Revisu 2-Laporan Kasus
Revisu 2-Laporan Kasus
Oleh:
Uzwad Mirmizwa, S. Ked
1730912310136
Pembimbing:
dr. Selli Muljanto, Sp.A(K).
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
2.7 Penatalaksanaan................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran...................................................................................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak mengalami setidaknya satu episode pneumonia selama dua tahun pertama
manifestasi yang sering muncul dalam praktik pediatrik umum dan sering menjadi
kesulitan membedakan anak dengan masalah minor atau self limiting dan tidak
mendasari komplikasi.1
sebagai hasil dari kekurangan kalori total. Hal ini menyebabkan hilangnya
jaringan otot dan adiposa. Anak itu mungkin memiliki nilai Berat-dibanding-umur
(BB/U) kurang dari 3 standar deviasi di bawah rata-rata untuk usia dan jenis
kelamin. Penyebab marasmus adalah total asupan kalori yang tidak mencukupi.
Namun, penting untuk memahami apa yang memicu penurunan asupan kalori
didefinisikan sebagai cedera hati disebabkan oleh berbagai obat, jamu, atau
1
2
bahwa Obat Anti Tuberkulosis (OAT) menyumbang satu pertiga dari total kasus
DILI.3
Berikut dilaporkan kasus anak usia 1 tahun 3 bulan dengan RP, Gizi buruk
tipe marasmik, dan Transaminitis ec suspek DILI yang di rawat di bangsal anak
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : An. ML
2. Identitas Orangtua
Ayah Ibu
2.2 ANAMNESIS
ke-2)
3
4
1. Keluhan Utama
Anak saat ini dikeluhkan batuk tidak berdahak. Awalnya batuk muncul
mendadak dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, dan anak nampak
sesak. keluhan batuk disertai dengan anak tidak mau menyusui dan Muntah 2x
sebanyak 50-100cc / muntah, Isi muntah susu, tidak ada campuran darah, lender,
dan tidak menyemprot. Keluhan demam, pucat dan buang air besar (BAB)
Saat ini keluhan batuk sudah berkurang, tidak ada muntah dan anak sudah
1 minggu yang lalu pasien baru pulang dari rumah sakit setelah perawatan
tidak mengeluhkan kelainan apapun selama masa kehamilan. Ibu Pasien pernah
Riwayat Natal :
Tempat : RS
5. Riwayat Perkembangan
Tiarap : 4 bulan
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berjalan : 12 bulan
Ulangan
Nama Dasar
(Umur dalam bulan)
(umur dalam bulan)
BCG 0
Polio -/4/6
Hepatitis B -
DPT -
Campak -
6
Sejak lahir anak minum ASI, dalam sehari menyusu ASI 8-10x. disertai
dengan. Sejak 9 bulan Anak mengkonsumsi 60cc F75 1x / hari. Sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit nutrisi tidak adekuat karena sulit menyusui.
Iktisar Keturunan :
Ket :
: Pasien : Meninggal
Susunan Keluarga
tinggal bersama dengan ayah, ibu dan saudaranya. Anak tidur dengan orang
tuanya. Rumah pasien terletak di pinggir sungai, dengan ventilasi yang baik, 2
kamar tidur dan 1 kamar mandi di luar. Namun ayah pasien merokok di dalam
rumah maupun diluar rumah. Sumber air untuk minum air adalah air galon,
mencuci dan mandi menggunakan air sungai. Terdapat tempat sampah di depan
rumah.
