Zoologi
Zoologi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut
Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya
dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan
perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya
membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.Burung masa kini
telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk erbang jauh, dengan perkecualian
pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan,
kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan
memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya,
namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat
perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat
tanduk.
Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu, sedangkan hewan yang lainnya
tidak ada yang berbulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang
merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-elemen tubuh
tengah dan distal. Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang, Aves telah
memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis aves seperti ayam, kalkun,
angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting, yakni
daging maupun telurnya. Di samping itu, orang juga memelihara aves/burung untuk kesenangan dan
perlombaan. Contohnya adalah merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Tidak terkecuali dengan
elang yang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak
jenis aves/burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan
tersebut.
RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada
beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun
tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat
perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat
tanduk.
Struktur Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai
pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
· Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak
· Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail
· Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
· Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan
· Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus
disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah
dewasa disebut teleoptile
Struktur Bulu
Bulu merupakan struktur khusus kelas Aves. Secara filogenetik, bulu diduga berasal dari epidermal.
Secara embriologis bulu bermula dari papilla dermal. Poros utama bulu disebut shaft (tangkai), bagian
dekat shaft disebut calamus merupakan sebuah lingkaran dan tidak memiliki jaringan. Sisa shaft disebut
rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan. Baris-baris barbule yang berlekatan saling
bersambungan.
Ujung dan sisi bawah tiap barbule memiliki filamen kecil yang disebut barbicels berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan. Ada beberapa burung bulunya baru lengkap setelah
pertumbuhan bulu kedua, yang muncul pada bagian dorsal shaft dan persimpangan rachis-calamus. Bulu
tambahan ini disebut aftershaft, tetapi kebanyakan burung tidak memiliki (Sukiya, 2001:79). Bagian-
bagian dari bulu burung dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir-butir pigmen, dengan defraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu
atau oleh pigmen.pigmen pokok adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut lipokrom,
tidak larut dalam air tetapi dapat larut dengan pelarut lemak seperti methanol, eter atau karbon
disulfida. Ada 2 jenis karotenoid yaitu golongan zooeritin atau animal red dan zoosantin atau animal
yellow. Pigmen melanin hanya terlarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka rupa dari hitam
hingga coklat gelap, dan faeomelanin hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan (Sukiya, 2001:81).
Aransemen Bulu
Meskipun dari luar seekor burung nampak memiliki bulu yang tersebar rata di seluruh tubuh, ternyata
setelah dicabuti nampak bahwa bulu dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae. Di
antara pterilae ada bidang kecil pada kulit yang kosong disebut apterilae. Ada kekecualian pada Penguin
dan Kiwi, di mana bulu ditemukan hampir pada sebagian besar tubuhnya (Sukiya, 2001:82). Aransemen
bulu pada Aves dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Pergantian Bulu
bulu burung terbentuk sepenuhnya dari struktur tak hidup maka mudah kusut akibat oksidasi dan
pergesekan. Bulu-bulu lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu baru. Pelepasan dan
pergantian bulu disebut molting. Proses pergantian bulu mengikuti urutan yang pasti. Ada juga bulu
pada bagian tertentu dari tubuh burung yang mengalami pergantian awal sebelum bulu lain, bahkan
pterilae terlepas walaupun hanya satu akan segera diganti. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu
dalam masa setahun dan umumnya ini diselesaikan dalam satu periode (beberapa minggu).
Fungsi Bulu
Bulu merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh kelas Aves, terdapat beberapa fungsi bulu pada Aves
diantaranya sebagai penghangat, perlindungan, membantu untuk meningkatkan kemampuan apung,
dan untuk terbang.
Paruh
Paruh burung merupakan modifikasi rahang atas dan rahang bawah. Paruh member banyak manfaat di
antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat sarang dan menjjilati bulu. Hal ini tergantung
dari spesies dan kebiasaan hidupnya. Kerangka bertulang paruh atas dan bawah adalah lapisan
bertanduk disebut ramfoteca. Secara embriologis lapisan setiap rahang berasal dari beberapa plat
terpisah kemudian bersambung.
