Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN JAM

PADA MATERI “TELLING TIME” MATA PELAJARAN BAHASA


INGGRIS KELAS 4 SDIT GUNUNG JATI

Dessy Hermayanthi1
Lu’luin Najwa2
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2)
Dosen Administrasi Pendidikan, FIPP, Universitas Pendidikan Mandalika
E-mail: echi.maianth@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi “Telling Time” di semester I
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi tersbut. Dari 25 siswa kelas IV
SDIT Gunung Jati Tangerang yang mencapai penguasaan materi pembelajaran hanya 11 siswa. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar mencapai ketuntasan dalam
pembelajaran dengan menggunakan media “Jam”. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi “Telling Time” ini, maka dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian
tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 mencapai 72%
dengan nilai rata – rata 75.6 dan pada siklus 2 mencapai 88% dengan nilai rata – rata 87.2 Berdasarkan
analisis ketuntasan belajar pada siklus 2, maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV SDIT Gunung
Jati Tangerang telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Suatu kelas dapat dikatakan tuntas
belajarnya jika terdapat minimal 75% siswa yang telah mencapai nilai diatas KKM yaitu 70. Dengan
demikian untuk memperoleh hasil belajar yang lebih berkualitas maka dianjurkan menggunakan alat
peraga “Jam” dalam pembelajaran “Telling Time” pada mata pelajaran bahasa Inggris. Penggunaan
alat peraga “Jam” mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDIT Gunung Jati Tangerang.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Jam, Telling Time

1
Pendahuluan

Peserta didik kelas IV SD sudah memasuki tahap operasional konkret, tahap ini dimana
anak – anak mulai berpikir logis dan sistematis untuk mencapai penyelesaian masalah. Pada tahap
ini mereka mulai menyukai soal – soal yang telah tersedia solusinya. Dalam menuliskan kalimat,
ada beberapa teknik yang dapat dimanfaatkan yaitu salah satunya menyusun kalimat. Menyusun
kalimat merupakan komponen seperti yang dijelaskan dalam definisi berikut ini “composition as
writing beyond the sentence level” (Slager dalam Djago Tarigan 1990:187). Menyusun atau
membuat kalimat dapat dikerjakan dengan banyak cara salah satunya yaitu dengan memperbaiki
susunan kalimat.. Sebagai siswa sekolah dasar kelas IV SD, mereka harus sudah mampu
menyusun kalimat dalam bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian keterampilan
menyusun kalimat yang menyatakan waktu atau “Telling Time” merupakan kompetensi yang
harus dikuasai siswa kelas IV SD.. Keterampilan tersebut juga merupakan satu keterampilan
penting karena ungkapan yang menyatakan waktu sangat sering diungkapkan dalam
komunikasi sehari-hari dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tulis.
Dalam pembelajaran materi Telling Time, siswa dituntut untuk terlibat dalam proses
pembelajaran dengan lebih aktif berlatih melafalkan kata-kata dan ungkapan-ungkapan
komunikasi yang berhubungan dengan waktu, serta aktif berdialog untuk mempraktikkan
ungkapan-ungkapan tersebut. Dalam menyusun kalimat yang berbentuk uraian siswa dituntut
banyak berlatih menulis sehingga dapat menuliskan kalimat dengan ejaan, tanda baca dan
struktur yang benar. Kurikulum 2013 sendiri menuntut pembelajaran yang membuat siswa
lebih aktif melakukan aktivitas belajar sebab proses pembelajaran bergeser dari berpusat
kepada guru menjadi berpusat kepada siswa (Kemdikbud.b,2013:70). Dengan demikian
tingkat intensitas aktivitas belajar siswa dalam bentuk bertanya dan menjawab dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan.
Dalam pembelajaran, materi menyatakan waktu dalam bahasa Inggris merupakan
materi yang relatif mudah. Namun, keterampilan siswa dalam menentukan waktu dalam
bahasa Inggris tersebut masih sangat kurang. Hasil Tes Menulis siswa juga menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa masih salah dalam menyusun waktu dalam bahasa Inggris.
Ketika siswa diberikan latihan soal untuk menentukan waktu dalam sebuah kalimat, hanya
36% saja yang mendapatkan nilai yang mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil analisis
Ulangan Harian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa kelas IV SDIT Gunung Jati
masih memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil rata-rata nilai Ulangan
Harian materi Telling Time masih jauh di bawah KKM yaitu 65,4 dari KKM yang harus

