Ujian Tengah Semester

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

OLEH:

Nama : Istiani

BP : 2001051017

Dosen Pembimbing : Rinaldi, S.Pd.I., M.Ed., Ph.D

PROGRAM STUDI D III TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2021
BAB II

MANUSIA DAN AGAMA

Menurut ilmu pengetahuan, kejadian manusia adalah berdasarkan kepada teori


evolusi yaitu teori yang menganggap bahwa jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang ada
sekarang tidak lahir menurut wujudnya seperti sekarang ini. Teori ini berpangkal pada
penmuan Lanmark (1744- 1829) dan diilmiahkan oleh Chares Darwin (1882) dengan
memberikan dasar data-data. Namun teori ini sangat lemah

Apakah bisa manusia hidup tanpa agama?

“Jika agama hanya dipandang sebagai formalitas, bisa saja manusia hidup tanpa
agama. Tetapi jika agama dipahami dengan adanya keinginan didalam diri manusia
untuk bertuhan, maka tidak ada satu manusia pun bisa hidup tanpa agama.”

1. Pengertian Manusia

Perlu kita pahami bahwa manusia didalam Alqur’an memiliki beberapa unsur
yang unik, atau yang mempunyai artian bahwa penyebutan manusia didalam Alqur’an
tidak hanya menggunakan satu istilah saja.

Istilah penyebutan manusia di dalam alqur’an antara lain, yaitu:

a) Basyar

Yang diambil  dari kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan
baik dan indah.Kata ini menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan-
tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sedangkan

b) Insan,

Yang diambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata ini
menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga yang
membedakan satu orang dengan yang lainnya yang mempunyai perbedaan fisik,
mental, dan kecerdasan.Unsur tersebut mempunyai penyebutan masing-masing.

Penyebutan istilah Basyar merujuk pada aspek jasmaniyah sedangkan Insan


itu merujuk pada aspek bathin. Jadi kita perlu diingat bahwa manusia didalam Islam
selalu memerlukan 2 hal, yaitu jasmani dan rohani. Aspek Basyar lebih umum yaitu
seperti minum, makan, dan tidur, sedangkan aspek Insan lebih merujuk ke rohani. Jadi
kedua aspek tersebut harus saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan, karena jika
manusia hanya mementingkan jasmaninya saja maka menurut Islam itu masih
setengah manusia, tetapi jika kita juga tidak menjaga jasmani kita, maka dia juga
belum dapat di katakan sempurna sebagai seorang manusia.

Pengertian manusia menurut para tokoh

 Sokrates melihat manusia sebagai individu, sedangkan Plato melihat manusia


dari sudut kehidupan sosial dan politiknya.

 Sastrapratedja mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang historis.

 Comte mengatakan bahwa “mengenal diri adalah mengenal sejarah”, manusia


tidak cukup apabila hanya dilihat dari sudut fisika, kimia, dan biologi saja.

 Ernst Cassirer mengatakan bahwa manusia tidak dapat didefinisikan


berdasarkan sifat metafisik dan fisiknya. Ciri utama manusia terletak pada
karyanya.

2. Bahan Penciptaan Manusia

Dari unsur materi (Q.S As-Sajdah 7-8) manusia adalah makhluk yang
diciptakan dari tanah, artinya manusia adalah makhluk terendah. Jadi dari segi fisik,
manusia tidak bisa sombong karena kita sama-sama berasal dari tanah, tanah terletak
dibawah dan selalu diinjak. Semua manusia entah dia cantik atau tidak, dia tampan
atau tidak, kaya atau tidak, semua sama saja. kita memiliki kedudukan yang sama di
mata Tuhan. Oleh karena itu kita tidak boleh mengejek ataupun merendahkan orang
lain hanya karena fisik kita lebih baik daripada mereka. Bisa jadi mereka lebih baik
dimata Tuhan daripada kita.

 Dari unsur non materi (Q.S As-Sajdah 9, Q.S Al-Isra 175) manusia adalah
makhluk spiritual, artinya bahwa manusia diciptakan untuk berpikir, dan menciptakan
sesuatu, serta melakukan kebaikan dan manusia dapat melakukan keburukan juga.
Semua itu tergantung pada pemikiran mereka, ingin melakukan kebaikan atau
keburukan.

Teori tentang Agama

 Edward B. Taylor (1832-1917) Teori Animisme dan Evolusi Agama.


 J.G. Frazer (1854-1941) Teori Magis. Magis adalah Tindakan manusia untuk
mencapai suatu maksud dengan melalui kekuatan gaib luar biasa yang ada di
alam.

 Emile Durkheim (1859) Teori Sentimen Kemasyarakatan. Agama muncul


karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya.
Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambing suatu masyarakat.

 Andrew Lang (1844-1912) Teori ‘Ur Monoteisme’:Keyakinan adanya dewa


tertinggi yang dipandang sebagai Pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan
kesusilaan.

