Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI MONETER

“ TEORI MONETER ”

DOSEN PENGAMPU :

Drs. I Nyoman Sujana, M.si.

KELOMPOK 5:

Ni Luh Putu Erna Yanti : 2117011012

I Komang Edi Sastrawan : 2117011070

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul “Teori
Moneter” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari Bapak Drs. I Nyoman Sujana, M.Si. pada mata kuliah
Ekonomi Moneter. Selain itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah
wawasan tentang Teori Ekonomi Moneter bagi para pembaca dan juga bagi kami
sebagai penulis.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. I Nyoman Sujana,


M.Si. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Moneter dan kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan mungkin
masih ada kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami mohon
saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang
sempurna.

Singaraja, 18 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 4


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3. Tujuan .............................................................................................. 4
1.4. Manfaat ............................................................................................ 5

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................... 6

2.1. Pengertian Teori Moneter ................................................................ 6


2.2. Macam- Macam Teori Moneter....................................................... 8
2.2.1.Teori Klasik ............................................................................ 8
2.2.2.Teori Moneter Modern ........................................................... 13

BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 12

3.1. Simpulan ........................................................................................... 15


3.2. Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan otoritas


moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter
untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Sehingga dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang
diinginkan tersebut harus mencapai stabilitas ekonomi antara lain
dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya
perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya
lapangan atau kesempatan kerja yang tersedia.

Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah


lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia demi tercapainya
lapangan kerja yang cukup luas dan stabilitas nasional. Tujuan ekonomi
moneter adalah untuk mewujudkan ukuran stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Dimana stabilitas tersebut dapat di ukur melalui tiga hal, yaitu: kesempatan
kerja, kestabilan harga, dan neraca pencapaian pembayaran internasional.
Dan Kebijakan moneter tentunya miliki banyak variasi untuk dikaji ulang
sehingga perlu mempelajari. Diharapkan dengan begitu, secara
berkelanjutan semoga kita mampu mengubah elektabilitas dan stabilitas
pertumbuhan perekonomian bangsa kita sendiri melalui pencermatan
analisis kritis sejarah teori moneter.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari teori moneter?
2. Apa saja macam-macam teori moneter?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dan tujuan keberadaan tori moneter.
2. Untuk mengetahui ada berapa macam teori dalam teori moneter.

4
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah pembaca dapat
mengambil informasi penting mengenai ruang lingkup ekonomi moneter.
Selain itu pembaca juga dapat mengetahui macam-macam teori dalam teori
moneter.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Moneter


Ekonomi Moneter juga dapat diartikan sebagai salah satu instrumen
terpenting dalam perekonomian modern, dimana dalam perekonomian modern
terdapat dua kebijakan perekonomian yang dijadikan instrumen oleh
pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu negara, yang pertama
adalah kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang diambil pemerintah untuk
membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi.
Yang kedua adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah langkah
pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Teori Moneter
adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai permintaan
dan penawaran akan uang. Jadi moneter adalah analisa mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan terhadap uang ( Demand for money ) dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang ( Suply for money ) didalam
pasar uang yaitu harga uang dan tingkat bunga.
Menurut Aris B. Setyawan dalam catatanya disebutkan bahwa teori moneter
adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variable moneter,
seperti uang, tingkat bunga, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping
itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak maupun nilai dapat dilepaskan
dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional tukar.
Teori permintaan uang klasik tercer merumuskan teori kuantitas uang
dengan mendasarkan diri pada falsafah hokum Say, bahwa ekonomi akan selalu
berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana, Irving Fisher
merumuskan teorinya dengan persaman sebagai berikut: MV=PT
Dimana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengantingkat perputaran uang
atau income velocity (V) sama dengan jumlah output atau transaksi rill (T)
dikalikan dengan tingkat harga barang dan jasa (P). Teori kuntitas uang ini
menekannkan bahwa permintaan uang oleh masyarakat semata-mata adalah
untuk keperluan transaksi. Dalam perkembangannya, pendekatan ini
diperbaharui oleh Keynes, yang menyatakan bahwa motif permintaan