Tarsometatarsus pada burung hantu berbulu, sedangkan pada burung elang tidak berbulu. Pangkal kaki
burung mayoritas tidak berbulu, tarsometatarsus tertutup sisik bertanduk, sisik tersebut imbricate
(saling menutupi satu satu sama lain secara teratur). Jenis tarsometatarsus ini disebut scultellateu,
dijumpai pada burung pipit dan kutilang. Burung kelompok lain, misalnya murai, sisik penutup
bertanduknya halus dan tampak tidak terpisah-pisah, disebut kaki penendang. Burung-burung pantai
memiliki sisik penutup tarsometatarsus terpecah menjadi banyak sisik kecil tak teratur berbentuk
poligonal, disebut tarsometatarsus reticulated
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai dua artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu. Ada
sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik(celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada
ruas tulag sternum dan menarik tulang hunerus ke bawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya,
otot pektoralis minor menarik sayap ke atas seperti pada gambar di bawah :
b. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan
burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
2. rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan
tanduk,
3. faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut
tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
§ Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
§ Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-
bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama akanan vang berguna untuk membantu
pencernaan dan disebut sebagai " hen’steeth”,
5. intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati
tidak terdapat kantung empedu. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak
terdapat kantung empedu.
c. Sistem Respirasi
1. Lubang Hidung
2. Trakea
· Otot sternotrakealis > otot yang menghubungkan tulang dada dengan trakea.
· Otot siringialis > otot yang menghubungkan siring dengan trakea bagian dalam.
3. Bronkus
· Bronkus primer.
Trakea melanjut sebagai dua buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan
kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median).
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang
menyebar sampai ke leher, perut dan sayap
§ Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak Paru-paru khusus pada burung,
\Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang
rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap
diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada
bagian itu masuk ke paru-paru
d. Sistem Sirkulasi
Aves (burung) mempunyai sistem sirkulasi tertutup (berarti bahwa darah tidak pernah
meninggalkan jaringan pembuluh darah; hasil: produksi ATP lebih cepat, lebih cepat ekskresi sisa
metabolisme, nutrisi lebih cepat pada sel-sel, dll)
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah burung.
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan pembuluh-
pembuluh darah.
Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk
kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta
dua bilik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri
yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim vang bercabang lagi menjadi arteri -
arteri vang memberi darah ke bagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta vang
merupakan sisa dari arkus aortikus vang menrlju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri
rnereduksi). pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor
menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kana hanya
satu, yakni arteri pulmonis (pembuluh nadi paru -paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru
kiri dan kanan.
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari
kepala,anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah
tubuh ke jantung.
3. Pembuluh balik yang datang jari paru - paru (pulmo) kanan dan paru – paru kiri serta membawa
darah menuju serambi kiri jantung. System peredaran darah tipikal pada burung, yaitu seperti pada
mamalia. Bedanya hanya pada lengkung arteri tunggal yang terletak pada sebelah kanan, sedangkan
pada amalia terletak pada sebelah kiri.
e. Sistem Ekskresi
Ginjal bertipe metanefros, berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka. Tidak
terdapat kandung kemih. Eksret semisolid (mengadung urat).
f. Kelenjar Endokrin
Kelenjar pituitary (hipofisis) terletak di dasar otak. Kelenjar tiroid di bawah vena jugularis dekat
permulaan arteri subklavia dan karotis. Pancreas terdiri atas pulau-pulau langerhans. Kelenjar adrenal
sepasang, dengan panjang 8-10 cm, pada permukaan ventral ginjal. Secret dari gonad mengatur
karekteristik seksual sekunder ( bulu, jengger dan gembel), misalnya bila ovarium dibuang, bulu akan
berubah warnanya
g. Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah
dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi.
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk
duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang
membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus
aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus
ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen.
Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak
di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang,
bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian
anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai
ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan
albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell
gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
3. Proses Festilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah
oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat
mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Diperlukan sekitar 15 hingga 16 jam untuk terbentuknya telur ayam setelah pembuahan.
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F (42°C).
Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang darat, sangat penting bagi
kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diperlukan oleh burung untuk terbang
dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung
terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak
mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak
mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan
peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
D. KLASIFIKASI AVES
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Struthionidae
(Vigors, 1825)
Genus:
Struthio
Spesies:
S. Camelus
binomial:
Struthio camelus
Linnaeus, 1758
Ciri-ciri:
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu
mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi wanita dan
sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.
Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu berlari hingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur
dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur
burung unta adalah telur terbesar.
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Casuariidae
Genus:
Casuarius
Spesies:
C. casuarius
binomial:
Casuarius casuarius
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga
spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di pulau Irian. Kasuari
Gelambir-ganda adalah satu-satunya spesies burung kasuari yang terdapat di Australia.
Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di
habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat
dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang
daripada jantan.
3. EMU
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Casuariidae
Genus:
Dromaius
Spesies:
D. novaehollandiae
binomial:
Dromaius novaehollandiae
(Latham, 1790)
Burung Emu (Dromaius novaehollandiae) ialah burung asli Australia yang terbesar, serta burung yang tak
dapat terbang yang kedua terbesar di dunia, yaitu selepas saudara ratit-nya, burung unta. Burung ini
juga merupakan anggota tunggal dalam genus Dromaius yang masih ada. Subspesies Emu yang hidup di
Tasmania lenyap setelah penempatan orang Eropadi Australia pada tahun 1788; penyebaran subspesies
di tanah besar Australia kini juga terdesak oleh kegiatan-kegiatan manusia.
Burung Emu mempunyai bulu lembut yang berwarna cokelat dan bisa mencapai ketinggian dua meter
dan berat 45 kilogram. Burung ini ialah hewan pengelana, dan bisa membuat perjalanan jarak panjang
untuk mencari makanan yang termasuk berbagai tumbuhan dan serangga. Jika perlu, burung ini bisa
mencapai 50 kilometer sejam. Burung Emu diternakkan untuk daging, minyak, dan kulitnya.
4. BURUNG KIWI
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Apterygidae
Genus:
Apteryx
Kiwi adalah spesies lain dari burung tidak dapat terbang yang endemik di Selandia Baru dari genus
Apteryx (satu-satunya genus dalam famili Apterygidae). Dalam ukurannya yang seperti ayam domestik,
kiwi adalah ratite hidup yang paing kecil. Seluruh spesies kiwi adalah spesies terancam. Kiwi juga
merupakan simbol nasionalSelandia Baru.
5. MERAK BIRU
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Galliformes
Famili:
Phasianidae
Genus:
Pavo
Spesies:
P. cristatus
binomial:
Pavo cristatus
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu burung dari
tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan
dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat
panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung
betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan
dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti betina.
6. AYAM HUTAN
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Galliformes
Famili:
Phasianidae
Genus:
Gallus
Spesies:
P. gallus
binomial:
Gallus gallus
Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia
Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:
Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu
ialah ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan ayam-hutan hijau, yang
lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.
Ayam hutan merah adalah moyang dari ayam peliharaan, sedangkan keturunan F1 dari persilangan
antara ayam hutan merah dan ayam hutan hijau menghasilkanayam bekisar.
Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung telah dimanfaatkan manusia, baik untuk kebutuhan
konsumsi maupun ekonomi. Daging dan telur unggas merupakan sumber lemak dan protein yang
dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia
tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh sukusuku
masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang beberapa jenis merpati dimanfaatkan untuk
suatu hobi atau diperlombakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta,
yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh
dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas Aves.
Kebanyakan burung harus makan makanan sekurang-kurangnya setengah dari berat badan
mereka setiap hari.
Klasifikasi ilmiah burung pertama kali dikembangkan oleh Francis Willughby dan John Ray di
tahun 1676 dalam edisi Ornithologiae.[2] Carolus Linnaeus merubah klasifikasi tersebut tahun 1758
untuk merancang tata nama biologi yang digunakaan saat ini.[3]
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti
ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang
penting; daging maupun telurnya.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami
harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelbagus.com/2011/12/klasifikasi-vertebrata-aves.html#ixzz2vXjmN2Gi
http://nurulary.blogspot.com/2010/08/blog-post.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Burung
http://sempalai.blogspot.com/2009/11/anatomi-burung.html
http://ysuryadi.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-aves.html
http://www.artikelbagu