Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AQIDAH


Kompetensi Umum:
- Mahasiswa memahami tentang klasifikasi ajaran Islam berupa aqidah.

Kompetensi Khusus:
- Mahasiswa mampu menjelaskan aqidah Islamiyah
- Mahasiswa mampu menjelaskan keimanan dan ketaqwaan
- Mahasiswa mampu menjelaskan kausalitas rukun iman
- Mahasiswa mampu menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam
- Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi keimanan dalam kehidupan
- Mahasiswa mampu menjelaskan pemeliharaan iman dari bahaya syirik

A. PENYAJIAN MATERI

4.1 Pengertian Aqidah Islamiyah


Kata aqidah adalah bahasa Arab yaitu berasal dari kata „aqadah - ya‟qidu-
„aqidatan¸diIndonesiakan menjadi akidah. Artinya secara etimologis adalah ikatan atau janji. Secara
terminologis adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui nahwa tiada Tuhan selain Allah
SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha illaulah (Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah
SWT) sebagaimana QS Muhammad: 19.
Substansi dari „aqidahadalahtauhid yang berarti mengakui Maha Esa Allah SWT. Akar kata tauhid
adalah ahad sebagaimana dalam QS Al-Ikhlas:1-4. Mengesakan juga bermakna membersihkan
keyakinan tentang adanya kekuasaan yang dapat 23
menandingi atau mengatasi kekuasaan Allah SWT yang disebut dengan syirik. Hal ini didasarkan
firman Allah SWT dalam QS Ar-Ra‟d: 36 yang terjemahannya: “....Katakanlah: „sesunggunya aku
hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya
kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali”.
Pengakuan tentang tauhid merupakan awal dari iman. Kata iman berasal dari amana, yu‟minu,
imanan. Secara etiimologis, berarti kepercayaan atau keyakinan. Secara terminologis adalah
pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT dan
mengaku bahwa Muhammad SAW adalah Rasulullah sebagaimana isi dua kalimat syahadat.
Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman, maka dapat dirumuskan bahwa aqidah Islamiyah
yaitu keyakinan yang mendalam tentang ke-Maha-Esaan Allah SWT dan tentang kerasulan Nabi
Muhammad SAW, yang berfungsu sebaga penggerak di dalam diri seseorang sehingga seluruh
aktivitasnya (gerak hati, otak dan nafsu), ucapan dan perbuatannya tunduk kepada ketentuan-
ketentuan Allah SWT (Al-Qur‟an) dan Rasul-Nya (hadits) sebagaimana yang terkandung dan
dikehendaki oleh dua kalimat syahadat.
4.2 Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan merupakan konsep akidah Islamiyah, sedangkan ketaqwaan merupakan aplikasi dan
pelaksanaan dari akidah Islamiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa ketaqwaan merupakan tindak
lanjut dari keimanan pada tataran prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.
Keimanan dan ketaqwaan dalam Al-Qur‟an selalu dijelaskan dalam satu paket ayat, karena sasaran
akhir dari keimanan adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan dalam QS Ali Imran: 102 yang
terjemahannya adalah: 24
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT sebenar-benar taqwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Keimanan dan ketaqwaan juga sebagaimana dalam QS Al-Baqarah: 177. Berdasarkan ayat tersebut
dapat dipahami bahwa ketaqwaan adalah aplikasi keimanan pada tataran perbuatan yang berfungsi
membentuk sikap konsisten melaksanakan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-
Nya.
4.3 Kausalitas Rukun Iman
Kausalitas adalah hubungan sebab akibat. Dengan pendekatan secara kausalitas, maka kita akan
mengetahui mana yang menjadi sebab utama dari keseluruhan rukun iman tersebut sebagai inti dari
seluruh rukun iman. Karena jika rukun iman yang berada pada posisi sebab utama itu tidak ada dalam
keimanan kita, maka tidak ada pula keyakinan kepada rukun iman lainnya.
Masing-masing rukun iman yang terdiri atas enam pokok keyakinan tersebut berfungsi saling
mendasari sebagai asas rukun iman selanjutnya. Asas itu tersusun secara kausalitas dari bawah ke
atas seperti anak tangga sehingga terbentuklan gambar susunan rukun iman secara kausalitas (sebab
akibat) seperti Tabel 4.1.
4.4 Konsep Ketuhanan dalam Islam
Konsep ketuhanan dalam Islam adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mendasar tentang
masalah ketuhanan yaitu siapakah Tuhan itu? Tuhan itu monoteis atau politeis? Dan siapa nama
Tuhan?
Tuhan adalah Khalik ( yang menciptakan) makhluk-Nya. Dia yang menciptakan langit dan bumi
beserta segala isinya dari tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi yang mengatur
segala yang terjadii di langit da di bumi dari „Arsy-Nya (singgasana-Nya) sebagaimana dalam QS
Yunus: 3 yang 25
terjemahannya yaitu :‟Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumu
dalam enam masa, kemudia Dia bersemayam di atas „Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada
seorangpun yang akan memberi syafa‟at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah
Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?.
Tabel 4.1 Kausalitas Rukun Iman 6
Beriman kepada qadar baik dan buruk
yang telah ditetapkan Allah SWT
akibat beriman kepada Allah SWT,
malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya
dan hari Akhirat.
Beriman kepada hari kiamat (akhir) 5
yang ditetapkan Allah SWT akibat
beriman kepada Allah SWT, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-Nya dan kepada
Nabi dan Rasul sebagai sebab yang
kelima.
Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah 4
SWT akibat beriman kepada Allah
SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya sebagai sebab yang
keempat.
Beriman kepada kitab-kitab Allah 3
SWT (kalamullah) akibat beriman
kepada Allah SWT dan malaikat-
malaikat-Nyasebagai sebab yang
ketiga.
Beriman kepada malaikat-malaikat 2
Allah SWT akibat beriman kepada
Allah SWT sebagai sebab yang kedua.
Beriman kepada Allah SWT yang 1
Maha Esa (tauhid), sebagai sebeb yang
pertama, sebab dari segala sebab.
Tidak ada keimanan yang lain tanpa
mengimani Allah SWT terlebih
dahulu.