3. Pengertian Agama

Didalam Islam, yang perlu  diketahui tentang agama adalah ajaran yang kemudian
berisi tentang aturan-aturan yang wajib dilaksanakan, dan segala keharaman harus
ditinggalkan, didalam ajaran ini juga terdapat aspek ketuhanan, keimanan dan juga
sebagai pedoman hidup. Dalam Bahasa Arab, agama disebut
dengan din dimana din itu berarti kekalahan dan penyerahan diri pada pihak yang lebih
berkuasa.

a. Unsur-Unsur Agama

 Emosi Keagamaan                                 

 Upacara Keagamaan

 Tempat dan Peralatan Peribadatan

  Kelompok Penganut

  Sistem Keyakinan

b. Fungsi Agama

 Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai


dan norma masyarakat.

 Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus
perkembangan individual melalui berbagai krisis.
 Agama memberikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara dan
rekonsiliasi di saat manusia menghadapi ketidakpastian dan frustasi.

 Agama memberikan sarana hubungan transcendental melalui amal ibadah


yang menimbulkan rasa damai dan identitas baru yang menyegarkan.

 Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai.

BAB IV

KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AQIDAH

Secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yaitu qa-ra-a, yaq-ra-u,
qur’an, waqura’nan yang berarti bacaan. Selanjutnya, Al-Qur’an menurut istilah adalah
firman Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
melalui malaikat Jibril yang berfungs sebagai mukjizat, bersifat mutawatir serta menjadi
ibadah membacanya.

Secara terminologis adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui
bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha illaulah
(Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah SWT) sebagaimana QS Muhammad: 19.

Hal ini didasarkan firman Allah SWT dalam QS Ar-Ra‟d: 36 yang


terjemahannya: “....Katakanlah: „sesunggunya aku hanya diperintah untuk menyembah
Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Dia.

Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman, maka dapat dirumuskan


bahwa aqidah Islamiyah yaitu keyakinan yang mendalam tentang ke-Maha-Esaan
Allah SWT dan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW, yang berfungsu sebaga
penggerak di dalam diri seseorang sehingga seluruh aktivitasnya (gerak hati, otak dan
nafsu), ucapan dan perbuatannya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Allah SWT (Al-
Qur‟an) dan Rasul-Nya (hadits) sebagaimana yang terkandung dan dikehendaki oleh
dua kalimat syahadat.
Keimanan dan ketaqwaan dalam Al-Qur‟an selalu dijelaskan dalam satu paket
ayat, karena sasaran akhir dari keimanan adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan
dalam QS Ali Imran: 102.

Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi yang mengatur segala yang terjadii di
langit da di bumi dari „Arsy-Nya (singgasana-Nya) sebagaimana dalam QS Yunus: 3
yang terjemahannya yaitu :‟Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan
langit dan bumu dalam enam masa, kemudia Dia bersemayam di atas „Arsy untuk
mengatur segala urusan.

Fungsi keimanan dalam kehidupan Keimanan kepada Allah SWT membentuk


perilaku tauhid sebagai aplikasi dari dimensi-dimensi Iman kepada Allah SWT.

Perilaku tauhid rububiyah dan mulkiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Maha
Esa dalam menciptakan, memiliki, mengatur, menentukan takdir dan dalam
menentukan syari‟at (hukum).

Perilaku tauhid uluhiyah yaitu mengakui ke-Esaan Allah SWT dalam ke-ilahan-
Nya (ke-Tuhanan-Nya) dan ber-„ubudiyah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT
semata.

Kemudian, perilaku tauhid asma‟ wa al-shifatullah yaitu perilaku menghiasi sifat


kita dengan sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna karena kita
meyakini bahwa Allah SWT mempunyai nama lain sebagai sifat-Nya selain nama-Nya
yang Agung yaitu ALLAH.

Fungsi keimanan kepada malaikat-malaikat Allah SWT dalam kehidupan


adalah manusia akan selalu berhati-hati dalam setiap aktivitas hidupnya, selalu
mempunyai harapan positif karen amalnya tidak sia-sia, sehingga timbul sifat jujur,
amanah dalam perilakunya, dan sifat terpuji lainnya.Dengan memahami Al-Qur‟an,
kehidupan manusia akan terarah, penuh keteraturan dan ketenteraman untuk
mencapai hidup yang sejahtera dan bahagia di dalam ridha Allah SWT.Dapat
menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan tauladan dalam segenap
aspek kehidupan manusai pada umumnya dan dalam kehidupan ekonomi pada
khususnya karena Rasululah adalah seorang pemimpin dan juga pedagang.Kemudian,
fungsi beriman kepada hari Akhirat dalam kehidupan adalah sebagai motivasi bagi
setiap pribadi muslim untuk memperbanyak amal ibadah maliyah mu‟amalah dalam
mencari hidup yang ridha Allah SWT.
Oleh itu, diperlukan kiat-kiat pemeliharaan iman dari syirik yaitu menambah dan
memperdalam ilmu, membiasakan amal shalih, membiasakan jihad, berserah diri
kepada Allah SWT, selalu mencari keridhaan Allah, memakmurkan masjid,
membiasakan zikir dan membaca serta mendengarkan Al-Qur‟an.