GCS : E4 V5 M6
Suhu : 36,8°C
Respirasi : 48 x/menit
Panjang/tinggi badan : 65 cm
Lingkar Kepala : 41 cm
8
3. Kulit
Kelembaban: Lembab
Pucat :-
Lain-lain : -
4. Kepala
Bentuk :Normocephali
UUB :Menutup
UUK :Menutup
Rambut :
Warna :Hitam
Tebal/tipis :Tebal
Distribusi :Merata
Mata
Pupil : Diameter : 3 mm / 3 mm
Simetris : Simetris
Tidak langsung + / +
Kornea : Jernih
Serumen : Minimal
Hidung
Bentuk : Simetris
Mulut
Bentuk : Simetris
Lidah
Bentuk : Normal
10
Faring
Tonsil
Pembesaran : T1 / T1
5. Leher
Vena Jugularis :
Pulsasi : Teraba
6. Toraks :
a. Dinding dada/paru
11
Inspeksi
Pernapasan : Simetris
Palpasi
Perkusi : Sonor
Auskultasi
wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
7. Abdomen :
8. Ekstremitas :
Neurologis :
Lengan Tungkai
Tanda Kiri Kanan Kiri
Kanan
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
BPR/TPR BPR/TPR (+ KPR/APR (++/+ KPR/APR
Refleks Fisiologis
(++/++) +/++) +) ++/++
Refleks patologis Hoffman, Hoffman, Babinski (-) Babinski (-)
Trommer Trommer
13
(-/-) (-/-)
Sensibilitas +(baik) +(baik) + (baik) +(baik)
Tanda meningeal - - - -
9. Susunan Saraf : N.Kranialis I-XII normal
Kesan
Pneumonia Bilateral
14
Nama : An. AM
Uraian :
Pasien dikeluhkan batuk tidak berdahak yang muncul mendadak sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit, dan anak nampak sesak. Keluhan disertai anak tidak
16
mau menyusui dan muntah. Keluhan lain disangkal. Saat awal masuk rumah sakit
pasien dirawat selama 2 hari di ruang isolasi karena hasil rapid test covid-19
negatif. 1 minggu yang lalu pasien baru pulang dari rumah sakit setelah perawatan
Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36,8 °C
Kulit : normal
Kepala : normal
Mata : normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Jantung : normal
Abdomen : normal
17
Ekstremitas : normal
Genitalia : Laki-laki
Anus : normal
2.6 DIAGNOSIS
Status Gizi :
Gizi buruk
BB: 5,5 kg
PB: 66 cm
BBI: 8 kg
PB/U <-3SD
BB/U <-3SD
BB/PB <-3SD
BB/PB : 68%
Diagnosis banding :
Pneumonia rekuren
Pneumonia aspirasi
Covid-19
Diagnosis Kerja :
Pneumonia rekuren
Transaminitis ec DILI
2.7 PENATALAKSANAAN
Hentikan OAT
Pasang NGT
Edukasi pulang untuk makan makanan bergizi dan teratur serta menjaga
2.8 PROGNOSIS
2.9 FOLLOW UP
Tanggal 9-12-20 10-12-20
Hari Perawatan Ke- III IV
Subjective
Sesak (+) berkurang Sesak (+), makan (-),
Minum (+)
Objective
Nadi x/mnt 120 110
RRx/mnt 36 38
SuhuoC 37 37,2
CRT <2det <2det
SpO2 96% 96%
2 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (+), Raktraksi subcostal (+), rh
rh (+/+) pada apeks paru, (+/+) pada apeks paru, iga
iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
IVFD D51/2 NS 550ml/24 jam D51/2 NS 550ml/24 jam
Inj. Iv. Ceftazidim 3x200 + +
mg
Inj. Iv. Omeprazole 2x5 + +
mg
PO Vit. B 1x1 tablet + +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg + +
PO Vit. D 1x400IU + +
(1x1cth)
PO Asam Folat 1x1 + +
tablet
Curliv 2x1 cth + +
Objective
Nadi x/mnt 128 100
RRx/mnt 34 42
21
SuhuoC 37,5 37
CRT <2det <2det
SpO2 98% 95%
5 lpm simple mask 5 lpm simple mask
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (+), Raktraksi subcostal (+),
rh (+/+), wh (-/-), iga rh (+/+) wh (-/-), iga
gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
IVFD D51/2 NS 550ml/24 jam D51/2 NS 550ml/24 jam
Inj. Iv. Ceftazidim 3x200 + +
mg
Inj. Iv. Omeprazole 2x5 + +
mg
Inj. Dexametasone + +
3x2mg
PO Vit. B 1x1 tablet + +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg + +
PO Vit. D 1x400IU + +
(1x1cth)
PO Asam Folat 1x1 + +
tablet
Curliv 2x1 cth + +
Nebul combivent /8 jam + +
Objective
Nadi x/mnt 120 110
RRx/mnt 38 40
SuhuoC 37 37
CRT <2det <2det
SpO2 96% 96%
5 lpm simple mask 5 lpm simple mask
22
Objective
Nadi x/mnt 100 110
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 37
CRT <2det <2det
SpO2 96% 96%
