Anda di halaman 1dari 4

singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan dan terdiri atas satu huruf atau lebih.

Singkatan
memiliki berbagai jenis dan kaidah penulisan, bergantung pada penggunaannya.

Jenis-jenis Singkatan

Macam-macam singkatan menurut Prihantini buku Master Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Singkatan nama seseorang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat

Singkatan jenis ini diikuti dengan tanda titik, misalnya:

Muh. Yamin

Linda Dwi S. W.

S. Sos. (Sarjana Sosial)

S. Pd. (Sarjana Pendidikan)

Sdr. (Saudara)

Dan sebagainya

2. Singkatan untuk nama resmi lembaga pemerintah, badan, organisasi, dan nama dokumen resmi

Singkata jenis ini terdiri dari huruf di awal kata. Penulisannya memakai huruf kapital tanpa diikuti
oleh tanda titik. Misalnya:

UUD (Undang-Undang Dasar)

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)

Dan sebagainya

3. Singkatan kata dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah


Singkatan jenis ini berupa gabungan huruf yang diikuti dengan tanda titik. Misalnya:

kpd. (kepada)

jml. (jumlah)

tgl. (tanggal)

Dan sebagainya

4. Singkatan umum

Singkatan umum terdiri dari dua huruf dan diikuti dengan satu tanda titik pada setiap hurufnya.
Singkatan ini diterapkan untuk keperluan surat-menyurat, misalnya:

s.d. (sampai dengan)

d.a. (dengan alamat)

a.n. (atas nama)

Dan sebagainya

5. Singkatan untuk menunjukkan satuan ukuran, timbangan, lambang kimia, takaran, dan mata uang

Singkatan ini digunakan tanpa diikuti oleh tanda titik, misalnya:

Rp500 (lima ratus rupiah)

kg (kilogram)
l (liter)

Mg (magnesium)

Dan sebagainya

akronim merupakan singkatan berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata.

Himpunan tersebut diperlakukan sebagai kata yang disebut sebagai akronim. Prihantini
menyebutkan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan akronim, di
antaranya:

1. Jumlah suku kata akronim tidak lebih dari jumlah suku kata yang lazim ditemukan dalam bahasa
Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata).

2. Pembentukan akronim disertai dengan keserasian kombinasi vokal dan konsonan sesuai dengan
pola kata bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar mudah diucapkan dan mudah diingat.

Jenis-jenis Akronim

Dalam buku PUEBI & Sastra Indonesia oleh Redaksi Cemerlang, berikut jenis dan contoh
pembentukan akronim:

1. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal di setiap kata.

Penulisan akronim ini menggunakan huruf kapital tanpa disertai dengan tanda titik, misalnya:

BIN (Badan Intelijen Negara)

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)

2.Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata.

Akronim ini ditulis menggunakan huruf kapital di huruf pertama saja, misalnya:
Jatim (Jawa Timur)

Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

Bulog (Badan Urusan Logistik)

3. Akronim bukan nama diri

Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata.
Akronim ini ditulis dengan huruf kecil, misalnya:

pemilu (pemilihan umum)

puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)

tilang (bukti pelanggaran)

Anda mungkin juga menyukai