Oleh:
Dwiyan Rizky, S.Ked
Pembimbing:
dr. Noorsifa, M.Sc, Sp.KJ
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHUAN ............................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 2
BAB III PENUTUP 11
DAFTARoPUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berasal dari bahasa yunani terdiri dari kata noos yang artinya pikiran dan tropein
digunakan secara luas untuk meningkatkan fungsi kognitif pada kasus gangguan
otak organik yang disebabkain baik oleh trauma, kerusakan vascular, degenerasi,
sebagai obat vertigo. Pada zaman sekarang, terdapat puluhan jurnal yang
menunjukkan hasil uji klinis dari penggunaan piracetam pada berbagai kasus
perbaikan kondisi pada pasien dengan gangguan mental akibat penuaan yang
banyak negara sebagai obat ataupun suplemen tambahan. Citicolin dikenal luas
karena efek yang ditimbulkannya cukup menjanjikan pada kasus iskemia dan
cedera otak. Dimana sekuele akibat kerusakan struktur otak dapat ditekan pada
1
pemberian citicolin, sehingga dapat memperbaiki gangguan memori dan kognitif
yang ditimbulkan.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Piracetam
GABA yang disintesis pertama kali oleh Strubbe dan Cyprysiak, di Belgia, lebih
dari 30 tahun yang lalu. Piracetam pertama kali disetujui pada tahun 1971 untuk
pengobatan vertigo, dan saat ini dipasarkan di lebih dari 120 negara di seluruh
4,8 gram perhari, dan untuk pengobatan penyakit serebrovaskular dan sekuele
itu, piracetam disetujui untuk kortikal mioklonus dalam dosis hingga 24 gram
perhari.4
terlibat dalam proses kognitif seperti belajar, memori, perhatian dan kesadaran,
dilaporkan antara tahun 1972 dan 2001. Dengan persentase perbaikan pada
3
stimulan.5 Piracetam meningkatkan fungsi neurotransmitter acetylcholine melalui
reseptor muscarinic cholinergic (ACh) yang terlibat dalam proses memori.6 Selain
itu, piracetam mungkin memiliki efek pada reseptor NMDA glutamat, yang
globalnya pada transmisi saraf otak melalui modulasi saluran ion (yaitu, Na +, K
mitokondria.9
B. Citicolin
berfungsi untuk memastikan fungsi yang memadai dari membran sel, terutama
Fungsi utama fosfolipid adalah menjadi bagian dari membran sel struktur dan
fosfolipid terjadi dalam pengembangan cedera otak traumatis (TBI) dan iskemia
serebral. Juga metabolisme fosfolipid telah terlibat dalam penuaan otak dan
4
mekanisme neuroplastisitas, dan dalam kondisi yang melibatkan perubahan
kebutuhan untuk memiliki obat yang bekerja pada struktur membran fosfolipid
ini dari fosforilkolin sangat terbatas melalui jalur biosintetik. Sehingga CDP-
choline (citicolin) dianggap sebagai sumber kolin dan sitidin eksogen, yang
Citicoline memiliki efek luas pada sistem kolinergik dan dapat bertindak
hipoperfusi otak kronis. ini menunjukkan bahwa citicoline dapat memiliki aksi
sebagai obat yang mampu meningkatkan daya ingat pada hewan dengan defisit
antiapoptosis.13
5
Otak menggunakan kolin untuk mensintesis asetilkolin. Ketika
yang mengandung kolin dapat dikatabolisme dari membran neuron. Fosfolipid ini
khasnya, terutama pada memori yang dievaluasi dengan berbagai skala kognitif.
peningkatan aliran darah otak pada pasien dengan demensia vaskular yang diobati
dengan citicolin. Lozano et al. menyebutkan bahwa citicoline aman dan efektif
6
obat dalam jangka panjang demensia. Cacabelos et al. telah menggambarkan
beberapa efek positif citicoline pada pasien demensia, dengan perbaikan pada
skala kognitif, efek antidepresan yang signifikan, dan aksi imunomodulator, dan
terkontrol plasebo pada pasien dengan demensia tipe Alzheimer ringan sampai
terlibat dalam proses kognitif seperti belajar, memori, perhatian dan kesadaran.
pasien demensia seperti citicolin, namun Cochrane review pada tahun 2002 dan
pada anak laki-laki berusia 9 tahun, kelas 3 SD, berperilaku sopan dan memiliki
performa baik di sekolahan. Terjadi kecelakaan lalu lintas pada anak tersebut yang
anak kehilangan kesadaran selama 3 hari. Anak dirawat di rumah sakit selama 1
bulan, dan setelah dipulangkan orangtua anak membawa anaknya ke poli psikiatri
karena terjadi perubahan perilaku anak. Anak menjadi lebih agresif, mudah marah
7
dan melempar barang-barang di rumah. Saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter,
perilaku anak, anak menjadi lebih tenang dan dapat mengontrol emosinya lagi
Kasus kedua pasien anak umur 5 tahun TK, berperilaku baik dengan
mulutnya. Saat anastesi dilakukan, terjadi henti jantung dan dilakukan resusitasi
sehingga operasi dibatalkan. Setelah pasien sadar, pasien berperilaku seperti bayi.