2 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (+/+), wh rh (+/+) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
23
Objective
Nadi x/mnt 110 110
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 37
CRT <2det <2det
SpO2 90% tanpa O2 96% dengan 2lpm nasal
94% dengan 2lpm nasal canule
canule
Berat Badan (gr) 5400g 5400g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (+/+), wh rh (+/-) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
24
Objective
Nadi x/mnt 100 110
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 37
CRT <2det <2det
SpO2 96% 96%
2 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (-/-), wh rh (-/-) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
25
Objective
Nadi x/mnt 100 110
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 37
CRT <2det <2det
SpO2 95% 94%
2 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (+/+), wh rh (+/+) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
Venflont (+) (+)
Inj. Azitromisin 1x1 + +
26
50mg
Inj.Amikasi 1x100mg + +
Inj.Meropenem 3x200mg + +
Inj.Omeprazole 2x5 mg + +
PO Vit. B 1x1 tablet + +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg + +
PO Vit. D 1x400IU + +
1x1cth
PO Asam Folat 1x1 + +
tablet
PO Lacto B 1x1 sachet + +
PO Zinc 1x1 tab + +
Curliv 2x1 cth + +
Fullmicort /12 jam + +
Objective
Nadi x/mnt 100 130
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 36
CRT <2det <2det
SpO2 95% 95%
2 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (-/-), wh rh (-/-) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
Venflont (+) (+)
Inj. Azitromisin 1x1 + +
50mg
Inj.Amikasi 1x100mg + +
Inj.Meropenem 3x200mg + +
27
Inj.Omeprazole 2x5 mg + +
PO Vit. B 1x1 tablet + +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg + +
PO Vit. D 1x400IU + +
1x1cth
PO Asam Folat 1x1 + +
tablet
PO Lacto B 1x1 sachet + +
PO Zinc 1x1 tab + +
Curliv 2x1 cth + +
Fullmicort /12 jam + +
Objective
Nadi x/mnt 98 110
RRx/mnt 40 40
SuhuoC 37 36
CRT <2det <2det
SpO2 95% 98%
3 lpm nasal canule 2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-) Raktraksi subcostal (-),
minimal, rh (-/-), wh rh (-/-) wh (-/-), iga
(-/-), iga gambang (+) gambang (+)
Abdomen Distensi (-) Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-) Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren + Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI + Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik Gizi buruk Marasmik
Planning
Venflont (+) (+)
Inj. Azitromisin 1x1 + +
50mg
Inj.Amikasi 1x100mg + +
Inj.Meropenem 3x200mg + +
Inj.Omeprazole 2x5 mg
PO Vit. B 1x1 tablet + +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg + +
PO Vit. D 1x400IU + +
28
1x1cth
PO Asam Folat 1x1 + +
tablet
PO Lacto B 1x1 sachet + +
PO Zinc 1x1 tab
Curliv 2x1 cth + +
Fullmicort /12 jam + +
Chest X-Ray
Tanggal 29-12-20
Hari Perawatan Ke- XXI
Subjective
Sesak (+)
Demam (+)
Batuk (+)
Objective
Nadi x/mnt 98
RRx/mnt 40
SuhuoC 37.8
CRT <2det
SpO2 93%
2 lpm nasal canule
Berat Badan (gr) 5500g
Toraks Raktraksi subcostal (-)
minimal, rh (-/-), wh
(-/-), iga gambang (+)
Abdomen Distensi (-)
Ekstremitas Akral hangat, edem (-/-)
Assessment:
Pneumonia rekuren +
Transaminitis ec DILI +
Gizi buruk Marasmik
Planning
Venflont (+)
Inj. Azitromisin 1x1 +
50mg
Inj.Amikasi 1x100mg +
Inj.Meropenem 3x200mg +
Inj.Omeprazole 2x5 mg
PO Vit. B 1x1 tablet +
PO Vit. C 1x1 tab. 50mg +
PO Vit. D 1x400IU +
1x1cth
PO Asam Folat 1x1 +
tablet
29
PEMBAHASAN
tahun atau keselurahan tiga episode, dengan hasil radiografi densitas jernih
keluhan anak batuk yang muncul mendadak 4 hari sebelum masuk rumah sakit,
dan sesak. keluhan batuk disertai dengan anak tidak mau menyusui dan muntah 2x
sebanyak 50-100cc / muntah, Isi muntah susu, tidak ada campuran darah, lender,
dan tidak menyemprot, dengan riwayat keluhan serupa tiga minggu yang lalu.
