Tugas Kelompok 4
Tugas Kelompok 4
Dosen pembimbing :
Rinaldi, S.Pd.I.,M.Ed.,Ph.D
Disusun Oleh :
1. I s t i a n i ( 2 0 0 1 0 5 1 0 1 7 )
2. I t t a q i A m r i ( 2 0 0 1 0 5 1 0 1 8 )
Aqidah Islamiyah
Kata aqidah adalah bahasa Arab yaitu berasal dari kata „aqadah
- ya‟qidu- „aqidatan¸diIndonesiakan menjadi akidah. Artinya
secara etimologis adalah ikatan atau janji. Secara terminologis
adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui nahwa tiada
Tuhan selain Allah SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha
illaulah (Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah SWT)
sebagaimana QS Muhammad: 19.
Substansi dari „aqidah adalah tauhid yang berarti mengakui
Maha Esa Allah SWT. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana
dalam QS Al-Ikhlas:1-4. Mengesakan juga bermakna membersihkan
keyakinan tentang adanya kekuasaan yang dapat menandingi atau
mengatasi kekuasaan Allah SWT yang disebut dengan syirik. Hal ini
didasarkan firman Allah SWT dalam QS Ar-Ra‟d: 36 yang
terjemahannya:
“....Katakanlah: „sesunggunya aku hanya diperintah untuk
menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun
dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan
hanya kepada-Nya aku kembali”.
Keimanan dan Ketawqaan
Iman artinya percaya, menurut istilah, iman adalah
membenarkan dan meyakinkan dengan hati, diucapkan oleh
lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Takwa menurut bahasa adalah menjaga diri atau berhati-hati.
Sedangkan menurut istilah syari’at, takwa diartikan seorang
hamba menjadikan sebuah benteng bagi dirinya untuk
melindunginya dari kemurkaan Allah dan siksa-Nya.
Keimanan dan ketaqwaan dalam Al-Qur‟an selalu dijelaskan
dalam satu paket ayat, karena sasaran akhir dari keimanan
adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan dalam QS Ali Imran:
102 yang terjemahannya adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT
sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Keimanan dan ketaqwaan juga sebagaimana dalam QS Al-
Baqarah: 177. Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa
ketaqwaan adalah aplikasi keimanan pada tataran perbuatan
yang berfungsi membentuk sikap konsisten melaksanakan
seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya.
Firman Allah, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluardan
memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS At
Thalaq: 2-3)
Dan ingatlah bahwa Allah mencintai orang yang bertakwa,
sehingga Allah akan selalu bersamanya dalam keadaan susah
maupun dalam keadaan susah. Sebagaimana janji-Nya, “Maka
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS
At Taubah [9]: 4)
Dan dalam ayat lain dikabarkan, “Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebajikan.” (QS An-Nahl [16]:128)
Ciri-ciri orang bertakwa adalah;
c) Dengan beriman kepada hari Akhirat , hidup manusia akan lebih berarti jika
manusia dapat mengahdapi kehidupannya dengan sikap penuh harap, sabar
dan tawakal serta tidak bersifat pesimisme karean takdir itu tidak dapat
diketahui sebelumnya.
Pemeliharaan Iman dari Bahaya
Syirik berarti memperserikatkan Allah dengan yang lain .Syirik
menurut bahasa terambil dari kata arab syirkun artinya berserikat atau
bersekutu.Dalam kata kerja aktif-transitif ialah as-syaraka artinya
memperserikatkan /mempersekutukan sesuatu .Menurut Imam
Muhammad Abduh (79:94),syirik itu adalah percaya bahwa ada yang
memberi bekas selain Allah dan percaya bahwa ada sesuatu yang
mempunyai kekuasaaan yang mutlak selain Allah.
Dalilnya dalam Al-Qur’an yaitu Firman Allah yang bermaksud:
“Bahwasanya, siapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
lain, maka sesungguhnya Allah haramkan kepadanya syurga dan tempat
kembalinya ialah ke neraka.” (Surah al-Ma’idah, ayat 72).
Syirik ini boleh berlaku melalui salah satu daripada tiga keadaan
yaitu:
1. Menerusi i’tiqad seperti meragui atau menafikan kewujudan Allah.
Justru, mana-mana fahaman yang meragui dan menafikan
kewujudan Allah seperti fahaman komunis dan ateis adalah jelas
syirik.
2. Menerusi perbuatan atau amalan tertentu seperti menyembah
patung, berhala, batu, pokok, matahari, bulan bintang atau objek
tertentu. Perbuatan memuja nasib dan meminta nomor rekor di
kubur tertentu atas dakwaan kubur itu keramat juga adalah unsur
syirik. Bahkan ulama menjelaskan perbuatan terlalu memuja dan
mendewakan orang atau pemimpin tertentu juga adalah perbuatan
syirik.
3. Menerusi lidah atau perkataan seperti menghalalkan perkara haram
dan mengaku keluar daripada agama Islam. Termasuk dalam kategori
ini ialah perkataan yang boleh menyebabkan terbatal syahadah
seseorang Muslim.
Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bentuk-bentuk syirik yaitu:
• Menyembah selain Allah (QS Al-Anbiya‟: 52) seperti berhala, pohon,
bulan, matahari, bintang, dewa dan lain-lain.
• Menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Misalnya keyakinan
bahwa Isa Al-Masih adalah anak Tuhan (QS Al-Maidah: 72-73).
• Menjadikan pemimpin-pemimpin agama sebagai Tuhan (QS At-
Taubah: 31).
• Menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan (QS Al-Furqan: 43).
• Keyakinan bahwa hidup di dunia hanya tergantung pada masa
sebagaimana keyakinan kaum dahriyyun/atheis (QS Al-Jatsiyah: 24).
• Sifat Riya dalam beramal shaleh/beribadah.
• Dari Abu Sa‟id Nabi SAW bersabda: “ Maukah kamu aku beritahu
sesuatu yang lebih aku takuti menimpa dirimu dari pada Dajjal yang
merajalela? Mereka menajwab, baiklah! Maka ia (Rasulullah)
berkata: Syirik khafi yaitu seseorang sedang shalat lalu ia perindah
shalatnya karena ia tahu dilihat orang (Ibnu Majah No. 4194).
• Menurut Muhammad bin Abdul Wahab (1979), suatu amal yang
dilakukan karena Allah, kemudian dicampuri dengan riya, kalai riyanya
disingkirkan, maka riya itu tidak membahayakan, tetapi kalau riya
yang datang itu terus menghinggapinya, maka hilanglah nilai amal
yang permulaannya ikhlas karena Allah SWT.
Thank You