2
dicapai yaitu 70. Rendahnya penguasaan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris
khususnya materi Telling Time mendorong penulis untuk mencari cara baru guna
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ini, karena materi Telling Time ini materi yang
harus dikuasai siswa agar siswa mampu menyatakakan waktu dalam bahasa Inggris.
Upaya yang dapat dilakukan guru agar proses belajar mengajar menyenangkan adalah
guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang menarik perhatian siswanya.
Kaltsum (2017:21) menyatakan, ”Media adalah komponen dari sumber belajar peserta didik
yang dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar”. Secara umum pengertian alat peraga
adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Alat
peraga adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja
yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip dalam pembelajaran (Sudjana, 2008:90). Selanjutnya menurut Ayomi
(2013:7) “Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan
konsep – konsep yang dipelajari”. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk melakukan perbaikan hasil belajar siswa melalui
penggunaan alat peraga “Jam”. Melalui penggunaan alat peraga “Jam” ini, maka kegiatan
belajar mengajar akan menjadi lebih menyenangkan dan menarik, karena dalam kegiatan
belajar mengajar ini, siswa akan mendapatkan informasi yang nyata melalui objek yang nyata.

Metode

Penelitian yang dilakukan penulis merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti melaksanakan penelitian ini secara
langsung dikelas dari awal sampai selesai. “Penelitian tindakan kelas dilakukan agar proses
pembelajaran menjadi semakin aktif, kreatif, dan inovatif sehingga akan berpengaruh bagi
guru untuk terus menggali model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan
kondisi siswa” (Sehmuliati, 2021:1758). Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2
siklus yang masing – masing memiliki 4 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, susunan tindakan
yang membahas apa, mengapa, kapan, oleh siapa, dan bagaimana proses pelaksanaannya. (2)
Tindakan, berupa isi rancangan tindakan yang direncanakan sebelumnya. (3) Pengamatan,
kumpulan data yang dihasilkan dari pelaksanaan tindakan. (4) Refleksi, hasil analisis dan
evaluasi dari pelaksanaan tindakan sebagai bahan perencanaan pada siklus selanjutnya.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDIT Gunung Jati. Jumlah siswa kelas IV
sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki – laki dan 10 siswa perempuan. Lokasi

3
penelitian ini adalah SDIT Gunung Jati yang beralamat di Jl. Besi Raya Kav. No.1 Perumnas
II, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Jawa Barat. Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini yang pertama adalah sumber data kualitatif yang diperoleh melalui
narasumber yang terdiri dari guru dan siswa kelas IV SDIT Gunung Jati, arsip dan dokumen
hasil belajar siswa, hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan tes hasil belajar.
Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, mengamati dan
mencatat perilaku yang ditunjukkan siswa saat berlangsungnya perbaikan tindakan kelas
melalui penggunaan alat peraga “Jam”. Kemudian melakukan observasi kepada guru yang
dibantu oleh teman sejawat.
Selanjutnya wawancara, informasi yang didapatkan melalui kegiatan wawancara
dengan guru (mengetahui hasil belajar siswa pada materi “Telling Time” dan penggunaan alat
peraga), serta wawancara dengan siswa dalam bentuk tanya jawab mengenai kesulitan –
kesulitan penggunaan alat peraga “Jam”. Selanjutnya dokumentasi berupa foto – foto kegiatan
pembelajaran. Kemudian dokumen seperti buku paket, lembar pengamatan, daftar nilai
harian. Dan yang terakhir lembar tes objektif seperti soal – soal PG dan essai. Rahman (2018)
menyatakan.