Melalui pemeriksaan fisik kecurigaan RP pada kasus didapatkan dari laju napas
meningkat, retraksi minimal subcostal dan rhonki basah kasar pada kedua apeks
paru. Hal ini sesuai dengan temuan pemeriksaan fisik yang sering ditemui pada
pneumonia antara lain; retraksi, peningkatan laju napas, dan rhonki atau mengi. 4
Perlu diperhatikan juga bahwa mungkin ada bayi yang dilaporkan dengan keluhan
faktor risiko adalah prematuritas dan paparan asap rokok di dalam rumah.
Beberapa kondisi menjadi faktor predisposisi terhadap kejadian RP, antara lain:
Dalam evaluasi anak dengan RP, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah membedakan anak yang sehat "tetapi kurang beruntung" dengan anak yang
24
25
sendiri, organ atau sistem lain tidak terlibat, ada periode klinis sehat lama
fisik normal, tidak ada riwayat keluarga gangguan pernapasan genetik atau
infeksius, ada respons cepat terhadap pengobatan, dan pemulihan total setelah
episode.1
pemeriksaan penunjang foto thoraks tampak konsolidasi lapang tengah kiri dan
pedoman yang jelas untuk penggunaan rontgen dada secara rutin pada populasi
anak. Meskipun rontgen dada dapat membantu dalam diagnosis dan konfirmasi
lain demam, takipnea, ronki fokal, dan penurunan suara napas bersamaan, dapat
bronkopneumonia, sering terdapat konsolidasi patch dari satu atau lebih lobus.
Infiltrat muncul terutama di sekitar pusat bronkus. Masalah pada lobus tengah
paru adalah penyebab paling sering dari RP fokal yang biasa ditemukan pada
radiologi. Ini karena, setidaknya sebagian, fakta bahwa bronkus lobus tengah
Anak kemudian menjalani terapi jika ada perbaikan maka tidak diperlukan
modalitas pemeriksaan yang lebih rumit. Penanganan kasus pneumonia pada anak
pada patogen spesifik yang dicurigai berdasarkan informasi yang diperoleh dari
hipoksia, antipiretik untuk demam, dan cairan untuk dehidrasi. Ini sangat penting
patogen yang umum pada kelompok usia tertentu. Untuk anak di atas 3 bulan, S.
pneumoniae adalah yang paling umum, dimana obat pilihan adalah amoksisilin
oral dosis tinggi atau antibiotik beta-laktam lainnya. Rawat inap sering diperlukan
atau bahkan ventilasi mekanis. Penting untuk memastikan bahwa instruksi rawat
jalan yang jelas dan tindakan pencegahan rekurensi telah diberikan kepada orang
tua atau pengasuh anak yang dipulangkan ke rumah sebagai suplemen tindak
empiris, bed rest, dan pemantauan tanda vital dan pemeriksaan fisik.