BAB V

KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AKHLAK

Akhlak Secara etimologi, kata ahklak berasal dari bahasa Arab yang
merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan
muru’ah. Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi
pekerti, watak, tabiat.Sedang al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat
yang tetap pada jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah,
dengan tidak membutuhkan kepada pikiran (Rahmat Djatnika, 1996: 27).

Adapun ilmu akhlak oleh Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian manusia kepada sebagian lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988: 12).

Yang dinilai di sini adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
Tuhan, yakni dalam melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni
dalam bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia, dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta
dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan
makhluk Tuhan.

  Jadi,Akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah
lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela). Yang
dinilai di sini adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, yakni
dalam melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni dalam
bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia, dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta
dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan
makhluk Tuhan. Secara singkat hubungan akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak
kepada Khaliq (Allah Sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya).

BAB VI

AKHLAK REMAJA ISLAM SAAT INI

Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada yang lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Islam adalah agama yang sempurna yang di dalamnya pula mengajarkan


mengenai akhlak pergaulan yang akan menuntun manusia untuk bergaul dengan baik
yang diberkahi oleh Allah.

Islam melarang setiap manusia untuk mendekati semua hal atau perbuatan
yang akan mendatangkan atau berdekatan dengan zina.

Hidup itu pilihan yang akan menimbulkan sebab dan akibat yang terjadi apabila
kita memilih suatu pilihan seperti halnya pilihan apakah kita akan memilih dan
menetapkan pergaulan yang sesuai dengan ajaran islam atau pergaulan yang sesuai
dengan ajaran yang berkembang di dunia yang modern ini.

BAB VIII

THAHARAH DASN IMPLEMENTASINYA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Thaharah dalam ajaran Islam merupakan bagian dari pelaksanaan ibadah


kepada Allah SWT. Setiap muslim diwajibkan shalat lima waktu dan sebelum
melaksanankannya disyaratkan bersuci terlebih dahulu. Di samping sebagai suatu
kewajiban, thaharah juga melambangkan tuntutan Islam untuk memelihara kesucian
diri dari segala kotoran dan dosa.
Bersuci Secara etimologis, thaharah (bersuci) berarti bersih (nazhafah), suci
(nazahah) dan terbebas (khulus) dari kotoran, baik yang bersifat hissiy (konkret atau
dapat di indera) maupun ma‟nawiyah (abstrak). Sedangkan thaharah secara
terminologis (syara‟) adalah membersihkan diri dari hadas atau menghilangkan najis
dan kotoran. Dengan demikian thaharah syar‟i (secara syariat Islam) terbagi dua
bagian yaitu thaharah dari hadas dan dari najis.

Macam-macam air yang boleh dipakai bersuci yaitu air laut, air mata air (air
pancuran), air ledeng, air hujan, air sungai, air sumur dan air salju.

istinja‟ yaitu menghilangkan najis kencing dan nerak daripada tempat


keluarnya dengan air atau batu hingga bersih hilang najisnya. Dan yang lebih baik
mula-mula dengan batu atau lainnya kemudian dengan air.

Wudhu dapat diartikan menyengaja membasuh anggota badan tertentu yang


telah disyariatkan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang membutuhkannya
seperti shalat dan thawaf.

Mandi wajib yaitu apabila ditinggalkan tidak dilakukan maka berdsa dan tidak
sah melaksanakan ibadah seperti shalat fardu atau sunnah, membawa dan memegang
Al-Qur‟an, atau masuk dan diam di dalam masjid

BAB IX

SHALAT DAN KEUTAMAAN SHALAT

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Shalat yaitu menghadapkan jiwa (hati) kepada Allah swt. untuk menumbuhkan
rasa takut kepada-Nya serta mengakui keagungan dan kesempurnaan-Nya.

Mendirikan shalat melibatkan diri seorang muslim secara utuh dan total yang
mencakup unsur ruhani, seperti niat, mengerti setiap yang dibaca dan memahami
maknanya dan gerakan fisik sehingga shalat dapat berdampak langsung terhadap
tingkah laku hingga dapat menciptakan kemampuan untuk menghindari setiap
perbuatan keji dan munkar

Keutamaan Sholat yaitu:


 Shalat dapat menghapus dosa
 Shalat sebagai cahaya bagi orang yang mengerjakannya di dunia maupun di
akhirat
 Allah SWT akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan seseorang
karena shalat yang dikerjakannya
 Shalat juga sebagai salah satu sebab masuknya seseorang ke surga untuk
menemaniNabiSAW
 Dengan berjalan kaki ke tempat pelaksanaan shalat, kebaikan akan dicatat,
derajat akan ditinggikan dan berbagai kesalahan akan dihapuskan
 Disiapkan sambutan di surga setiap kali seseorang muslim pergi ke masjid
untuk mengerjakan shalat.

Anda mungkin juga menyukai