Hasil dan Pembahasan


Pada kegiatan pra siklus, tidak ada upaya atau tindakan yang dilakukan. Proses
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga hasil belajar yang didapat
masih rendah, dari 25 siswa, hanya 11 siswa saja yang dinyatakan tuntas dengan presentase
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 44% dan sebanyak 14 siswa lainnya tidak mencapai
ketuntasan dengan presentase sebesar 56%. Berdasarkan perolehan data hasil belajar tersebut
maka penulis perlu melakukan perbaikan. Upaya perbaikan yang pertama adalah dengan
melaksanakan tindakan siklus 1. Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah menyusun
beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan
media alat peraga “Jam” dalam menyampaikan materi mengenai “Telling Time”.
Penggunaan alat peraga “Jam” diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Perangkat pembelajaran dan instrumen
yang dipersiapkan meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal evaluasi, dan
lembar observasi. Observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran dilakukan melalui lembar
observasi dan observasi terhadap ketuntasan belajar siswa dinilai dengan melakukan evaluasi
pada akhir siklus 1. Pada pelaksanaan tindakan, guru (peneliti) menyampaikan materi “Telling
Time” dan pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari satu kali tatap muka (2 jam pelajaran)
4
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.
Langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat, yaitu: 1) Kegiatan diawali dengan
menyiapkan kelas, memberi salam dilanjutkan dengan berdoa sebelum pembelajaran
dilaksanakan, kemudian melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa; 2) Meminta
siswa menyiapkan peralatan tulis dan buku yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran;
3) Apersepsi dan motivasi bertujuan membuka pemikiran siswa tentang kegiatan sehari-hari
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari; 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai; 5) Kegiatan inti diawali dengan guru menerangkan materi yang akan
dipelajari dengan power point dan penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga “Jam”
yang bertujuan agar siswa dapat memahami tentang materi yang akan dipelajari; 6) Guru
memberikan contoh – contoh soal di papan tulis dan menunjuk beberapa siswa maju ke depan
untuk menjawab soal – soal tersebut; 7) Guru membahas jawaban siswa – siswa tersebut dan
menerangkan kembali menggunakan alat peraga jika masih ada siswa yang belum mengerti
materi “Telling Time”; 8) Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan tanya jawab
dan menyimpulkan materi pelajaran, mencatat poin-poin penting dari materi pelajaran; 9)
Guru kemudian memberikan lembar evaluasi 1 kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Penugasan kepada siswa dengan memberikan PR dan mengakhiri pembelajaran.
Observasi dilakukan guru dengan teman sejawat. Pada kegiatan observasi yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran dan peristiwa – peristiwa
yang terjadi pada waktu pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan, proses
pembelajaran sudah cukup baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik meskipun masih
ada beberapa siswa yang belum bisa fokus dan mengobrol saat belajar. Dengan adanya alat
peraga “Jam” membuat siswa tertarik untuk menentukan waktu dalam bahasa Inggris dengan
penuh semangat. Guru memperhatikan kegiatan siswa dan membimbing apabila siswa
mengalami kesulitan. Siswa juga aktif bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum
bisa dipahami. Sehingga interaksi antar guru dan siswa terjalin sangat baik. Lembar evaluasi
dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru
dan teman sejawat mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan observasi. Diadakannya refleksi ini diharapkan untuk menemukan kekurangan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung.
Penelitian Tindakan Kelas siklus 2 telah dilaksanakan dengan langkah – langkah
hampir sama dengan langkah – langkah pada siklus 1. Hal yang membedakan siklus 1 dengan
siklus 2 adalah pada perencanaannya. Perencanaan siklus 2 didasari oleh hasil refleksi siklus
5
1, sehingga kekurangan dan kelemahan pada siklus 1 tidak terjadi pada siklus 2. Berdasarkan
analisis dan hasil refleksi serta mempertimbangkan masukan dari observer tentang kelebihan
dan kekurangan pada tahap pelaksanaan siklus 1.
Pada perencanaan tindakan siklus 2, penulis sebagai guru mengadakan perbaikan yang
akan dilakukan yaitu agar proses pembelajaran lebih optimal. Perbaikan – perbaikan yang
akan dilakukan pada siklus 2 yaitu: 1) Siswa diberi penjelasan tentang keberadaan supervisor,
untuk menghilangkan ketegangan siswa, guru menampilkan lagu mengenai jam dalam bahasa
Inggris melalui media “Infocus” dan mengajak mereka bernyanyi bersama sebelum memulai
pelajaran; 2) Guru memberi motivasi dan perhatian khusus kepada siswa yang pasif, dan tidak
fokus terhadap pelajaran; 3) Guru menyiapkan alat peraga “Jam” lebih banyak agar siswa bisa
bergantian menggunakannya sehingga proses pembelajaran lebih lancar dan lebih efektif; 4)
Siswa diberi motivasi agar berani bertanya apabila ada materi yang belum dipahami; dan 5)
Guru perlu memperhatikan waktu agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan lancar dan
tepat waktu.
Dalam kegiatan belajar, media dan langkah – langkah pembelajarannya sesuai dengan
pelaksanaan tindakan siklus 1 tetapi dengan memperhatikan hasil refleksi 1 dan juga sesuai
dengan rencana tindakan 2. Kegiatan ini dilaksanakan dengan langkah – langkah
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, yaitu: 1) Kegiatan
diawali dengan menyiapkan kelas, memberi salam dilanjutkan dengan berdoa sebelum
pembelajaran dilaksanakan; 2) melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa; 3)
Apersepsi dan motivasi bertujuan membuka pemikiran siswa tentang kegiatan sehari-hari
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari; 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan lagu mengenai jam dalam bahasa
Inggris dan mengajak mereka menyanyi bersama menggunakan media “infocus” dan speaker.
Setelah itu guru menerangkan kembali materi “Telling Time” dengan menggunakan alat
peraga “jam” lebih banyak sehingga siswa dapat bergantian menggunakannya. Guru memberi
perhatian khusus kepada siswa yang mengobrol dan tidak fokus pada siklus 1 untuk duduk di
depan dan memisahkannya dengan teman yang diajak mengobrol. Guru kemudian melakukan
kegiatan tanya jawab kepada siswa dan menerangkan kembali materi yang masih belum
mengerti. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan menyimpulkan
materi pelajaran, mencatat poin-poin penting dari materi pelajaran. Guru kemudian
memberikan lembar evaluasi 2 untuk dikerjakan secara individu. Penugasan kepada siswa
dengan memberikan PR dan mengakhiri pembelajaran. Pada tahap observasi, hal yang
6
menjadi fokus pengamatan adalah aktifitas siswa dan guru. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan pedoman pengamatan yang berupa lembar pengamatan yang telah disediakan.
Pengamatan dilakukan pada setiap perubahan perilaku siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan – catatan yang dapat dipakai sebagai data
penelitian, bahan analisis dan refleksi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, proses
pembelajaran pada siklus 2 ini lebih baik daripada proses pembelajaran siklus 1. Dalam
penggunaan alat peraga yang jumlahnya lebih banyak. Membuat seluruh siswa yang
menggunakan alat peraga “Jam” tersebut menjadi merata sehingga mereka sangat aktif dan
antusias dalam menggunakan alat peraga tersebut. Proses pembelajaran menjadi lebih tertib
dan lancar. Setelah tahapan perencanaan hingga observasi dilakukan, peneliti kembali
melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil atau temuan yang telah tercatat dalam lembar
observasi. Tujuan dari analisis dan refleksi siklus 2 ini untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 2, diadakan tes evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa tentang “Telling Time”. Untuk mengetahui keberhasilan dalam
penelitian ini, perlu adanya perbandingan antara nilai hasil evaluasi sebelum siklus dan nilai
hasil evaluasi siklus 1.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi dan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris
untuk materi “Telling Time” sudah ada peningkatan dibeberapa hal, diantaranya:
a. Siswa lebih aktif dalam belajar
b. Siswa lebih semangat dalam belajar
c. Siswa senang dengan adanya media dan alat peraga
d. Siswa dapat memperagakan langsung mengenai cara menentukan waktu dalam
bahasa Inggris melalui alat peraga yang diberikan
e. Siswa menjadi lebih paham dari sebelumnya
f. Masih ada beberapa orang siswa yang pasif dan tidak fokus
Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian ini, perlu adanya perbandingan
antara nilai hasil evaluasi siklus 1 dengan nilai hasil evaluasi siklus 2.
Tabel 1
Perbandingan Nilai Evaluasi Siswa Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2
GRADE NILAI PRASIKLUS SIKLU SIKLUS PRASIKLUS SIKLU SIKLUS
S1 2 S1 2
A 85-100 6 8 15 24% 32% 60%
B 70-84 5 10 7 20% 40% 28%
C ≤70 14 7 3 56% 28% 12%
7
25 25 25 100% 100% 100%

