemi COVID-19. In: Situasi Pelayanan 20. Hermina I. Pertemuan Ilmiah IBI Jawa Barat-
Kebidanan pada Masa Pandemi COVID-19. Halobid. In IBI Jawa Barat; 2020.
2020. p. 1–32.
6. IBI. SITUASI PELAYANAN KEBIDANAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19 WEBINAR. In 2020.
p. 1–26.
7. Adiputra PAT. Dampak Pandemi COVID-19

108

Anda mungkin juga menyukai