6
masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi, baerjaga-jaga, dan
spekulasi. Keberadaan uang ataupun pemintaan uang tidak dipengaruhi oleh
suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uangakan ditentukan oleh kecepatan
perputaran uang tersebut.
Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, teori moneter juga menggunakan
berbagai model, khususnya model persamaan matematis dan grafik, untuk
menyederhanakan fenomena di lapangan dan memudahkan penjelasannya.
Model-model tersebut misalnya :
a. Model persamaan matematis

MV = PT

dimana :
M : Jumlah uang
V : Velocity, Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata
uang berpindah tangan
P : Harga barang
T : Volumen/Jumlah barang yang menjadi objek transaksi
b. Model Grafis

Gambar atau grafik di atas dapat meyederhanakan masalah dimana, apabila


tingkat bunga keseimbangan (i0) dianggap rendah oleh sektor
riil/pengusaha, maka mereka akan berlomba-lomba mengambil kredit untuk
investasi, sehingga persaingan akan mendorong garis investasi naik atau

7
bergeser ke kanan yang berakibat tingkat bunga naik menjadi ((i1). Namun
karen tingkat bunga tinggi, masyarakat akan berlomba-lomba untuk
menabung dan akan melebihi keinginan investasi pegusaha, sehingga akan
mendorong suku bunga kembali turun ke posisi semula ((i0)

2.2 Macam- Macam Teori Moneter


2.2.1 Teori Klasik
A. Teori tentang Tingkat Bunga
Menurut Marshall, bunga uang dari segi penawaran merupakan balas
jasa terhadap pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan
sebagian pendapatannya ataupun "jerih payah"nya melakukan penungguan.
Dalam teori moneter, Keynesian lebih menekankan pada mekanisme tidak
langsung, yakni kebijakan moneter pertama-tama mempengaruhi sistem
moneter dengan merubah tingkat bunga. Oleh karena itu, indikator
kebijakan moneter yang penting satu di antaranya tingkat bunga. Menurut
Klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat
bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada
tingkat yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan
konsumsi untuk menambah tabungan. Demikian pula dengan investasi
merupakan fungsi dari tingkat bunga, akan tetapi memiliki hubungan yang
negatif. Suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk
melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam
dana modal untuk melakukan investasi. Sedangkan menurut Keynes, suku
bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Tingkat bunga
menurut ahli ekonomi klasik, tingkat bunga adalah fleksibel, hal ini akan
menjamin keadaan dimana permintaan tenaga kerja akan sama dengan
penawaran tenaga kerja. Dan menurut Keynes, tingkat upah tidak fleksibel,
karena walaupun banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan
pengangguran tetap ada.

8
B. Teori Tentang Kuantitas Uang
Menurut paham klasik, uang tidak mempuyai pengaruh terhadap sektor
riil, tida ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau
pendapatan nasional. Pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan
kualitas daripada tenaga kerja, jumlah daripada modal yang dipakai serta
teknologi tanpa perubahan dari faktor-faktor produksi, maka pendapatan
nasional tidak akan berubah. (Namun kaum Neo-Klasik, yang kemudian
sering disebut dengan moneterist, tidak mempunyai pendapat yang ekstrim
seperti diatas. Menurut mereka uang mempunyai pengaruh dalam sektor riil,
terutama dalam keadaan belum full-employment).
Teori kuantitas uang sering disamakan dengan teori permintaan dan
penawaran uang. Pada dasarnya nilai uang dapat diukur berdasarkan harga
barang yang ada di sebuah negara. Dengan pemahaman ini, nilai uang dapat
dibedakan menjadi :
• Internal Value of Money, menunjukkan jumlah komoditi yang dapat
dibeli/diperoleh dengan sejumlah uang tertentu, menunjukkan daya beli
uang (Purchasing Power)
• External Value of Money, menunjukkan nilai suatu mata uang bila diukur
dengan mata uang dari negara lain, Exchange Rate, misalnya Rp 9.200,-
= US $ 1

Internal Value of Money


Daya beli uang sangat ditentukan oleh harga barang tersebut,
semakin tinggi harga komoditi (barang dan jasa), maka semakin sedikit
komoditi yang bisa diperoleh dengan sejumlah uang, yang berarti daya beli
(Purcahsing Power) akan menurun. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
harga komoditi, maka semakin banyak jumlah komoditi yang bisa
diperoleh, yang berarti daya beli uang tersebut meningkat. Kondisi ini dapat
dijelaskan dengan model berikut ini.