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi pada pelajaran Bahasa Inggris dengan
materi “Telling Time” sudah ada peningkatan, diantaranya:
a. Siswa lebih semangat dalam pembelajaran dengan adanya alat peraga “Jam”.
b. Siswa lebih aktif dan fokus dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
c. Siswa menjadi tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Proses pembelajaran dalam dilakukan dan selesai tepat waktu.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata – rata nilai tes hasil belajar siswa pada
materi “Telling Time” diatas nilai KKM, yaitu 70 dan siswa yang mendapat nilai diatas KKM
minimal sebanyak 75%. Pada akhir siklus II diperoleh data: rata – rata hasil belajar siswa 87,2
dan jumlah siswa yang sudah tuntas ada 22 siswa yaitu 88% dan yang belum tuntas 3 siswa
yaitu 12%. Jadi, berdasarkan data pada siklus II Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan telah
berhasil. Dan hasil belajar yang diperoleh setelah melaksanakan tindakan siklus 1, ada
peningkatan yang terjadi. Dari 25 siswa, 18 siswa diantaranya dinyatakan tuntas dengan
perolehan presentase sebesar 72% sebagaimana kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
Pada kegiatan pembelajaran di siklus 1, penulis mengamati siswa – siswa yang termotivasi
dengan adanya penggunaan alat peraga. Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran
sudah cukup baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik meskipun masih ada beberapa
siswa yang belum bisa fokus dan mengobrol saat belajar. Dengan adanya alat peraga “Jam”
membuat siswa tertarik untuk menentukan waktu dalam bahasa Inggris dengan penuh
semangat. Penulis memperhatikan kegiatan siswa dan membimbing apabila siswa mengalami
kesulitan. Siswa juga aktif bertanya kepada penulis selaku guru mereka apabila ada materi
yang belum bisa dipahami. Sehingga interaksi antar guru dan siswa terjalin sangat baik.
Lembar evaluasi dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Adapun hal yang perlu diperhatikan penulis yaitu, pada waktu memperagakan
alat peraga, ada beberapa siswa yang masih tidak fokus dan masih mengobrol. Untuk itu,
penulis masih harus melaksanakan perbaikan melalui tindakan siklus 2, agar hasil belajar
yang diperoleh semakin baik lagi.
Pada kegiatan tindakan siklus 2 ini, hasil belajar yang diperoleh yaitu sebanyak 22
siswa tuntas dengan perolehan presentase sebesar 88%, adapun siswa yang masih belum
tuntas yaitu berjumlah 3 orang. Berdasarkan data yang diperoleh maka penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga “Jam” pada mata pelajaran bahasa
8
Inggris materi “Telling Time” dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa secara
klasikal. Karena pada siklus 2 hasil yang diperoleh sudah mencapai 88%, maka penelitian
tindakan kelas ini dicukupkan hanya sampai pada siklus 2 saja.
Keberhasilan penelitian yang serupa, pernah dilakukan oleh Sehmuliati (2021),
menurut pendapatnya bahwa penggunaan alat peraga ini dapat dikembangkan atau diterapkan
oleh guru dimana tujuannya selain untuk memperbaiki masalah selama proses pembelajaran
di dalam kelas, tetapi juga untuk meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa terutama
dalam pelajaran bahasa Inggris. Penggunaan alat peraga dapat merangsang indra penglihatan
siswa agar lebih memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Dari hasil dan
pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga “Jam” dalam mata
pelajaran bahasa Inggris materi “Telling Time” yang dilakukan di SDIT Gunung Jati terhadap
siswa kelas IV telah mengalami peningkatan.

Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
menggunakan alat peraga “Jam” dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa Inggris materi “Telling Time” dikelas IV SDIT Gunung Jati Tangerang Tahun
Pelajaran 2022 – 2023. Melalui alat peraga “Jam” proses pembelajaran akan lebih kreatif
karena semua siswa dapat menggunakan alat peraga tersebut dan dapat membantu mereka
dalam menyelesaikan soal – soal yang diberikan. Semua siswa aktif dan semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang dihasilkan meningkat melalui
penggunaan alat peraga “Jam” tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, R. (2018, Juni 20). Penerapan HOTS dalam pembelajaran bahasa Inggris materi
jam berbantuan permainan masquarade untuk meningkatkan prestasi di kelas 4 SD Al
Irsyad 02 Purwokerto tahun 2017 –-2018.
https://www.academia.edu/download/56696243/tugas_2_Ririn_Indriyani.pdf

Kaltsum, U. (2017 September 6). Pemanfaatan alat peraga edukatif sebagai media
pembelajaran bahasa Inggris sekolah dasar.
https://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1155

Ningtyas, M. (2018). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dalam


peningkatan keterampilan menyusun kalimat pada siswa kelas IV SDN 4 Panjer.
Kalam Cendekia PGSD Kebumen, 6(3), 1 – 5

Prasetyarini, A. (2013). Pemanfaatan alat peraga IPA untuk peningkatan pemahaman konsep
Fisika pada siswa SMP Negeri 1 Bulus pesantren Kebumen tahun pelajaran 2012 –
2013. Radiasi Jurnal Berkala Pendidikan, 2(1), 7 - 10

Rostina Sundayana, Rostiana. 2016. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: CV. Alfabeta.

Sehmuliati. (2021). Penggunaan alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan


meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi tentang jam di kelas VII
SMP Negeri 1 Lirik. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(6), 1757 – 1762

Sudjana, N. 2008. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tarigan, D. (1990). Teknik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


Anas, M. (2014). Alat peraga dan media pembelajaran. Books Google

10

Anda mungkin juga menyukai