Ujian Tengah Semester
Ujian Tengah Semester
Ujian Tengah Semester
OLEH:
Nama : Istiani
BP : 2001051017
2021
BAB II
“Jika agama hanya dipandang sebagai formalitas, bisa saja manusia hidup tanpa
agama. Tetapi jika agama dipahami dengan adanya keinginan didalam diri manusia
untuk bertuhan, maka tidak ada satu manusia pun bisa hidup tanpa agama.”
1. Pengertian Manusia
Perlu kita pahami bahwa manusia didalam Alqur’an memiliki beberapa unsur
yang unik, atau yang mempunyai artian bahwa penyebutan manusia didalam Alqur’an
tidak hanya menggunakan satu istilah saja.
a) Basyar
Yang diambil dari kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan
baik dan indah.Kata ini menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan-
tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sedangkan
b) Insan,
Yang diambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata ini
menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga yang
membedakan satu orang dengan yang lainnya yang mempunyai perbedaan fisik,
mental, dan kecerdasan.Unsur tersebut mempunyai penyebutan masing-masing.
Dari unsur materi (Q.S As-Sajdah 7-8) manusia adalah makhluk yang
diciptakan dari tanah, artinya manusia adalah makhluk terendah. Jadi dari segi fisik,
manusia tidak bisa sombong karena kita sama-sama berasal dari tanah, tanah terletak
dibawah dan selalu diinjak. Semua manusia entah dia cantik atau tidak, dia tampan
atau tidak, kaya atau tidak, semua sama saja. kita memiliki kedudukan yang sama di
mata Tuhan. Oleh karena itu kita tidak boleh mengejek ataupun merendahkan orang
lain hanya karena fisik kita lebih baik daripada mereka. Bisa jadi mereka lebih baik
dimata Tuhan daripada kita.
Dari unsur non materi (Q.S As-Sajdah 9, Q.S Al-Isra 175) manusia adalah
makhluk spiritual, artinya bahwa manusia diciptakan untuk berpikir, dan menciptakan
sesuatu, serta melakukan kebaikan dan manusia dapat melakukan keburukan juga.
Semua itu tergantung pada pemikiran mereka, ingin melakukan kebaikan atau
keburukan.
3. Pengertian Agama
Didalam Islam, yang perlu diketahui tentang agama adalah ajaran yang kemudian
berisi tentang aturan-aturan yang wajib dilaksanakan, dan segala keharaman harus
ditinggalkan, didalam ajaran ini juga terdapat aspek ketuhanan, keimanan dan juga
sebagai pedoman hidup. Dalam Bahasa Arab, agama disebut
dengan din dimana din itu berarti kekalahan dan penyerahan diri pada pihak yang lebih
berkuasa.
a. Unsur-Unsur Agama
Upacara Keagamaan
Kelompok Penganut
Sistem Keyakinan
b. Fungsi Agama
Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus
perkembangan individual melalui berbagai krisis.
Agama memberikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara dan
rekonsiliasi di saat manusia menghadapi ketidakpastian dan frustasi.
BAB IV
Secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yaitu qa-ra-a, yaq-ra-u,
qur’an, waqura’nan yang berarti bacaan. Selanjutnya, Al-Qur’an menurut istilah adalah
firman Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
melalui malaikat Jibril yang berfungs sebagai mukjizat, bersifat mutawatir serta menjadi
ibadah membacanya.
Secara terminologis adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui
bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha illaulah
(Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah SWT) sebagaimana QS Muhammad: 19.
Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi yang mengatur segala yang terjadii di
langit da di bumi dari „Arsy-Nya (singgasana-Nya) sebagaimana dalam QS Yunus: 3
yang terjemahannya yaitu :‟Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan
langit dan bumu dalam enam masa, kemudia Dia bersemayam di atas „Arsy untuk
mengatur segala urusan.
Perilaku tauhid rububiyah dan mulkiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Maha
Esa dalam menciptakan, memiliki, mengatur, menentukan takdir dan dalam
menentukan syari‟at (hukum).
Perilaku tauhid uluhiyah yaitu mengakui ke-Esaan Allah SWT dalam ke-ilahan-
Nya (ke-Tuhanan-Nya) dan ber-„ubudiyah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT
semata.
BAB V
Akhlak Secara etimologi, kata ahklak berasal dari bahasa Arab yang
merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan
muru’ah. Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi
pekerti, watak, tabiat.Sedang al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat
yang tetap pada jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah,
dengan tidak membutuhkan kepada pikiran (Rahmat Djatnika, 1996: 27).
Adapun ilmu akhlak oleh Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian manusia kepada sebagian lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988: 12).
Yang dinilai di sini adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
Tuhan, yakni dalam melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni
dalam bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia, dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta
dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan
makhluk Tuhan.
Jadi,Akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah
lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela). Yang
dinilai di sini adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, yakni
dalam melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni dalam
bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia, dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta
dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan
makhluk Tuhan. Secara singkat hubungan akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak
kepada Khaliq (Allah Sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluq (ciptaan-Nya).
BAB VI
Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada yang lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Islam melarang setiap manusia untuk mendekati semua hal atau perbuatan
yang akan mendatangkan atau berdekatan dengan zina.
Hidup itu pilihan yang akan menimbulkan sebab dan akibat yang terjadi apabila
kita memilih suatu pilihan seperti halnya pilihan apakah kita akan memilih dan
menetapkan pergaulan yang sesuai dengan ajaran islam atau pergaulan yang sesuai
dengan ajaran yang berkembang di dunia yang modern ini.
BAB VIII
Macam-macam air yang boleh dipakai bersuci yaitu air laut, air mata air (air
pancuran), air ledeng, air hujan, air sungai, air sumur dan air salju.
Mandi wajib yaitu apabila ditinggalkan tidak dilakukan maka berdsa dan tidak
sah melaksanakan ibadah seperti shalat fardu atau sunnah, membawa dan memegang
Al-Qur‟an, atau masuk dan diam di dalam masjid
BAB IX
Shalat yaitu menghadapkan jiwa (hati) kepada Allah swt. untuk menumbuhkan
rasa takut kepada-Nya serta mengakui keagungan dan kesempurnaan-Nya.
Mendirikan shalat melibatkan diri seorang muslim secara utuh dan total yang
mencakup unsur ruhani, seperti niat, mengerti setiap yang dibaca dan memahami
maknanya dan gerakan fisik sehingga shalat dapat berdampak langsung terhadap
tingkah laku hingga dapat menciptakan kemampuan untuk menghindari setiap
perbuatan keji dan munkar