9
1
N = ------
P
Dimana :
N = Purchasing Power
P = Harga komoditi

Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi


bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin
tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta. Hubungan
antara nilai uang dengan jumlah uang antara lain sebagai berikut :

1. Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi


Terdapat 2 jenis Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi:
a. Teori Kuantitas Sederhana
Teori ini termasuk teori klasik yang dikembangkan oleh David Hume
pada tahun 1752. Inti dari teori ini adalah bahwa Perubahan harga
komoditi akan berbanding lurus secara proporsional dengan
perubahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB). Jika JUB naik 2x maka
harga komoditi akan naik 2x juga. Formulanya :
P = f(JUB)
dimana :
P = Harga komoditi
JUB = Jumlah Uang yang Beredar

10
Asumsi yang mendasari teori ini adalah :
a. Uang hanya digunakan oleh masyarakat hanya untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga saja
b. Velocity uang dianggap tetap
c. Jumlah produksi komoditi (barang dan jasa) dianggap tetap, sesuai
asumsi perekonomian berada pada kondisi full employment.

b. Teori Kuantitas dari Irving Fisher


Teori ini berangkat dari penyempurnaan yang dilakukan
terhadap teori moneter yang dikemukakan oleh Irwing Fisher
dengan konsep utamanya :
MV = PT
dimana :
M : Jumlah uang
V : Velocity, Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata
uang berpindah tangan
P : Harga barang
T : Volumen/Jumlah barang yang menjadi objek transaksi

Persamaan di atas dapat diartikan bahwa seluruh


pembayaran masyarakat (MV) dikatakan sebagai perkalian antara
harga dan kuantitasnya atau volumen perdaganan yang terjadi di
masyarakat (PT). Atau dengan kata lain, pembayaran oleh
masyarakat identik dengan penerimaan pegusaha. Dalam teori klasik
ini, dianggap bahwa motivasi masyarakat memegang uang adalah
untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Persamaan tersebut juga dapat dirubah menjadi :

MV
P = -------
T

11
Dengan demikian ada tiga faktor yang mempengaruhi harga
komoditi, yakni Jumlah uang yang beredar (M), Veocity (V), dan
Jumlah komoditi yang diperdagangkan. Permintaan uang untuk
tujuan transaksi tersebut akan meningkat dikarenakan dua hal berikut
ini :
• Perbedaan waktu antara penerimaan dan pengeluaran yang
semakin besar
• Ketidaksempurnaan di dalam pasar kredit, karena jika pasar
kreditnya baik maka masyarakat tidak memerlukan uang kas
untuk menjembatani kekurangan ‘gap’ antara penerimaan dan
pengeluarannya
Pada tahap selanjutnya, kebutuhan uang untuk transaksi ini
berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat pendapatan
nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k.Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian
dari pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas

Perhatikan gambar di atas yang merupakan model lain dari persamaan


sebelumnya. Semakin tinggi pendapatan nasional (kesejahteraan
suatu negara), semakin tinggi pula permintaan uang untuk tujuan
transaksi, dan sebaliknya.(Setyawan, 2004)

12
2. Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai (Cash Balance Approach)
Teori kuantitas keseimbangan tunai dipelopori oleh D.H. Robertson,
yang pada dasarnya merupakan "perbaikan" dari Fisher Equation.
Adapun latar belakang serta asumsi yang dipergunakan oleh teori
keseimbangan tunai ini totan cama dengan asumsi-asumsi yang
dipergunakan pada teori Irving Fisher.

3. Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan (Income Velo city


Approach)
Teori ini dipelopori oeh Marshall dari Cambridge University
sehingga sering disebut Marshall Equation. Berbeda dengan teori-teori
sebelumnya, maka Marshall menghubungkan kuantitas uang dengan
pendapatan nasional bruto(Gross National Product/GNP). Marshall tidak
menekankan pada perputaran uang(velocity) dalam satu periode,
melainkan pada bagian dari GNP yang diwujudkan dala uang tunai.