27
serta pemasangan NGT untuk Kontinus feeding pada malam hari agar tidak terjadi
hipoglikemia. Selain itu pasien juga diedukasi untuk makan sehat, bergizi dan
malnutrisi energi protein. Anak itu mungkin memiliki nilai BB/TB yang lebih dari
3 standar deviasi di bawah rata-rata untuk usia dan jenis kelamin. Sementara
tanpa edema).2,5,6
2. Rehabilitasi nutrisi
Karena penyebab utama kematian pada marasmus antara lain dehidrasi dan
infeksi, tujuan utama selama ini fase resusitasi dan stabilisasi adalah untuk
rehidrasi, mencegah infeksi yang bisa berlanjut sepsis dan untuk menghindari
selama kurang lebih satu minggu dan merupakan fase paling pasien rentan.
28
Dehidrasi dapat diterapi dengan larutan isotonik intravena, dalam keadaan dimana
perlahan dan teliti dengan asupan kalori antara 60-80% dari kebutuhan kalori
untuk usia. Risiko potensial refeeding adalah hipoglikemia, ini dapat dihindari
dengan pemberian makan melalui nasogastrik terus menerus makan di malam hari
Karena ada risiko kambuh, penting follow up pasien yang pernah datang
karena marasmus. Edukasi diberikan kepada ibu tentang menyusui dan makanan
tambahan. Selain itu, cara lain di mana marasmus dapat dikurangi termasuk
penyediaan pasokan air minum yang tidak tercemar, persediaan makanan yang
cukup, dan pengendalian penyakit menular.7 Pada kasus anak diberika terapi
nutrisi secara perlahan melalui NGT karena saat ini anak tidak dapat menyusui.
AST dan ALT hingga 3-5x nilai dasar. Pengelolaan pasien tersebut adalah dengan
penghentian OAT dan evaluasi Kembali LAE untuk memantau toleransi obat.
untuk menderita. Polimorfisme genetik enzim yang diketahui dan faktor host
29
klinis 20-25% dari semua terapi obat. Anak-anak lebih mungkin mengalami
terhadap DILI parah atau ALF. Antibiotik dan agen sistem saraf pusat merupakan
meningkat.8
DILI diklasifikasikan menjadi dua jenis, satu jenis akibat toksisitas obat,
yang menyebabkan kerusakan hati secara langsung melukai sel hati atau
mengganggu ekskresi bilier, dapat diprediksi, bergantung pada dosis dan dapat
dengan kelainan penerima obat seperti faktor genetik dan metabolik, yang sering
menyertai reaksi alergi dan autoimun. Ini memiliki karakteristik: i) tidak terkait
dosis, ketidakpastian, terjadi hanya pada orang atau kelompok tertentu, atau
kumpulan keluarga; ii) bisa disertai demam, nyeri sendi, ruam dan lainnya
Aturan utama dalam menangani DILI yang diduga akut (atau kronis)
antara asimtomatik, dengan sedikit peningkatan enzim terkait hati (LAE) dan obat
mengindikasikan kerusakan hati yang lebih serius. Untuk beberapa obat yang
menyebabkan peningkatan ringan pada ALT atau LAE lain, cedera mungkin tidak
"toleransi obat" atau "respon adaptif obat." Toleransi obat perlu diakui untuk
PENUTUP
Telah dilaporkan Kasus Anak 1 tahun 3 bulan yang menderita RP, Gizi
Buruk Tipe Marasmik, dan DILI yang di Rawat di RSUD rujukan di Kalimantan
oleh orang tua dan bagaimana kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan edukasi
31
DAFTAR PUSTAKA
8. Amin, M. D., Harpavat, S., & Leung, D. H. (2015). Drug-induced liver injury
in children. Current opinion in pediatrics, 27(5), 625-633.
9. Lu RJ, Zhang Y, Tang FL, Zheng ZW, Fan ZD, Zhu SM, Qian XF, Liu NN.
Clinical characteristics of drug-induced liver injury and related risk factors.
Experimental and therapeutic medicine. 2016 Oct 1;12(4):2606-16.
10. Stine JG, Lewis JH. Current and future directions in the treatment and
prevention of drug-induced liver injury: a systematic review. Expert review of
gastroenterology & hepatology. 2016 Apr 2;10(4):517-36.
32