Allah WT juga adalah pemilik mutlak semuanya sebagaimana QS Ali Imran: 189. Terrjemahan QS
Ali Imran : 189 adalah: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumu, dan Allah Maha Perkasa
atas segala sesuatu”.
Tuhan juga monoteis (Maha Esa). Tuhan sendiri yang memberitahu bahwa Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa dakam QS Al-Baqarah: 163 yang terjemahannya:”Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa. Tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Nama Tuhan adalah Allah SWT selain memiliki nama sifat-sifat-Nya. Allah SWT sendiri yang
memberi tahu bahwa Nama-Nya adalah Allah sebagaimana yang dijelaskan QS Thaha: 14 yang
terjemahannya adalah:
“ Sesungguhnya nama-Ku adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
4.5 Fungsi Keimanan dalam Kehidupan
Keimanan kepada Allah SWT membentuk perilaku tauhid sebagai aplikasi dari dimensi-dimensi
Iman kepada Allah SWT. Perilaku tauhid tersebut meliputi Tauhid rububiyah dan mulkiyah,
uluhiyah, asma‟ wa al-shifatullah. Perilaku tauhid rububiyah dan mulkiyah adalah meyakini bahwa
Allah SWT itu Maha Esa dalam menciptakan, memiliki, mengatur, menentukan takdir dan dalam
menentukan syari‟at (hukum). Perilaku tauhid uluhiyah yaitu mengakui ke-Esaan Allah SWT dalam
ke-ilahan-Nya (ke-Tuhanan-Nya) dan ber-„ubudiyah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT semata.
Kemudian, perilaku tauhid asma‟ wa al-shifatullah yaitu perilaku menghiasi sifat kita dengan sifat-
sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna karena kita meyakini bahwa Allah SWT
mempunyai nama lain sebagai sifat-Nya selain nama-Nya yang Agung yaitu ALLAH. 27
Fungsi keimanan kepada malaikat-malaikat Allah SWT dalam kehidupan adalah manusia akan selalu
berhati-hati dalam setiap aktivitas hidupnya, selalu mempunyai harapan positif karen amalnya tidak
sia-sia, sehingga timbul sifat jujur, amanah dalam perilakunya, dan sifat terpuji lainnya.
Fungsi keimanan kepada kitabullah dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan Al-Quran sebagai pedoman, pegangan, petunjuk dalam menjalani kehidupan.
2. Memahami bahwa isi kandungan Al-Qur‟an memuat seluruh aspek kehidupan manusia.
3. Membaca Al-Qur‟an karena gaya bahasanya yang indah dan juga bernilai ibadah.
4. Memelihara kesucian dan keaslian Al-Qur‟an karena Al-Qur‟an tidak dapat ditiru oleh manusia,
karena terpelihara sepanjang zaman keasliannya oleh Allah SWT.
5. Manusia dapat mengetahui sejarah perilaku umat-umat terdahulu semenjak Adam sampai
Muhammad sebagai bahan pelajaran dan perbandingan yang berharga dalam kehidupan.
6. Dengan memahami Al-Qur‟an, kehidupan manusia akan terarah, penuh keteraturan dan
ketenteraman untuk mencapai hidup yang sejahtera dan bahagia di dalam ridha Allah SWT.