Pasien tidak dapat mengenali orangtuanya, tidak dapat duduk maupun berbicara,
kali pemberian, tidak didapatkan perbaikan pada perilaku maupun respon indra
lagi dengan total 90 kali injeksi. Setelah diinjeksikan 90 kali, terdapat perbaikan
signifikan dari mental perilaku dan fisik pasien. Pasien dapan berdiri, berlari,
diperkirakan perkembangan mental pasien saat ini adalah 5 tahun, sesuai dengan
usianya. Diagnosis pada pasien ini adalah gangguan mental organic akibat iskemia
8
2. Ketergantungan Zat
keterrgantungan zat.22
ketergantungan kokain saja memiliki ukuran sampel yang sangat kecil dan
umumnya tidak fokus pada pengurangan penggunaan narkoba. Namun, temuan itu
ketergantungan zat masih belum jelas. Mengingat efek kuat citicoline pada sistem
peran sistem kolinergik dalam proses yang mendasari adiksi narkoba telah
3. Depresi
9
Gangguan depresi mayor adalah penyakit kronis dengan morbiditas tinggi.
Pasien mengalami 30% hingga 50% gejala sisa setelah perawatan standar dari
pasien dengan gangguan depresi mayor yang sedang dalam perawatan dengan
dua kali sehari) atau plasebo sebagai pengobatan tambahan selama 6 minggu.
Gejala depresi dinilai oleh Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) di baseline
signifikan yang lebih besar diamati pada HDRS untuk skor kelompok yang
minggu 2, 4 dan 6. Tingkat remisi secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
diberikan citicolin dengan dosis 2gram/hari dan dilakukan secara acak dengan
minggu. Pertama keadaan mood pasien diases dengan skoring IDS-C dan juga
HLTV. Terdapat perbedaan signifikan efek yang ditimbulkan oleh citicolin bila
10
dibandingkan dengan placebo. Sehingga diduga citicolin memuliki efek
antidepressant.24
11
BAB III
PENUTUP
memperbaiki fungsi kognitif seperti memori, belajar dan atensi. Terdapat berbagai
Terdapat banyak penelitian mengenai obat ini, namun masih belum dapat
dipastikan mekanisme kerja yang jelas dari kedua obat ini. Obat ini digunakan
secara luas terutama pada kasus neurologi, juga terdapat beberapa penelitian yang
efek pada gangguan psikiatri. Citicolin dan piracetam oleh beberapa penelitian
zat adiksi, gangguan depresi dan bipolar. Piracetam memiliki manfaat pada kasus
12
DAFTAR PUSTAKA
3. Roohi-Azizi, M., Arabzadeh, S., Amidfar, M., Salimi, S., Zarindast, M. R.,
Talaei, A., & Akhondzadeh, S. Citicoline combination therapy for major
depressive disorder: a randomized, double-blind, placebo-controlled
trial. Clinical neuropharmacology, 2017. 40(1), 1-5.
4. Waegemans, T., Wilsher, C. R., Danniau, A., Ferris, S. H., Kurz, A., &
Winblad, B. Clinical efficacy of piracetam in cognitive impairment: a meta-
analysis. Dementia and geriatric cognitive disorders, 2002. 13(4), 217-224.
13
11. Tacconi MT, Wurtman RJ. Piracetam: physiological disposition and
mechanism of action. Advances in Neurology. 1986 43: 675–85
16. Rao AM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Does CDP-choline modulate
phospholipase activities after transient forebrain ischemia?. Brain Research.
2001. 893 (1–2): 268–72
18. Secades JJ, Lorenzo JL. Citicoline: pharmacological and clinical review,
2006 update. Methods and Findings in Experimental and Clinical
Pharmacology. 2006. 28 Suppl B: 1–56
14
22. Wignall, N. D., Brown, E. S. Citicoline in addictive disorders: a review of
the literature. The American journal of drug and alcohol abuse, 2014. 40(4),
262-268.
23. Roohi-Azizi, M., Arabzadeh, S., Amidfar, M., Salimi, S., Zarindast, M. R.,
Talaei, A., & Akhondzadeh, S. Citicoline combination therapy for major
depressive disorder: a randomized, double-blind, placebo-controlled
trial. Clinical neuropharmacology, 2017. 40(1), 1-5.
15