2.2.2 Teori Moneter Modern


Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan
mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan identik dengan
permintaan untuk komoditi tahan lama.
Secara ringkas model persamaan yang diberikan ada kemiripan dengan
model persamaan kuantitas dari salah satu teori klasik, yakni :
M = k.Y = (1/v) . Y
Dimana :
M = Jumlah Uang yang Beredar
k = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari
pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas
Y = Pendapatan nasional
V = Velocit

13
Perbedaannya adalah :
a. Pada persamaan klasik yang dimaksud Y adalah current income,
sementara menurut Friedman Y adalah Permanent Income, yakni
pendapatan rata-rata yang diharapkan masyarakat selama periode tertentu
b. Menurut teori klasik, yang dimaksud M adalah M1, sementara menurut
Friedman adalah M2, dimana M2 = M1 + Time Deposit
c. Dalam teori klasik, nilai v adalah konstan, namun dalam persamaan
Friedman nilai v berfluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya; Inflasi, Tingkat harga umum, Penghasilan dari
sahamPenghasilan dari obligasi,

Kesimpulan dari Teori Kuentitas Friedman adalah :


1. JUB masih merupakan variabel kunci dalam penentuan kebijakan untuk
mengendalikan tingkat harga dan pendapatan
2. Inflasi dan deflasi dapat diatasi apabila perubahan JUB per unit output
dapat dijaga kenaikan atau penurunnya
3. Velocity JUB relatif masih stabil
4. Efektifitas kebijakan fiskal, dalam hal ini defisit APBN, masih dapat
diatasi bila dibiayai dengan pinjaman masyarakat, dan bukan dari
penambahan pencetakan uan

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori
mengenai permintaan dan penawaran akan uang. Sedangkan menurut Aris B.
Setyawan dalam catatanya disebutkan bahwa teori moneter adalah berbagai
pemikiran dan konsep tentang berbagai variable moneter, seperti uang, tingkat
bungan, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan
dalam teori moneter juga tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya
seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai tukar. Teori moneter memiliki
dua bentuk, yaitu klasik dan modern; dimana masa klasik itu diawali oleh pakar-
pakar ekonom seperti adam smith diakhiri oleh kayness sedang masa modern
diawali setelah keyness. Seperti Tobin dan Boumol sebagai tokohnya.
Sedangkan macam-macam dari Teori Moneter dapat dibagi menjadi dua
yaitu teori moneter klasik dan teori moneter modern. Teori moneter klasik
merupakan teori ekonomi moneter yang mencakup teori tentang tingkat bunga,
serta teori kuantitas uang, yang dimana teori kuantitas uang ini juga sering
disamakan dengan teori permintaan dan penawaran uang. Teori kuantitas uang
ini memiliki tiga bagian teori kuantitas, yaitu Teori Kuantitas Pendekatan
Transaksi, yang terdiri dari teori kuantitas sederhana, dan teori kuantitas dari
Irving Fisher. Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai (Cash Balance Approach),
serta Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan (Income Velo city Approach).
Sedangkan Teori Moneter Modern merupakan teori yang dikembangkan oleh
Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan
identik dengan permintaan untuk komoditi tahan lama.
3.2 Saran
Berdasarkan penyajian materi di atas, masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Penulis berharap agar yang membaca makalah
yang berjudul “Teori Moneter” dapat memberikan saran-saran yang
membangun sehingga penulis dapat memperbaiki lagi pembuatan makalah

15
selanjutnya. Untuk segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, kami
akan lengkapi dikemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Moneter: Pengertian dan Ruang Lingkup - Deepublish Store. (2019).


Deepublish Store. https://deepublishstore.com/blog/materi/ekonomi-
moneter/
Hasoloan, J. (2014). Ekonomi Moneter | Perpustakaan Universitas Mega Buana
Palopo. Perpustakaan Universitas Mega Buana Palopo. https://doi.org/978-
602-280-198-6
Setyawan, A. (2004) ‘Bahan Kulian Ekonomi Moneter’, Ekonomi Bisnis, 9, p. 14.

17

Anda mungkin juga menyukai