Beriman kepada Nabi dan Rasulullah memiliki fungsi dalam kehidupan yaitu sebagai berikut:
1. Menerima pencerahan kebaikan dan peringatan kepada manusia.
2. Mendapatkan penjelasan, praktek ajaran Al-Qur‟an.
3. Dapat menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan tauladan dalam segenap aspek
kehidupan manusai pada umumnya dan dalam kehidupan ekonomi pada khususnya karena Rasululah
adalah seorang pemimpin dan juga pedagang.
4. Rasul juga bertujuan menyempurnakan akhlak manusia. Oleh itu, beriman kepadanya berarti kita
dapat menyempurnakan akhlak.
28
Kemudian, fungsi beriman kepada hari Akhirat dalam kehidupan adalah sebagai motivasi bagi setiap
pribadi muslim untuk memperbanyak amal ibadah maliyah mu‟amalah dalam mencari hidup yang
ridha Allah SWT. Beriman kepada hari Akhirat juga dapat menjadi motivasi kuat untuk sukses dalam
kehidupan secara halal lagi baik.
Beriman kepada qadha dan qadar baik dan buruk dalam kehidupan berfungsi sebagai berikut:
1. Manusia tidak akan putus asa jika usahanya tidak berhasil, karena niat beramal shaleh adlam setiap
mengawali usaha telah dinilai satu amal saleh di sisi Allah SWT, bahkan manusia yang mengimani
takdir akan selalu tawakal (melibatkan Allah dalam setiap usaha).
2. Manusia tidak akan sombong jika usahanya berhasil gemilang karena ia bersyukur kepada Allah
SWT atas keberhasilannya, bahkan manusia tersebut akan menjadi manusia yang selalu bersyukur
kepada Allah SWT setiap ia berhasil.
3. Dengan beriman kepada hari Akhirat , hidup manusia akan lebih berarti jika manusia dapat
mengahdapi kehidupannya dengan sikap penuh harap, sabar dan tawakal serta tidak bersifat
pesimisme karean takdir itu tidak dapat diketahui sebelumnya.

4.6 Pemeliharaan Iman Dari Bahaya Syirik

Syirik adalah lawan daripada tauhid yang berasal dari kata Arab syirkun artinya bersekutu. Syirik
artinya percaya ada yang mempunyai kekuasaan yang mutlak selain Allah SWT. Dalam Al-Qur‟an
dijelaskan bentuk-bentuk syirik yaitu:
1. Menyembah selain Allah (QS Al-Anbiya‟: 52) seperti berhala, pohon, bulan, matahari, bintang,
dewa dan lain-lain.
2. Menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Misalnya keyakinan bahwa Isa Al-Masih adalah
anak Tuhan (QS Al-Maidah: 72-73).
29
3. Menjadikan pemimpin-pemimpin agama sebagai Tuhan (QS At-Taubah: 31).
4. Menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan (QS Al-Furqan: 43).
5. Keyakinan bahwa hidup di dunia hanya tergantung pada masa sebagaimana keyakinan kaum
dahriyyun/atheis (QS Al-Jatsiyah: 24).
6. Sifat Riya dalam beramal shaleh/beribadah.
7. Dari Abu Sa‟id Nabi SAW bersabda: “ Maukah kamu aku beritahu sesuatu yang lebih aku takuti
menimpa dirimu dari pada Dajjal yang merajalela? Mereka menajwab, baiklah! Maka ia
(Rasulullah) berkata: Syirik khafi yaitu seseorang sedang shalat lalu ia perindah shalatnya karena
ia tahu dilihat orang (Ibnu Majah No. 4194).
8. Menurut Muhammad bin Abdul Wahab (1979), suatu amal yang dilakukan karena Allah,
kemudian dicampuri dengan riya, kalai riyanya disingkirkan, maka riya itu tidak membahayakan,
tetapi kalau riya yang datang itu terus menghinggapinya, maka hilanglah nilai amal yang
permulaannya ikhlas karena Allah SWT.

Syirik merusak iman dan amalan dan juga dipandang sebagai kezaliman yang paling dahsyat (QS
Luqman: 12). Oleh itu, diperlukan kiat-kiat pemeliharaan iman dari syirik yaitu menambah dan
memperdalam ilmu, membiasakan amal shalih, membiasakan jihad, berserah diri kepada Allah SWT,
selalu mencari keridhaan Allah, memakmurkan masjid, membiasakan zikir dan membaca serta
mendengarkan Al-Qur‟an.
B. RANGKUMAN

Aqidah Islamiyah adalah suatu yang mutlak dalam kehidupan muslim. Aqidah Islamiyah bermaksud
sesuatu yang terhimpun padanya kalbu seorang muslim, berupa iman kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qadha dan qadar yang baik dan buruk.
Kesemuanya disertai rasa tunduk dan patuh kepada manhaj Allah SWT dengan melakukan ibadah
kepada-30
Nya sesuai yang disyariatkan-Nya, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat,
menunaikan zakat, menunaikan puasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji bagi yang
mampu, beramar makruf dan nahi munkar serta berjihad demi menjunjung tinggi kalimat Allah
SWT.
C. TUGAS LATIHAN

Buatlah makalah tentang fungsi iman dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang islami.
D. DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an
Desmal Fajri. 2011. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Padang: Universitas Bung Hatta.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam & Departemen Agama RI. 2000. Buku Teks Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Bulan Bintang.
Fuadi Anwar, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Padang: UNP Press.
Izharman. 2014. Pendidikan Agama Islam: Pembentuk Kepribadian Islami.
Munir & Sudarsono. 2001. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syahidin, Buchari Alma, Munawar Rahmat, Toto Suryana, Aam Abdussalam. 2009. Moral dan
Kognisi Islam. Bandung: CV Alfabeta.
Tim Dosen UNP. 2014. Pendidikan Agama untuk Perguruan Tinggi Umum. Padang: UNP Press.

Anda mungkin juga menyukai